Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Diberitahukan kepada seluruh civitas akademika STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, bahwa sesuai dengan Agenda Kalender Akademik Semester Gasal TA 2015-2016 akan dilaksanakan Remedi Semester Gasal TA 2015-2016 dengan jadwal sebagai berikut :

No

Agenda Kegiatan

Waktu

1

 He-Registrasi Remedi

 

 

  • HER – REGISTRASI   ON-LINE
  • (Melalui SIM Mahasiswa masing-masing)

9 – 10 Februari 2016

2

Pembayaran Biaya Remedi di Bank

12 Februari 2016

3

Pelaksanaan Kuliah Review Remedi

15 – 16 Februari 2016

4

Pengambilan Kartu Ujian Remedi di PA

17  Februari 2016

6

Pelaksanaan Ujian Remedi

18 – 20 Februari 2016

7

Pengolahan Nilai Remedi

22 – 27 Februari 2016

 

Adapun untuk ketentuan Remedi , jadwal review dan jadwal ujian dapat di download pada link dibawah ini :

http://akademik.say.ac.id/ketentuan-pelaksanaan-remedi-semester-gasal-ta-2015-2016

 Demikian pemberitahuan ini, Atas perhaitiannya kami sampaikan terima kasih

 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Yogyakarta, 26 Januari 2016

 

Bagian Akademik

 

Pengumuman dapat diunduh di bawah ini

Unduh Berkas

Pimpinan Pusat Aisyiyah menggelar Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) di Kampus terpadu STIKES `Aisyiyah Yogyakarta (SAY) sabtu – minggu (16-17/01), yang dihadiri oleh jajaran ketua, sekretaris dan bendahara PP `Aisyiyah hingga majelis dan lembaga yang berkantor di Yogyakarta.

Acara dibuka langsung oleh Ketua Umum PP `Aisyiyah Dra. Siti Noordjannah Djohantini, MM, M.Si, tujuan diadakanya Rakerpim kali ini yaitu membangun strategi dan memperbaiki kinerja `Aisyiyah untuk lima tahun kedepan dalam mengawali abad kedua, selain sebagai ajang silaturrahmi ketua kepada para jajaran kepengurusan PP `Aisyiyah.

Adapun acara yang digelar selama dua hari itu untuk memaparkan program dari masing- masing majelis dan lembaga, rumusan Rakerpim difokuskan kepada program lintas majelis dan lembaga yang dimiliki oleh `Aisyiyah.

Perawat (ners) menjadi salah satu dari delapan profesi tenaga kesehatan yang bakal terdampak pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menyiapkan lulusannya untuk siap menghadapi persaingan dengan tenaga kerja asing.

”Lulusan STIKES Áisyiyah sudah siap menghadapi MEA,” kata Ketua STIKES Áisyiyah Yogyakarta , Warsiti, M,Kep.,Sp.Mat, selepas acara pengambilan sumpah dan pelantikan Ners Angkatan XVIII STIKES Áisyiyah Yogyakarta, Sabtu (16/1). Ada 108 lulusan tahun akademik 2015/2016 dengan rata-rata indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,85. Lulusan terbanyak dengan predikat cumlaude sebanyak 99 orang ( 91,67%).

Warsiti mengatakan, salah satu yang menjadi kunci keberhasilan dalam MEA adalah komunikasi. Karena itu, perihal kemampuan bahasa menjadi perhatian. Ia mengatakan, pembelajaran Bahasa Inggris dilakukan secara intensif. Fokus utamanya pada percakapan (conversation). Lulusan STIKES Áisyiyah disyaratkan memiliki hasil TOEFL minimal 450.

Lulusan STIKES Áisyiyah, menurut Warsiti, juga disiapkan untuk bisa menjadi kader persyarikatan yang nantinya diharapkan bisa menjadi penggerak di tengah masyarakat dimanapun mereka berada.

Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan ners, STIKES Áisyiyah Yogyakarta juga bekerjasama dengan Badan Kerjasama Penanggulangan Gawat Darurat Medik Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (BAKER PGDM PERS). Kerjasama ini berupa penyelenggaraan training penanganan kegawatdaruratan medis tingkat dasar. Dengan demikian seluruh ners angkatan ke-18 memiliki sertifikat berskala nasional dalam penanganan kegawatdaruratan medis dasar. Selain itu, para ners juga menjalani Objective Structured Competency in Islamic Values Examination (OSCIE). Ini merupakan ujian untuk mengukur kemampuan mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan profesioanl.

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Ners, Ery Khusnal, MNS, optimis lulusan STIKES Áisyiyah Yogyakarta siap menghadapi era MEA., baik dari sisi bahasa, akhlak, maupun kemampuan. Bahkan ia menilai, mereka sudah siap bekerja di luar negeri. Hanya saja menurut dia, selama ini untuk bertugas ke luar negeri masih banyak ang terkendala izin orang tua. Karena itu, ke depan ia mendorong ners STIKES Áisyiyah untuk kembali ke daerah asal dan membangun daerahnya masing-masing.(Republika)