Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta melangsungkan studium generale bagi mahasiswa semester II dan IV pada Rabu, (14/03). Studium generale yang dilangsungkan di Aula STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta tersebut mengambil tema “Prospek Profesi Keperawatan”.
Ketua Program Studi Ilmu Kepearawtan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Ery Khusnal,MNS mengatakan bahwa menjadi perawat hendaknya adalah menjadi perawat yang berilmu karena berilmu adalah ciri orang yang beramal. Perawat yang memiliki ilmu dan perawat yang tidak berilmu pastinya akan berbeda nilainya dihadapan Allah. Maka dari itu untuk menambah ilmu mahasiswa keperawatan digelar kegiatan ini.
Studium generale kali ini menghadirkan Profesor Keperawatan di Indonesia, Prof. Achir Yani S Hamid, D.N.Sc. Beliau pernah menjabat sebagai ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pusat selama 2 periode. Saat memberika pemaparan beliau menjelaskan bahwa perlu bangga berprofesi sebagai perawat. Profesi Keperawatan sudah diakui sehingga diakui pula kemandirian keilmuan keperawatan. Sebagai perawat tidak boleh berhenti hanya sampai strata satu saja melainkan harus lebih berkembang. “Saat ini sudah ada Doktor keperawatan, Guru Besar keperawatan”, tuturnya.
Achir menambahkan, dalam bekerja sebagai perawat ada pekerjaan yang harus kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan ada pula yang dilakukan oleh perawat sendiri (otonom) yaitu yang berkaitan dengan 14 kebutuhan dasar manusia. Otonom maksudnya pengaturan diri sendiri sebagai profesi yang berdasarkan standar profesi dan kode etik. Dahulu, dokter memberi order dan perawat menerima order kemudian menjalankannya, namun sekarang perawat bisa melakukan sendiri/memiliki inisiatif/wewenang. Misalnya pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan dan tritmen keperawatan. Contoh tritmen keperawatan antara lain mengurangi rasa cemas pasien, memberikan kebutuhan elektrolit cairan pada tubuh pasien dan sebagainya.
Achir juga memaparkan peluang kerja sebagai perawat terbuaka lebar baik di dalam maupun luar negeri. Beberapa bentuk entrepreunership keperawatan antara lain praktek perawat mandiri, memiliki fasilitas pelayanan kesehatan (klinik kesehatan, nursing homes), memiliki unit manajemen home care, memiliki fasilitas penunjang pelayanan kesehatan (menyewakan fasilitas/alat kesehatan, seragam dan lainya), memiliki biro konsultasi, usaha jual beli produk, perawat memimpin unit rehabilitasi, pelayanan gawat darurat, klinik atau pelayanan hotline, perawat sebagai konsultan, perawat yang dikontrak untuk mengelola unit layanan publik. Diakhir pemaparan Achir berpesan, “orang akan lupa apa yang anda katakan, mereka tidak pernah lupa bagaimana membuat mereka merasakan”.

