Interdisciplinary care merupakan konsep yang berfokus problem proses, sharing dan bekerja secara bersama dalam tim kesehatan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan. Seiring dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) serta adanya pengembangan dan pelaksanaan program interprofesional education (IPE) di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA Yogyakarta) yang menitik beratkan pada pembelajaran kolaborasi intrerdisipline, dan sertauntukmemberikan kesempatan diskusi keilmuan antar dan lintas profesi/keilmuan, maka upaya implementasi kolaborasi secara nyata telah dilakukan dalam bentuk layanan homecare yang saat ini melibatkan 4 Profesi kepada masyarakat yang membutuhkan layanan dalam waktu yang relative lama (Longterm care)
Kolaborasi dilakukan oleh Program Studi Keperawatan, Fisioterapi, Gizi (FIKES) dan Psikologi (FEISHUM) UNISA Yogyakarta yang didukung oleh pusat layanan Homecare RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Program ini merupakan bagian dari program Hibah Riset Kemanusaian LPDP tahun 2021-2022. Melalui program ini diharapkan adanya sebuah inovasi pembelajaran berbasis kemanusaian yang mengintegrasikan system pembelajaran yang sekaligus memberikan pelayanan kesehatan/pengabdian masyarakat yang melibatkan mahasiswa secara (aktive) langsung, dan sebagai model kegiatan kemanuasian yang dapat di adopsi sebagai model pemebelajaran berbasis interdisipline berdasarkan kasus secara langsung pada pasien. Program ini memberikan pengalaman secara langsung kepada mahasiswa dan mengakomodir pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan bagi pasien yang membutuhkan.
Tercatat 12 pasien homecare dengan berbagai masalah kesehatan (seperti luka deabetik, luka decubitus, kelemahan dan gangguan mobilitas, gangguan eliminasi) yang didampingi dalam kurun waktu rerata 6 bulan untuk mendapatkan perawatan dan lelayanan kesehatan secara komprehensif yang ditinjau dari aspek fisik dan psikologis. Perawatan dilakukan oleh Perawat layanan homecare PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dan delapan mahasiswa terlibat secara langsung dan berperan sesuai dengan bidang kompetensi profesinya masing-masing. Program ini juga didukung oleh dosen internal prodi UNISA Yogyakarta dan praktisi yang terlibat sebagai expert dan superfisor untuk mendampingi dan memberikan pemahaman yang comprehensive kepada mahasiswa peserta terkait dengan permasalahan yang ada pada pasien yang tergabung dalam pelayanan homecare.
Kedepan program interdiscipline ini akan terus diadaptasi untuk kemudian menjadi program yang berkelanjutan dengan melakukan pengembangan kolaborasi profesi sesuai dengan kebuthan layanan kesehatan yang dibutukan oleh pasien dan keluarga (patient centered care). Salah satu program kelanjutan yang akan dilakukan adalah ProgramLong Interdisciplinary Community Care Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (PoLICe_Unisa) yang telah mendapatkan hibah dari Kemendekbud Ristek pendanaan tahun 2022. Oleh: Wantonoro, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.M.B., PhD
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/shutterstock_1240323742.jpg6671000biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-21 14:50:062022-07-21 14:50:07FIKES dan FEISHUM Unisa Yogyakarta Implementasikan program interdisciplinary homecare sebagai bagian dari MBKM
Program Studi D3 Radiologi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mendapatkan monitoring evaluasi (monev) pasca akreditasi dari lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAMPTKES), Selasa (20/7) secara daring melalui zoom.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta, Dr. Ismarwati, SST., MPH, dalam sambutannya menyampaikan sangat menyambut baik monitoring evaluasi ini sebagai suatu hal perbaikan untuk prodi Radiologi. Oleh karena itu seluruh tim prodi telah menyiapkan data dan kegiatan ini dengan maksimal. Harapannya akreditasi yang akan datang akan meraih predikat unggul.
