Universitas `Aisyiyah Yogyakarta mendapatkan kunjungan dari Universitas Widya Nusantara Palu. Kegiatan kunjungan ini dilaksanakan di ruang meeting lantai 2 gedung Siti Moendjijah Kampus Terpadu Unisa Yogyakarta.(10/11).
Dihadiri oleh 6 orang delegasi dari Universitas Widya Nusantara Palu, kegiatan ini ditujukan sebagai sarana diskusi antar kedua perguruan tinggi mengenai pengelolaan program studi kebidanan.
Kunjungan ini disambut baik oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta Dr. Ismarwati, S.ST., MPH beserta jajaran prodi Sarjana Kebidanan.
“Teman teman kita yang datang jauh dari Palu ini kedatanganya semoga dapat saling bertemu dan bertukar pengalaman,” ujar Ismarwati. Sintong Hutabarat ST. MSc selaku Wakil Rektor I Universitas Widya Nusantara Palu mengatakan berubahnya Stikes Widya Nusantara menjadi Universitas memberikan kesempatan untuk terus berkembang dan berkolaborasi dengan PTS lain serta PTN di Palu.
00beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-11-10 14:19:022022-11-10 14:19:02Unisa Yogya Mendapatkan Kunjungan Dari Universitas Widya Nusantara
Pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dikeluarkan oleh Kemendikbud merupakan proses kompleks yang memerlukan penyesuaian mulai dari kebijakan, kurikulum, perangkat pembelajaran, sarana prasarana, pengembangan sistem teknologi informasi, pengelolaan data sampai sistem administrasi. Tantangan eksternal dengan adanya kebijakan MBKM ini membuat UNISA Yogyakarta harus mengembangkan suatu sistem yang memudahkan dalam pengelolaan pembelajaran di luar kampus maupun luar PT.
Unisa Yogyakarta menggelar Workshop peninjauan panduan dan sistem pengelolaan implementasi program kegiatan MBKM selama 3 hari dari tanggal 7 – 9 September 2022 di Hotel grand Rohan Yogyakarta.
Musoli, S.E., M.M selaku Koordinator Perencanaan dan Pengembangan Organisasi Unisa Yogyakarta mengatakan tujuan dari Workshop ini sendiri yaitu untuk Memfasilitasi program studi dalam menyusun panduan MBKM setiap BKP MBKM. Kegiatan ini diikuti Rektor beserta seluruh jajaran kepala biro yang ada di Unisa Yogyakarta.
00beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-11-10 00:01:312022-11-10 00:01:31Unisa Yogya Adakan Workshop Implementasi Program MBKM
Career Development Center (CDC) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta bersama RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede mengadakan kegiatan serah terima 3 alumni Ners Unisa Yogyakarta yang mengikuti program Magang Profesional, Senin (07/11).
3 alumni yang diterima oleh RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede merupakan alumni mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Unisa Yogyakarta yang telah memiliki STR.
Rosiana Nur Imalah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku koordinator CDC Unisa Yogyakarta mengucapkan terimakasih kepada pihak RSIA PKU Muhammadiyah Kotagede untuk kedua kalinya pada tahun ini menerima alumninya untuk program magang profesional.
“Sekali lagi saya ucapkan terimakasih karena sudah mempercayakan 3 alumni kami untuk mengaplikasikan ilmunya disini, dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi pegawai,” tutur Oci.
Etik selaku perwakilan dari pihak RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede mengatakan pengalaman merekrut alumni lulusan Unisa Yogyakarta menjadi pegawai rumah sakit sangat memuaskan.
“Kalau biasanya kami membutuhkan tenaga bidan, untuk sekarang setelah perluasan lahan rumah sakit serta ada penambahan jumlah bangsal maka kami sangat membutuhkan tenaga keperawatan, dan Alhamdulillah kami masih mempunyai kerjasama dengan Unisa Yogyakarta,” ucap Etik. Deasty Nurmaguphita, M.Kep., Sp.Kep.J. Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Unisa Yogyakarta berpesan kepada pihak RSKIA Muhammadiyah Kotagede apabila ada kendala atau masalah kepada ketiga alumni bisa langsung memberitahukan kepada pihak Unisa agar bisa menjadikan bahan evaluasi untuk kedepanya.
JAKARTA– Menjelang tahun politik 2024, Muhammadiyah menegaskan posisinya dan pandangannya terhadap hal itu yang dituangkan ke dalam poin di dalam materi isu-isu strategis Muktamar ke-48 Muhammadiyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara Media Gathering, Senin (7/11) di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta menuturkan bahwa, masalah tahun politik 2024 tergabung dalam sembilan isu-isu strategis tentang kebangsaan.
