Prodi fisioterapi unisa mendapatkan kunjungan studi banding online

Prodi Fisioterapi Unisa Mendapatkan Kunjungan Studi Banding Online

Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas `Aisyiyah Yogyakarta mendapatkan kunjungan studi banding dari Prodi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) secara daring, Kamis (17/12).
Kunjungan melalui media Zoom baru pertama kali didapatkan oleh prodi Fisioterapi Unisa Yogya, kunjungan studi banding secara online  ini disambut hangat oleh Dekan FIKes Unisa Yogya M. Ali Imron, M.Fis.
Sri M Faridah Hanum, S.ST., MM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UMSIDA mengatakan dengan dilakukan studi banding melalui virtual ini tidak akan mengurangi jalinan tali silaturrahim antara Unisa Yogya dengan UMSIDA.
“Karena prodi Fisioterapi di Unisa Yogya kami anggap senior, maka kami perlu belajar banyak kepada senior kita ini, apalagi FIKes Unisa Yogya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi kualitasnya,” tutur Faridah.
Faridah menambahkan selain karena untuk persiapan akreditasi prodi Fisioterapi UMSIDA, sekaligus ingin melihat fasilitas dan sarana pendukung pembelajaran yang ada di Fisioterapi Unisa Yogya.
“Kami Juga mengajak para dosen dan mahasiswa untuk dapat mendengar dan melihat langsung paparan serta fasilitas yang ada di Unisa meskipun melalui zoom,” tutup Faridah.
Ali Imron dalam sambutanya menyampaikan saat ini pendidikan kesehatan untuk melahirkan tenaga kesehatan perlu strategi, karena tantangan yg sangat besar di era sekarang. Sehingga perlu strategi yang tepat dengan tetap mengutamakan kesehatan.
“Kita sebagai PT di Muhammadiyah Aisyiyah bersama- sama meningkatkan mutu (quality improvement) berkontribusi lebih besar kepada agama, bangsa dan kemanusiaan secara universal,” ucap Ali Imron.
(adi Humas)

Mahasiswa prodi ners unisa juara 3 lomba essay nasional di syincos 2020

Mahasiswa Prodi Ners Unisa Juara 3 Lomba Essay Nasional di Syincos 2020

Mahasiswa Program Studi Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas `Aisyiyah Yogyakarta menjadi Juara 3 Lomba Essay tingkat Nasional dalam gelaran Syincos 2020, Senin (14/12).
Kegiatan ‘Aisyiyah Nursing Competition and Seminar 2020 (Syincos) ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Keperawatan (HIMIKA) Unisa Yogya pada tanggal 13 – 14 Desember di Aula gedung B kampus Unisa Yogya, serta diikuti oleh 458 peserta, yang terdiri dari 23 peserta lomba Essay, 20 peserta lomba poster dan 415 peserta seminar dari berbagai kampus dan institusi.
Adapun mahasiswa Ners Unisa Yogya yang berhasil mendapatkan Juara 3 yaitu atas nama Zaini Anindawati dengan judul Essay Terapi Relaksasi Yoga dan Murotal Al-Quran Intervensi Peningkatan Kualitas Hidup Pada Pasien PPOK
Rosiana Nur Imallah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku skoordinator kemahasiswaan prodi Keperawatan menuturkan bahwa Syncos merupakan agenda rutin tahunan HIMIKA, SYINcos 2020 dilaksanakan sebagai ajang silaturahim dan mengasah bakat- bakat atau potensi dan prestasi mahasiswa keperawatan.
“Semoga prestasi kejuaraan ini bisa memacu mahasiswa- mahasiswa yang lain untuk ikut berprestasi. Serta tak lupa saya mengucapkan selamat dan sukses selalu agar terus meningkatkan prestasi- prestasi dibidang yang lainya baik nasional maupun internasional,” ucap Rosiana.
Untuk Seminar Nasionalnya sendiri diberi tema Palliative Care for Patients With Chronic Obstructive Pulmonary Disease Againts The Danger of Corona Virus Attack, dan menghadirkan 3 narasumber yang salah satunya merupakan dosen Prodi Ners Unisa Yogya yaitu Wantonoro, S.Kep., Ns.,Sp.KMB., PhD
(adi Humas)