Sementara itu, Asesor LAMPTKES, Jeffri Ardiyanto, M.App.,SC, mengatakan bahwa monev ini sebagai upaya LAMPTKES agar institusi melakukan perbaikan secara berkala. Adanya rekomendasi dari akreditasi yang lalu harapannya sudah ditindaklanjuti. Pada hari ini asesor akan melakukan verifikasi dokumen dan mengecek perkembangan yang telah dilakukan oleh prodi Radiologi. Harapannya, monev ini bukan hanya keharusan karena akan dilaksanakan re akreditasi, namun dapat dimaknai sebagai proses budaya mutu yang berkelanjutan. Dalam monev ini program studi menyampaikan presentasi mengenai perkembangan program studi sekaligus bukti dokumen tindak lanjut.
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/WhatsApp-Image-2022-07-20-at-09.03.04.jpeg7201280biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-20 09:45:562022-07-20 09:45:58Menuju Unggul, Program Studi D3 Radiologi Mendapatkan Monev dari LAMPT-Kes
Saat ini sudah banyak yang membahas tentang Stunting. Namun apakah benar semua sudah mengetahui apa itu stunting? Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak. Gangguan tersebut disebabkan karena kekurang gizi dalam jangka waktu yang lama (kronis), yakni tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya.
Salah satu prioritas pemerintah saat ini adalah penanganan stunting. Upaya yang sedang digencarkan di Indonesia merupakan bentuk pencegahan agar stunting tidak lagi terjadi. Oleh karena itu, perlu kerjasama dan kesadaran warga masyarakat akan pentingnya memutus mata rantai stunting. Kita berharap anak-anak Indonesia tanpa stunting akan tumbuh optimal, kreatif, cerdas, dan mampu bersaing secara global. Menurut Menkes RI, ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah stunting, yaitu perbaikan pemenuhan nutrisi, pola asuh anak, sanitasi lingkungan dan akses air bersih.
Sebagai salah satu upaya tersebut, Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Ririn Wahyu Hidayati dari Program Studi Gizi melakukan pendampingan kader dan penyuluhan di Dusun Klaci I, Kelurahan Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Kegiatan ini diksanakan bersama dengan tim mahasiswa KKN Tematik Stunting Unisa Yogyakarta yang diketuai oleh Shafa Ramadhita dari Program Studi Gizi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Kegiatan dilakukan selama satu bulan dari 13 Juni 2022 sampai 11 Juli 2022.
Rangkaian kegiatan diawali dengan kegiatan “DAHSAT” (Dapur Sehat Atasi Stunting) tanggal 28 Juni 2022 bersama kader dan orang tua balita, khususnya balita yang terdiagnosa stunting. Hasil kegiatan ini selanjutnya dibuatlah booklet menu “DAHSAT. Kegiatan selanjutnya adalah pendampingan kader posyandu dalam menerapkan prinsip 5 meja pada tanggal 4 Juli 2022 dan dilanjutkan praktik langsung pada saat pelaksanaan Posyandu tanggal 5 Juli 2022. Kegiatan dilakukan secara berkesinambungan dengan harapan informasi dapat langsung diterapkan oleh kader. “Kegiatan ini kami susun bersama mahasiswa KKN Unisa Yogyakarta, sedemikian rupa berurutan dengan harapan materi yang sudah disampaikan itu dapat langsung diaplikasikan,” ujar Ririn Wahyu Hidayati.
Sebagai tanggapan, Kepala Dusun Klaci I menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Ririn Wahyu Hidayati dan tim KKN Tematik Stunting Unisa Yogyakarta yang telah memberikan kontribusi besar untuk para kader, dan masyarakat pada umumnya. Terutama dalam hal mengatasi stunting di Dusun Klaci 1, yang berupa pendampingan kader posyandu, penyuluhan Kesehatan, mengembangkan menu hingga pembuatan booklet. “Alhamdulillah, terimakasih banyak ilmunya untuk masyarakat kami, InsyaAllah ini semua sangat bermanfaat untuk kami bisa berkembang lebih baik ke depannya,” ujarnya. Perlu digarisbawahi bahwa kondisi stunting tidak hanya secara estetik badan pendek saja, namun kondisi ini sangatlah berkaitan dengan kemampuan berfikir. Kondisi anak stunting, susunan syaraf otak tidak dapat berkembang optimal. Sedangkan otak sebagai pengatur kerja tubuh. Dapat dibayangkan, jika otak tidak berkembang dengan baik maka perintah yang disampaikan ke seluruh tubuh tidak akan tersampaikan dengan baik. Akibatnya tubuh akan tumbuh tidak optimal sesuai dengan usianya. Stunting menjadi PR bersama, kita pustus mata rantai stunting dari berbagai arah melalui “DAHSAT”.
