Sesudah melaksakan sosialisasi tanggap bencana, FRESHT juga akan mendeklarasikan Seminar Bencana Alam Se-DIY dan Jawa Tengah pada tanggal 10 Mei 2015 mendatang. Untuk itu kami mengundang semua mahasiswa kesehatan terutama kampus kita tercinta untuk mengikuti Seminar tersebut agar dapat meningkatkan pengetahuan kita dalam menghadapi bencana.

Organisasi Tim Kesehatan dari STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta yaitu Federation of Rescue Health Team (FRESHT) menggelar Sosialisasi Tanggap Bencana (STB) di Desa Donotirto Kretek Bantul, Minggu (3/5).

Acara yang bertemakan “Menciptakan Masyarakat Siap Siaga Tanggap Bencana Bersama FRESHT STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta” berupa sosialisasi kepada warga dengan materi yang disampaikan oleh Enaryaka, S.Kep., Ns dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta. Menurut Enaryaka gempa bumi diibaratkan seperti nyanyian yang bersahutan di mana menghadapinya harus dengan keadaan tenang dan tidak panik.

Ketua panitia, Helmi Miftahulhusna berharap melalui sosialisasi ini  mampu menjadi media edukasi dan penerapan bagi masyarakat Desa Donotirto terhadap bencana alam yang dapat terjadi kapan saja serta membangun pengetahuan masyarakat dalam mengahadapi bencana alam (gempa bumi dan tsunami).

Acara ini dihadiri 45 warga desa Donotirto, lurah desa, dan carik desa. Setelah sosialisasi dilanjutkan dengan pemeriksaan gratis tekanan darah, gula darah dan asam urat oleh FRESHT. Diharapkan, Sosialisasi Tanggap Bencana (STB) selanjutnya langsung terjun ke lapangan.

Pelayanan yang diperhatikan di rumah sakit antara lain pelayanan yang bermutu, pelayanan prima fokus pada customer. Hal tersebut dijelaskan oleh Direktur RSUP dr. Sardjito, dr. Muh. Syafaq Hanung, Sp.A, saat angkat janji co ners mahasiswa profesi ners, Rabu ( 29/4).

Lebih lanjut Syafaq menjelaskan bahwa co ners merupakan tahap akhir dari bangku kuliah untuk membuktikan bisa diaplikasikan ke masyarakat. Layanan kepada pasien jaman dahulu dan sekarang sangat berbeda. Saat ini pasien/customer merupakan pusat/center layanan. Semua profesi yang menangani baik dokter, medis, gizi, perawat dan sebagainya harus duduk bersama dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Sikap dan perilaku mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah representasi pelayanan rumah sakit. Sehingga perlu ditekankan kemampuan komunikasi baik verbal maupun non verbal dan daya tanggap terhadap sesuatu. Pelayanan fokus pada konsumen perlu dikembangkan karena institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan lainnya adalah perusahaan jasa, di mana konsumen harus mendapatkan pelayanan terbaik. Sifat ramah, skill handal para tenaga kesehatan merupakan salah satu pelayanan prima kepada konsumen. Selain itu perlu diperhatikan komunikasi dengan profesi kesehatan lainnya.

Sementara itu, Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. menghimbau kepada para 62 mahasiswa yang akan praktek profesi ners agar dapat memanfaatkan pengalaman praktik di rumah sakit sebaik-baiknya. Selain itu bisa menjadi bekal ketika menjadi tenaga kesehatan kelak.

Diperkirakan 160 juta penyakit akibat hubungan kerja pertahunnya. Data menunjukkan 34,43% kecelakaan akibat ergonomi dan 32,12% aplikasi yang tidak safety. Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua Program Studi Fisioterapi (S1), Moh. Ali Imron, M.Fis. saat seminar nasional Fisioterapi, di kampus terpadu SAY, Minggu lalu.

Lebih lanjut Imron menjelaskan bahwa ilmu fisioterapi yang diterapkan dalam perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan peran ergonomi dan kesehatan keselamatan kerja (K3) para tenaga kerja. Sehingga tenaga kerja dapat bekerja secara aman dan menghasilkan produktivitas yang maksimal.

Kompetensi fisioterapi adalah berfokus pada pengembangan, pemulihan, pemeliharaan kemampuan gerak dan fungsi tubuh. Dalam penerapan pada K3 dan ergonomi di perusahaan, fisioterapist memberikan pelayanan bagaimana cara yang tepat, baik serta menghindari cedera saat bekerja. Sehingga angka kecelakaan kerja dapat ditekan atau bahkan dihindari.

Selanjutnya Hilmi Zadah, M.Sc. selaku ketua panitia seminar juga menjelaskan bahwa gangguan otot (musculoskeletal disorder) di tempat kerja semakin mengalami peningkatan. Akibat gangguan otot, para pekerja tidak bisa bekerja secara maksimal. Karena itu, perlu ada pendekatan ilmu ergonomis dan kesehatan keselamatan kerja.

Lebih lanjut, Hilmi mengatakan saat ini ilmu fisioterapi belum banyak dikenal masyarakat. Sehingga seminar ini dimaksudkan untuk memperkenalkan ilmu fisioterapi kepada masyarakat luas. Seminar menampilkan pembicara Dr. Wattana Jalayondeja dari Mahidol University Thailand dan M. Ali Imron, Ketua Prodi Fisioterapi SAY.

Kepala Lembaga Pengembangan Ilmu, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (LP3M SAY) melakukan kunjungan ke LPM & LPP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Rabu (22/4).

Menurut Kepala LP3M SAY, Sarwinanti, M.Kep. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di SAY. Harapannya kegiatan penelitian baik internal dan eksternal lebih dimotivasi lagi bagi para dosen dengan mengikutsertakan mereka (dosen) dan memberikan syarat harus ada anggota peneliti pada tiap proposal. Dan untuk kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan kegiatan KKN mahasiswa harus ada waktu dan SKS khusus karena tidak bisa terintegrasi saat profesi.

Kunjungan tersebut juga diikuti oleh perwakilan program studi yang ada di SAY yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan, Fisioterapi S1, Kebidanan D4, Kebidanan D3.