Webinar kebidanan d3

Webinar Kebidanan D3

Pembangunan SDM yang sehat dan berkualitas dimulai dari terjaminnya Kesehatan Perempuan
Program Studi Kebidanan D3 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA Yogyakarta) menggelar webinar nasional dengan tema ‘’Peran Tenaga Kesehatan Dalam Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak’’, Selasa (15/12).  Hal ini dilakukan sebagai upaya memperluas wawasan upaya kesehatan perempuan yang berfokus pada women health and child care dan membangun kesadaran pentingnya memperhatikan kesehatan perempuan dan anak secara holistic.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron dalam sambutannya menyampaikan bahwa profesi kesehatan saat ini mengalami perubahan paradigma, dimana saat ini berorientasio pada pasien center. Selain itu kegiatan webinar ini bisa digunakan sebagai suatu momentum untuk pengembangan Kebidanan D3 dimasa depan, sehingga alumni bidan tidak hanya mampu bekerja secara otonom tapi bisa memiliki sense berkolaborasi baik dengan bidan profesi maupun profesi  kesehatan lainnya.
Webinar ini diikuti 357 peserta dan menghadirkan 3 narsumber dengan materi yang menarik yaitu Anjarawati, SST., MPH menyampaikan tentang pentingnya kesehatan perempuan secara holistic dalam optimalisasi quality of life;  M. Ali Imron, M.Fis menjelaskan materi tentang pelayanan kolaboratif pada kesehatan wanita kebidanan dan fisioterapi;  Nurul Kurniati, M.Keb menjelaskan tentang peran bidan dalam mewujudkan kesehatan perempuan secara holistic.
Nurul Kurniati, M.Keb (Ketua Prodi Kebidanan D3) dalam paparannya menjelaskan bahwa pembangunan SDM yang sehat dan berkualitas dimulai dari terjaminnya kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi balita dan anak, remaja dan kesehatan perempuan sepanjang daur siklus hidupnya. Peran bidan sangat penting dalam mewujudkan kesehatan ibu dan anak secara holistic.
Sementara itu, M. Ali Imron, M.Fis menjelaskan element of interprofesional practice antara lain responbility, accountability, coordination, communication, cooperation, assertiveness, autonomy, mutual trust and respect.

Prodi arsitektur unisa yogya kembali raih prestasi

Prodi Arsitektur Unisa Yogya Kembali Raih Prestasi

Tim mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas `Aisyiyah Yogyakarta meraih juara 3 Nasional Sayembara Desain Arsitektur Portal, Sabtu (12/12).
Tim yang beranggotakan Rega Juliagus Toro, Raden Rara Lulu Faizahaq, dan Eva Dewi Yanti ini berhasil membawa pulang Juara 3 kompetisi arsitektur tingkat Nasional, yaitu Sayembara Arsitektur Portal (Potret Arsitektur Lingkungan) dengan tema sayembara “Respon Hunian Terhadap Pandemi”, yang diadakan oleh Universitas Krisnadwipayana Bekasi.
Aprodita Emma Yetti, S.T., M.Sc selaku Kaprodi Arsitektur Unisa Yogya mengatakan karya yang dibuat dan di lombakan yaitu membuat desain rumah tinggal yang merespon pandemi saat ini. Merespon kebutuhan masyarakat untuk beraktivitas di rumah agar tetap produktif, tidak jenuh, sehat secara lingkungan dan ekonomi.
“Untuk mencapai hasil desain tersebut, mahasiswa menganalisis keadaan, kebutuhan saat ini,” ucap Aprodita.
Selain itu Aprodita menambahkan bahwa mahasiswa prodi Arsitektur Unisa Yogya dibekali kemampuan sebagai problem solver agar mampu memberikan produk desain berikut strategi desain yang sehat, efektif, efisien dan sustain.
“Semoga semua capaian itu menjadi manfaat dan semangat bersama untuk terus berkarya. Berkarya bukan hanya sekedar estetika bangunan kawasan atau lingkungan yang bagus, tapi memberi manfaat yang besar untuk iptek dan masyarakat terutama. Semangat dalam kondisi apapun seperti sekarang ini, selama niat baik dan usahanya gigih, insya Allah bisa tetap dan terus berkarya. Dengan usia prodi yang relatif muda pun, dengan sinergi mahasiswa dan prodi yang baik, Insya Allah punya kesempatan besar untuk memberi yang terbaik,” tuturnya.
(adi Humas)

