Unisa yogya

Universitas  ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta gelar senam bersama dan periksa kesehatan gratis bersama seluruh warga sekitar dan civitas akademika di halaman kampus terpadu Unisa Yogyakarta, Sabtu (21/01).

Wakil rektor II Yuli Isnaeni, M.Kep., Sp. Kom dalam sambutannya menjelaskan, kegiatan ini menjadi momentum silaturahmi antara civitas akademika dengan warga, sehingga keberadaan Unisa Yogyakarta menjadi sahabat masyarakat dalam menjaga dan membimbing keberadaan seluruh civitas akademika.

“Mohon jika terdapat hal-hal yang tidak berkenan, mohon untuk dibimbing dan diluruskan. Insya Allah kegiatan ini akan digelar secara rutin,” tutur Yuli.

Nini Harwiyani warga Karang Tengah Nogortito merespon baik kegiatan yang di laksanakan Unisa Yogyakarta “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan mahasiswa jauh lebih sehat  memiliki umur Panjang,” tutur Harwiyani. Harwiyani juga berharap agar Unisa Yogyakarta maju terus pantang mundur dalam mencerdeskan anak bangsa.

Youtube & lldikti 10

Berita mengenai ratusan siswi di Ponorogo yang hamil di luar nikah mengejutkan kita semua. Hal ini sangat disayangkan oleh banyak pihak. Disaat usia mereka seharusnya menikmati pendidikan dan menyiapkan masa depan cerah, mereka justru terjerumus dalam pergaulan bebas dan hamil diluar nikah.

Dosen Kebidanan Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Endang Koni Wahyuningsih, MSc.N-M., Ph.D., turut menanggapi peristiwa ini.

Endang Koni mengatakan tingginya angka pernikahan usia dini adalah sebuah alarm bagi kita semua, bahwa fungsi ketahanan keluarga harus diperkuat kembali. Keluarga adalah benteng awal dan akhir dari anak-anak yang dapat memberikan modal utama sebelum ia menentukan dengan siapa ia akan bergaul dan apa yang akan ia lakukan.

Penelitian yang dilakukan Endang Koni pada tahun 2017 terkait faktor-faktor yang mempengaruhi anak menikah usia dini antara lain mayoritas mereka menikah karena kehamilan yang lebih dulu terjadi sebelum adanya ikatan pernikahan (pre-marital pregnancy). Dan adanya lima faktor penyebab kehamilan diluar nikah yaitu faktor kurangnya pengetahuan baik orangtua dan pelaku pernikahan usia dini, faktor memiliki pacar/teman dekat, faktor kurangnya pengawasan orangtua, dan faktor sosial  (teman atau saudara hamil diluar nikah dan menikah di usia dini).

Pengawasan orang tua

Endang Koni menjelaskan, orang tua dalam hal ini sebagai pengawas utama, harus selalu waspada terhadap arus pergaulan bebas yang semakin luas. Orang tua wajib memberdayakan diri dengan pengetahuan yang relevan agar dapat memenuhi ekspektasi anak remaja terhadap informasi terkait seksualitasnya. Komunikasi yang berjalan secara dua arah atau demokrasi, bukan otoriter, juga nampaknya menjadi gaya asuh yang diminati oleh para remaja kita yang dapat mencuri hatinya agar selalu merasa membutuhkan orang tua. 