Dalam isu suksesi kepemimpinan, Muhammadiyah memandang bahwa pemilu 2024 merupakan kontestasi yang krusial. Haedar berharap pada pemilu nanti ada suasana baru yang membedakannya dengan tahun 2019, dimana pemilu menyisakan ‘pertikaian’ yang seakan tak berujung.
“Apa sih suasana baru itu ? Pertama, kita tidak mengulangi lagi yang selama ini kita resahkan bersama, dan pembelahan politik,” ucapnya.
Menurut Haedar, cara agar kejadian serupa tidak terulang maka harus menghindari hal-hal yang membuatnya terbelah, misalnya seperti menghindarkan politisasi identitas agama, suku, ras dan golongan, bahkan ideologi tertentu. Hal-hal ini jika ditarik dalam urusan politik terlalu dalam akan menimbulkan pembelahan.
Cara selanjutnya adalah menghadirkan negara dengan segala kekuatan pranatanya, namun tidak ikut terlibat dalam kontestasi. “Ini penting agar kita tidak terlibat dalam subjektivikasi politik yang akhirnya ketika terjadi pembelahan menyebabkan negara tidak bisa menjadi kekuatan yang berwibawah,” ungkapnya.
Kewibawaan negara ini penting sebagai penengah atas terjadinya pembelahan yang menyebabkan ketidakseimbangan tubuh bangsa akibat polarisasi politik. Kewibawaan tersebut akan hilang jika negara ikut serta dalam kontestasi.
Selain itu, untuk mencegah kejadian pembelahan sebagaimana pemilu 2019, menurutnya kekuatan masyarakat seperti organisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyah supaya menjaga jarak dari kontestasi itu. Terkait ini, Muhammadiyah konsisten berada pada posisinya menjaga jarak.
“Terakhir tentu kita ingin lahirnya para elit siapapun yang diusung partai manapun, baik di partai politik, di kekuatan-kekuatan masyarakat yang menjadi penyangga dari kontestasi, baik dari relawan maupun calon eksekutif betul-betul menjadi negarawan,” tuturnya.
“Saat ini menciptakan ruang publik untuk kontestasi 2024 itu adalah ajang para negarawan untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan diri, kelompok, kroni, dinasti dan orientasi kekuasaan yang tak berkesudahan,” tegas Haedar.
Menghadapi kontestasi politik 2024, Guru Besar Sosiologi ini mengingatkan tentang pentingnya persatuan bangsa yang satu paket dengan Bhineka Tunggal Ika. Dialektika antara perbedaan dan persatuan ini tidak mudah, oleh karena itu memerlukan manajemen.Isu Strategis Muktamar 48 Tegaskan Pandangan dan Posisi Muhammadiyah di Tahun Politik 2024
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA– Menjelang tahun politik 2024, Muhammadiyah menegaskan posisinya dan pandangannya terhadap hal itu yang dituangkan ke dalam poin di dalam materi isu-isu strategis Muktamar ke-48 Muhammadiyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara Media Gathering, Senin (7/11) di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta menuturkan bahwa, masalah tahun politik 2024 tergabung dalam sembilan isu-isu strategis tentang kebangsaan.
Dalam isu suksesi kepemimpinan, Muhammadiyah memandang bahwa pemilu 2024 merupakan kontestasi yang krusial. Haedar berharap pada pemilu nanti ada suasana baru yang membedakannya dengan tahun 2019, dimana pemilu menyisakan ‘pertikaian’ yang seakan tak berujung.
“Apa sih suasana baru itu ? Pertama, kita tidak mengulangi lagi yang selama ini kita resahkan bersama, dan pembelahan politik,” ucapnya.
Menurut Haedar, cara agar kejadian serupa tidak terulang maka harus menghindari hal-hal yang membuatnya terbelah, misalnya seperti menghindarkan politisasi identitas agama, suku, ras dan golongan, bahkan ideologi tertentu. Hal-hal ini jika ditarik dalam urusan politik terlalu dalam akan menimbulkan pembelahan.
Cara selanjutnya adalah menghadirkan negara dengan segala kekuatan pranatanya, namun tidak ikut terlibat dalam kontestasi. “Ini penting agar kita tidak terlibat dalam subjektivikasi politik yang akhirnya ketika terjadi pembelahan menyebabkan negara tidak bisa menjadi kekuatan yang berwibawah,” ungkapnya.