Komunikasi unisa yogyakarta gelar seminar nasional

Komunikasi UNISA Yogyakarta Gelar Seminar Nasional

Sleman- Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional tahun 2020, Program Studi Komunikasi Universitas Aisyiyah  (UNISA) Yogyakarta mengadakan seminar nasional dengan mengangkat tema Layanan Kesehatan Ramah Pnyandang Disabilitas (3/12). Hadir sebagai narasumber Deputi 1 Koordinator Bidang Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko RI Bapak Tubagus Achmad Choesni, Wakil Ketua Majelis Pembina Kesejaheraan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr. Esty Martiana Rachmie, M.Kes dan Dosen Prodi Komunikasi UNISA Yogyakarta Wuri Rahmawati, M.Sc
Dalam sambutannya, Rektor UNISA Yogyakarta menyampaikan bahwa problem layanan kesehatan khsusunya bagi penyandang disabilitas di masa pandemi ini harus kita perhatikan. Secara eksplisit dalam undang-undang, kelompok disabilitas memiliki hak yang sama dalam layanan kesehatan mulai promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.  Semua institusi tidak hanya layanan kesehatan saja bahkan termasuk perguruan tinggi juga harus mengakomodir atau mengakomodasi hak-hak para disabilitas ini. Tidak hanya kebutuhan fasilitas fisik saja tetapi juga kebutuhan komunikasi dan informasi yang mudah diakses, imbuhnya.
Pidato kunci Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P yang dibacakan oleh Deputi 1 Koordinator Bidang Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko RI memaparkan bahwa peringatan HDI ini dimaknai sebagai bentuk  pengakuan terhadap disabilitas, pengukuhan komitmen seluruh bangsa dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan disabilitass. Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, institusi akademik didorong bermitra dalam merencanakan kegiatan dan aksi nyata yang manfaatnya dapat dirasakan oleh penyandang disabilitas.
Data Susenas  BPS tahun 2018 jumlah penyandang disablitas sebanyak   30juta orang (11,5%) dari masyarakat Indonesia. Dengan melihat ini kita yakini penyandang disabilitas sebagai bagian dari ragam masyarakat Indonesia yang tidak dapat terpisahkan. Komitmen pemerintah senantiasa fokus pada perbaikan kebijakan disebilitas. Wujud komitmen pemerintah tersebut melalui pengesahan Undang- Undang Nomor 11  tahun 2011 tentang Konvensi  Hak-Hak Disabilitas.
Hakikat dari kebijakan yang  perlu menjadi komitmen bersama  untuk senantiasa kita hormati dan lindungi antara lain tidak diskrimanif,persamaan kesempatan,kesempatan untuk berpartisipasi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan bermasyarakat dan juga menghargai serta menerima perbedaan yang ada pada penyandang disabilitas sebagai bagian dari keberagaman bangsa. Hal ini juga merupakan bentuk pemenuhan hak kesehatan bagi penyandang disabilitas baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Penyandang disabilitas mempunyai hak untuk mendapatkan kemudahan dalam mengakses pelayanan kesehatan bersifat individual, termasuk juga kemudahan dalam berkomunikasi dengan petugas kesehatan secar efektif. Efektif dalam berkomunikasi antara penyandang disabilitas dengan petugas kesehatan diperlukan ketrampilan dan kompetensi petugas kesehatan. Keterbasan pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan menjadi kendala yang signifikan dalam mewujudkan komunikasi yang efektif tersebut. Petugas kesehatan mesti mengubah mindset pada penyandang disabilitas dengan memberikan pelayanan yang inklusif, berbeda dengan pelayanan secara umum sehingga komunikasi yang terjadi akan berjalan efektif. Kami berharap dari seminar nasional layanan kesehatan ramah disabilitas ini senantiasa dapat meningkatkan pemehaman, kesadaran dan keberpihakan  negara dan seluruh komponen masyarakat terkait disabilitas. Dengan harapan dapat memberikan gambaran secara komprehensif terkait kebijakan dan program pemerintah untuk penyandang disabilitas khususnya dalam layanan kesehatan, kondisi riil yang dialami peyandang disabilitas pada saat melakukan layanan kesehatan serta tantangan penyedia jasa layanan kesehatan dalam memberikan layanan ramah disabilitas baik dari aspek fasilitas maupun komunikasi.
 