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/WhatsApp-Image-2022-07-20-at-08.08.11.jpeg16001200biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-20 08:22:232022-07-20 08:22:25Dosen Unisa Yogyakarta Bersama Mahasiswa Usung “DAHSAT” sebagai solusi mengatasi Stunting
Kegiatan penelitian semakin dituntut untuk memberikan kontribusi secara langsung ke masyarakat. Riset-riset yang sedang berkembang saat ini adalah riset multidisiplin. Riset multidisiplin dinilai mampu meberikan manfaat penelitian yang lebih luas. Penelitian kedepan juga harus mampu menjawab permasalahan secara komperehensif. Jawabannya tidak hanya dari satu bidang ilmu saja melainkan dari pendekatan berbagai disiplin ilmu, dari latar belakang keahlian dan fungsi yang berbeda.
Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta menggelar Workshop penelitian lintas disiplin ilmu dan publikasi Internasional bagi dosen yang ada di lingkungan Unisa Yogyakarta, kegiatan tersebut memiliki tema “Mengulas Metodologi Penelitian Lintas Disiplin Ilmu di Bidang Kewirausahaan Menuju Publikasi Internasional Bereputasi.” Di ruang sidang Gedung Siti Moendjijah, 19 – 20 Juli 2022.
Plt. Dekan FEISHum Unisa Yogyakarta Nur Fitri Mutmainah, S.I.P., M.PA dalam sambutanya mengatakan bahwa Tridharma Perguruan Tinggi (PT) ada 3 komponen wajib yang harus dipenuhi oleh PT untuk mewujudkan kualitas PT yang baik, dan tentunya kontribusi dari civitas akademik mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan dan melaksanakan pencapaian tersebut.
“Dosen bagian penting dalam pencapaian tersebut, mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan pengembangan keilmuan, yang relevan dan inovatif demi mewujudkan generasi muda yang berkualitas,” ucap Iin.
Dalam kegiatan Workshop kali ini mengundang 2 narasumber yaitu Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom., Cand.Merc., Ph.D dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memaparkan mengenai penelitian lintas disiplin ilmu di bidang kewirausahaan serta memberikan Identifikasi bidang ilmu yang terkait dengan tema penelitian kewirausahaan, narasumber kedua Hafiez Sofyani, S.E., M.Sc, Ph.D (Cand) dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). 50 peserta hadir dalam Workshop yang diadakan Offline dihari pertama dan diadakan secara Online dihari kedua.
Istilah inklusi menggambarkan suatu filosofi pendidikan dan sosial, yaitu kepercayaan bahwa semua orang merupakan bagian yang berharga dalam kebersamaan masyarakat (apapun keadaannya). Jika dikaitan dengan pendidikan, dapat diartikan bahwa semua anak berhak menyatu dalam komunitas sekolah yang sama (apapun latar belakangnya). Dalam filosofi inklusi penuh, tidak dipermasalahkan apakah anak dapat mengikuti program pendidikan regular / umum, akan tetapi lebih melihat pada guru dan sekolah beserta sistemnya untuk mau dan mampu melakukan adaptasi atau modifikasi program pendidikan sesuai dengan kebutuhan anak tersebut (Mangunsong, 2009).
Di Indonesia, penerapan pendidikan inklusi dilandasi oleh nilai – nilai luhur Pancasila yang dimanifestasikan dalam wujud Bhineka Tunggal Ika. Filosofi ini sebagai wujud pengakuan kebhinekaan manusia, baik secara vertical maupun horizontal yang mengembang misi sebagai umat Tuhan di muka bumi (Abdurrahman, 2003). Penyelenggaraan pendidikan inklusi dijamin oleh Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51:“Anak penyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa”.