Perkuat fungsi keluarga

Menurut Endang Koni, keluarga sebagai tempat dimana remaja tersebut berinteraksi paling lama dibanding lingkungan yang lain. Menciptakan suasana yang hangat didalam keluarga dan menjadikan keluarga sebagai tempat yang nyaman untuk pulang bagi anak-anak kita, menghabisakan lebih banyak waktu bersama, akan secara tidak langsung dapat mencegah anak-anak mencari tempat pelarian lain yang dapat menjerumuskan mereka kepada pergaulan bebas yang dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Keluarga memiliki fungsi melindungi dan afeksi, tidak memandang status keluarga yang utuh ataupun broken ataupun bukan keluarga inti. Keluarga tidaklah selalu ayah dan Ibu secara biologis, namun juga bermakna lingkungan sosial dimana anak itu tinggal. Namun demikian peran keluarga saja tidak cukup. Menurut Koni, masyarakat pun harus mengambil inisiatif melakukan tindakan untuk kemudian melakukan pencegahan, tanpa harus bersikap ofensiv dan destruktif, tanpa menghakimi dan juga tanpa menyudutkan. Warga masayarakat  tidak hanya memberikan sanksi, namun juga memberikan ruang berkreasi kepada para remaja agar mereka bisa menyalurkan kreativitas di tempat umum yang mudah diawasi tanpa harus memasang cctv. 

Upaya penurunan angka pernikahan dini

Perlu adanya kerjasama lintas sektoral untuk mengupayakan penurunan angka pernikahan usia dini, misalnya adalah tenaga kesehatan bersama-sama dengan pihak sekolah dan KUA setempat memberikan penguatan edukasi mengenai dampak dari pergaulan bebas salah satunya adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Selain sasaran kepada para siswa remaja, para orangtua juga perlu diberikan edukasi kembali mengenai segala dampak yang diakibatkan oleh pergaulan bebas dan pernikahan usia dini. 

Kemudian terakhir, tokoh masyarakat juga sangat berperan penting dalam merangkul masyarakat untuk memberikan edukasi mengenai kewaspadaan terhadap pergaulan bebas dan bagaimana dapat mengupayakan pencegahan bersama. Masyarakat pun tak kalah pentingnya, perlu diberikan edukasi tentang upaya-upaya kedepan yang dapat dilakukan agar pernikahan usia dini dapat ditekan. Tanpa kerjasama dari semua pihak dan elemen masyarakat, sepertinya angka pernikahan usia dini akan manjadi fenomena gunung es yang tak berkesudahan dan kita akan selalu saling menyalahkan.

Bioteknologi unisa yogya

Program Studi S1 Bioteknologi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta melaksanakan kunjungan ke Faculty of Industrial Science and Technology (FIST), Universiti Malaysia Pahang (UMP) Lebuhraya Persiaran Tun Khalil Yaakob, 26300 Kuantan, Pahang, Malaysia sebagai salah satu aktivitas kerjasama internasional di bidang tridharma perguruan tinggi pada hari Senin – Selasa (16-17/1).

“Kegiatan ini merupakan kunjungan pertama kami ke mitra internasional semenjak pandemi COVID-19 melanda. Kami berharap beberapa kegiatan yang kami laksanakan selama di UMP dapat mendorong peningkatan kualitas pelaksanaan tridharma Program Studi Bioteknologi Unisa Yogyakarta,” jelas Arif Bimantara, S.Pi., M.Biotech., Kaprodi Bioteknologi Unisa Yogyakarta.

Arif menambahkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan selama di UMP meliputi  panel international expert class innovation competition, global classroom, seminar proposal examiner, laboratory tour dan benchmarking meeting. Berbagai kegiatan tersebut diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan kerjasama yang terjalin antara Unisa Yogyakarta, khususnya Program Studi Bioteknologi dengan FIST UMP.

