Pelantikan Pejabat STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta

Saat ini STIKES ‘Aisyiyah mempunyai Visi menjadi sekolah tinggi terbaik se Indonesia, untuk itu kedepannya STIKES ‘Aisyiyah memiliki terobosan-terobosan strategi dalam pengembangan dan peningkatan terkait dengan kualitas akademik, pengelolaan sumber daya maupun pengembangan mahasiswa dan pemberdayaan alumni. Demikianlah yang di sampaikan oleh Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta periode 2012-2016, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat. Sambutan tersebut di kemukakan saat pelantikan Ketua dan Pejabat Struktural Pembantu Pimpinan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta periode 2012-2016 di Hall 4, Rabu (28/11).

Lebih lanjut Warsiti menjelaskan, terkait pengelolaan sumber daya manusia, keuangan dan sarana prasarana, STIKES ‘Aisyiyah berupaya untuk mengeksplorasi sumber dana selain dari mahasiswa misalnya melalui kompetisi dana hibah ataupun diversifikasi usaha lain. Peningkatan kualitas SDM ditargetkan 2016 seluruh dosen minimal S2. Selain itu lebih meningkatkan ketersediaan fasilitas dan sarana prasarana yang mendukung atmosfer akademik. Tahun 2013 ditargetkan menambah block kedua kampus terpadu ini.

Saat ini dinamika dalam mengelola lembaga perguruan tinggi tantangannya semakin besar dan berat. Harapannya kerjasama antar bagian/unit/prodi harus dipererat dan bersinergi. Tantangan tersebut dapat dijawab dengan komitment yang tinggi, integritas dan loyalitas dalam mengembangkan lembaga ini.

Sementara itu, KOPERTIS Wilayah V DIY yang diwakili oleh Tunggul Priyono, SH., M.Hum berpesan bahwa sebagai pejabat harus bekerja keras, cerdas, ikhlas dan tuntas untuk mengantarkan mimpi. cita-cita masa depan mahasiswa. Karena perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang menjadi idola kaum muda bangsanya sendiri dan bisa mengantarkan impian mereka.

Adapun Ketua dan Pejabat Struktural Pembantu Pimpinan adalah sebagai berikut: Warsiti, S.Kp., M.Kep.,Sp.Mat. (ketua), Mufdlilah, SST., M.Sc (wakil ketua I bidang peningkatan kualitas akademik), Yuli Isnaeni, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom (wakil ketua II bidang peningkatan kualitas sumber daya), Dra. Umu Hani, M.Kes (wakil ketua III bidang peningkatan kualitas kemahasiswaan dan pemberdayaan alumni), Sayifudin, M.Kes ( Kepala Badan Penjaminan Mutu dan Pengembangan), Ery Khusnal, MNS ( ketua prodi ilmu keperawatan S1), Mohammad Ali Imron, M.Fis (ketua prodi fisioterapi S1), Dewi Rokhanawati, S.Si.T, MPH. (ketua prodi bidan pendidik D4), Ismarwati, SKM., SST., MPH (ketua prodi kebidanan DIII), Suratini, S.Kep., Ns.,M.Kep.(sekprodi ilmu keperawatan S1), Siti Khotimah, SST.Ft., M.Fis (sekprodi fisioterapi S1), Asri Hidayat, S.Si.T., M.Keb (sekprodi bidan pendidik D4), Anjarwati, S.Si.T., MPH (sekprodi kebidanan DIII),

 

 

Hujan Lebat Tak Kurangi Semangat Sambut Milad 1 Abad di Gelora Bung Karno

Hujan lebat yang mengguyur stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta tidak mengurangi semangat ratusan ribu warga untuk mengikuti acara gelar 1 Abad Muhammadiyah. Ketua umum Muhammadiyah Din Syamsuddin bahkan rela berbasah-basahan ketika harus menyapa dengan mengelilingi stadion.