Sementara di Yogyakarta penyelenggaraan pendidikan inklusi dipayungi oleh Peraturan Gubernur DIY Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Pasal 1 ayat 2, “Sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”.
Undang-undang dan Peraturan Daerah tersebut telah menggerakkan masyarakat, terutama orangtua yang memiliki ABK untuk menyekolahkan anaknya di sekolah reguler di berbagai jenjang pendidikan, termasuk pada jenjang pendidikan nonformal Taman Kanak-Kanak. Dari 1,6 juta ABK di Indonesia, 18 % sudah mendapatkan layanan pendidikan. Sekitar 115 ribu ABK sekolah di SLB dan 299 ribu sekolah di sekolah reguler / inklusi (www.kemendikbud.go.id, 2017). Jumlah tersebut cukup banyak, namun belum dibarengi dengan penyiapan SDM terutama guru yang memahami tentang pendidikan inklusi. Guru regular banyak yang belum memiliki basic pendidikan inklusi, sehingga belum mampu menemu kenali / mendeteksi siswa berkebutuhan khusus, sehingga dapat menimbulkan judgement ke siswa. Selain itu, kurangnya kompetensi pedagogik sebagai guru inklusi menjadikan guru kelas cenderung menangani siswa berkebutuhan khusus masih disamakan dengan siswa reguler lainnya.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melalui program pengabdian kepada masyarakat memberikan “Pelatihan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Inklusi” yang diselenggarakan di SD 2 Petir yang merupakan salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Yogyakarta. Pelatihan ini dilaksanakan 2 hari tanggal 7- 8 Juli 2022.
Pelatihan diawali dengan pretest untuk mengetahui wawasan guru terkait dengan pendidikan inklusi dan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber. David Sulistyawan Aditya, S.Pd.,M.Hum selaku narasumber pertama memaparkan mengenai konsep pendidikan inklusi dan karakterstik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Narasumber menjelaskan tentang konsep pendidikan di Iindonesia yang sampai detik ini masih berada di equality (persamaan) bukan equity (keadilan). Apabila kita terus memberikan hak yang sama kepada individu yang berbeda, tentu tidak sama atau adil. Akan tetapi, jika kita memberikan hak yang sesuai dengan keadaan setiap individu yang berhak menerima, tentu akan memberikan keadilan diantara yang berbeda. ABK merupakan bagian terpenting dari sistem penyelenggaraan pendidikan inkusi. ABK bukan lagi sebagai objek pendidikan melainkan sebagai subjek pendidikan, sehingga harus diperlakukan seperti siswa pada umumnya dan mendapatkan hak yang sesuai kebutuhan ABK tersebut. Berdasarkan kategorisasi yang ditinjau dari sudut pandang psikologi dan layanan pendidikan, maka ABK terdiri dari tunanetra, tunarungu-wicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, autis, tunaganda, ADHD, gangguan belajar spesifik, CIBI, indigo, dan anak kurang beruntung.
Setelah guru memahami secara teoritis mengenai konsep pendidikan inklusi dan juga karakteristik ABK, narasumber kedua Komarudin, M.Psi.,Psikolog mengajarkan guru untuk melakukan deteksi dini terhadap siswa yang dicurigai sebagai ABK dengan menggunakan instrument observasi yang sudah terstadardisasi. Guru – guru tampak autusias dalam mengisi lembar observasi dengan membayangkan siswa yang diamati saat proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya para peserta berhasil menyusun profile siswa yang dicurigai sebagai ABK sebagai bentuk deteksi dini. Hasil deteksi dini ini diharapkan dapat digunakan pihak sekolah dalam merekomendasikan siswa untuk diasesmen lebih lanjut oleh pihak yang kompeten, sehingga tidak akan muncul lagi justifikasi terhadap siswa di sekolah inklusi.