Siklus kehidupan manusia berawal dari sebelum keluar kebumi (pranatal) hingga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), usia dini, remaja, dewasa, lansia dan berakhir ketika dipanggil Allah SWT. Pemerintah harus tetap memperhatikan dan memastikan disabilitas akan terfasilitasi dari semua sklus kehidupan, ungakp Tubagus Ahmad Choesni. Kebijakan dan arah pembangunan nasional menempatkan penyandang disabilitas sebagai subjek yang berpartisipasi aktif dalam berbagai bidang salah satunya dalam kesehatan yaitu meningkatkan layanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesesta terutama pelayanan kesehatan dasar dengan mendorong peningkatan upaya  promotif dan preventif didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi. Adapun strateginya melalui peningkatan kesehatan ibu dan anak, KB, kesehatan reproduksi, gizi, pengendalian penyakit, germas, penguatan sistem kesehatan serta pengawasan obat dan makanan,imbuhnya.
Berdasar UU kesehatan no 36 tahun 2006, khusus untuk disabilitas maka diperlukan rangka kebijakan komprehnsif juga peta layanan atau roadmap layanan yang inklusif dapat membangun layanan kesehatan yang menyeluruh, aksesibel dan terjangkau untuk penyandang disabilitas. Kita harus menyediakan tenaga kesehatan yang mampu melayani penyandang disabilitas dan juga adanya mekanisme dan pelembagaan, tersedianya data dan informasi yang akurat mealui penelitian dan pelaporan, serta memastikan anggaran sektor kesehatan pusat dan daerah yang mendukung dan mencukupi, pangkas Tubagus
dr.Esty Martiana Rachmie menyampaikan bahwa penting adanya pergeseran mindset khususnya para petugas kesehatan, bukan karena rasa kasihan akan tetapi karena penerimaan atas keterbatasan yang dimiliki disbilitas,dimana disabilitas mempunyai hak-hak dasar yang harus dipenuhi sehingga mereka bisa mandiri. Salah satu hak dasar disabilitas dalam bidang kesehatan yaitu  memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam pelayanan kesehatan. Berbagai tantangan yang dihadapi penyedia jasa layanan kesehatan yaitu aspek bangunan fisik yang pada awal pembangunannya belum memperhatikn kebutuhan disabilitas, manajemen komunikasi dan informasi bagi penyandang disabilitas belum tersedia secara optimal sehingga pesan-pesan promotif dan preventif sebagai upaya penceahan belum tersampaikan secara optimal ke disabilitas, SDM kompeten untuk melayani difabel sangat kurang serta alur dan informasi rujukan yang belum tersedia baik di layanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta,pangkasnya
Pelayanan ramah disabilitas penting memperhatikan ketersediaan fasilitas fisik yang mudah diakses, tersedia sumberdaya manusia petugas kesehatan yang kompeten, ketersediaan obat yang sesuai dengan kebutuhan disabbilitas serta ketersediaan layanan yang nyaman untuk berinteraksi dan bekomunikasi. Fakta yang ada secara umum layanan kesehatan masih lebih fokus pada ketersediaan fasilitas fisik sedangkan berkaitan dengan SDM yang kompeten untuk memberikan layanan yang nyaman dalam interaksi dan komunikasi belum menjadi perhatian utama. Penyandang disabilitas dengan keterbatasan yang dimiliki memerlukan komunikasi yang berbeda-beda. Pada prinsipnya mereka ingin dilayani dengan ramah, sabar, tidak cemberut atau jutek, jelas saat memberikan penjelasan baik dalam komunikasi verbal maupun non verbal, tutur Wuri
Disabilitas tuli yang mempunyai keterbatasan dalam kemampuan mendengar, menggunakan komunikasi non verbal dengan melihat ekspresi atau mimik wajah. Maka etika berkomunikasi dengan disabilias tuli yaitu tidak menggunakan masker tertutup tetapi menggunakan masker transparan. Sedangkan pada difabel netra dengan keterbatasan dalam kemampuan melihat maka menggunakan komunikasi verbal dalam bentuk lisan (suara) dan komunikasi non verbal  seperti cara menggandeng yaitu dengan meletakkan tangan disabilitas netra di pundak petugas kesehatan. Ke depan agar pemerintah menjadikan “komunikasi sebagai mainstream” dalam pemenuhan hak kesehatan disabilitas, mendorong penyedia jasa layanan kesehatan untuk memberikan ketrampilan dasar komunikasi layanan disabilitas pada petugas kesehatan serta mendorong  perguruan tinggi menambahkan kurikulum khusus untuk komunikasi pada penyandang disabilitas,pangkasnya.