Sebelum mengisi pidato sambutan Milad 1 abad masehi dan 103 tahun hijriyah Muhammadiyah, Din Syamsuddin berkesempatan mengelilingi stadion untuk menyapa sekitar seratus ribu warga Muhammadiyah yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, Ahad (18/11/2012). Hujan yang mengguyur deras menurut Din Syamsuddin merupakan berkah dari Allah SWT bagi Muhammadiyah yang telah menginjak usia lebih dari 100 tahun. Dalam sambutannya Din Syamsuddin juga sempat berdialog secara teleconference dengan Muhammadiyah daerah yang juga sedang melangsungkan perayaan Milad di Malang, Makassar, dan juga Yogyakarta. Pada teleconference tersebut, masing – masing ketua umum Muhammadiyah propinsi Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan tekad dan keinginan warga Muhammadiyah untuk tetap istiqomah berjuang meneruskan dakwah dan beramal yang diwariskan Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Kegiatan perayaan milad Muhammadiyah di daerah dilakukan diberbagai titik, di Aceh, perayaan Milad dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Aceh, sedangkan di Yogyakarta, pelaksanaan Milad Muhammadiyah propinsi DIY dilaksanakan di sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Untuk di wilayah Sulawesi Selatan, perayaan di pusatkan di Universitas Muhammadiyah Makassar. Warga Muhammadiyah Jawa Timur juga dalam perayaan Miladnya dipusatkan di Dome Universitas Muhammadiyah Malang. Dari berbagai informasi yang dihimpun tim redaksi, hamper seluruh tempat perayaan Muhammadiyah termasuk di Gelora Bung Karno, tidak dapat menampung seluruh peserta yang hadir di titik masing-masing kota. (www.muhammadiyah.or.id)

Mutu Pelayanan Kesehatan Mesti Di Tingkatkan

Penjagaan mutu kesehatan baik sarana kesehatan maupun tenaga kesehatan sangatlah penting. Institusi pendidikan kesehatan sebagai wadah untuk mencetak para tenaga kesehatan hendaknya selalu meningkatkan kualitasnya. Hal tersebut di jelaskan oleh Drg. Yuli, M.Kes dari Dinas Kesehatan Propinsi DIY, saat pertemuan kemitraan Akademi Kebidanan Se-DIY, di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Selasa (30/10).

Lebih lanjutu Yuli menjelaskan untuk menjamin mutu kesehatan tersebut salah satu upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Propinsi DIY yaitu mempublikasikan rumah sakit di propinsi DIY yang bermutu. Indikator rumah sakit yang bermutu antara lain dilihat dari ijin, kelas/type, sertifikat yang dimiliki oleh tenaganya dan sebagainya. Hal tersebut perlu diketahui oleh masyarakat terutama institusi pendidikan kesehatan terkait dengan lahan praktik yang akan digunakan para mahasiswa (calon tenaga kesehatan). Selain itu pertumbuhan institusi pendidikan dan lahan praktek tidak seimbang, dimana institusi pendidikan berkembang sangat pesat dan lahan praktik  tidak banyak perubahan. Sehingga lahan praktik harus diperhatikan.

Untuk mencetak tenaga kesehatan yang bermutu, Yuli menghimbau kepada institusi pendidikan untuk memperhatikan beberapa hal antara lain sistem penerimaan mahasiswa baru (proses input),  proses institusi berkaitan dengan akreditasi, sarana prasarana, sumber daya dan uji kompetensi.

Kemitraan kebidanan ini dihadiri oleh perwakilan dari Akademi Kebidanan Seluruh DIY sebagai wadah untuk komunikasi, berbagi hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan kebidanan.

STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta Kurban 3 Sapi, 13 Kambing

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta bersama organisasi kemahasiswaan memperingati hari raya Idul Adha dengan penyembelihan dan pemberian hewan kurban ke beberapa daerah di wilayah Yogyakarta. Pemberian hewan kurban dilakukan mulai Kamis (25/10). Hewan kurban tersebut dihimpun dari para dosen, karyawan dan mahasiswa.

 

Acara penyembelihan di kampus terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jumat (26/10) dilakukan oleh para mahasiswa dan dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan, Dra Umu Hani, M.Kes. Selain penyembelihan, digelar pula lomba memasak untuk para karyawan dengan bahan utama daging sapi.