Reaksi guru-guru ketika diberikan pelatihan tentang pendidikan inklusi dan praktik pendeteksian dini ABK sangat bersemangat dan mereka bertukar cerita kepada narasumber tentang siswa-siswa yang menunjukkan gejala-gejala ABK. Beberapa guru, mengatakan bahwa penjelasan narasumber mengenai pendidikan inklusi dan praktik deteksi dini ABK sangat bermanfaat bagi mereka karena dengan adanya pelatihan tersebut, para guru menjadi lebih paham bukan hanya tentang pendidikan inklusi tetapi memahami karakteristik ABK, menjadi paham apa langkah selanjutnya untuk menindak lanjuti pelayanan terhadap ABK, dan menghasilkan asesmen ABK yang baru untuk menambah ilmu mereka tentang ABK. Kepala sekolah SD 2 Petir, Ibu Ekowati Purwaningsih, S.Pd mengatakan bahwa suasana workshop yang tidak tegang tetapi hidup seperti sedang diskusi serius tetapi dibalut dengan kehangatan didalamnya. Beliau berharap adanya pelatihan ini terus dilaksanakan karena meberikan kebermanfaatan antara UNISA Yogyakarta dengan SD 2 Petir. Peneyelenggaraan pelatihan ini juga didukung oleh pengawas SD kapanewon Piyungan Bapak Muhammad Jamroni, S.Pd yang turut hadir dan memberikan motivasi kepada tim penyelenggara dan peserta. Beliau juga berharap UNISA Yogyakarta semakin maju dan selalu menjadi pilihan masyarakat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Processed with VSCO with al1 preset
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/20220707_083634-scaled.jpg19202560biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-19 13:27:522022-07-19 13:27:54UNISA Support Pendidikan Inklusi di Yogyakarta Melalui Pelatihan Guru Reguler
Program Studi S1 Fisioterapi dan Pendidikan Profesi Fisioterapi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mendapatkan monitoring evaluasi (monev) pasca akreditasi dari lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAMPTKES), Senin (18-19/7) secara daring melalui zoom.
Wakil Rektor 1 Unisa Yogyakarta, Taufiqur Rahman, MA., Ph.D, dalam sambutannya menyampaikan bahwa monitoring evaluasi pasca akreditasi ini sebagai bagian komitmen Unisa Yogyakarta untuk terus beruapaya meningkatkan mutu pembeajaran, pendidikan dan juga upaya continous improvement untuk prodi S1 Fisioterapi. Oleh karena itu seluruh tim prodi telah menyiapkan data dan kegiatan ini dengan maksimal. Harapannya akreditasi yang akan datang akan meraih predikat unggul.
Taufiq juga menyampaikan Prodi Fisioterapi mengalami perkembangan yang luar biasa, banyak meraih prestasi antara lain yang paling terbaru adalah mendapatkan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dari Kemendikbud Ristekdikti yang saat ini masuk tahun kedua. Ini merupakan bukti kepercayaan pemerintah terhadap fisioterapi untuk mendorong percepatan kualitas di prodi S1 Fisioterapi.
Sementara itu, Asesor LAMPTKES, Dr. Tiar Erawan., S.Ft., Physio., M.Kes, mengatakan bahwa monev ini sebagai upaya LAMPTKES agar institusi melakukan perbaikan secara berkala. Adanya rekomendasi dari akreditasi yang lalu harapannya sudah ditindaklanjuti. Pada hari ini asesor akan melakukan verifikasi dokumen dan mengecek perkembangan yang telah dilakukan oleh prodi S1 Fisioterapi. Dalam monev ini program studi menyampaikan presentasi mengenai perkembangan program studi sekaligus memberikan bukti nyata berupa dokumen untuk proses verifikasi.
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/WhatsApp-Image-2022-07-18-at-09.24.07.jpeg7201280biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-18 11:13:222022-07-18 11:13:23Komitmen Tingkatkan Mutu, Program Studi Fisioterapi UNISA Yogyakarta Mendapatkan Monev dari LAMPTKES
Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, menyelenggarakan pemotongan hewan Qurban di kampus terpadu UNISA Yogyakarta, pada Senin (11/7).
