Sebanyak 110 mahasiswa ners STIKES Ásiyiyah Yogyakarta (SAY) mengikuti pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD), di kampus SAY, Desember 2015 lalu.

Menurut panitia kegiatan ini, Fahrika, S.Kep., Ns bahwa keadaan gawat darurat banyak terjadi di berbagai tempat fasilitas umum yang kadang-kadang tidak mempunyai fasilitas pelayanan life saving yang lengkap. Hal ini juga memerlukan persiapan untuk petugas, persiapan peralatan serta persiapan prosedur sehingga apabila terjadi kejadian kegawatdaruratan segera bisa dilakukan tindakan pertolongan.

Dengan latar belakang tersebut diatas maka diperlukan training Basic Live Support /PPGD dengan harapan dapat membekali diri untuk petugas yang bekerja pada tempat-tempat tersebut, sehingga apabila terjadi kondisi kegawatan petugas yang bersangkutan mampu melakukan penanganan life saving untuk mencegah kondisi yang lebih buruk lagi.

Pelatihan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. Pelaksanaannya dibagi menjadi 2 gelombang yaitu gelombang pertama tgl 2-6 Desember 2015 ( diikuti 40 peserta) dan gelombang kedua 16-20 Desember 2015 diikuti (78 peserta). Selain peserta dari SAY, pelatihan ini diikuti pula oleh 8 peserta dari Preceptor/ Clinical Instructure Rumah Sakit yang digunakan sebagai lahan praktik yaitu RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RSU PKU Muhammadiyah Bantul, RSUP Dr. Sardjito, RSUD Bantul, RSUD Wonossari, RSUD Wates, RSUD Muntilan dan RSJ Grhasia.

Beberapa materi pelatihan antara lain mengenai sistem PPGD, biomekanik trauma, inittial assesment, trauma abdoment, pengelolaan airway-breathing, shock dan pendarahan, trauma dada, luka bakar dan RJP. Materi-materi tersebut diberikan dalam bentuk teori dan praktik. Setelah pelatihan, mahasiswa yang dinyatakan lulus akan menerima sertifikat yang berlaku nasional maupun internasional.

Pelatihan ini bekerjasama dengan PUSBANKES 118 PERSI DIY (Pusat Siaga Bantuan Kesehatan 118 Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta).

Temasek Foundation Singapore berkunjung ke STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY), Kamis (7/1). Mereka melakukan kunjungan dalam rangka untuk mengetahui impact nursing project di SAY.

Menurut Koordinator Kerjasama Internasional dan Humas, Indriani, M.Sc, kerjasama denga Temasek Foundation sudah di lakukan sejak dua tahun yang lalu dan implementasi programnya antara lain Training of Trainer (TOT) Nursing Program di Singapura. 12 Dosen SAY  serta praktisi kesehatan dari amal usaha Muhammadiyah lainnya telah dilatih dan diharapkan mampu mengimplementasikan di insitusi masing-masing. ”Kedatangan Temasek Foundation ke SAY adalah untuk mengetahui dampak implementasi program yang telah dilakukan secara berkesinambungan”, ujar Indri. ‘

”Selain itu harus dievalusi apakah dalam pelaksanaan program ada kendala atau tidak”, tambah Indri.

Setelah program TOT, rencananya Temasek Foundation akan mengadakan workshop sebagai tindak lanjut dari implementasi nursing program yang telah dijalankan pada April 2016 mendatang.

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) menyalurkan 12 alumni Keperawatan Ners untuk bekerja di Timur Tengah. Seleksi dilakukan di Kampus Terpadu SAY, Senin ( 28/12).

Seleksi ini merupakan kerjasama SAY dan PT ELITE. Seleksi tahap pertama meliputi wawancara dan administrasi. Selanjutnya yang lolos mereka akan diberi pelatihan.

Beberapa rumah sakit yang akan menerima penempatan seleksi ini antara lain RS dr. Sulaiman al Habib Saudi Arabia, Al Sambira dan MMC.

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) memberikan reward umroh bagi pegawai purna. Hal tersebut dikatakan oleh ketua SAY, Warsiti, M.Kep.Sp.Mat, di kampus terpadu (20/12).

Lebih lanjut Warsiti mengatakan bahwa pegawai purna yang mendapat reward tersebut adalah lima orang pegawai purna yang memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi. Mereka berangkat ke tanah suci diantarkan beberapa pimpinan SAY, pada Sabtu ( 19/12).

Melalui program ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan loyalitas karena program ini akan berkelanjutan untuk semua pegawai SAY.

Program Studi Analis Kesehatan D4 STIKES ‘Aisyiyah secara resmi mendapatkan ijin operasional sejak 21 September 2015. Hal tersebut dikatakan oleh Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY), Warsiti, M.Kep.,Sp. Mat., saat pembukaan workshop prodi Analis, di kampus SAY, Sabtu (12/12).

Lebih lanjut Warsiti menegaskan bahwa prodi Analis Kesehatan SAY perlu memiliki ciri khas tertentu yang lebih baik, agar bisa menjadi pembeda dengan prodi analis lainnya. ‘’Ke depan perlu di create suatu kekhasan Analis Kesehatan di SAY’’, ujar Warsiti.

Melalui workshop ini Warsiti berharap pembahasan prodi Analis tidak berakhir pada sesi ini dan tetap akan terus menerus menjalin kerjasama dengan PATELKI serta memberikan manfaat bagi umat.

Saat ini di Yogyakarta terdapat 4 perguruan tinggi yang mengelola prodi Analis Kesehatan.