Analisa Standar Ruangan STIKES 'Aisyiyah Undang Hiperkes DIY

Guna menganalisa standar ruangan agar nyaman untuk bekerja, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta bekerjasama dengan Hiperkes DIY, Senin (19/8).

Menurut Wakil Ketua Bidang Sumberdaya, Yuli Isnaeni, M.Kep.,Sp.Kom, kerjasama ini dimaksudkan agar lingkungan di STIKES ‘Aisyiyah nyaman untuk bekerja dan kegiatan belajar mengajar. Hasil dari analisa tesebut akan dijadikan sebagai bahan evaluasi agar ke depannya STIKES ‘Aisyiyah menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut sesuai dengan visi institusi yaitu menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia 2016.

Sementara itu, tim dari Hiperkes DIY yang diwakili oleh bapak Suhendro menjelaskan bahwa untuk menganalisa standar ruangan meliputi beberapa aspek antara lain, pencahayaan, suhu dan kebisingan. Untuk mengeceknya menggunakan alat (quest temp) selama 5-10 menit.

4 Mahasiswa STIKES 'Aisyiyah Ke Jepang

Sebanyak 4 mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta mengikuti International Summer School di Tokushima University Jepang. Mereka berada di Jepang selama kurang lebih 5 hari (5-9 agustus 2013).

Dijelaskan oleh Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep., Sp.Mat, saat pelepasan mahasiswa, bahwa kegiatan ini diikuti oleh STIKES ‘Aisyiyah untuk kedua kalinya. Tahun 2012 hanya mengirim 2 orang dan sekarang bisa mengikutsertakan 4 mahasisawa. Mahasiswa tersebut terdiri dari 2 mahasiswa program studi ilmu keperawatan S1, 1 mahasiswa program studi kebidanan D3 dan 1 mahasiswa program studi fisioterapi S1.

Lebih lanjut Warsiti menekankan agar para duta STIKES ‘Aisyiyah ini mampu mengembangkan kerjasama dengan peserta lain dari beberapa negara dan jalin hubungan positif sebanyak-banyaknya. Agar menambah wawasan dan dapat ditularkan kepada teman-teman di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Di Tokushima Jepang para mahasiswa akan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain Laboratory Tour, Japanese Lectures, Japanese Culture Experience, Summer Program Sosial Event dan Tokushima Culture Experience.

 

Dewi Motik: Saya Banggga Dengan 'Aisyiyah

Saya bangga dengan ‘Aisyiyah, organisasi perempuan bisa berbuat sebanyak ini. Memiliki amal usaha pendidikan (STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta) yang begitu besar. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Dr. Dewi Motik Pramono, M.Si saat mengunjungi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (19/7).

Lebih lanjut dewi menjelaskan bahwa KOWANI bisa ikut membantu dalam hal mengajar tema kewirausahaan dan leadership. Menurutnya kewirausahaan bisa melekat disemua bidang ilmu. Profesi bidan, perawat maupun fisioterapi bisa sukses salah satunya dengan berwirausaha.

Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat dalam sambutannya mengatakan bahwa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta ini merupakan pilot project dari Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, yang saat ini memiliki 4 program studi yaitu Ilmu keperawatan S1, Kebidanan D3, Bidan Pendidik D4 dan Fisioterapi S1. Dan dalam waktu dekat akan membuka program Studi S2 Kebidanan. Program ini sudah mendapat izin penugasan pembukaan dari Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI.

Sementara itu Ketua umum PP ‘Aisyiyah, Dra Noordjanah Djohantini, MM., M.Si menjelaskan bahwa STIKES ‘Aisyiyah akan membangun lagi kurang lebih 10 hektar, hal ini dalam rangka persiapan untuk menuju universitas ‘Aisyiyah.

Kunjungan ini dalam rangka silaturahmi dan mengunjungi kuliner Ramadhan di Kauman Yogyakarta.

Linda Gumelar : Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Meningkat

Data kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat menjadi 18,718% (data 2012). Kekerasan tersebut berupa kekerasan fisik, seksual dan psikologis. Hal tersebut di paparkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Linda Amalia Sari Gumelar, saat menjadi pembicara kunci (keynote speech) pengajian ramadlan 1434 H Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, di Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (14/7).

Lebih lanjut Linda menjelaskan penyebab terjadinya kekerasan antara lain nilai-nilai sosial budaya yang ada masih kental dengan budaya patriarki, ketimpangan relasi antara yang kuat dengan yang lemah serta pemahaman yang keliru tentang makna kekerasan.

