Mahasiswa unisa menyabet 2 medali dalam event sultan kacirebonan cup 2021

Mona Sania Hanifah Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Prodi S1 Keperawatan Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berhasil meraih prestasi, dalam Kompetisi Pencak Silat Tingkat Nasional yang diselenggarakan pada Event Sultan Kacirebonan Cup 2021, 27-28 November 2021 di Hall Stadion Bima Cirebon.

Tidak tanggung – tanggung dalam kompetisi ini, Mona Sania Hanifah berhasil meraih dua medali di kategori yang berbeda, yaitu medali emas dalam kategori Laga dan medali perak dalam kategori Seni Tunggal.

Mona menuturkan bahwa Latihan untuk mengikuti ajang Sultan Kacirebonan Cup berawal dari melihat kemampuan untuk bisa bertanding dan latihan khusus yang dilakukan setiap pagi dan sore selama 1 bulan.

“Rasanya senang pertama kalinya ikut kejuaraan perguruan tinggi, bisa meraih medali emas dan perak. Dan juga pertama kalinya bisa membawa nama kampus Unisa Yogyakarta.” Tutur Mona. Unisa Yogyakarta tentu ikut berbangga, pasalnya perwakilan mahasiswa yang dikirim untuk mengikuti kejuaraan berhasil menyabet dua medali sekaligus dalam event bergengsi itu. Mahasiswa UNISA Yogyakarta mengikuti lomba secara Offline yang diikuti oleh kontingen dari berbagai daerah di Indonesia.

Hebat! mahasiswa s1 bioteknologi unisa yogyakarta raih juara 1 lomba internasional

Tim Mahasiswa Prodi S1 Bioteknologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, berhasil meraih juara 1 dalam Video Pitching Competition di Event Southeast Asia Global Innovation Challenge (SEA-GIC) 2021, diselenggarakan oleh ACS Student Chapter di Malaysia, yang dilaksanakan pada 6 September-27 November 2021.

Prodi Bioteknologi Unisa Yogyakarta mengirimkan tim mahasiswa yang terdiri dari Panji Agung Nugroho, Syifa Tiara Noorintan dan Gradia Martin Jati Pramareti.

            Dalam wawancaranya, panji menjelaskan proses dalam mencari ide yang sesuai dengan tema kompetisi yaitu penanganan sampah akibat pandemi. Dari tim S1 Bioteknologi Unisa Yogyakarta mengajukan alternatif styrofoam yang biodegradable, maka tantangan utama awal adalah membuat prototype, dalam percobaan pertama dengan perbandingan bahan- bahan yang berbeda untuk menghasilkan produk dengan sifat yang diinginkan.

Selama proses itu mereka terus melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, setelah dirasa yakin dengan hasilnya, mereka diwajibkan membuat dan mengumpulkan video serta abstraksi mengenai ide yang mereka ajukan. Setelah dinyatakan lolos selanjutnya mereka diminta untuk mempersiapkan presentasi untuk final.

“Alhamdulillah senang karena perjuangan kami akhirnya bisa menjuarai kompetisi ini. Semoga perjalanan kami dapat menginspirasi teman lainnya untuk dapat meningkatkan prestasi pada bidangnya masing masing hingga tingkat internasional,” Tutup Panji. (eza)