Tim pengabdian kepada masyarakat “Intan Marsekal” dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta meraih juara video terbaik, yang ditunjuk menjadi salah satu perwakilan universitas untuk mengikuti Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat DRTPM Kemendikbudristek.

Intan Marsekal sendiri memiliki kepanjangan Intensifikasi Budidaya Perikanan Mandiri berbasis Sumber Daya Lokal yang merupakan nama program pengabdian yang dilaksanakan.. Tim ini berhasil meraih juara 3 Video Pengabdian Terbaik di agenda seminar hasil tersebut yang diselenggarakan di Novotel Samator Surabaya hari Jum’at (1/3) hingga hari Sabtu (2/3).

“Kami bersyukur mendapatkan kesempatan untuk membagi pengalaman kami dalam seminar hasil pengabidan yang diselenggarakan oleh DRTPM Kemendikbudristek. Terlebih kami mendapatkan penghargaan dalam kategori Video Terbaik peringkat 3”, jelas Arif, selaku Ketua Tim Intan Marsekal.

Arif menambahkan bahwa agenda seminar hasil pengabdian tersebut menjadi kesempatan yang baik bagi tim untuk saling sharing mengenai pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. Masukan-masukan yang diberikan reviewer akan menjadikan pengabdian selanjutnya lebih berkualitas dan lebih banyak kebermanfaatannya.

Tim Intan Marsekal terdiri dari 4 orang dosen yaitu Arif Bimantara, S.Pi., M.Biotech. dari Program Studi Bioteknologi sebagai Ketua Tim, Dr. M. Nurdin Zuhdi, S.Th.I., M.S.I dari Program Studi Fisioterapi serta Ade Putranto Prasetyo Wijiharto Tunggali, S.I.Kom., M.A. dan Rinta Arina Manasikana, S.I.Kom., M.A. dari Program Studi Komunikasi. Mahasiswa juga dilibatkan dalam pengabdian ini untuk meningkatkan kepekaan sosial serta keterampilan berkomunikasi di masyarakat.

Tim ini melaksanakan seminar hasil bersama 90 tim pengabdian lain yang berasal 69 universitas di seluruh Indonesia. UNISA Yogyakarta sendiri mendorong setiap dosen untuk giat dalam kegiatan penelitian maupun pengabidian sehingga setiap tahun berhasil mendapatkan hibah pendanaan dari DRTPM Kemendikbudristek.

Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Biro Aset dan Umum (BAU), serta Biro Humas dan Protokol (BHP) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar kegiatan Refreshing Pelayanan Prima, Minggu (25/02). Acara yang diadakan di lantai 4 gedung Siti Moendjijah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman karyawan UNISA Yogyakarta, termasuk Satpam, Driver, dan Cleaning Service (CS), tentang konsep layanan prima berdasarkan nilai-nilai Islam Berkemajuan, serta sikap dan perilaku profesional dalam memberikan pelayanan kepada semua stakeholders UNISA Yogyakarta.

Dalam acara yang dihadiri oleh 98 peserta ini, terdapat 3 narasumber yang memberikan materi berharga. Salisul Hakim, kepala BPSDM memaparkan profil UNISA Yogyakarta secara mendetail. Sementara itu, Suprihatin Wijayanti, kepala BAU, menjelaskan tanggung jawab dari masing-masing pekerjaan yang ada di lingkungan kampus. Tak ketinggalan, Sinta Maharani, kepala BHP, memberikan contoh konkret tentang service excellent, baik dalam menghadapi stakeholders secara langsung maupun melalui saluran telepon.

Sinta mengungkapkan harapannya terhadap peserta kegiatan ini, “Dengan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal mereka, sehingga mampu berinteraksi dengan semua stakeholders universitas secara efektif dan ramah.”

Diharapkan setelah kegiatan ini, peserta akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pelayanan prima dalam konteks pendidikan tinggi dan dampaknya terhadap citra dan reputasi universitas.

