Prodi S1 Fisioterapi memperkenalkan dan mensosialisasikan alat baru mereka kepada para dosen Fisioterapi dan dosen S2 serta D4 Kebidanan, adapun alat yang dimaksud yaitu Electromyogrpahy (EMG) dan Force pressure platform.

Fungsi untuk Myopressure sendiri yaitu merekam aktivitas kontraksi otot real time per microvolts, dan Force power dari tekanan pada tubuh dan otot saat analisa gerak/motion analysis untuk mampu merekam aktifitas kontraksi agar didapatkan evaluasi assessment pada masing- masing pasien secara real.

Tujuan pengenalan dan sosialisasi alat tersebut karena alat ini akan banyak digunakan untuk assessmen dalam clinical dan instrumen research yang berstandar global. Semua penelitian fisioterapi menggunakan alat ini untuk mendeteksi aktifitas kontraksi sehingga mampu dideteksi essential component, dan digunakan juga oleh program studi ilmu keperawatan dan kebidanan (prodi D4 dan S2) untuk research bersama dalam interprofesional education program.

Kedepanya dengan munculnya fasilitas Myopressure ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan prasarana penunjang penilitian sehingga SAY mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun global.

STIKES Áisyiyah Yogyakarta (SAY) mengenalkan alat canggih Fisioterapi EMG di Event Jogja Campus Expo yang digelar di Hartono Mall Yogyakarta, Jumat-Sabtu (26-27/2). Dalam kesempatan tersebut Ketua Kopertis Wilayah V Yogyakarta serta beberapa pejabat DIKPORA DIY berkunjung ke Stand SAY mencoba pemeriksaan EMG.

Menurut Ketua Program Studi Fisioterapi, Moh. Ali Imran, M.Fis alat tersebut adalah Electromyografi (EMG) yang fungsinya untuk mengetahui kekuatan otot dan gangguan gerak serta fungsi tubuh. Alat ini dibeli SAY untuk pembelajaran dan alat bantu penegakan diagnosis otot, saraf serta untuk tindakan fisioterapi.

Selain mengenalkan alat tersebut, pada expo ini SAY yang memiliki 7 program studi yaitu S2 Kebidanan, S1 Fisioterapi, S1 Ilmu Keperawatan, D4 Bidan Pendidik, D4 Analis Kesehatan, D3 Kebidanan dan D3 Teknik Radiodiagnostik Radioterapi juga melayani informasi penerimaan mahasiswa baru, pemeriksaan fisik umum, gula darah, pijat bayi dan konseling kesehatan.

Expo ini diikuti oleh 20 perguruan tinggi yang ada di DIY dan harapannya dapat menjadi rantai informasi tentang pendidikan di tingkat perguruan tinggi, menjadi wadah berbagi informasi mengenai keunggulan masing-masing perguruan tinggi sesuai minat dan bakat calon mahasiswa sehingga pada saat lulus memiliki potensi yang tepat dalam memasuki dunia kerja.

Pelayanan Kebidanan yang berkualitas dapat tercermin dari diterapkannya berbagai hasil penelitian dalam praktik pelayanan kesehatan. Health Technology Assessment (HTA) menjadi salah satu metode yang sangat berperan untuk menganalisa sejauh mana hasil penelitian kesehatan dapat diterapkan secara efektif dan efisien. Penerapan HTA dalam Kebidanan adalah bagaimana kita memahami hasil-hasil penelitian ataupun fenomena internasional dan merefleksi dengan kondisi di Indonesia di intergrasikan dengan nilai-nilai keislaman.

Berdasarkan hal tersebut, program studi S2 Kebidanan STIKES Áisyiyah Yogyakarta (SAY) menggelar Seminar Nasional Health Technology Assessment dalam Kebidanan, di kampus SAY, Rabu-Kamis (17-18/2).