Dalam wawancara, Dr. Mufdlilah, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Agama Islam, Kemuhammadiyahan-Keaisyiyahan, menjelaskan pada kesempatan kali ini kita tetap bisa menjalankan qurban bersama di Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta, dalam rangka memberikan sebuah pembelajaran kepada mahasiswa dan juga keikutsertaan kita, kepedulian kita terhadap masyarakat sekeliling dan juga terhadap daerah binaan kita, yang memang menjadi mitra UNISA Yogyakarta, untuk ikut merasakan bersama dalam keluarga besar UNISA Yogyakarta
Kegiatan ini bisa dilaksanakan bersama IMM, BEM dan semua Ormawa yang ada di UNISA Yogyakarta. “Dalam kesempatan ini juga mengucapkan terimakasih kepada BSI dan mahasiswa UNISA Yogyakarta, yang sudah turut andil mensukseskan Qurban tahun ini. Dan saya rasa mahasiswa harus meningkatkan partisipasinya dalam berqurban.” Jelas Mufdlilah. “Harapan saya mahasiswa bisa berpartisipasi bersama, untuk dilatih bagaimana bersyukur, saling memberi dalam pembelajaran qurban, dengan keihlasannya. Jangan dilihat dari nilai uangnya saja, tetapi bagaimana kita mau berqurban dan mau memberikan kepada bersama, dan itulah nilai nilai dari ber qurban” Tutup Mufdilah. (eza)
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/IMG-1942-scaled.jpg19202560biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-11 16:15:172022-07-11 16:15:18Spirit Qurban, Tingkatkan Rasa Syukur dan Keikhlasan
Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkolaborasi dengan La Trobe University dan AIDRAN melaksanakan kegiatan pelatihan selama lima minggu (Juni-Juli 2022) tentang hak-hak penyandang disabilitas atas layanan kesehatan sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD) dan Undang-Undang No.8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, serta prinsip-prinsip praktik layanan kesehatan yang aksesibel dan inklusif. Kegiatan ini sepenuhnya didukung oleh Australia-Indonesia Institute (AII), Departemen Perdagangan Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Program ini telah dibuka pada hari Selasa (28/6) oleh Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dra. Susilaningsih Kuntowijoyo, MA dan Chair Board dari AII Professor Greg Fealy secara online di UNISA Yogyakarta.
Pelatihan ini adalah bagian dari kerjasama antara La Trobe University dan UNISA Yogyakarta sejak penandatanganan MOU antara kedua lembaga pendidikan tinggi tersebut pada tahun 2020. Penandatanganan MOU dilakukan setelah kunjungan delegasi Aisyiyah pada Februari 2019 dan diterima oleh La Trobe Asia dan para dosen dan peneliti di La Trobe University. Salah satu fokus kerja sama adalah penguatan bidang penelitian. Diharapkan penelitian akademik dapat memberi pengaruh dalam pembuatan kebijakan dan perbaikan layanan kesehatan kepada perempuan dan penyandang disabilitas.
Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep.,Sp.Mat., menjelaskan kegiatan pelatihan yang berjudul “Fostering inclusive approaches to health equity in Indonesia ini sangat relevan dengan visi UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang berwawasan kesehatan. UNISA Yogyakarta berkomitmen mengembangkan kampus sehat (health promoting university/HPU), yang salah satu tema dari implementasi HPU adalah pembentukan lingkungan hidup sehat, aman dan ramah disabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan yang inklusif.
Warsiti berharap dengan terlaksananya kegiatan ini nantinya akan tercipta agent of change yang akan membawa pada peningkatan kesadaran dan kepekaan atas hak penyandang disabilitas serta layanan yang inklusif dan aksesibel. Sebuah hasil yang dikeluarkan UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang berkomitmen mengembangkan Health Promoting University.
