Baq 12

Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Baitul Arqom Tenaga Kependidikan dengan tema “Tenaga Pendidik Sebagai Penggerak Perubahan Nilai-Nilai Islam Berkemajuan”. Kegiatan ini turut mengundang M. Sayuti, PhD sebagai instruktur pada materi Manajemen Unggul Inovatif didasari nilai-nilai Islam berkemajuan. Kegiatan ini dilangsungkan di Ruang kelas A lantai 4 Gedung Siti Mundjiyah Unisa Yogyakarta pada Sabtu(18/6).

“Amal usaha Muhammadiyah adalah salah satu usaha dari usaha-usaha dan media dakwah Persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya,” jelas Sayuti saat menyampaikan materi.

Sayuti menambahkan bahwa, organisasi atau universitas menghadapi perubahan terus-menerus terkait dengan SDM, keanggotaan dan kepengurusannya. Datang dan pergi. Karena itu ikatan sosial harus terus dibangun dan dipelihara untuk mencapai keunggulan,tutup Sayuti. Kegiatan Baitul Arqom ini diikuti para peserta dengan antusias dari awal sampai dengan selesai. (eza)

Whatsapp image 2022 06 18 at 12.04.42

Baitul Arqam tenaga kependidikan (tendik) masih berlangsung hingga 18 Juni 2022. Dalam kesempatan kali ini turut mengundang Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat Aisyiyah, Prof. Siti Muslimah Widyastuti,  sebagai narasumber pada sesi pendalaman materi.

Muslimah Widyastuti menyampaikan bahwa untuk mewujudkan tenaga kependidikan UNISA Yogyakarta yang Profesional, Amanah, Kolaboratif, Akhlak Mulia dan Raih keunggulan (PAKAR) perlu memahami peran, nilai dasar, memiliki aspirasi serta perencanaan berbasis inovasi yang baik.

Lebih lanjut Muslimah Widyastuti menjelaskan perencanaan berbasis inovasi meliputi (1) context, yaitu institusi perlu mengidentifikasi permasalahan internal dan eksternal serta tren dimasyarakat agar dapat menyusun SWOT sebagai upaya peningkatan manajemen kependidikan. (2) leadership, yaitu setiap pimpinan perlu menunjukkan perilaku kepemimpinan dan komitmen untuk mengembangkan inovasi, strategi dan kebijakan. (3) planning, perumusan orientasi dan struktur institusi serta inovasi perlu didasarkan pada arahan pimpinan dan analisis SWOT. (4) support, yaitu perlunya SDM yang kompeten dibidangnya serta dukungan sarpras yang memadai. (5) evaluation, yaitu evaluasi pelaksanaan kebijakan perlu dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. (6) improvement, yaitu pengembangan kelembagaan selanjutnya perlu didasarkan pada hasil evaluasi. Muslimah berpesan, sebagai tendik perlu memiliki prinsip etos kerja yaitu kerja adalah ibadah, kerja adalah amanah, kerja adalah amal sholeh, kerja itu keras dan harus halal.

Baq 10

Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Baitul Arqom Tenaga Kependidikan dengan tema “Tenaga Pendidik Sebagai Penggerak Perubahan Nilai-Nilai Islam Berkemajuan”. Kegiatan ini turut mengundang Dr. Salmah Orbayyinah, M.Kes.,Apt sebagai instruktur pada materi Optimalisasi Peran UNISA dalam Da’wah Pencerahan. Kegiatan ini dilangsungkan di Ruang Sidang lantai 2 Gedung Siti Mundjiyah Unisa Yogyakarta pada Sabtu(18/6).

“Da’wah pencerahan harus bermuatan pendidikan berfikir positif dan kreatif. Dengan pencerdasan, umat dibiasakan menjahui pola-pola hidup yang masih sarat dengan thakayul, bid’ah dan Khurafat. Sedangkan dari sisi pemberdayaan mengoptimalisasikan segala potensi sasaran untuk meraih hidup sukses,” jelas Salmah Orbayyinah saat menyampaikan materi.

Salmah Orbayyinah menambahkan bahwa da’wah kampus itu mengarah ke masing masing individu, keluarga, masyarakat negara dan peradaban islam. Lingkup da’wah pencerahan kampus di UNISA sangat luas sasarannya mulai dari mahasiswa hingga civitas yang ada di UNISA , tutup Salmah. Kegiatan Baitul Arqom ini diikuti para peserta dengan antusias dari awal sampai dengan selesai. (eza)

Baq 8

Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Baitul Arqom Tenaga Kependidikan dengan tema “Tenaga Pendidik Sebagai Penggerak Perubahan Nilai-Nilai Islam Berkemajuan”. Kegiatan ini turut mengundang Amika Wardana, S.Sos., MA.Ph,D sebagai instruktur pada materi PHIWM dan Pengembangan Profesi Dalam Mengelola Amal Usaha. Kegiatan ini dilangsungkan di Ruang sidang lantai 2 Gedung Siti Mundjiyah Unisa Yogyakarta pada Jumat (17/6).

“Kepentingan akan adanya pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari keyakinan hidup islami dalam muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir Jakarta 1992 yang lebih merupakan konsep filosofis. Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah karena berbagai faktor (internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan norma yang jelas dari muhammadiyah sendiri,” jelas Amika Wardana saat menyampaikan materi.

Amika Wardana menambahkan bahwa, PHIWM atau Pedoman Hidup Islami warga Muhammadiyah merupakan seperangkat nilai dan norma islami yang bersumber Alquran dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku manusia sehari-hari , tutup Amika. Kegiatan Baitul Arqom ini diikuti para peserta dengan antusias dari awal sampai dengan selesai. (eza)

Baitul arqom tendik : tarjih dalam perspektif islam

Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Baitul Arqom Tenaga Kependidikan dengan tema “Tenaga Pendidik Sebagai Penggerak Perubahan Nilai-Nilai Islam Berkemajuan”. Kegiatan ini turut mengundang Dr. Siti Aisyah., M.Ag sebagai instruktur pada materi Hakekat Islam Perspektif Tarjih. Kegiatan ini dilangsungkan di Ruang kelas A lantai 4 Gedung Siti Mundjiyah Unisa Yogyakarta pada Jumat (17/6).

“Muhammadiyah adalah gerakan islam, Da’wah Amar Ma’ruf nahi munkar dan Tajdid bersumber pada Al-quran dan As-sunah. Tarjih dalam muhammadiyah adalah aktifitas untuk merespon berbagai masalah sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan dari sudut pandang agama islam dan juga bertajih menurut muhammadiyah artinya sama atau hampir sama dengan melakukan ijtihad mengenai suatu permasalahan dilihat dari perspektif islam,” jelas Siti Aisyah saat menyampaikan materi.

Siti Aisyah menambahkan bahwa, ada tiga produk tarjih pertama keputusan munas tarjih, ke dua fatwa tarjih dan ke tiga wacana tarjih. Sedangkan cara melakukan tarjih adalah dengan memilih dalil yang paling kuat, tutup Siti.

Kegiatan Baitul Arqom ini diikuti para peserta dengan antusias dari awal sampai dengan selesai. (eza)