Acara Refreshing Pelayanan Prima ini merupakan langkah nyata UNISA Yogyakarta dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada semua pihak yang terlibat dalam lingkungan kampus.

Tim Pengabdian Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menyelenggarakan pengabdian masyarakat di kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) Mina Sida Karya Desa Sida Mulih Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas.  Rangkaian kegiatan ini dilangsungkan di wilayah POKDAKAN Mina Sida Karya satu pengurus desa wisata dari Juli hingga Oktober 2023.

Kegiatan tersebut melibatkan Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Mina Sida Karya yang beranggotakan 8 orang. Tim Intan Marsekal yang terdiri dari Arif Bimantara (Prodi Bioteknologi), M. Nurdin Zuhdi (Prodi Fisioterapi), Ade Putranto Prasetyo Wijiharto Tunggali (Prodi Ilmu Komunikasi), Rinta Arina Manasikana, Dyas Ilham, Raka Al Marij, Nizar Abdurrafi, Najjiya Tsalitsa Maqdisa Mahmuds, dan Erpika Ambar Wahyuningsih memberikan materi dan pelatihan kepada anggota POKDAKAN Mina Sida Karya.

            “Mitra sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang dengan baik sehingga produktivitas budidayanya dapat meningkat. Namun karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola budidaya gurame, maka usaha yang dilaksanakan selalu kurang optimal,” jelas Arif Bimantara, S.Pi., M.Biotech. selaku ketua tim pengabdia, mengenai permasalahan yang coba diselesaikan melalui program pengabdian. Arif menambahkan bahwa program intensifikasi budidaya perikanan mandiri berbasis sumberdaya local (INTAN MARSEKAL) bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki mitra sehingga produktivitasnya meningkat. Program pengabdian yang dilaksanakan meliputi workshop intensifikasi budidaya perikanan, pembuatan sumur bor, workshop produksi pakan mandiri berkelanjutan dan workshop digital branding.            

“Program Intan Marsekal sangat membantu kami dalam mengelola budidaya ikan gurame. Selama ini kami masih menggunakan cara tradisional dalam menjadalankan budidaya, setelah mengikuti kegiatan pengabdian terdapat banyak hal yang perlu kami benahi”, tegas Ruswanto selaku Kepala POKDAKAN Mina Sida Karya. Ruswanto juga menyatakan sangat gembira mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi, dalam hal ini UNISA Yogyakarta, dalam meningkatkan produktivitas usaha dari kelompok yang ia pimpin. UNISA Yogyakarta menjadikan program pengabdian menjadi kewajiban bagi seluruh dosen agar ilmu yang dimiliki dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Biro Humas dan Protokol Universitas `Aisyiyah Yogyakarta menyelenggarakan workshop dengan tema Personal Branding and Excellent Service In The New Era, dengan mengajak seluruh pimpinan, dosen, serta tenaga kependidikan di lingkungan kampus Unisa Yogyakarta melalui platform Zoom, Senin (26/07).

Yuli Isnaeni, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom selaku Wakil Rektor II mengatakan kegiatan workshop mengambil topik yang sangat penting bagi seluruh civitas akademika Unisa Yogyakarta di masa pandemi sekarang, karena disaat seperti ini semuanya menjadi sulit.

“Dimana mana banyak hambatan karena situasi ini, akan tetapi kita semuanya tidak mudah menyerah dan terus berusaha untuk mengembangkan diri dengan diadakanya kegiatan oleh Biro Humas dan Protokol,” tutur Yuli.

Kegiatan workshop kali ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. Devie Rahmawati (Tenaga Ahli Menteri KOMINFO) dan Ir. Herawati Widodo, MM (Citra Emas Public Relation), dimana mereka berdua ahli dalam bidang Personal Brandingserta Excellent Service.