Bedah buku new normal innovations: adaptasi perpustakaan perguruan tnggi muhamamdiyah ‘aisyiayah

Bedah Buku New Normal Innovations: Adaptasi Perpustakaan Perguruan Tnggi Muhamamdiyah ‘Aisyiayah

Sabtu, 5 Desember 2020, Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah/Unisa Yogyakarta bekerja sama dengan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhamadiyah ‘Aisyiyah (FPPTMA) melakukan kegiatan bedah  buku. Acara berlangsung dari jam 09 sampai 12.40 WIB. Acara ini sebagai upaya untuk mempromosikan buku terbaru terbitan MPI PP Muhammadiyah dengan Grama Surya tahun 2020 yang berjudul New Normal Innovations: Adaptasi Perpustakaan Perguruan Tnggi Muhamamdiyah ‘Aisyiayah.
Buku ini ditulis oleh 15 Pustakawan PTMA, antara lain yaitu dari Unisa Yogyakarta: Irkhamiyati, yang menulis tentang work from home selama pandemi. Dita Rachmawati dan Lilik Layyina mengupas tentang layanan perpustakaan selama pandemi. Sedangkan  Khairun Nisak mengulas tentang sistem denda melalui mobile payment. Pustakawan UM Pontianak, Dwi Cahyo Prasetyo menulis tentang perpustakaan, pandemi, dan fiksi, sedangkan Dewi Anggrahini mengulas tentang layanan perpustakaan selama pandemi. Adapun Pustakawan UMPP, Imam Setiobudi menulis tentang pustakawan menyapa. Pustakawan Stikes Muhammadiyah Gombong, Dessy Setyawati mengulas tentang perpustakaan digital sebagai perpustakaan alternative di era new normal, sedangkan Umi Haniati mengupas penerapan layanan online selama pandemi. Pustakawan UM Jakarta, Rachmi Anindyaputri menulis tentang evolusi layanan online selama pandemi, sedangkan dari UM Purwokerto, Amri Hariri menulis tentang transformasi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Pustakawan dari UM Jember, Bu Mufie panggilannya, mengulas tentang mengemas modul menjadi video pembelajaran di Youtube, sedangkan M. Zubaidi dari UMY menulis tentang library, archives, and museum sebagai diasporan gerakan Abad ke2. Dari UM Lampung, Rohani Inah Indrakasih mengemukana ide tentang apikasi Anchor untuk meningkatkan kompetensi pustakawan, dan penulis terakhir Yanti Sundari dari UM Sukabumi, mengupas layanan perpustakaan UMMI selama pandemi.
Bedah buku dimulai dengan pemutaran video profil Unisa dan perpustakaannya, dilanjukan dengan pembacaan tata tertib, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, serta Mars ‘Aisyiyah. Sambutan pertama diberikan oleh Ketua FPPTMA, Bp. Lasa Hs, M.Si, yang menyambut baik acara bedah buku ini. Beliau terus memberi motivasi agar pustakawan terus berkarya, termasuk untuk terus menulis, dan terus menulis, sebagai warisan dan amal jariyah nantinya. Sambutan selanjutnya oleh Bapak Taufiqur Rahman, S.IP., MA., P.Hd, selaku Wakil Rektor I Unisa Yogyakarta sekaligus membuka acara. Pak Taufik menyampaikan, bahwasannya pustakawan di era pandemi ini, seharusnya bisa menjadi garda terdepan dalam gerakan literasi bagi masyarakat. Pustakawan juga harus mampu mengelola infodemi yang ada, karena informasi yang salah akan membuat masyarakat semakin tersesat, terlebih terkait dengan kesehatan, penyakit, dan kesejahteraan di era new normal ini.