Beliau juga menyoroti tindak kekerasan dari perspektif Islam dimana kekerasan merupakan tindakan melanggar syariat Islam dan termasuk dalam kategori kejahatan. Islam tidak pernah membenarkan kekerasan karena Islam megandung nilai-nilai perdamian, kesantunan, keadilan, penghargaan kepada sesama, kesetraan dan kemanusiaan.

Harapannya kepada ‘Aisyiyah agar ikut berperan dalam upaya perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan. Melakukan transformasi kader dan budaya serta paradigma untuk meminimalisir adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Memyebarluaskan pemahaman ajaran Islam yang santun, saling menghargai antar sesama. Berkontribusi dalam penciptaan keluarga dan masyarakat yang cinta damai dan cinta sesama.

Pengajian Ramadlan PP 'Aisyiyah 1434 H

Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bekerjasama dengan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menggelar Pengajian Ramadlan 1434 H, Minggu (14/7). Bertemakan ”Praksis Islam Nirkekerasan dalam Gerakan Dakwah ‘Aisyiyah” dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai Islam Nirkekerasan dan aktualisasinya dalam dakwah perspektif tarjih dan sosiologi.

Menurut Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta , Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, kegiatan ini juga dalam rangka milad ke 50 th STIKES ‘Aisyiyah. Dan tema ini dalam rangka menuju target MDGS, dimana salah satunya adalah mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Lebih lanjut Warsiti menyampaikan bahwa pada bulan Juli ini STIKES ‘Aisyiyah menerima amanah penugasan pembukaan S2 Kebidanan, dan ini merupakan bukti nyata ‘Aisyiyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Dra. Siti Noordjannah, MM., M.Si menegaskan, sesungguhnya selama ini Islam telah memberikan banyak pandangan mengenai perdamaian, yang tentu saja kelembutan adalah bagian dari cara untuk mencapai tujuan. Banyaknya aksi kekerasan dimasyarakat menurut Siti Noordjannah, dimulai dari fisik, psikologis, social, bahkan seksual, telah menjadi keprihatinan ‘Aisyiyah yang selama ini memang concern pada permasalahan – permasalahan tersebut, terutama yang terjadi pada perempuan. “Untuk itu dalam Pengajian Ramadhan ‘Aisyiyah ini kita akan mengupas tuntas landasan Teologis bahwa Islam adalah agama perdamaian, serta memberikan gambaran-gambaran bentuk kekerasan yang ada di sekitar kita,” ungkapnya.

Lebih lanjut menurut Siti Noordjannah, ‘Aisyiyah Selama ini telah secara terus menerus memberikan ciri dakwah yang lembut, ikhlas, dan penuh kerahmatan. “Sudah menjadi strategi dakwah ‘Aisyiyah yang Bil-Hikmah yang berarti nirkekerasan dan memberi kemanfaatan bagi semuanya,” jelasnya. Rencananya Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah akan berlangsung sampai Senin 15 Juli 2013, dengan menghadirkan berbagai narasumber dari ulama Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah, serta kalangan akademisi. Menteri Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia hari ini juga dijadwalkan memberikan materinya dalam Pengajian Ramadhan ‘Aisyiyah dengan tema Kebijakan Pemerintah Tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan.

Dalam pengajian ini turut di hadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Linda Gumelar, S.Ip sebagai pembicara kunci.

 

 

STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta dapat Izin S2 Kebidanan

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta mendapat surat penugasan pembukaan prodi baru S2 Kebidanan. Surat ini diserahkan langsung Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Djoko Santoso kepada Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, di Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jumat(5/7)

Penyerahan di lakukan bersamaan dengan ceramah dan dialog ilmiah dengan tema “Membangun Pendidikan Tinggi Kesehatan yang unggul di kampus terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jl. Ring Road Barat Sleman Yogyakarta. Pendidikan S2 diharapkan bisa membuat perguruan tinggi ini lebih dinamis.

Menurut Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat, bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian milad ke-50th STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, yang merupakan upaya untuk mewujudkan konsep pendidikan tinggi yang unggul.

Menurut  Dirjen Dikti, Prof. Djoko Santoso, M.Sc, saat ini di Indonesia ada sekitar 3000 perguruan tinggi. Sebanyak 165 perguruan tinggi di Indonesia adalah dari Muhammadiyah/’Aisyiyah. Hal ini menunjukkan komitmen Muhammadiyah/’Aisyiyah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak pernah berhenti. Dan dalam perjalanannya STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta diberi surat penugasan pembukaan  prodi baru S2 Kebidanan. Hal ini merupakan suatu prestasi bagi STIKES ‘Aisyiyah sebagi perguruan tinggi swasta pertama  membuka prodi tersebut.

Pada ceramah ilmiah ini, Djoko Santoso menjelaskan mengenai landasan hukum pendidikan tinggi, peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan pendidikan yang harus dicermati oleh setiap penyelenggara pendidikan.