 

Beberapa wilayah yang menerima hewan kurban antara lain Masjid Uswatun Khasanah Serangan, Musholla Assalafi Mbalong Nogotirto, Pondok Pesentren dan Panti Asuhan Yatim-Piatu Abdul ‘Alim Muhammadiyah Imogiri, SD Muhammadiyah Temon Kulonprogo, TK ABA Derman Bambanglipuro Bantul, Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Wates Kulon Progo, Mushola Darunnajah Gamping Sleman, PKL Mahasiswa D III Stikes ‘Aisyiyah di Desa Ambarketawang Gamping Sleman, Masjid Darul Khoirot Trimulyo, Sleman (PRM Trimulyo), Masjid Nur Huda Serangan Yogyakarta, Masjid Al Jannah Wukirsari Cangkringan Sleman (PCM Cangkringan), Masjid Al-Irsyad Wukirsari Cangkirngan Sleman (PCM Cangkringan), SD Muhammadiyah Jelok Gunungkidul, SD Muhammadiyah Wonodoya, Masjid At-Taqwa Lendah Kulonprogo (PCM Lendah) Mushola Al-Barokah Terbah Patuk Gunungkidul (PCM Patuk), Taman Pendidikan Al-Quran Fitri Insani, Nogotirto Gamping Sleman.


Keterangan foto:

Penyerahan hewan kurban

Para dosen mengikuti lomba memasak

 

 

 

Pustakawan STIKES 'Aisyiyah Peroleh Anugerah Nugra Jasadarma Pustaloka 2012

Selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, mengantarkan Pustakawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Yogyakarta, Irkhamiyati, SIP., terpilih sebagai pustakawan berprestasi tingkat nasional dalam Seleksi Nasional Pustakawan Berprestasi Nasional. Kegiatan tersebut diselenggarakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) pada 11 oktober lalu di Jakarta. Irkhamiyati berhasil memperoleh anugerah Nugra Jasadarma Pustaloka 2012 dari Perpusnas RI.

Perpustakaan Nasional memberikan penghargaan kepada orang-orang yang dianggap telah berjasa mengenalkan perpustakaan sebagai bagian penting di bidang pendidikan dan memasyarakatkan minat baca. Kategori penerima penghargaan antara lain tokoh masyarakat, birokrat, penulis terbaik, perpustakaan desa terbaik, pustakawan berprestasi dan pemenang lomba bercerita tingkat SD/MI tingkat nasional 2012.

Dalam ajang ini, Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk Propinsi yang banyak meraih penghargaan, sebab selain memperoleh anugerah untuk kategori Pustakawan Berprestasi Nasional, Perpustakaan Desa, juga ada yang mendapat penghargaan Juara harapan I lomba bercerita anak SD/MI, yakni Salsabila dari SD Muhammadiyah Tegalrejo. Selain itu insan media yang juga mendapat penghargaan adalah Bp. Nudi M dari Jogja TV.

Acara pemberian hadiah dikemas dalam siaran media televisi dengan nama Gemilang Perpustakaan Nasional yang ditayangkan pada hari Ahad (21/10). Anugerah yang diperoleh merupakan award agar terus berkarya dan lebih memberi manfaat dalam pengembangan dunia perpustakaan dan minat baca untuk menunjang tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Beberapa prestasi yang pernah diraih Irkhamiyati antara lain Juara I Lomba Penulisan Artikel Kesehatan Se-DIY (2008), Peserta Lomba Penulisan Artikel KB-BKKBN (2009), Finalis Pustakawan Berprestasi Naional (2010), Juara I Pustakawan Berprestasi-Kopertis V (2011) dan Juara I Lomba Penulisan Artikel Perpustakaan SE-DIY (2011) yang diadakan oleh Perpustakaan Kota Yogyakarta, Juara III Pustakawan Berprestasi Nasional yang digelar oleh Dirjen Dikti (2011).