Bedah buku kali ini sangat menarik, karena menghadirkan 3 pembicara dengan spesifikasi dan keunggulan masing-masing. Pertama, pembicara sebagai perwakilan penulis, yaitu oleh Dwi Cahyo Prasetyo, MA, atau Mas Tyo, dari UM Pontianak, yang menjadi Pustakawan Terinspiratif Nasional tahun ini. Pustakawan muda ini sangat keren dalam membuat power point, sehingga sangat menarik untuk disimak. Belum lagi dengan khazanah keilmuannya yang luas, ditandai dengan banyaknya sumber bacaan yang digunakan dalam pemaparannya. Mas Tyo banyak menyoroti tentang peran pustakawan selama pandemi ini. Banyak hal banyak dilakukan, termasuk berperan dalam menangkal informasi yang salah, atau bagaimana pustakawan berkecimpung dalam infodemi. Pustakawan juga berperan dalam karya-karya fiksi, sehingga peran pustakawan semakin luas sampai di realita masyarakat terbawah.
Pembicara selanjutnya Ibu Yuli Isnaeni, M.Kep., Sp.Kom, Wakil Rektor II Unisa Yogyakarta. Beliau sekaligus adalah angota Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisiyah. Dalam pemaparannya menyampaikan akan beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh perpustakaan dan pustakawan selama pandemi ini, karena kurva kejadian Covid masih terus meningkat, dan kita belum tahu kapan pandemi akan berakhir. Beliau terus mengingatkan  agar pustakawan mampu menjadi garda terdepan akan literasi informasi, sehingga mampu mengedukasi baik untuk dirinya sendiri, pengguna perpustakaan, maupun orang-orang di sekitar tempat tinggal. Selain memberikan apresisasi akan terbitnya buku yang dinilai sangat bagus ini, beliau juga memberikan beberapa catatan dan masukan untuk perbaikan di masa yang datang. Begitu pula dengan pembicara terakhir, Ibu Dra. Labibah Zain, M.LIS., Kepala Perpustakaan sekaligus dosen Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Klaijaga, yang banyak berkecimpung sebagai pengurus kepustakawanan nasional dan internasional. Beliau menekankan bahwa pustakawan harus siap menghadapi banyak perubahan di segala bidang. Jangan sampai pandemi membuat buntu dan terlockdownnya ide-ide para pustakawan. Banyak hal justru menjadi inovasi baru akibat pandemi ini. Contohnya penyebarluasan layanan perpustakaan melalui media sosial, termasuk talkshow melalui IG kepada pemustaka,  menyediakan layanan scan/kopi buku fisik yang dibutuhkan pemustaka, layanan QA/question and answer di website perpustakaan, dsb. Beliau memandang terbitan buku ini sebagai motivasi bagi teman-teman profesi kepustakawanan lainnya untuk turut berkarya dengan terus menulis. Jangan takut untuk menulis, itu pesan hangat dari beliau, meskipun isi buku terbaru ini tak luput dari koreksinya. Misalnya masih ada sedikit typo, penulisan daftar isi yang tidak disertakan nama penulisnya, adanya kata-kata yang sambung menyambung, tanpa spasi, penulisan kutipan yang sedikit bervariasi, dsb. Masukan dari pembicara bukanlah menjadi celaan, namun justru menajdi masukan untuk perbaikan. Namun demikian, pembedah tetap menyambut baik dan menilai bagus buku ini dan layak untuk menjadi bahan bacaan bagi siapa saja yang membutuhkan. Buku ini merupakan best practice, yang ditulis dengan bahasa yang ringan, sehingga mudah difahami, dan bisa dipraktikkan di perpustkaan lainnya. Buku dengan editor Lasa Hs, Nuryaman, dan Arda Putri W ini terbit dengan cover yang menawan, kertas yang bagus, dan mudah dibawa ke mana-mana. Jadi, bagi yang menginginkannya bisa menghubungi panitia atau Mbak Greta Perpustakaan UAD, dengan mengganti biaya cetak dan ongkos kirim sebesar seratus ribu rupiah. Pada akhir acara, Irkhamiyati, sebagai MC sekaligus moderator menyampaikan bahwa dari sekian banyak penanya, akan dipilih beberapa orang yang akan diberi dorprize berupa buku yang dibedah yang akan dikirim ke alamat institusinya. (Irkhamiyati-Agung Suydi).

