Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) telah sukses menyelenggarakan salah satu program kerja mereka yang berskala nasional yaitu seminar kesehatan. Seminar yang menampilkan dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, MARS. sebagai pembicara utama ini bertemakan “Waspadai Gejala Stroke Ringan dan Terapinya & Seks Aman Saat Menopause”, Ahad (22/2).

Menurut dr. Boyke salah satu penyebab melonjaknya angka perselingkuhan dan perceraian di Indonesia adalah hubungan yang tidak harmonis dalam berumah tangga terutama hubungan seks dengan masalah yang dialami usia dewasa. Oleh karena itu perlunya perhatian, pengertian dan kasih sayang yang dicurahkan terhadap pasangan hidup dalam menghadapi saat-saat perubahan psikologis dan psikis yang tengah dialaminya dan dapat membantu mengatasi perubahan tersebut dengan cara yang lebih menyenangkan. Melalui seminar ini diharapkan para peserta dapat mengetahui, mengurangi ataupun mengatasi masalah kesehatan di usia dewasa. Mengingat akhir – akhir ini semakin maraknya masalah-masalah yang timbul pada saat usia dewasa.

Ns. Suratini, M.Kep.Sp.Kep.Kom, sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan SAY berpendapat bahwa acara ini merupakan forum ilmiah yang diprakarsai oleh mahasiswa keperawatan untuk membahas hal-hal yang krusial khususnya bagi lansia tentang bagaimana mempertahankan hidup yang lebih bahagia.

Seminar yang diikuti oleh sekitar 900 peserta yang tidak hanya dari kalangan mahasiswa dan profesi kesehatan ini juga menghadirkan Ns. Maryana, S.SiT., S.Psi., S.Kep., M.Kep., dan M. Ali Imron., M.Fis. Beliau menjelaskan bidang keperawatan dan fisioterapi.

Sebanyak 361 mahasiswa kebidanan D3 STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) lulus first taker uji kompetensi nasional (ukomnas). Surat Keputusan (SK) dengan nomor No.: 011/PUK-Nas/II/2015, diterima Program Studi Kebidanan SAY 11 Februari 2015 lalu.

Menurut Ketua Program Studi Kebidanan D3, Anjarwati, M.PH., hasil ini merupakan usaha yang gigih dari mahasiswa dan seluruh dosen khususnya tim uji kompetensi program studi yang secara terstruktur melakukan pembekalan. Selain itu dukungan dari pimpinan SAY yang memberi kesempatan dan fasilitas untuk try out internal dengan model computer base test (CBT). Hasil yang diperoleh tahun ini sangat mengembirakan tetapi tentunya menjadi tantangan untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas lulusan. Harapanya semoga para lulusan D3 Kebidanan SAY dapat mengabdikan ilmunya untuk peningkatan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.

Menurutnya, tujuan uji kompetensi untuk menghasilkan lulusan pendidikan kesehatan yang bermutu, menjamin keselamatan pasien, keselamatan tenaga kesehatan, kesetaraan mutu global, terpenuhinya standar mutu pelayanan kesehatan nasional dan menjadi syarat mendapatkan sertifikat kompetensi surat tanda registrasi (STR) dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) ”Uji kompetensi ini untuk membuat standar pelayanan yang sama di seluruh Indonesia. Jadi lulusan kebidanan dimanapun diharapkan mampu memberikan pelayanan yang terstandar dan berkualitas, dalam hal ini bidan memiliki posisi strategis dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),” jelas Anjarwati.

”Pada akhirnya, uji kompetensi sebagai tolak ukur bahwa tenaga kesehatan memiliki kompetensi sesuai dengan keahlian dan kewenanganya,” terangnya.

Perpustakaan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) mendapatkan akreditasi kategori A dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia karena perpustakaan dinilai sesuai Standar Nasional Perpustakaan yang dikeluarkan oleh Perpusnas RI. Sertifikat Akreditasi dengan No.29/1/ee/XII.2014 diterima Perpustakaan STIKES ‘Aisyiyah, Selasa (24/02/2015) melaluiBadan Perpustakaan Arsip Daerah(BPAD)DIY.

Menurut pustakawan SAY yang pernah meraih sebagai pustakawan terbaik nasional, Irkhamiyati, SIP., melalui akreditasi ini Perpustakaan STIKES `Aisyiyah Yogyakarta telah memberikan kontribusi nyata dan peran sertanya dalam mengembangkan perpustakaan demi kemajuan lembaga dan masyarakat. Selain itu capaian ini juga menjadi salah satu upaya untuk mencapai Visi Perpustakaan STIKES `Aisyiyah Yogyakarta, yaitu menjadi perpustakaan yang terbaik tingkat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Indonesia tahun 2016. Perpustakaan SAY merupakan satu-satunya perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Indonesia yang mendapatkan akreditasi A. Untuk kategori Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Perpustakaan SAY termasuk 2 Perpustakaan PTM yang terakreditasi A. Untuk wilayah DIY, termasuk 6 Perpustakaan PT yang terakreditasi A.