“Kami sangat berharap kerjasama dengan Unisa Yogyakarta dapat berjalan dengan baik yang didukung dengan adanya program KUASA 2023 di UMP (kerjasama antar universitas untuk pengembangan institusi dan dosen), sehingga kita dapat saling membantu dalam pengembangan Prodi Bioteknologi dalam bidang penelitian dan juga program CSR. Kami juga berharap ke depan banyak mahasiswa Unisa Yogyakarta yang turut serta mempublikasikan karya ilmiah  penelitian mereka di jurnal Undergraduate UMP dan juga turut serta dalam inovasi.,” jelas Assoc. Prof. Dr. Saifful Kamaluddin bin Muzakir@Lokman, Dekan FIST UMP. Kegiatan kunjungan kerjasama ini merupakan satu dari rangkaian berbagai kegiatan kerjasma yang dilakukan oleh Unisa Yogyakarta dan UMP setelah kolaborasi workshop yang telah dilaksanakan di akhir tahun 2022 lalu. Kerjasama yang terjalin tidak hanya untuk kepentingan institusi saja tetapi juga untuk pengembangan kompetensi mahasiswa. Berbagai agenda aktivitas kerjasama yang ditargetkan langsung untuk mahasiswa juga telah dirancang seperti student mobilty, join research dan international student competition. Hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus luaran yang dihasilkan oleh Program Studi Bioteknologi Unisa Yogyakarta.

Ipe unisa yogya

Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mengadakan kuliah pakar Interprofesional Education (IPE) 2022 – 2023 di hall Baroroh Baried, Selasa (17/01).

Kuliah pakar selama 2 hari (17 – 18 Januari) ini dibagi menjadi 3 grup, yang masing- masing grup dihadiri 3 program studi yang ada dilingkup FIKes Unisa Yogyakarta.

Dekan FIKes Unisa Yogyakarta M. Ali Imron, M.Fis menyampaikan dalam sambutanya mengenai pentingnya pemahaman tentang profesi karena sering kali tidak bisa menyelesaikan masalah kesehatan secara mandiri, maka dari itu perlu pemahaman mengenai mono discipline dan multi discipline, ini membuat problem solving mudah dikendalikan.

“Profesi itu berpikir apa yang bisa saya kontribusikan didalam tim kolaborasi, karena nanti kalian di rumah sakit pasti bersifat kolaboratif, kalau kalian kerja di puskesmas juga kolaboratif,” ucap Imron.

Selama 2 hari itu akan ada 3 pakar narasumber yang berkompeten dibidangnya, seperti dr. Joko Murdiyanto, Sp.An., MPH, dr. R. Yuli Kristiyanto, M.Sc., Sp.A dan dr. Ide Pustaka Setiawan, Sp.OG.

Diskusi dengan narsumber dan presentasi hasil akan menghiasi perkuliahan umum yang diselenggarakan secara offline dan online.

Kunjungan bawaslu ke unisa

Universita ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menerima kunjungan kerja Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di ruang pertemuan Gedung Siti Moendjijah kampus terpadu Unisa Yogyakarta, Senin (16/01).

Kedatangan Ketua BAWASLU DIY Sutrisnowati, SH., MH., M.Ps dan seluruh jajaran langsung disambut baik Wakil Rektor I Unisa Yogyakarta Taufiqurrahman, Ph.D. beserta seluruh jajaranya.

Taufiq dalam sambutannya mengatakan persiapan menghadapi pemilu 2024 ini, perlu adanya penguatan demokrasi untuk memujudkan pemilu yang sehat.

“Selain kesehatan dalam  proses demokrasi, kesehatan panitia penyelenggara juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi lagi persoalan seperti pada pemilu tahun 2019,” tutur Taufiq.

Selain itu, Taufiq menambahkan Unisa Yogyakarta memiliki dosen dan mahasiswa yang bias ikut andil dalam kegiatan pemilu, baik sebagai pengawas maupun edukator untuk literasi politik yang cerdas, memilih calon yang baik dan menepis kampanye hitam.

Sutrisnowati dalam sambutannya mengatakan pemilu menjadi momentum pesta demokrasi yang mesti dijaga sebaik- baiknya sehingga perlu adanya sinergitas bersama perguruan tinggi untuk mengurai dan meminimalisir tersebarnya hoax, ujaran kebencian, dan politisasi sara. “Pemilu 2019 kemarin menjadi evaluasi dalam proses pelaksanaanya, saya meyakini sinergitas dengan Unisa Yogyakarta mampu menangkal terjadinya hoax, ujaran kebencian, dan politisasi sara,” pungkas Sutrisno.