Img 8258

Di Masa Pandemi FIKes Unisa Yogya Laksanakan Pelantikan dan Sumpah

Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta melaksanakan pelantikan dan sumpah Bidan, Radiografer, dan Ahli Teknologi Laboratorium Medik, Senin (7/12).

Pelantikan dan Sumpah yang diadakan oleh FIKes Unisa Yogya diikuti 323 profesi, dan dilakukan secara daring di Hall Baroroh Baried lantai 4 kampus Unisa Yogya. Adapun jumlah dari masing- masing lulusan yaitu 82 profesi Radiografer, 167 Bidan, dan 71 Ahli Teknologi Laboratorium Medik.

Dekan FIKes Unisa Yogya M. Ali Imron, M.Fis mengatakan hubungan antara tenaga kesehatan dengan pasienya selalu berjalan secara unequal keseimbangan, dimana masyarakat membutuhkan para tenaga kesehatan dan apabila tidak di bingkai dengan hubungan yang epic maka sangat mungkin akan terjadi eksploitasi.

“Maka untuk para profesi Bidan, Radiografer maupun Ahli Teknologi Laboratorium Medik, saya berpesan bahwa hari ini kita semua telah menyatakan diri pada posisi dimana kita menuju kemuliaan hidup, satu kemuliaan yang tidak bisa diukur dan merupakan hubungan kemanusiaan yang universal,” ucap Imron.

Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Selaku Rektor Unisa Yogya mengucapkan selamat kepada 323 lulusan yang dilantik dan diambil sumpahnya, serta berpesan kepada para calon tenaga kesehatan untuk memiliki kepeka`an pada situasi krisis pandemi Covid-19 ini dan juga tetap menjaga nama baik almamater.

Sambutan dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY diwakilkan oleh Trisno Agung Wibowo, SKM., M.Kes selaku kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes DIY menyampaikan kepada para lulusan, bahwa tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 di puskesmas, rumah sakit dan masyarakat. “Saudara sebagai tenaga kesehatan berperan menjadi tim pendidik yang memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat nantinya,” tutur Trisno.

Tim mahasiswa bioteknologi unisa raih prestasi internasional di seagic 2020

Tim Mahasiswa Bioteknologi Unisa Raih Prestasi Internasional di SEAGIC 2020

Tim mahasiswa program studi Sarjana Bioteknologi berhasil menjadi juara 4 pada event Southeast Asia Global Innovation Challenge (SEA-GIC) 2020, Kamis (3/12).
SEA-GIC adalah salah satu event lomba Internasional yang diadakan oleh Universiti Teknologi Petronas Malaysia dan American Chemical Society tiap tahunya, event tahun ini mengangkat tema Battling Climate Change thru Chemistry. Presentasi karya dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2020 dan dimulai pada pukul 09:30 waktu Malaysia melalui platform MS team, yang sebelumnya dilakukan seleksi project dari pengumpulan abstrak oleh pihak pelaksana.
Tim mahasiswa yang terdiri dari Panji Aging Nugroho, Gradia Jati Pramareti, dan Syarifah Tiara Noorintan membuat inovasi yang diberi nama Artifiacial Vertical Algae Forest for Carbon Capture and Marine Ecosystem Restoration, yaitu membuat hutan alga buatan secara vertikal guna menyerap CO2 yang ada di ekosistem laut.
Annisa Khumaira, S.P., M.Biotech selaku pembimbing tim mahasiswa dalam mengikuti event lomba ini berharap mahasiswa bimbinganya dapat mengaplikasikanya karena dapat memperbaiki ekosistem laut dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.
“Kedepannya semoga mahasiswa Indonesia pada umumnya dan mahasiswa Unisa Yogya pada khususnya dapat terus berinovasi. Inovasi tersebut dapat berupa kebijakan, produk barang, ataupun jasa yang bermanfaat untuk seluruh masyarakat dunia,” ucap dosen Prodi Bioteknologi Unisa Yogya yang sering disapa ica ini.
Peserta pada event ini berasal dari Indonesia dan Malaysia, total peserta adalah 63 tim, lalu diseleksi menjadi 15 finalis dan diambil 5 tim juara. Tim Unisa Yogya menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang meraih juara di event ini.