Perpustakaan SAY terakreditasi A karena memenuhi semua komponen dalam standar akreditasi, baik dalam hal layanan, kerjasama, koleksi, pengorganisasian materi perpustakaan, SDM. Ruang, sarana prasarana, anggaran, manajemen, dan perawatan koleksi.

Harapan ke depan adalah Perpustakaan SAY akan lebih baik lagi, seperti dalam pengembangan digital library, institusional repository, pengembangan SDM, layanan, dsb. Perpustakaan SAY juga berupaya agar semakin menjadi sumber rujukan bagi civitas akademika kesehatan di Yogyakarta dan Indonesia, serta mencerdaskan kehidupan bangsa lebih luasnya.

Kantor Kerjasama Internasional dan Humas (KKIH) STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) menggelar Edu Culture 2015 sebagai ajang untuk membangkitkan rasa cinta terhadap budaya bangsa, untuk mendidik mahasiswa dan seluruh civitas akademika tentang budaya Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, bahkan juga yang berasal dari negara-negara lain. Kegiatan tersebut digelar di Kampus Terpadu SAY, Minggu (22/2).

Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat mengatakan festival budaya ini diikuti mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta dan siswa SMA/SMK se DIY. Setiap peserta menampilkan budaya yang sudah ditentukan, baik pakaian, masakan tradisional, data kesehatan masyarakat, data geografis dan sebagainya.Kegiatan ini merupakan kesempatan sangat baik untuk mahasiswa-mahasiswa multikultur untuk mengenal lebih jauh dan mempromosikan kebudayaan dan acara mereka ke seluruh warga masyarakat.

Dalam festival ini menampilkan stand-stand budaya Indonesia dan Internasional oleh mahasiswa SAY dan berbagai lomba untuk siswa SMA /SMK antara lain lomba baca puisi, tari kreasi tradisional, story telling, desain logo, poster edukatif dan karya ilmiah remaja. Sekitar 100 peserta lomba yang mengikuti festival ini.

Para pemenang lomba antara lain lomba tari juara I SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta, juara II SMAN 10 Yogyakarta, juara III SMK Kesehatan Pelita Bangsa . Lomba poster juara I Nurudin dari SMKN 1 Sedayu, juara II Gatra Putra Perdana dari SMA Muhammadiyah II Yogyakarta, juara III Fariza Eka Aulia dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Apresiasi lombo desain logo IOPR diberikan kepada Nurudin dari SMKN 1 Sedayu dan Findi Nadifa Galuh dari SMK Kesehatan Sadewa. Lomba baca puisi juara I Dilla dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, juara II Nurhayati dari SMAN 1 Semin Gunungkidul, Juara III Qari Dhea dari SMAN 1 Kasihan Lomba Story Telling, juara I Anis M. Afla dari SMAN 4 Yogyakarta, juara II Yuriska Banowati dari SMAN 11 Yogyakarta, juara III Dian Respati Ayu dari SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Peningkatan kemampuan dan pengembangan ilmu pengetahuan menjadi perhatian serius STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) terlebih mendekati pasar bebas ASEAN. Karena itu, SAY menggandeng banyak pihak untuk bekerjasama, antara lain dengan Temasek Foundation dan Ngee ann Polytechnic Singapore.

Ketua SAY, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat menjelaskan, kerjasama dengan kedua pihak tersebut berlangsung 2013-2015. Tujuannya memberi bekal lebih pada dosen dalam kegiatan bertema ‘’TOT Nursing Program’’. Pesertanya tak hanya dari Yogyakarta tapi juga Bantul, Gombong, Semarang. ‘’Salah satu misi kami yakni memenuhi kebutuhan beragam perawat profesional di dunia. Dalam kerjasama ini kami mendiskusikan poin-poin penting dalam keperawatan supaya tidak ada lagi kesenjangan perawat di kawasan ASEAN dan juga Asia,’’ ujar Warsiti.

Ia menjelaskan lebih jauh, kerjasama berlangsung yakni pelatihan kepemimpinan dan manajemen, pengembangan dan pedagogi kurikulum. Selain itu mengenai pengembangan jaringan karena pada pasar bebas yang hampir berlaku di seluruh dunia, perguruan tinggi tidak dapat berdiri sendiri. Mereka yang mengikuti pelatihan adalah perawat pendidik dan perawat klinis di lingkungan amal usaha kesehatan dan pendidikan Muhammadiyah/’Aisyiyah. Jumlah peserta 64 orang dari sembilan institusi.

Warsiti berharap kerjasama yang terjalin baik dapat berlangsung lagi karena kebutuhan tenaga keperawatan terus bertambah. Menurutnya, perawat yang kelak lahir di masa depan bukanlah perawat hanya berorientasi pada lokal tapi juga regional dan global. CEO Temasek Foundation, Dr. Benedict Cheong mengungkapkan apresiasinya pada seluruh peserta yang bekerjasama. Pihaknya melakukan kerjasama dengan negara-negara Asia supaya sebagian masyarakat yang berada dalam kondisi tidak baik dapat hidup lebih baik. (SM)