Peningkatan mutu sumber daya manusia STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) harus selalu ditingkatkan sebagai upaya menuju STIKES terbaik di Indonesia 2016. Salah satunya peningkatan dalam penulisan artikel dan berita. Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua SAY, Warsiti., M.Kep.,Sp.Mat., saat memberikan sambutan pada pembukaan pelatihan jurnalistik di kampus SAY, Sabtu (14/2).

Pelatihan untuk dosen dan karyawan ini merupakan salah satu kerjasama antara SAY dan Suara Muhammadiyah. Menurut narasumber dari Suara Muhammadiyah, Muarif, bahwa menulis berita di website dan media cetak berbeda. Perbedaanya pada rumus penulisannya. ‘’Menulis di website terutama running text tidak perlu rumus 5 W 1H, Namun untuk media cetak rumus tersebut harus lengkap’’, jelas Muarif.

Lebih lanjut Muarif mengatakan bahwa dari pelatihan ini harus ada hasilnya. Diharapkan para dosen dan karyawan SAY dapat mengisi rubrik artikel dan citizen journalism di Suara Muhammadiyah.

Closing Ceremony  TOT Nursing Program Collaboration with Muhammadiyah Institution, Temasek Foundation and Ngee Ann Polytechnic Singapore .
 Thursday,
 February 12, 2015
 Hall 4 Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah yogyakarta

 

Penerapan pembelajaran tutorial di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) telah dimulai sejak tahun 2009. Pembelajaran tutorial bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi , bekerja dalam tim, mengorganisasi belajar mandiri. Pencapaian tujuan pembelajaran tutorial tersebut sangat ditentukan oleh keterlibatan mahasiswa sebagai peserta didik, dosen, sarana pendukung dan lingkungan belajar yang kondusif. Berdasarkan evaluasi TA 2013/2014, pelaksanaan tutorial menunjukan fenomena pembelajaran tutorial yang cenderung monoton. Menanggapi fenomena tersebut, SAY menyelenggarakan refreshing pembelajaran turorial bagi dosen tutor di kampus terpadu SAY, Kamis (5/2).

Menurut Wakil Ketua Bidang Akademik, Ismarwati, MPH., kegiatan tersebut sebagai upaya untuk memberikan pencerahan dan penguatan strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tutorial seluruh program studi di SAY. Sehingga diharapkan seteleh refreshing ini teridentifikasi strategi penyelesaian permasalahan-permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran. Selain itu juga teridentifikasi desain rencana pembelajaran tutorial yang mendukung pencapaian tujuan belajar serta terbentuknya skenario tutorial sebagai pemicu belajar yang berkualitas.

Dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes sebagai narasumber memberikan beberapa materi antara lain strategi pembelajaran tutorial, penilaian pembelajaran tutorial dan optimalisasi peran mahasiswa dan peran dosen dalam tutorial. Setelah itu dilakukan simulasi tutorial oleh tim program studi dan dilanjutkan dengan diskusi. 

Tantangan perpustakaan di era digital semakin banyak. Perpustakaan kini tak lagi hanya bangga dengan banyaknya tumpukan koleksi di raknya. Karena apa? Karena perilaku pencarian informasi pemakai yang dilayani juga mengalami perubahan seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Agar perpustakaan tetap eksis sesuai dengan kemajuan teknologi, maka harus mampu mengembangkan diri . Salah satunya adalah dengan membangun perpustakaan digital. Untuk membangun digital libraries (diglib), diperlukan pertimbangan dan perencaan yang matang, agar nantinya benar-benar bermanfaat bagi pemakai. Hal tersebut dijelaskan oleh. M. Solihin Arianto, S.Ag., SIP, M.LIS, Kepala Perpustakaan UIN SUKA, selaku pembicara dalam Seminar Nasional “Digital Library and Resourches Sharing” yang diselenggarakan oleh Perpustakaan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Senin, (2/2).