Kewibawaan negara ini penting sebagai penengah atas terjadinya pembelahan yang menyebabkan ketidakseimbangan tubuh bangsa akibat polarisasi politik. Kewibawaan tersebut akan hilang jika negara ikut serta dalam kontestasi.
Selain itu, untuk mencegah kejadian pembelahan sebagaimana pemilu 2019, menurutnya kekuatan masyarakat seperti organisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyah supaya menjaga jarak dari kontestasi itu. Terkait ini, Muhammadiyah konsisten berada pada posisinya menjaga jarak.
“Terakhir tentu kita ingin lahirnya para elit siapapun yang diusung partai manapun, baik di partai politik, di kekuatan-kekuatan masyarakat yang menjadi penyangga dari kontestasi, baik dari relawan maupun calon eksekutif betul-betul menjadi negarawan,” tuturnya.
“Saat ini menciptakan ruang publik untuk kontestasi 2024 itu adalah ajang para negarawan untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan diri, kelompok, kroni, dinasti dan orientasi kekuasaan yang tak berkesudahan,” tegas Haedar.
Menghadapi kontestasi politik 2024, Guru Besar Sosiologi ini mengingatkan tentang pentingnya persatuan bangsa yang satu paket dengan Bhineka Tunggal Ika. Dialektika antara perbedaan dan persatuan ini tidak mudah, oleh karena itu memerlukan manajemen yang baik.
https://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2017/03/unisa-cetak-lulusan.jpg7751378beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-11-08 11:11:062022-11-08 11:11:06Isu Strategis Muktamar 48 Tegaskan Pandangan dan Posisi Muhammadiyah di Tahun Politik 2024
JAKARTA — Selain materi-materi utama, Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 November mendatang juga akan fokus memperkuat dua program yaitu dakwah komunitas, konsep tadayun atau pandangan keagamaan dan materi isu-isu strategis aktual.
Demikian disampaikan Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara virtual pada Senin (7/11) di acara Media Gathering yang diadakan di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.
Haedar menuturkan bahwa Muktamar Muhammadiyah dilakukan secara sistematis. Materi-materi yang dibahas dalam Muktamar 48 sudah dikirimkan tiga bulan sebelum pelaksanaan.
Guru Besar Sosiologi ini menuturkan, bahwa penguatan program dakwah komunitas di muktamar ini kemanfaatannya bukan hanya dirasakan oleh warga Muhammadiyah dan umat Islam saja, tetapi juga bagi bangsa di tengah dinamika yang dihadapinya.
Dari kacamata Haedar, di abad 21 dengan kemajuan teknologi dan modernitas akan terjadi perubahan landskap dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya bangsa.
“Indonesia yang masyarakatnya punya budaya gotong royong dan relasi sosial masyarakatnya yang kuat akan tercerabut jika komunitas ini rentan. Maka Muhammadiyah akan memperkuat komunitas ini baik di pedesaan, perkotaan sampai tempat-tempat terjauh,” ucap Haedar.
Saat ini Muhammadiyah, mungkin menjadi satu-satunya organisasi yang memiliki jaringan yang luas, kuat dan akuntabel. Jaringan yang terstruktur dengan rapi mulai dari pusat sampai ranting ini menurutnya merupakan modal besar dalam memperkuat dakwah komunitas.
Kedua, Muktamar ke-48 Muhammadiyah juga akan memperkuat konsep tadayun atau memperkuat basis, jiwa atau alam pikiran dan praktek beragama yang menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan. “Maka di Muktamar ini kita menyusun konsep besar sebagai tindak lanjut dari Islam Berkemajuan yang disebut dengan Risalah Islam yang Berkemajuan.” Imbuhnya.
Haedar menyadari bahwa terdapat masalah-masalah tertentu di umat beragama, sebagai mana masalah-masalah yang ada di entitas lain dengan berbagai afiliasi. Adanya politik identitas, kekerasan yang dikaitkan ke agama menjadi salah satu alasan disusunnya Risalah Islam yang Berkemajuan.
“Sesungguhnya juga bahwa ada di identitas lain itu ada banyak problem juga, hanya kita mungkin saat ini tidak membuka cakrawala itu saja,” imbuhnya.
“Kita ingin energi positif itu jauh lebih dikembangkan ketimbang energi negatif. Dan agama itu punya kekuatan dahsyat, dan dia merupakan sesuatu yang sakral untuk kita jadikan sebagai energi konstruktif, dan itulah Islam Berkemajuan,” lanjut Haedar.