President dari Australia-Indonesia Disability Research dan Advocacy Network (AIDRAN) yang berbasis di Fakultas Hukum La Trobe University mengatakan bahwa La Trobe memiliki track record sangat kuat dalam hal penelitian di bidang kesehatan dan dalam mempromosikan hak-hak kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan. Melalui AIDRAN, La Trobe University berkomitmen untuk menguatkan pemenuhan dan penghormatan hak penyandang disabilitas di dalam mendapatkan akses layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, hukum, dan pekerjaan melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara penyandang disabilitas dan peneliti isu disabilitas di kedua negara.
Dr Dina Afrianty dan Professor Lisa McKenna, Dekan Fakultas Kesehatan dan Kebidanan La Trobe University, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirumuskan sebagai bentuk respon terhadap pandemi COVID19. Pandemi telah membuka sekat-sekat ketidakadilan terhadap kelompok rentan terutama dalam hal pelayanan kesehatan di Indonesia dan juga di Australia. Penyandang disabilitas merupakan kelompok yang hak-hak kesehatannya semakin termarjinalkan selama masa pandemi akibat dari kurangnya informasi terkait COVID-19 dalam bentuk yang aksesibel, kebijakan yang tidak mendukung pemenuhan penyandang disabilitas, hingga sulitnya penyandang disabilitas mendapatkan akses layanan. Sebelum pandemi COVID-19, penyandang disabilitas di banyak negara, terutama di Indonesia, telah menghadapi tantangan serius untuk dapat mengakses informasi dan layanan kesehatan yang memadai, adil dan setara akibat dari kesenjangan struktural berupa kebijakan yang diskriminatif, infrastruktur yang tidak aksesibel sampai dengan stigma sosial terkait disabilitas. Oleh karena itu, Pandemi COVID-19 menjadi alasan dan kesempatan untuk mewujudkan perbaikan sistem kesehatan yang inklusif, responsif dan dapat diakses bagi semua.
Pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Institute (AII) mendukung pelaksanaan program sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan menguatkan hubungan bilateral kedua negara. Program ini juga dipandang memberi kesempatan untuk meningkatkan hubungan people to people atau hubungan antara warga negara Indonesia dengan Australia. Rangkaian program yang dirancang La Trobe University, AIDRAN dan UNISA, memberi kesempatan penyandang disabilitas, tenaga kesehatan, mahasiswa dan peneliti dari kedua negara untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan demi mewujudkan kesetaran hak dan akses kesehatan bagi kelompok marjinal seperti penyandang disabilitas dan perempuan.
Kepala Biro Kerjasama Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, Cesa Septiana Pratiwi, M.Mid., Ph.D., mengatakan bahwa sejumlah tema yang menjadi fokus pelatihan adalah :
1) pengenalan dan penguatan atas pemahakan prinsip-prinsip hak penyandang disabilitas dalam UNCPRD.
2) kerangka hukum penghormatan hak penyandang disabilitas yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.
3) pengalaman hidup penyandang disabilitas selama COVID-19.
4) prinsip-prinsip layanan kesehatan yang inklusif.
5) pemenuhan hak kesehatan bagi penyandang disabilitas mental dan intelektual.
6) pengembangan kurikulum kesehatan yang inklusif.
7) peran lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan dalam promosi pemenuhan hak disabilitas.
8) perlindungan terhadap perempuan dan perempuan disabilitas dalam mengakses layanan kesehatan.
9) Universal Design.
10) kampanye pemenuhan hak disabilitas.
Sebanyak 113 peserta telah terpilih untuk mengikuti program pelatihan ini untuk bersama-sama selama lima minggu ke depan mengikuti serangkaian pemaparan dari peneliti Australia dan Indonesia. Peserta akan mendengarkan langsung pengalaman hidup penyandang disabilitas dalam mendapatkan akses layanan kesehatan dan pengalaman tenaga kesehatan dalam berinteraksi dan memberi layanan kepada penyandang disabilitas. Hampir 25% dari total peserta adalah penyandang disabilitas.