 

ket foto: Irkamiyati berfoto bersama para peraih award dari DIY

Malik Fadjar: Gerakan Muhammadiyah Berserta Ortomnya Tidak Boleh Berhenti

Aisyiyah sebagai organisasi otonom khusus tak terpisahkan dengan Muhammadiyah sebagai sebuah Gerakan. Muhammadiyah terus bergerak, dalam konteks ini Muhammadiyah adalah sebuah gerakan dan ‘Aisyiyah pun seperti itu. Gerakan yang harus terus dibangun, harus memiliki keyakinan dan komitmen yang kuat. Selain itu harus bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang terpenting juga harus rajin-rajin silaturahim (networking).  Pernyataan itu disampaikan Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Drs. H. Abdul Malik Fadjar dalam Sidang Tanwir I ‘Aisyiyah di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta siang tadi (21/10).

Menurut mantan Mendiknas RI itu, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah bukan orang pas-pasan, tapi orang-orang Muhammadiyah – ‘Aisyiyah adalah orang yang menatap ke depan. Pesan kepada Ketua Stikes, Komunikasi ke siapa saja itu lebih hebat dari pada leaflet, ibu-ibu juru bicara yang bagus, juru bicara Stikes Aisyiyah, Juru Bicara ‘Aisyiyah.

Guru Besar Emiritus ini berpesan Semua gerakan Persyarikatan harus berkesinambungan, menyiapkan generasi-generasi penerusnya. Muhammadiyah 2015 harus sudah dipikir, Cita-cita Muhammadiyah. Gerakan Muhammadiyah berserta ortom-ortomnya tidak boleh berhenti. Ia mengingatkan Ketika kita sudah memiliki AUM Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah (PTA) harus selalu dirawat baik-baik.

“Dalam memimpin AUM dan organisasi harus memiliki Manajemen ilmu dan seni,  makin besar STIKES, makin kompleks, bisa tidak berbarokah, kalo kita tidak merawatnya dengan barokah. Jangan ada konflik, konflik itu tidak akan memberi kemajuan. Saya ingatkan jangan ada konflik dalam Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Seorang pemimpin harus bisa mengemong, itulah seni dalam mempimpin AUM” tambah Mantan Rektor UMM dan UMS ini.

Acara Sidang Tanwir I ‘Aisyiyah sendiri sudah dilaksanakan selama 4 hari sejak Kamis (18/10) dan dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, M.A. Jumat (1910) sekaligus peresmian Kampus Terpadu Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Bazar Tanwir I 'Aisyiyah Masih Ramai Dikunjungi

Sejak dibukanya Bazar Tanwir I ‘Aisyiyah Kamis (18/10) yang lalu. Bazar hingga hari ini (21/10)  tetap berlangsung meriah. Bazar yang diikuti oleh warga ‘Aisyiyah dari berbagai daerah di seluruh Indonesia ini menjual baju batik bermacam motif, makanan ringan khas daerah, cindera mata, asesoris, serta berbagai souvenir.

“Harganya relatif sama, bahkan di sini lebih dekat dan praktis,” komentar Warsiti, M.Kep., Sp.Mat, Ketua Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta yang kebetulan sedang berbelanja bahan batik, sandal, masker, dan gantungan kunci di Bazar. Di arena Bazar juga terdapat stand makanan yang menyediakan berbagai jenis makanan. Dari sekian stand yang ada, Rujak Gobet menjadi stand paling laris. Rujak Gobet sebenarnya tidak jauh beda dengan jenis rujak pada umumnya. Hanya saja ia memakai nama yang berbeda sehingga menarik minat banyak pembeli.

Menurut salah satu peserta stand Bazar, pemasukan tiap harinya terbilang lumayan walaupun tidak semeriah saat Muktamar Muhammadiyah tahun lalu. Bazar kali ini dimeriahkan juga dengan berbagai lomba, seperti lomba kuliner dan lomba kreasi jilbab, serta live performent akustik dari mahasiswa UGM. Bazar akan ditutup pada hari minggu (21/10/2012) bersamaan dengan Penutupan Sidang Tanwir I ‘Aisyiyah.(www.muhammadiyah.or.id)

Suara Aisyiyah Salah Satu Jembatan Komunikasi Organisasi Aisyiyah

Eksistensi ‘Aisyiyah dalam membangun peradaban bangsa Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Sejak berdiri pada tahun 1917, sampai saat ini ‘Aisyiyah telah memiliki cabang hampir di seluruh pelosok Indonesia dan berkontribusi melalui dakwah dan jihad di berbagai bidang, antara lain pendidikan, ekonomi, kesehatan, pendidikan politik maupun usaha lain dengan berbasis pada gerakan Keluarga Sakinah dan Qoryah Thoyyibah.