Oleh karena itu dirinya mengajak kepada seluruh warga bangsa memenuhi ruang publik dengan energi positif. Dalam memajukan peradaban, negara harus bersatu dengan berbagai latarbelakang berbeda, dibalut dengan kekuatan agama, makan Indonesia akan menjadi kekuatan besar.
Terakhir atau yang ketiga dalah isu-isu strategis. Haedar menjelaskan bahwa isu strategis merupakan persoalan yang diambil dan Muhammadiyah memiliki kepentingan di dalamnya, untuk memberi solusi atas persoalan tersebut. Terkait isu strategis, Muhammadiyah bukan hanya mencoba melihat secara objektif dan jernih, tapi sudah menawarkan solusi, tidak hanya menemukan masalah.
“Satu diantaranya adalah tentang rezimentasi agama. Atau rezimentasi paham agama. Ini mungkin sesuatu yang baru ketika isunya tentang radikalisme agama, ekstrimisme agama, identitas politik agama dan lain sebagainya,”ungkapnya.
Rezimentasi agama, kata Haedar, merupakan masalah di mana agama secara bias dan subyektif lalu ingin disenyawakan dengan negara dan menjadi kekuatan negara. Menurutnya, hal itu berlawanan dengan ide dan cita-cita Indonesia sebagai Negara Pancasila Darul Adhi Wa Syahadah.MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Selain materi-materi utama, Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 November mendatang juga akan fokus memperkuat dua program yaitu dakwah komunitas, konsep tadayun atau pandangan keagamaan dan materi isu-isu strategis aktual.
Demikian disampaikan Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara virtual pada Senin (7/11) di acara Media Gathering yang diadakan di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.
Haedar menuturkan bahwa Muktamar Muhammadiyah dilakukan secara sistematis. Materi-materi yang dibahas dalam Muktamar 48 sudah dikirimkan tiga bulan sebelum pelaksanaan.
Guru Besar Sosiologi ini menuturkan, bahwa penguatan program dakwah komunitas di muktamar ini kemanfaatannya bukan hanya dirasakan oleh warga Muhammadiyah dan umat Islam saja, tetapi juga bagi bangsa di tengah dinamika yang dihadapinya.
Dari kacamata Haedar, di abad 21 dengan kemajuan teknologi dan modernitas akan terjadi perubahan landskap dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya bangsa.
“Indonesia yang masyarakatnya punya budaya gotong royong dan relasi sosial masyarakatnya yang kuat akan tercerabut jika komunitas ini rentan. Maka Muhammadiyah akan memperkuat komunitas ini baik di pedesaan, perkotaan sampai tempat-tempat terjauh,” ucap Haedar.
Saat ini Muhammadiyah, mungkin menjadi satu-satunya organisasi yang memiliki jaringan yang luas, kuat dan akuntabel. Jaringan yang terstruktur dengan rapi mulai dari pusat sampai ranting ini menurutnya merupakan modal besar dalam memperkuat dakwah komunitas.
Kedua, Muktamar ke-48 Muhammadiyah juga akan memperkuat konsep tadayun atau memperkuat basis, jiwa atau alam pikiran dan praktek beragama yang menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan. “Maka di Muktamar ini kita menyusun konsep besar sebagai tindak lanjut dari Islam Berkemajuan yang disebut dengan Risalah Islam yang Berkemajuan.” Imbuhnya.
Haedar menyadari bahwa terdapat masalah-masalah tertentu di umat beragama, sebagai mana masalah-masalah yang ada di entitas lain dengan berbagai afiliasi. Adanya politik identitas, kekerasan yang dikaitkan ke agama menjadi salah satu alasan disusunnya Risalah Islam yang Berkemajuan.
“Sesungguhnya juga bahwa ada di identitas lain itu ada banyak problem juga, hanya kita mungkin saat ini tidak membuka cakrawala itu saja,” imbuhnya.
“Kita ingin energi positif itu jauh lebih dikembangkan ketimbang energi negatif. Dan agama itu punya kekuatan dahsyat, dan dia merupakan sesuatu yang sakral untuk kita jadikan sebagai energi konstruktif, dan itulah Islam Berkemajuan,” lanjut Haedar.
Oleh karena itu dirinya mengajak kepada seluruh warga bangsa memenuhi ruang publik dengan energi positif. Dalam memajukan peradaban, negara harus bersatu dengan berbagai latarbelakang berbeda, dibalut dengan kekuatan agama, makan Indonesia akan menjadi kekuatan besar.