Sosialisasi kuliah offline kepada tenaga kependidikan unisa

Sosialisasi Kuliah Offline Kepada Tenaga Kependidikan Unisa

Jajaran pimpinan dan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Universitas `Aisyiyah Yogyakarta mengadakan pertemuan daring dengan seluruh Tenaga Kependidikan (Tendik) untuk mensosialisasikan kuliah offline, Rabu (2/12).
Dalam rangka akan dimulainya perkuliahan secara offline atau tatap muka, Wakil Rektor II Unisa Yogya Yuli Isnaeni, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom serta Ketua Satgas Covid-19 Unisa Yogya Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS. mengundang seluruh tendik Unisa Yogya guna sosialiasi mengenai alur dan aturan yang akan dipakai selama dimulainya perkuliahan offline yang akan dimulai pada tanggal 3 Desember ini.
Yuli menyampaikan pada seluruh tendik pada 3 Desember nanti sudah dimulai kuliah tatap muka bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) semuanya mempunyai komitmen untuk bekerja dan memberikan pelayanan dengan kondisi yang sehat, serta tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Beberapa kegiatan sudah kita laksanakan, dengan dimulainya rapidtest kepada seluruh tendik untuk mengetahui ada yang reaktif atau tidak,” kata Yuli.
Wakil Rektor II juga menambahkan bahwa yang akan dipakai untuk praktikum dan perkuliahan tatap muka nantinya hanya terpusat di gedung A dan gedung B.
Fitria juga mengatakan apabila ada pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa maka akan ada sanksi.
Selain itu Pimpinan Unisa Yogya juga melakukan sosialiasi kepada para seluruh satpam yang ada di Unisa Yogya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan kepada setiap mahasiswa yang memasuki area kampus.

Unisa laksanakan wisuda akhir tahun secara daring

Unisa Laksanakan Wisuda Akhir Tahun Secara Daring

Universitas `Aisyiyah Yogyakarta melaksanakan Wisuda secara daring periode Desember 2020/2021 dengan tema Wisuda Sehat Dari Rumah, Selasa (1/12).
Wisuda kali ini diikuti oleh 626 wisudawan dan wisudawati, yang terdiri dari fakultas ilmu kesehatan (FIKes), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum) Unisa Yogya.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi yaitu 4,00 yang diraih oleh mahasiswa Program Studi Komunikasi FEISHum Unisa Yogya.
Ini kali kedua Unisa Yogya mengadakan wisuda secara daring, menurut Istri Utami,S.ST.,M.Keb selaku ketua panitia wisuda mengatakan karena kondisi dan situasi pandemi Covid-19 yang masih belum stabil, maka pihak Unisa Yogya memutuskan untuk tetap melaksanakan wisuda periode Desember 2020 ini secara online.
Warsiti,S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Selaku Rektor Unisa Yogya dalam sambutanya menyampaikan pesan kepada para wisudawan dan wisudawati untuk menjadi alumni sekaligus duta Unisa Yogya, yang senantiasa merawat dan menjaga nama baik Unisa Yogya.
“Unisa senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas serta kuantitas dalam segi pelayanan dan pembelajaran kepada para mahasiswa, agar nantinya kelak menjadi bekal para alumni dalam menghadapi dunia kerja dan hidup didalam masyarakat,” Ucap Warsiti.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unisa Yogya Dra. Hj. Siti Noordjanah Djohantini, M.M., M.Si. mengatakan bahwa Unisa telah memiliki panduan dan melaksanakan protokol kesehatan ketat, maka dari itu Unisa Yogya melaksanakan kegiatan wisuda secara online sebagai bentuk tanggung jawab agar mengurangi serta memutus rantai penularan virus Covid-19.
“Meskipun diadakan secara daring, saya melihat tidak mengurangi keceriaan para wisudawan dan wisudawati bersama keluarganya tetap senyum bahagia,” tutur NoorDjanah.