Dalam kesempatan Tanwir I ‘Aisyiyah yang dilaksanakan di Kampus Terpadu Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta selama tiga ini (19-21/10/2012), Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah mengungkapkan bahwa dalam menjalankan dakwah dan jihadnya, ‘Aisyiyah membutuhkan sarana yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara organisasi dan anggota, maupun antara organisasi dan stakeholder eksternal lainnya, dalam hal ini adalah suara ‘Aisyiyah, Sabtu, (20/10).

Majalah Suara ‘Aisyiyah yang berdiri sejak 1926 pada mulanya terbit dengan menggunakan bahasa Jawa dan berisi tentang masalah pendidikan, praktis kewanitaan, psikologi populer, ajaran agama, berita organisasi, pergerakan wanita, pengetahuan umum dan penyebaran agama Islam, seperti seruan untuk kaum wanita agar menutup auratnya, memakai kerudung, menjauhi pergaulan bebas, mentaati adab sopan santun ke-Islaman dan sebagainya.

Guru Besar Filologi Fakultas Ilmu Budaya UGM ini menyampaikan bahwa Majalah Suara ‘Aisyiyah masa kini, berbahasa Indonesia, dengan materi organisasi dan kehidupan islam serta tersebar secara nasional sehingga apa yang dilakukan gerakan ‘Aisyiyah dapat terkomunikasikan diseluruh Indonesia.

Diakhir penyampaiannya, iamenegaskan bahwa “Suara ‘Aisyiyah saat ini memiliki fungsi strategis yaitu sebagai salah satu sarana dakwah melalui media massa dan merupakan perpanjangan tangan ‘Aisyiyah dalam mewujudkan cita-citanya. Suara ‘Aisyiyah juga berfungsi sebagai media informasi dan komunikasi pimpinan anggota di seluruh Indonesia, yang sangat strategis dalam memberikan perluasan pengetahuan dan penyadaran bagi peran perempuan dalam dunia domestik dan publik”. (www.muhammadiyah.or.id)

Haedar Nashir: Islam Yang Berkemajuan Menurut Muhammadiyah

Tanwir ‘Aisyiyah hari kedua, Sabtu pagi (20/10/2012) yang dilangsungkan di Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakartadibuka dengan Pleno ke VI dengan tema “Pandangan Muhammadiyah tentang Islam yang Berkemajuan” yang dipaparkan oleh Ketua PP Muhammadiyah, Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. Diikuti oleh seluruh Anggota Tanwir I ‘Aisyiyahdari seluruh Indonesia yang bertempat di Hall lantai 4,“Prof. Dra. Siti Baroroh Baried”.

Menurut Haedar, pemikiran Ahmad Dahlan membawa perubahan bagi umat Islam terutama warga Muhammadiyah. Sejak 100 tahun yang lalu hingga sekarang sudah mulai memasuki abad yang ke-2. Setiap kelahiran abad baru akan melahirkan umat baru sebagai umat pembaharu. “ ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah lahir dari produk ijtihad yang saat itu masih bersifat konservatif dan sangat membelenggu kaum perempuan, sehingga muncul ide dari pemikiran KH Ahmad Dahlan saat itu untuk memajukan Islam”.Ujarnya di hadapan ratusan anggota Tanwir pagi tadi.

Selanjutnya, Haedar juga menyampaikan pandangan Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan tidak akan pernah berhenti menyinari negeri dan semesta kehidupan. Kemajuan senantiasa menyertai dan menjadi nafas gerakan Muhammadiyah sepanjang perjalanan gerakannya. Dengan spirit dan pandangan Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah mencerahkan umat, bangsa dan dunia kemanusiaanyang merupakan wujud dari ijtihad dakwah Islam sebagai Din al-Hadlarah dan menyebar risalah rahmatan lil-‘alamin untuk membangun peradaban yang utama dimuka bumi yang dianugerahkan Allah SWT.