Terakhir atau yang ketiga dalah isu-isu strategis. Haedar menjelaskan bahwa isu strategis merupakan persoalan yang diambil dan Muhammadiyah memiliki kepentingan di dalamnya, untuk memberi solusi atas persoalan tersebut. Terkait isu strategis, Muhammadiyah bukan hanya mencoba melihat secara objektif dan jernih, tapi sudah menawarkan solusi, tidak hanya menemukan masalah.
“Satu diantaranya adalah tentang rezimentasi agama. Atau rezimentasi paham agama. Ini mungkin sesuatu yang baru ketika isunya tentang radikalisme agama, ekstrimisme agama, identitas politik agama dan lain sebagainya,”ungkapnya.
Rezimentasi agama, kata Haedar, merupakan masalah di mana agama secara bias dan subyektif lalu ingin disenyawakan dengan negara dan menjadi kekuatan negara. Menurutnya, hal itu berlawanan dengan ide dan cita-cita Indonesia sebagai Negara Pancasila Darul Adhi Wa Syahadah.
00beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-11-08 09:18:572022-11-08 09:18:57Haedar Sampaikan Pandangan Muhammadiyah Soal Rezimentasi Agama
SURAKARTA—Muhammadiyah-‘Aisyiyah pada Sabtu (05/11) resmi menyelenggarakan Sidang Pleno I Muktamar ke-48 di Surakarta. Satu hal yang unik dari pelaksanaan Muktamar periode ini adalah dilakukan secara hybrid atau kombinasi online dan offline. Menurut Haedar Nashir, Muhammadiyah telah berpengalaman dalam menyelenggarakan sidang secara hybrid ini.
“Hari ini kita melakukan persidangan secara hybrid, maka insyaAllah kita sudah beradaptasi dengan ini, pembahasan dan persidangan akan berjalan lancar. Kalau pun ada kesulitan, kita akan mengatasinya dengan baik,” ucap Ketua Umum PP Muhammadiyah ini dalam acara pembukaan Sidang Pleno I
Haedar mengatakan bahwa prosesi Muktamar secara hybrid merupakan tonggak baru bagi Persyarikatan. Meski demikian, ia turut mengingatkan agar Sidang Pleno I ini mesti dikawal, bermarwah utama, memberikan uswatun hasanah, dan bermanfaat bagi semesta kehidupan.
Dalam Sidang Pleno I ini, Agus Taufiqurrahman bertindak sebagai pimpinan sidang. Kegiatan dalam sidang ini hanya mendengarkan tanggapan dari peserta Muktamar atas materi Muktamar yang telah disiapkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun isi dari materi Muktamar ini meliputi laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2022, program Muhammadiyah 2022-2027, Risalah Islam Berkemajuan, dan Isu-isu Strategis Keumatan, Kebangsaan dan Kemanusiaan Universal.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyampaikan pengantar umum sebelum sidang berlangsung. Menurutnya, Muktamar secara hybrid ini merupakan pertama kali dalam sejarah Muhammadiyah. Hal ini merupakan wujud dari paham Islam Berkemajuan yang senantiasa fleksibel dan dinamis dalam merespon perubahan zaman.
“Ini merupakan pertama kali dalam sejarah Muhammadiyah, kita laksanakan sidang secara hybrid, yaitu online dan offline. Ada ratusan titik lokasi persidangan di seluruh Indonesia, semoga segalanya berjalan lancar,” ucap Mu’ti.
00beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-11-05 14:28:412022-11-05 14:28:41Pertama Kali dalam Sejarah, Muktamar ke-48 Digelar secara Hybrid
Setelah mengalami penundaan selama dua tahun akibat pandemi, Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 akan berlangsung pada November 2022 ini. Dalam keputusan Sidang Tanwir, ungkap Abdul Mukti selaku Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Muktamar Muhammadiyah ke-48 diselenggarakan dalam dua termin atau dua tahap. Tahap pertama, pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah secara online pada 5-6 November 2022; Muktamar Muhammadiyah pada 5 November, sementara Muktamar ‘Aisyiyah pada 6 November. Adapun Tahap Kedua, Muktamar secara offline yang akan berlangsung pada 19-20 November 2022.
Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, M.Si, Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, menjelaskan, bahwa Sidang Pleno pertama Muktamar Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan Muktamar. “Muktamar bukan hanya 19-20 November 2022, tetapi juga Sidang Pleno 6 November 2022 yang mengagendakan sesi tanggapan dari materi muktamar,” Tri menekankan.
