Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar disemua lini kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang pendidikan. Berhubungan dengan hal itu Fakultas Ilmu Ekonomi, Sosial, dan Humaniora (FEISHum) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, khususnya program studi Administrasi Publik berkomitmen mengadakan kuliah umum maupun webinar secara berkelanjutan baik Nasional maupun Internasional, tentunya dilakukan secara daring akibat pandemi Covid-19 yang mengharuskan untuk tidak membuat kerumuman dan mengindahkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pada kesempatan kali ini Senin (15/3), program studi Administrasi Publik Unisa Yogya kembali mengadakan Webinar Seri Kepemimpinan dengan tajuk “Peran Diplomatik pada Tatanan Dunia Baru” dengan menghadirkan narasumber Hajriyanto Y. Thohari yang menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Beirut, Lebanon yang dihadiri oleh seratus lebih partisipan dari kalangan mahasiswa, dosen, dan umum.
Awal sesi Webinar Seri Kepemimpinan ini dibuka oleh Dekan FEISHum Unisa Yogya Mega Ardina, S.P., M.Sc dalam sambutannya mengatakan, dengan adanya webinar ini semoga dapat membuka wawasan luas masyarakat Unisa terhadap dunia Internasional, dan juga berharap supaya program-program seperti ini dilakukan secara berkelanjutan.
Dalam kesempatan ini Hajriyanto menyampaikan materi tentang Peran Diplomasi Dalam Dinamika Tata Baru Hubungan Internasional. Terkait tema tersebut paparan yang disampaikan Hajriyanto mengenai Dinamika Hubungan Internasional, mengenai sejarah kenapa sebuah diplomasi sangat penting untuk dilakukan sejak berakhirnya perang dingin yang dianggap sebagai titik balik perubahan rezim Internasional yang ditandai dengan berakhirnya komunisme, kemunduran Uni-Soviet sebagai salah satu negara super power sehingga tidak mampu mempertahankan kekuatan militer globalnya dan menyaingi Amerika Serikat yang kini menjadi negara adidaya dunia.
Hajriyanto mengungkapkan bahwa dinamika hubungan Internasional telah banyak berubah dari berbagai kecenderungan secara substansi sangat berbeda dari masa sebelumnya. Mulai dari perubahan aktor hubungan Internasional, arus globalisasi dan interdenpendensi semakin menguat, saling keterkaitan antara berbagai masalah-masalah global, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, keamanan, lingkungan hidup dan lain sebagainya. Tidak terlepas juga dari timbulnya masalah-masalah transnasional, seperti Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi, good governance, dan lingkungan hidup dalam agenda Internasional.
Inti dari materi yang disampaikan mengerucut pada Diplomasi Dalam Tatanan Baru Hubungan Internasional, seperti diketahui praktik diplomasi semakin dibutuhkan dan sangat penting dalam tatanan baru hubungan Internasional.
“Pada era baru ini diplomasi tidak lagi hanya identik dengan pertemuan atau perundingan yang dilakukan antar negara sebagaimana diplomasi yang berkembang pada era tradisional. Diplomasi menunjukkan peningkatan peran yang sangat signifikan seiring dengan semakin kompleksnya isu-isu dalam hubungan internasional. Diplomasi menjadi lebih fleksibel karena dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun, dan dalam bentuk apapun,” Ungkap Hajriyanto.
Hajriyanto untuk pertama kalinya membeberkan tentang Multi Track Diplomacy yang didalamnya terdapat delapan poin penting yaitu diplomasi oleh pemerintah, diplomasi oleh aktor professional atau aktor non pemerintah, diplomasi melalui jalur bisnis dan perdagangan, diplomas oleh masyarakat (citizen diplomacy), diplomasi melalui pendidikan dan pelatihan, diplomasi oleh aktivis dari berbagai bidang, diplomasi agama, diplomasi melalui jalur pendanaan atau penyelesaian konflik melalui ketersediaan aset, dan diplomasi melalui media massa dengan menmanfaatkan teknologi komunikasi dan infomasi untuk membangaun infomasi public.
Sesi terkahir dalam rangkain acara ini yaitu tanya jawab yang diberikan kesempatn kepada beberapa partisipan. Salah satu pertyanyaan yang memilik jawaban menarik dari Hajriyanto tentang diplomasi bidang pendidikan, Hajriyanto memberikan tips kepada Unisa Yogya untuk membangun jaringan dsn komunikasi yang luas supaya dapat melaksanakan student exchange untuk skala yang lebih luas jangkauannya, Hajriyanto menyatakan siap membantu ketika suatu saat Unisa Yogya akan mekakukan kerja sama dengnan Universitas yang ada di Lebanon.
*Muhammad Syahroni