Seperti apa yang disampaikan oleh Herawati mengenai Excellent Service, setiap customer akan melalui beberapa titik didalam rangkaian pekerjaan atau pelayanan, dan mereka akan bertemu dengan security, bagian keuangan, bagian pendaftaran dan juga kehumasan.

“Salah satu titik tersebut ada yang kurang ramah dalam pelayananya akan selalu diingat oleh customer, karena customer hanya mengingat hal yang negatifnya saja, tetapi apabila mereka mendapatkan kesan yang baik dalam pelayanan diseluruh titik, maka akan timbul kepuasan kepada Unisa Yogyakarta,” tutur Herawati.

Hal yang sama dikatakan oleh Devie dalam sesi kedua, bahwa semua orang dapat menjadi CCTV, karena segala perkataan, perbuatan bahkan pikiran bisa direkam dengan baik apapun yang dilakukan.

“Saya ambil contoh grup boy band asal Korea Selatan yaitu BTS, yang bisa membangun citra diri yang sehat dan mempunyai banyak fans diseluruh dunia. BTS ini tidak hanya bisa dikatakan sebagai kelompok musik yang hanya bernyanyi dan menari, tapi mereka mewakili nilai-nilai Korea Selatan,” ucap Devie.

Workshop ini sendiri dihadiri 119 peserta yang terdiri dari para dosen dan tenaga kependidikan Unisa Yogyakarta.

 

Wasathiyah Islam Muhammadiyah adalah Gerakan wasathiyah Islam yang berdasarkan kepada ajaran dan nilai-nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Unsur-unsur peradaban seperti keindahan, kebersihan, ketinggian ilmu terkandung dalam ajaran Islam di dalam Alquran maupun di dalam hadis Nabi Muhammad. Hal tersebut di sampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, dalam kegiatan Pengajian Ramadhan 1442 H di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA),  Selasa (27/4).

Mu’ti mengatakan, tujuh nilai Islam Wasatiyah yang tertuang dalam ‘Bogor Message on Wasatiyah Islam’ dapat menjadi prioritas. Bogor Message atau deklarasi Pesan Bogor merupakan hasil kesepakatan para ulama, yang merumuskan tujuh nilai universal yang diterima di seluruh dunia Islam.

Dalam Pesan Bogor tersebut ditekankan tujuh nilai utama dalam Islam Wasatiyah, di antaranya Tawazun  (seimbang dalam meraih hal yang material dan spiritual), I’tidal (berperilaku proporsional dan adil dengan penuh tanggung jawab), Tasamuh(memahami dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan), Shura (bermusyawarah dan berusaha menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan Bersama-sama ), Islah (senantiasa meningkatkan  dan memperbaharui perilaku untuk kebaikan bersama ), Qudwah (menjadi teladan, pelopor dan senantiasa mengambil prakarsa untuk menciptakan kesejahteraan Bersama ), dan Muwathanah  (mengakui eksistensi negara dan menjadi warga negara yang patuh terhadap hukum dan peraturan).

Mu’ti menambahkan, seyogyanya umat muslim memahami posisi mereka sebagai khairu ummah (umat terbaik) dan umat tengahan (wasathiyah) dengan menghadirkan apa yang dirasakan oleh orang lain sebagai bagian dari ciri peradaban. Cirinya antara lain umat terbaik yang keindahan dan kebaikannya teramati secara fisik; berilmu dan bertindak bijaksana dengan ilmunya; mengamalkan ajaran agama secara wajar, sesuai yang diajarkan, tidak berlebih-lebihan; melaksanakan dan menegakkan hukum secara adil; mengambil jalan tengah dalam menyelesaikan masalah; moderat dalam menyikapi perbedaan.

“Maka dengan pengertian ini, Islam yang sempurna itu yang tampilan lahiriahnya indah, menyenangkan, dan mempunyai daya tariknya sendiri karena keindahan itu. Karena Islam wasathiyah harus menampilkan Islam yang membuat orang senang dengan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin itu apakah dari perilakunya, atau secara fisik bisa diamati,” jelasnya.