Selain pemaparan dari peneliti, pembuat kebijakan dan penyandang disabilitas, sejumlah aktivitas akan dilakukan oleh peserta secara bersama-sama yang diharapkan akan membangun solidaritas dan komitmen untuk berperan mewujudkan hak penyandang disabilitas. Diskusi kelompok besar dan kecil akan dilakukan dan didampingi oleh fasilitator dari AIDRAN, La Trobe University dan UNISA Yogyakarta.
Mengingat pentingnya perluasan pengetahuan akan disabilitas, maka sejumlah webinar akan dapat diakses secara terbuka oleh publik. Webinar akan dapat diikuti oleh siapapun yang tertarik dengan isu kesetaraan dan keadilan bagi penyandang disabilitas, khususnya dalam konteks pelayanan kesehatan. Sedangkan, peserta pengayaan terpilih dari serangkaian proses seleksi yang ketat dan terdiri dari tenaga kesehatan, mahasiswa kesehatan dan penyandang disabilitas dan dilaksanakan selama 5 minggu. Pertukaran pengetahuan antara peneliti, tenaga kesehatan dan ahli serta advokat penyandang disabilitas dari Australia dan Indonesia pada akhirnya diharapkan dapat memiliki kontribusi signifikan pada pemenuhan hak penyandang disabilitas, khususnya dalam sektor kesehatan.
Seluruh rangkaian kegiatan akan dilakukan dengan pendampingan Juru Bahasa Isyarat dan juga penerjemah Bahasa Indonesia dan Inggris.
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/IMG_9627-scaled.jpg17072560biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-05 12:14:542022-07-05 12:14:55Berkomitmen Untuk Hak Penyandang Disabilitas, Unisa Gandeng La Trobe dan AIDRAN
Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Unisa Yogya, Dr. Ismarwati, SST., MPH, dalam sambutannya menyampaikan sangat menyambut baik monitoring evaluasi ini sebagai suatu hal perbaikan untuk prodi TLM. Oleh karena itu seluruh tim prodi telah menyiapkan data dan kegiatan ini dengan maksimal. Harapannya akreditasi yang akan datang akan meraih predikat unggul.
Sementara itu, Asesor LAM-PTKes, Perdina Nursidika, M.Si, mengatakan bahwa monev ini sebagai upaya LAM-PTKes agar institusi melakukan perbaikan secara berkala. Adanya rekomendasi dari akreditasi yang lalu harapannya sudah ditindak lanjuti. Pada hari ini asesor akan melakukan verifikasi dokumen dan mengecek perkembangan yang telah dilakukan oleh prodi TLM.
Dalam monev ini prodi menyampaikan presentasi mengenai perkembangan program studi sekaligus menayangkan video tentang fasilitas terkini yang dimiliki prodi TLM.
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/WhatsApp-Image-2022-07-05-at-08.51.25.jpeg7201280biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-05 12:10:422022-07-05 12:10:43Menuju Unggul, Program Studi TLM UNISA Yogya Mendapatkan Monev dari LAMPTKES
Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas `Aisyiyah Yogyakarta mengadakan kegiatan Table Manner di Hotel Indoluxe, Sabtu (02/06) yang merupakan salah satu materi praktikum dari mata kuliah gizi kuliner.
Table manner merupakan salah satu etika makan yang umum diterapkan saat acara jamuan resmi atau makan formal yang sangat penting untuk dipelajari.
Nor Eka Noviani, S.Gz, MPH yang merupakan dosen prodi Gizi mengatakan gizi kuliner sendiri yg dipelajari tidak hanya dari kuliner- kuliner dalam negeri, namun juga Eropa dan Asia
“Oleh karena itu, materi table manner merupakan bagian dari westren food yg menggambarkan etiket atau cara makan ala barat mulai dari appetizer hingga dessert,” ucap Novi Kegiatan ini diikuti 75 mahasiswa prodi Gizi semester 4 dengan dipandu oleh 4 instruktur dari Indoluxe hotel.
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2022/07/IMG-1880-scaled.jpg19202560biro humas admisihttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngbiro humas admisi2022-07-04 11:13:122022-07-04 11:19:31Mahasiswa Prodi Gizi Unisa Yogyakarta Mengikuti Kegiatan Table Manner