Lebih lanjut Arianto mengatakan sebelum membangun perpustakaan digital, benahi dulu otomasi perpustakaannya. ‘’Sebagian orang bahkan beranggapan bahwa jika perpustakaannya sudah menggunakan otomasi, berarti sudah digilib, ini tidak benar”, kata Arianto. Tujuan utama digilib adalah untuk menambah koleksi, memperluas layanan, mengelola aset, menghemat tempat, memperluas akses, menyimpan /mengarsip, memudahkan pencarian, menghemat biaya, meningkatkan citra, dan preservasi ( koleksi bisa diakses dalam waktu yang panjang). Inilah pentingnya digilib, agar semua bisa ditelusur dengan kata apapun, bisa diakses di seluruh dunia, dan bisa dicopy tanpa pernah ada kesalahan, karena tujuan utama digilib adalah untuk memperluas akses. Arianto juga mengingatkan bahwa untuk membangun digilib, ada tiga konsep dasarnya, yaitu SDM, materi digital , dan infrastruktur teknologi.

Seminar yang dipandu oleh moderator, Irkhamiyati, Pustakawan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, yang tiga kali mendapatkan penghargaan pustakawan tingkat nasional ini, juga menghadirkan pembicara dari Perpustakaan FK UGM, yang menyampaikan akan pentingnya resouches sharing dan pentingnya berjejaring antar perpustakaan. Kususnya perguruan tinggi kesehatan, harus mampu mengimbangi tuntutan layanan perpustakaan bagi para digital native.

Acara seminar yang dihadiri Perguruan Tinggi Kesehatan DIY, Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah Indonesia, dan peserta umum lainnya, baik dari dalam DIY ataupun luar propinsi ini dilanjutkan dengan rapat Koordinasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah.

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kulonprogo berhasil mengembangkan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Kesehatan Jiwa (Keswa) di Kranggan Galur Kulonprogo. Posyandu Kesehatan Jiwa di Launching oleh pejabat Dinas Kesehatan Kulonprogo, dr. Ananto Kogam, M.Kes., pada Kamis (29/1).

Dalam peresmian tersebut, dr. Ananto Kogam berpesan agar para kader posyandu keswa mampu mendampingi orang-orang gangguan jiwa disekitarnya agar bisa diterima dimasyarakat dan mampu mendapatkan pekerjaan.

Menurut Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, M.Kep.,Sp.Mat., tahun 2012 SAY pernah mengembangkan desa siaga sehat jiwa di Kranggan Kulonprogo dan sekarang tahun 2015 di tindak lanjuti dengan membentuk posyandu kesehatan jiwa. Warsiti juga menjelaskan bahwa posyandu kesehatan jiwa merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan dan berfokus pada kesehatan jiwa. Tujuannya untuk mengenalkan kesehatan jiwa di masyarakat agar para kader mampu mengidentifikasi orang-orang disekitarnya yang memiliki gangguan jiwa. Selain itu, mempercepat penerimaan kesehatan jiwa di masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.

Posyandu Keswa merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya bidang pengabdian masyarakat. Melalui program ini diharapkan kesembuhan pasien gangguan jiwa tidak tergantung dengan obat-obatan saja namun juga mendapatkan dukungan keluarga dan masyarakat. Selanjutnya para pasien mampu produktif mengembangkan keterampilan dan sebagainya.

Sementara itu menurut Kepala Puskesmas Galur II, dr.Hery Suryadi , angka gangguan jiwa di Galur cukup besar yaitu 11 % dari populasi, artinya gangguan jiwa harus menjadi prioritas dan dicarikan solusi agar tidak bertambah banyak. Gangguan jiwa bisa dikategorikan ringan dan berat. Dengan adanya program dari STIKES ‘Aisyiyah ini sangat membantu masyarakat menjadi mandiri sehingga gangguan jiwa bisa dikendalikan dan mampu produktif kembali.

Program Posyandu Keswa yang didanai oleh Hibah IBM Dikti ini, sebelum diresmikan sudah melakukan beberapa kegiatan antara lain pelatihan untuk 20 kader kesehatan jiwa, Try out posyandu kesehatan jiwa pada bulan Juli serta pelaksanaan posyandu keswa sasaran remaja dan penyuluhan pada bulan november lalu. Pada kesempatan peresmian ini para kader menerima sertifikat pelatihan keswa secara simbolik.