Gedung baru ini merupakan milik umat dibawah pengelolaan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta dan merupakan pencerminan dari gerakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang berkemajuan. Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah , Dra Noordjanah Djohantini, MM., M.Si., saat acara penyerahan gedung baru kepada pihak STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Selasa(10/11).

Lebih lanjut Noordjanah menghimbau agar semua civitas akademika SAY memanfaatkan dan mengelola gedung ini dengan sebaik-baiknya.

Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat juga menghimbau agar kita semua merawat gedung ini sebaik-baiknya. Gedung ini kita manfaatkan dengan fasilitas yang baik dan bisa mendorong civitas akademika SAY untuk selalu meningkatkan mutu.

Prevalensi penyalahguna yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2008 terdapat 1,99%, 2011 menjadi 2,32%, 2013 bertambah menjadi 2,56% dan 2015 terdapat 2,80% orang yang menyalahgunakan narkotika. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BNNP DIY, KBP Soetarmono DS, SE., M.Si, pada acara dialog interaktif dalam rangka sosialisasi P4GN kepada dosen, di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Selasa (10/11).

Lebih lanjut Soetarmono menjelaskan bahwa penyebaran dan penyalahgunaan narkotika ini merupakan kejahatan lintas negara, kejahatan yang serius dan kejahatan yang terorganisir. Sasarannya kebanyakan adalah remaja. BNNP DIY berinisiatif untuk sosialisasi hal ini kepada para dosen. Karena dosen dianggap sebagai garda depan yang selalu berinteraksi dengan mahasiswa, sehingga bisa mengawasi dan mencegah bila ada mahasiswa yang menyalahgunakan narkoba. Lebih bagus lagi bila suatu kampus membentuk SATGAS Penyalahgunaan Narkoba, dibentuk semacam Unit Kegiatan Mahasiswa. Ini akan lebih intensif.

Sependapat dengan hal tersebut, Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.Sp.Mat mehatakan dose adalah pilihan yang tepat untuk sosialisasi ini karena sebagai motor penggerak proses bisnis di kampus. Kampus adalah tempat berkumpulnya para remaja yang sedang mengalami masa transisi untuk menuju fase mandiri. Jika menuju fase ini tidak difasilitasi dengan lingkungan yang kondusif , penyebaran narkotika sangat mudah sekali.Warsiti berharap kita harus lebih intensif dalam pencegahan narkoba ini.

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh dosen-dosen dari seluruh STIKES yang ada DIY. Selain bapak Soetarmono, narasumber lain yaitu praktisi bidang rehabilitasi.

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) menggelar Sholat Istisqa meminta turun hujan kepada Allah SWT di halaman Kampus Terpadu SAY, Rabu pagi (4/11). Sholat ini diikuti oleh seluruh civitas Akademik SAY baik dari pimpinan, dosen, maupun karyawan, dan mahasiswa. Sholat  Istisqa ini dipimpin oleh Iwan Setiawan, M.A .

Selain memimpin doa bersama untuk memohon agar segera diturunkan hujan, Iwan Setiawan menghimbau agar memperbanyak membaca istighfar untuk memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan bencana kabut asap dan kekeringan yang terjadi di  Indonesia. Semoga bencana ini dapat segera berakhir dan masyarakat dapat kembali berkehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) SAY.

Peningkatan kualitas lulusan dan kompetensi sumber daya manusia atau tenaga kesehatan, dari tenaga bidan dan keperawatan tidak bisa diabaikan, seIring menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Karenanya STIKES’Aisyiyah Yogyakarta berkomitmen untuk mutu layanan.

Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, M.Kep., Sp.Mat menyampaikan hal itu saat membuka Seminar dan Temu Alumni STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta yang tergabng dalam Keluarga Alumni Pendidikan Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta (KAPKAYO), di kampus terpadu, Sabtu (31/10).

Warsiti mengatakan, komitmen STIKES ‘Aisyiyah tersebut, salah satunya dengan meningkatkan kualitas sarana perkuliahan dan tenaga pengajarnya secara berkelanjutan. Bahkan pada tahun 2016 STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta siap menuju Universitas, serta semua program studinya terakreditasi A.

Seminar nasional turut menghadirkan Ketua PD IBI Nunik Endang Sunarsih, SST., SH., M.Sc. Ketua PPNI DIY Drs. Kirnantoro, SKM., M.Kes dengan keynote speaker anggota Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Dra Susilaningsih Kuntowijoyo. Turut hadir pada seminar tersebut motivator dan Enterpreuneur, Dr., Ir Abdul Basit., M.Sc.

Nunik Endang Sunarsih mengatakan, sebagai tenaga kesehatan, keberadaan bidan berperan penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia, sehingga dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan kewenangan dan Undang-Undang yang berlaku, serta selalu menjunjung tinggi kode etik profesi. (sumber: KR)

Di Indonesia terdapat 4,6 juta kelahiran pertahun dan 63% persalinan ditolong oleh bidan. Ini artinya peran bidan di Indonesia sangat penting. Kompetensi bidan harus senantiasa di tingkatkan. Hal tersebut disampaikan oleh Pimpinan Pusat IBI, Laurensia Lawintono, M.Sc., saat memberikan materi Studium general untuk mahasiswa Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY), Senin (26/10).

Lebih lanjut Laurensia menjelaskan mengenai 9 kompetensi bidan antara lain pengetahuan & ketrampilan ilmu sosial budaya, komunikasi, kesehatan masyarakat, etika untuk memberi pelayanan bermutu untuk ibu , bayi dan keluarganya; pra konsepsi, keluarga berencana dan ginekologi; Asuhan dan konseling selama kehamilan; asuhan selama persalinan dan kelahiran; asuhan pada masa nifas dan menyusui; asuhan pada bayi baru lahir; asuhan pada bayi dan balita; kebidanan komunitas dan asuhan pada ibu dengan gangguan reproduksi.

Laurensia juga menjelaskan tentang sifat pelayanan bidan bermartabat yaitu setiap perempuan berhak bebas dari kerugian/cedera/penanganan yang tidak tepat dan berhak atas informasi, privasi dan kerahasisaan, diperlakukan secara hormat dan bermartabat dan sebagainya. Hal ini artinya para bidan diharapkan bisa merubah cara bekerja termasuk lingkup prakteknya. Bidan perlu praktek lebih berdasar bukti / Evidence Based Practice dan harus bermitra dengan perempuan serta tenaga kesehatan lainnya.

Studium General ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Kebidanan semester 1 dan 3. Kegiatan ini bersifat rutin terkait untuk pengenalan profesi Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di DIY serta menambah wacana kebidanan kepada mahasiswa. Materi kebijakan KIA disampaiakan oleh Dinas Kesehatan DIY.