Menurut Panitia seminar nasional ini, Dhesi Ari Astuti, M.Kes., melalui seminar HTA ini para peserta diharapkan memiliki pengetahuan lebih mengenai peran bidan dalam Health Technology Assessment, tantangan penelitian dalam HTA, intervensi hormonal dalam menurunkan angka kejadian sectio secaria, HTA dalam infertilitas dan ayat-ayat qauniyah dalam Kebidanan.

Sebanyak 9 dosen STIKES Áisyiyah Yogyakarta (SAY) memperoleh dana hibah Kemenristek DIKTI 2016.

Kepala Lembaga Pengembangan Ilmu, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) SAY Sarwinanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat , saat ditemui di ruangannya, Rabu, (17/2) mengatakan, ke-9 proposal tersebut terdiri dari 6 proposal penelitian dosen pemula dan 3 proposal pengabdian pada masyarakat (IBM).

“Tahun ini kita mengirimkan 19 proposal hibah yang terdiri dari 11 judul proposal penelitian dan 8 proposal pengabdian pada masyarakat dan 9 judul yang lolos hibah,” ujarnya .

Meski hanya 9 judul yang lolos tapi jumlah tersebut terus meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Sementara itu Ketua SAY, Warsiti, M.Kep.,Sp.Mat mengaku bangga dengan capaian para dosen SAY ini dan optimis prestasi tersebut akan terus meningkat di tahun berikutnya.

Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan tinggi, penelitian merupakan salah satu aspek penting yang harus dilakukan selain kegiatan belajar mengajar dan pengabdian masyarakat.

“Ke depan kita akan terus meningkatkan kualitas penelitian dosen sehingga bisa di publish di jurnal ilmiah nasional maupun internasional,” ujarnya.

 

Dosen-dosen yang mendapatkan hibah penelitian yaitu Umu Hani, M.Kes., Siti Khotimah, M.Fis., Ismarwati, MPH., Suratini, M.Kep. Sp.Kom, Farida Kartini,M.Sc dan Veni Fatmawati, M.Fis.

Dosen yang mendapatkan hibah pengabdian masyarakat (IBM) yaitu Dhesi Ari Astuti, M.Kes., Ismarwati, MPH., dan Sarwinanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat.

Resusitasi Mahasiswa DIV Kebidanan SAY

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa Prodi DIV Bidan Pendidik dan menjadi salah satu bagian dari modul kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus, Program Studi Kebidanan DIV STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) menggelar pelatihan resusitasi dan KMC bagi mahasiswa, Senin (25/1).

Menurut Ketua Program Studi Kebidanan D IV, Dewi Rokhanawati., M.Ph Keberadaan bidan dimasyarakat maupun klinik sering memenuhi permasalahan seperti permasalahan kegawatdaruratan pada neonates dan bayi. Kebanyakan bayi lahir dalam keadaan bugar, sekitar 10% yang membutuhkan bantuan untuk memulai pernafasan danhanya 1 % yang membutuhkan tindakan resusitasi secara lengkap. Walaupun hanya 1 % yang membutuhkan tindakan resusitasi secara lengkap, akan tetapi kalau kasus ini terjadi dan tidak terdapat tenaga yang trampil dalam penatalaksanaan tersebut, kematian bayi tidak dapat dihindari. Bidan merupakan salah satu pelaku yang paling dekat dengan kasus-kasus tersebut. Untuk itu perlu adanya pembekalan yang lebih intensif atau pendekatannya dalam bentuk pelatihan sehingga harapannya apabila mahasiswa ini nanti telah lulus mampu untuk melakukan penatalaksanaan pada kegawatdaruratan neonatus.

Pelatihan yang diikuti oleh 304 mahasiswa ini berlangsung selama 10 hari (25 Januari – 4 februari 2016) ini dibagi menjadi lima gelombang dan di pandu oleh Tim Resusitasi RSU PKU Muhammadiyah dan Dosen Prodi DIV Bidan Pendidik SAY.