Selaraskan Ilmu dan Seni Untuk Mencapai Unggul

Dalam rangka memperingati milad STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta yang ke 50, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menggelar Seminar Nasional dengan tema “Membangun Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Unggul” di kampus terpadu STIKES ‘Asiyiyah Yogyakarta, (5/7).

Keynote speak seminar ini, Prof.Drs.H.A.Malik Fadjar, M.Sc. yang dalam dialognya beliau mengatakan bahwa Ilmu dan seni itu yang akan menggerakkan potensi. Seseorang yang creative akan dapat menyeimbangkan ilmu dan seni yang ada dalam dirinya. Menyelaraskan seni dan ilmu, membentuk dunia dalam dunianya (pikirannya), dan seperti itu ia akan dapat menjadi unggul dan masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk dapat dikatakan unggul. Untuk mencapai unggul itu tidak ada batas. Start to beginning, siap adalah terpenting untuk memulai sebuah permulaan. Semua yang telah dimulai akan terus berlanjut. Karena disini kita itu bukanlah akan namun kita sudah. Kita semua sudah memiliki segala hal untuk membangun potensi diri kita, tinggal bagaimana cara kita saja untuk mengembangkan segala potensi yang telah kita miliki.

Semua perjuangan yang telah dilalui akan menjadi cermin tentang peneguhan cita-cita yang kita miliki. Banyak orang mengatakan bahwa ia ingin memiliki perguruan tinggi sebanyak 18 buah bahkan lebih, namun apalah gunanya harapan tanpa dibarengi dengan kerja keras dan mengamalkan Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai pegangan dan pedoman hidup kita. Ingatlah pesan beliau bahwa kita harus bisa menangkap signal-signal Al-Qur’an dan As-sunnah lalu mengaplikasikannya dalam hidup kita. Dan selanjutnya bersiaplah untuk mengembangkan potensi yang kita punya untuk mencapai rasa teguh terhadap cita-cita yang kita impikan dan akhirnya kita akan menjadi unggul diantara yang lainnya.

Sementara itu ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra Noordjanah Djohantini, MM., M.Si mengatakan bahwa persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya dalam berbagi bidang kehidupan. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Harapannya, melalui seminar nasional ini mampu memberikan kontribusi lebih luas dalam bidang pendidikan.

Seminar nasional ini juga menghadirkan pembicara guru besar Universitas Indonesia, Prof . Amal Chalik Sjaaf yang menyampaikan tema kebijakan Pemerintah Bidang Kesehatan Melalui Perguruan Tinggi Kesehatan untuk Menyambut BPJS. Dan Ketua Majelis Dikti PP ‘Aisyiyah , Prof. DR. Ir. Siti Muslimah Widyastuti, M.Sc, menyampiakan tema Kontribusi Pendidikan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Indonesia.

 

9 Mahasiswa NTUNHS Taiwan Mengikuti Summer Camp di STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta

Sebanyak 9 mahasiswa National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS) Taiwan mengikuti Summer Camps yang kedua kalinya di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. Pertama adalah tahun 2012 lalu. Selama 10 hari, 5-14 Juli 2013 para peserta Summer Camps diperkenalkan mengenai sistem kesehatan di Indonesia, dan mereka dapat membandingkan dengan sistem kesehatan di Taiwan.

”Para mahasiswa dari NTUNHS ini akan melihat beberapa kasus yang menantang di negara kita khususnya Yogyakarta, terkait dengan kesehatan ibu dan anak, seperti kematian yang tinggi, penyakit menular dan sebagainya. Penyakit tersebut disebabkan oleh kurangnya nutrisi, sanitasi dan kebersihan yang memadai di masyarakat kami. Saya pikir masalah menjadi lebih rumit, sebagai dampak dari ketimpangan dan ketidakseimbangan fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan”, kata Umu Hani, M.Kes, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta dalam sambutannya menerima mahasiswa NTUNHS, di ruang pertemuan (5/7).

Lebih lanjut Umu menjelaskan, dengan adanya Nursing Summer Camps ini, membantu dalam meningkatkan perspektif STIKES ‘Aisyiyah dan jalinan kerjasama lebih global, luas, pluralistik dalam hal bahasa dan budaya pola pikir. Dengan bergabung dalam program ini akan meningkatkan pengetahuan dalam hal aspek keperawatan teoritis dan praktis yang mungkin tidak tersedia di Taiwan. Dan para mahasiswa NTUNHS mungkin menemukan pengalaman baru atau bahkan cara yang berbeda untuk dapat dibagikan dengan teman-teman mahasiswa keperawatan di Taiwan.