Menurut Abdul Mukti, penyelenggaraan muktamar secara online dan offline ini baru pertama dilakukan PP Muhammadiyah maupun PP ‘Aisyiyah. Di luar situasi pandemi, imbuh Abdul Mukti, muktamar biasanya diselenggarakan empat hari. Namun mempertimbangkan bahwa Indonesia masih dalam suasana pandemi Covid-19 maka Muktamar dilaksanakan dalam dua tahap, satu hari online dan dua hari offline. Ia menambahkan, Muhammadiyah menghindari kerumunan jumlah besar dalam waktu lama. “Pandemic ini baru melandai dan belum usai maka jangan abai. Oleh karena itu, muktamar akan diusahakan memenuhi protokol kesehatan,” terangnya.
Abdul Mukti yang juga Ketua Steering Committee Muktamar Muhammadiyah ini menjelaskan, bahwa Sidang Pleno Muktamar mempunyai satu agenda utama, yakni mendengarkan tanggapan dari anggota Muktamar atas materi muktamar yang telah disiapkan oleh PP Muhammadiyah. Adapun materi Muktamar Muhammadiyah terdiri atas Laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2022, Program Muhammadiyah Periode 2022-2027, Risalah Islam Berkemajuan, dan Isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal yang telah dikirim ke peserta muktamar.
Demikian pula ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, Sekretaris PP ‘Aisyiyah, menjelaskan bahwa agenda Sidang Pleno Muktamar ‘Aisyiyah pada 6 November memiliki agenda Laporan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah 2015-2022, Program ‘Aisyiyah Periode 2022-2027, Risalah Perempuan Berkemajuan, dan Isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal yang telah dikirim ke peserta muktamar dalam bentuk soft file dan telah diterima untuk kemudian dimintai tanggapannya.
Nantinya, imbuh Mukti, penyampaian tanggapan atas materi muktamar ini akan disampaikan melalui perwakilan pimpinan wilayah dari 34 Provinsi. Jumlah peserta sidang pleno Muktamar Muhammadiyah sebanyak 2769 peserta yang mengikuti dari 163 lokasi di 34 provinsi. Peserta Sidang Pleno pertama Muktamar ‘Aisyiyah, Tri menjelaskan, berjumlah 1978 yang akan mengikuti dari 208 lokasi di 34 provinsi. Kepesertaan Muktamar, papar Mukti, dibagi dalam 3 kategori, pertama, anggota Muktamar yang memiliki hak bicara dan hak suara; kedua, peserta muktamar yang memiliki hak bicara tetapi tidak memiliki hak suara; dan ketiga, peninjau.
Dalam Muktamar, Muhammadiyah-‘Aisyiyah akan membahas isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Mukti menyampaikan, terkait dengan isu keumatan, terdapat enam isu, 1) Rezimentasi agama atau standarisasi pemahaman agama oleh pemerintah termasuk tata cara ubudiyah, 2) Kesalehan digital, 3) Persaudaraan antar sesama muslim/ukhuwah Islamiyah, 4) Penguatan tata kelola akuntabilitas filantropi Islam, 5) Otentisitas wasathiyah Islam atau Moderasi, 6) Cara bagaimana agama mencerahkan.
Adapun Isu Kebangsaan meliputi 9 isu, 1) Usaha dalam memperkuat ketahanan keluarga, 2) Reformasi sistem pemilu, 3) Suksesi kepemimpinan 2024, 4) Evaluasi deradikalisasi yang sering disalahgunakan, 5) Memperkuat keadilan hukum, 6) Penataan ruang publik yang inklusif dan adil, 7) Memperkuat regulasi sistem resiliensi bencana, 8) Antisipasi aging population (usia manula), 9) Memperkuat integritas nasional.
Terdapat empat Isu Kemanusiaan yang menjadi isu strategis adalah 1) Membangun tata dunia yang damai berkeadilan, 2) Sosial regulasi dampak perubahan iklim, 3) Mengatasi kesenjangan antar negara, 4) Menguatnya xenophobia termasuk Islamophobia. ‘Aisyiyah, Tri mengungkapkan, juga akan membahas 10 isu strategis ‘Aisyiyah, yaitu: 1) Penguatan peran strategis umat Islam dalam mencerahkan bangsa, penguatan perdamaian dan persatuan bangsa, 2) Pemilihan umum yang berkeadaban menuju demokrasi substantif, 3) Optimalisasi pemanfaatan digital untuk atasi kesenjangan dan dakwah berkemajuan, 4) menguatkan literasi nasional, 5) ketahanan keluarga basis kemajuan peradaban bangsa dan kemanusiaan semesta, 6) penguatan kedaulatan pangan untuk pemerataan akses ekonomi, 7) penguatan mitigasi bencana dan dampak perubahan iklim untuk perempuan dan anak, 8) akses perlindungan bagi pekerja informal, 9) penurunan angka stunting.