Haedar yang juga Pimpinan Redaksi majalah Suara Muhammadiyah (SM) mengatakan bahwa tulisannya yang berisikan tentang Muhammadiyah dan Islam Yang Berkemajuan sudah sering ditulis di SM. “Konteks Islam Berkemajuan itu sangat luas, paparan demi paparan sudah kami jelaskan di majalah SM”. Usia Muhammadiyah yang sudah 1 Abad ini menurutnya perlu segera kembali menyiapkan strategi gerakan dakwah Islam yang berkemajuan sehingga langkah gerak persyarikatan semakin dinamis.(www.muhammadiyah.or.id)

Wamenkes: 'Aisyiyah Diharapkan Kawal Kebijakan Pemerintah Khususnya Di Bidang Kesehatan

Kalau dulu orang miskin dilarang sakit, sekarang bagaimana mengubah orang miskin yang sakit dilarang bayar”. Hal tersebut dikatakan oleh Prof. Dr. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, Ph.D, Wakil Menteri Kesehatan RI, dalam forum Sidang Tanwir I ‘Aisyiyah (20/10/2012), di Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Ali Ghufron menambahkan, orang miskin cenderung mempunyai konsep sendiri tentang sakit, “orang miskin tidak akan datang ke rumah sakit kalau belum benar-benar sakit.” ujarnya.

“Saya bangga, terharu dan senang bisa diundang dalam Sidang Tanwir ‘Aisyiyah, sekaligus melihat pembangunan Kampus Terpadu Stikes ‘Aisyiyah yang luar biasa membuat saya merinding. Mari kita bersyukur, kita berjuang lagi untuk umat, bangsa dan negara,” tambahnya.

Tentang peran Pemerintah dalam bidang Kesehatan, Ali memaparkan materi mengenai Kebijakan dan Strategi Pemerintah di Bidang Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Dhu’afa) serta sinerginya dengan ‘Aisyiyah. Manusia selalu menghadapi resiko termasuk sakit, dan orang miskin cenderung tidak berdaya menghadapi resiko sakit. Sedangkan konstitusi telah mengamanatkan bahwa rakyat berhak atas jaminan kesehatan dan pemerintah berkewajiban melakukan penjaminan. Hal tersebut, ujar Ali Ghufron, yang kemudian melandasi berbagai program jaminan sosial oleh pemerintah serta akan berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional pada 2014 nanti.

Ali menambahkan, saat ini, jumlah warga yang masuk dalam program Jamkesmas sebanyak 76,4 juta orang atau lebih banyak dari peserta Jamkesmas awal yang hanya berjumlah 36 juta orang. Pada tahun 2014 nanti saat diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), diharapkan seluruh masyarakat Indonesia memiliki jaminan sosial.(www.muhammadiyah.or.id)

Menurut Ali Ghufron yang juga Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, berbagai bentuk kepedulian terhadap orang miskin sejatinya sejalan dengan spirit Al-Ma’un yang menjadi watak gerakan praksis sosial Muhammadiyah-‘Aisyiyah. Bahkan, tegas Ali, di dalam QS. Al-Ma’un juga telah disebutkan bahwa seorang mukmin yang tidak menyantuni orang miskin digolongkan sebagai pendusta agama.

Muhammadiyah-‘Aisyiyah, dalam pandangan Ali Ghufron, telah mengimplementasikan QS. Al-Ma’un dalam gerakan praksis, termasuk di bidang kesehatan melalui berbagai amal usaha layanan kesehatan, memperbanyak jumlah tenaga kesehatan, serta pemberdayaan kesehatan komunitas. Anggota Tim Ahli Majelis Pembina Kesehatan Umum PP Muhammadiyah ini berharap, terkait kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, kehadiran ‘Aisyiyah menjadi begitu penting untuk melakukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan pemerintah termasuk penggunaan Biaya Operasional Kesehatan (BOK).(www.muhammadiyah.or.id)