”Saya ingin semua orang belajar begitu banyak hal baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya, dan juga saya berharap semua peserta menikmati kunjungan di Yogyakarta ini”, tuturnya.

Dalam Summer Camps ini para mahasiswa NTUNHS mengikuti kuliah selama 3 hari dan melakasnakan praktikum di Puskesmas Piyungan dan berkunjung ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah.  Di puskesmas mereka akan belajar/pelatihan mengenai manajemen terpadu balita sakit, sedangkan di rumah sakit mereka akan melakukan observasi terkait dengan asuhan keperawatan. Di samping itu mereka juga melaksanakan cultural trip ke Kraton Yogyakarta, Candi Borobudur dan menyaksikan ballet Ramayana di Candi Prambanan, Pantai Gunungkidul. Mereka juga mengikuti kursus membatik dan karawitan di Rumah Budaya Tembi .

Sementara itu, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta juga mengirimkan 11 mahasiswa untuk mengikuti overseas youths complementary therapy summer program di National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS) Taiwan ROC, 8-20 Juli 2013. Mereka belajar tentang beberapa jenis terapi kesehatan antara lain akupuntur, relaksasi dengan aromaterapi, culture tour dan visit ke beberapa rumah sakit di taiwan (hospital visit). Mellui kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan dan skill tentang kesehatan untuk menunjang profesinya kelak sebagai bidan dan perawat.

 

Pengumuman Pemenang Olimpiade Uji Kompetensi 2013

.

Tingkatkan Mutu Tenaga Kesehatan STIKES 'Aisyiyah Gelar Olimpiade Uji Kompetensi

Kebutuhan yang sangat penting bagi institusi pendidikan dan kebidanan saat ini adalah menghadapi uji kompetensi. Uji Kompetensi esensinya adalah untuk menjamin setiap profesi perawat dan bidan mempunyai kompetensi/standart yang sama. Kelulusan pertama (first taker) pada uji kompetensi ini adalah salah satu indikator kulitas mutu institusi. Lulus uji kompetensi menjamin lulusan untuk mendapatkan surat tanda registrasi (permenkes No. 161/Menkes/Per/I/2010).

Bertepatan dengan 50 tahun STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta ini, Program Studi Bidan Pendidik D4 ingin turut serta berpartisipasi terhadap keberhasilan uji kompetensi bagi lulusan keperawatan dan kebidanan melalui kegiatan olimpiade uji kompetensi. Dengan ini STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta mengadakan ‘’Lomba Uji Kompetensi Tingkat Nasional’’

Dalam pembukaan olimpiade uji kompetensi di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Rabu (3/7), ketua MTKP yang diwakili oleh drg. Yuli Kusumastuti, M.Kes, menjelaskan bahwa olimpiade atau lomba ini merupakan ide baru dan baru pertama kali dilakukan oleh institusi pendidikan kesehatan yang diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia. ”STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menjadi pelopor”, terangnya.

Harapannya dengan adanya olimpiade ini, uji kompetensi akan lebih memasyarakat dan muncul pemahamam di masyarakat khususnya tenaga kesehatan bahwa uji kompetensi ini bagian yang tidak terpisahkan dari tenaga kesehatan. Jadi hal ini jangan dijadikan sesuatu yang menakutkan melainkan untuk meningkatkan mutu tenaga kesehatan.

 Dinas Kesehatan Propinsi DIY juga mengucapkan selamat atas milad 50 th dan dengan adanya olimpiade ini diharapkan mampu memacu institusi pendidikan keseahatan agar lebih optimal mempersiapkan anak didiknya untuk uji kompetensi. Selain itu sebagai wahana komunikasi antar institusi kebidanan dan kepearawatan.

Pelaksanaan uji kompetensi sudah tidak bisa ditawar lagi oleh institusi keperawatan dan kebidanan. Pada tahun 2013 akan sudah dimulai pelaksanaan uji kompetensi. Untuk itu perlu dipersiapkan oleh institusi melalui berbagai upaya baik penyiapan sumber daya manusianya (dosen) dan penyiapan mahasiswa. Penyiapan antara lain melalui try out, latihan mandiri baik melalui Computer Based Test (CBT) maupun paper.

Kegiatan ini digelar pada Rabu-Kamis (3-4/7) 2013 di kampus terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Sejumlah 170 peserta ari seluruh Indonesia mengikuti olimpiade ini.Dan sebagai pemenangnya dari prodi Kebidanan, juara I STIKES ‘Aisyiyah Surakarta, juara II Akbid ‘Aisyiyah Banten, juara III STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Pemenang prodi Keperawatan, juara I STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, juara II PSIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, juara III PSIK Universitas Muhammadiyah Purwokerto.