Menurut Tri, isu strategis merupakan isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan harus segera direspons. Tri berharap, selain isu-isu ini menjadi focus ‘Aisyiyah juga harus direspons oleh pemerintah dan multi pihak. Sementara Mukti melihat, bahwa isu strategis selain bersifat aktual juga dalam kurun waktu ke depan akan terjadi. Ia mencontohkan, misalnya terkait dengan isu resiliensi terhadap bencana. Mukti melihat, selama jika bencana terjadi, kita punya komitmen tinggi untuk membantu, tetapi setelah bencana selesai, upaya juga selesai. Ia menyayangkan belum kuatnya resiliensi terhadap mitigasi bencana, “Mitigasi seharusnya bersifat jangka panjang, penyiapannya dari awal. Bukan grudak-gruduk, grubyak grubyuk, dan grusa grusu.”
Ihwal Pemilu 2024 yang Berkeadaban sebagai salah satu isu strategis Muktamar ‘Aisyiyah, ‘Aisyiyah berharap ungkap Tri, pemilihan umum akan berlangsung secara berkeadaban menuju demokrasi substantif bukan hanya demokrasi yang sifatnya procedural semata. Muhammadiyah, jelas Mukti, juga perlu mengangkat secara khusus karena menjadi isu isu nasional yang melibatkan Muhammadiyah dan seluruh komponen bangsa. “Sekarang ini, kita belum pemilu tetapi masyarakat seperti sudah pemilu. Capre belum ada tetapi rasanya sudah ada capres. Kita harus belajar dari pengalaman Pemilu 2019 lalu yang berdampak pada pembelahan sosial secara serius. Ini harus bisa kita kurangi pada Pemilu 2024. Harapannya kita bisa menghasilkan wakil rakyat yang punya kapasitas dan kualitas. Demikian pula untuk kepemimpinan nasional,” tegasnya.
Saat ditanya tentang kepemimpinan mendatang di Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah, Mukti menjelaskan bahwa semuanya kembali kepada muktamirin. Calon Ketua Umum Muhammadiyah ada 96, semuanya berpotensi untuk masuk dalam kepemimpinan 13, dan berpotensi menjadi Ketua Umum. Namun Mukti mengingatkan, “Di Muhammadiyah, kami mengembangkan kepemimpinan kolektif kolegial, jadi berbasis sistem bukan sinten (siapa-Red), dan secara kolektif akan memajukan Muhammadiyah di masa mendatang.”
Adapun ‘Aisyiyah, Tri menjelaskan, calon Ketua Umum ‘Aisyiyah berjumlah 105, kemudian akan dipilih 39 calon pada Tanwir ‘Aisyiyah, dan nantinya pada Muktamar akan dipilih 13 orang sebagai anggota Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Selanjutnya, tim formatur, akan memilih satu orang sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Kepemimpinan ‘Aisyiyah mendatang, terang Tri, menekankan pada kepemimpinan yang transformative, yaitu kepemimpinan yang dapat menggerakkan organisasi dan membawa perubahan.
00beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-11-05 14:19:232022-11-05 14:19:23Sidang Pleno I Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah Agendakan Pembahasan Program Muktamar hingga Isu Strategis
Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi TLM Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menyelenggarakan pengabdian masyarakat di Perumahan Griya Kencana Permai Bantul Yogyakarta. Kegiatan ini dilangsungkan pada Minggu (30/10).
“Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan cara memberikan pre test, penyuluhan, pembagian materi tentang kesehatan dan keamanan pangan, diskusi dan tanya jawab, membagikan link YouTube tentang praktik cara mendeteksi kandungan dalam makanan, memberikan soal post test, dan mengevaluasi pemahaman ibu ibu tentang kesehatan dan keamanan pangan,” ujar Titin Aryani, M.Sc. selaku ketua kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Titin menambahkan Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 31 Oktober 2022 melalui group whatsapp. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapatkan Pendanaan dari LPPM Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta,
“Pengabdian ini saya lakukan bersama Ibu Dwi Ernawati dan Mahasiswa,” imbuhnya.
Kegiatan ini diikuti oleh oleh 27 ibu ibu rumah tangga. “Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,diharapkan dapat meningkatkan kehati hatian dan kepedulian ibu ibu dalam memilih makanan untuk keluarganya.”Ketua PKK RT 35.
00beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-11-03 14:29:062022-11-03 14:29:06Dosen Unisa Yogya Bagikan Cara Deteksi Kandungan Dalam Makanan
Program studi S2 Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta mengadakan Inernatioal Practice Project (IPP) angkatan ke 9, setelah dua tahun tidak di selenggarakan karena terhambat adanya Pandemi Covid-19.
Adapun negara tujuan IPP tahun ini yaitu Brunei Darussalam ke Universiti Brunei Darussalam diselenggarakan tanggal 21 Oktober 4 November, Jepang ke Kyoto Koka Women’s University 11-24 November dan United Kingdom ke University of Leeds 18 November – 5 Desember 2022.
Inernational Practice Project (IPP) UNISA Yogyakarta sendiri diselenggarakan untuk mencapai visi dan misi Magister Kebidanan UNISA Yogyakarta yang memberikan paparan internasionalisasi. Internasionalisasi yang telah dilakukan pada program Magister adalah dengan memberikan mata kuliah International Practice Project (IPP), yaitu mengunjungi berbagai negara untuk melakukan tridarma perguruan tinggi pada level internasional.
Tujuan dari IPP Melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran misalnya mengikuti courses, training, ataupun seat in untuk pengembangan keilmuan ataupun penelitian dinegara tujuan, dan atau Melakukan kegiatan penelitian misalnya publikasi penelitian, mengikuti international conference, seminar ataupun symposium (presentasi oral maupun poster) dinegara tujuan, dan atau Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di negara tujuan.
Kloter pertama pemberangkatan IPP angakatan 9 2022 yaitu ke Brunei Darussalam, adapun kegiatan dilaksanakan di Universiti Brunei Darussalam (UBD) dengan agenda kegiatan diantaranya Understanding the system medical services in health center and hospital in Brunei; Understanding the Public Health system in Brunei; Understanding the Health Education system in Brunei and Midwifery services; Learning about health partnerships, technology assessment, and traditional medicine in Brunei; Understandi ng the financial management in health services in Brunei dan Understanding the Health Education System in Brunei and Midwifery Services.
Selain kegiatan di atas, peserta IPP Brunei Darussalam terlebih dahulu Silaturrahim serta kunjungan selamat datang dari Kedutaan Besar RI untuk Bandar Seri Begawan terhadap delegasi Indonesia S2 Kebidanan UNISA Yogyakarta. Dalam kesempatan ini digunakan untuk pengenalan profil UNISA secara singkat terkait dengan sumber daya yang bisa ditawarkan dalam permintaan pasar internasional, termasuk informasi dari Departement Ketenaga Kerjaan di Bandar Seri Begawan tentang kemungkinan pendaftaran calon tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit di Brunei Darussalam, serta alur dan prosedurnya.
00beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-11-03 14:12:122022-11-03 14:12:12International Practice Project Prodi Magister Kebidanan UNISA Yogyakarta ke Universiti Brunei Darussalam
Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta pada Senin (31/10), mendapatkan kunjungan dari Universitas dr. Soebandi Jember. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Jajaran Pimpinan FIKes dan Kepala Program Studi S1 Kebidanan Unisa Yogyakarta.
Wantonoro, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB., Ph.D Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama menyampaikan ucapan selamat datang kepada Universitas dr. Soebandi dikampus Unisa Yogyakarta.
“Semoga Silaturrahim ini memberikan manfaat bagi Unisa dan juga Universitas dr. Soebandi, karena kita akan sama- sama belajar dari kelebihan yang dimiliki oleh masing- masing perguruan tinggi,” ujar Wanto. Lulut Sasmito, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Yayasan mengatakan bahwa maksud dan tujuan kunjungan ke Unisa Yogyakarta selain untuk studi banding ke prodi Kebidanan dan Laboratorium Unisa Yogyakarta untuk keperluan persiapan akreditasi, sekaligus menjalin silaturrahim sesama perguruan tinggi yang sama sama mempunyai bidang keilmuan tentang kesehatan.
00beritahttps://www.unisayogya.ac.id/berita/wp-content/uploads/sites/5/2020/12/logo_berita_unisa_bg.pngberita2022-10-31 14:59:232022-10-31 14:59:23Unisa Yogyakarta Terima Kunjungan Universitas dr. Soebandi Jember