STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) resmi beralih status menjadi UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA. Surat Keputusan (SK) Kemenristek Dikti No. 109/KPT/I/2016 diserahkan oleh Sekjend Kemenristek Dikti, Prof. Dr. Ainun Naim kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr.Haedar Nashir,M.Si.,  saat pembukaan rapat Koordinasi Nasional Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah di hotel Santika Semarang,  Jumat (11/3).

Menurut Pengurus PP ‘Aisyiyah, Shoimah Kastolani, 11 Maret 2016 penting untuk ‘Aisyiyah setalah 100 tahun ‘Aisyiyah berkiprah dan berkontribusi di persada Indonesia. Kini ‘Aisyiyah memiliki Universitas ‘Aisyiyah yang pertama. Sebagai Harakah Attanwir semoga ‘Aisyiyah terus memberikan pencerahan dan pencerdasan sebagai bhakti untuk bangsa menuju Indonesia berkemajuan, berdaulat, bermartabat dan berkeadilan.

Di Yogyakarta, Muhammadiyah mempunyai 3 Perguruan Tinggi dengan mutu pendidikan dan Akreditasi yang baik. Ketiga Perguruan Tinggi itu adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas ‘Aisyiyah.

Sebelumnya, berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Republik Indonesia No. 492.a/M/Kp/VIII/2015 tentang klasifikasi dan pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia tahun 2015, STIKES Aisyiyah Yogyakarta menempati urutan pertama di antara STIKES lainnya yang ada di Indonesia. Di antara jajaran 3.320 Perguruan Tinggi se-Indonesia, STIKES Aisyiyah Yogyakarta berada di 100 besar, yaitu di peringkat 72.

Dalam rangka memenuhi peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 tahun 2014 tentang pedoman Akreditasi terbitan berkala ilmiah, maka jurnal kebidanan dan keperawatan ikut menyesuaikan diri dari yang semula versi cetak menjadi versi online. Dengan itu LP3M STIKES `Aisyiyah Yogyakarta menyelenggarakan acara Workshop OJS (Open Journal System) di SAY, Sabtu (5/3).

Acara yang diselenggarakan oleh LP3M SAY ini mengundang bapak Tole Sutikno, M.Eng., Ph.D, selaku ketua penyunting Jurnal Telkomnika (UAD) sebagai narasumber, tujuan dan materi Workshop ini adalah untuk memberikan kemampuan kepada pengelola jurnal untuk menjalankan jurnal elektronik dengan menggunakan Open Journal System. Adapun materi pelatihan meliputi: setup jurnal online, editorial (menerima naskah, mengolah naskah, menerbitkan jurnal), submission artikel, dan review artikel. Pelatihan juga dilengkapi dengan materi tentang kebijakan akreditasi jurnal online, indexing jurnal online di lembaga-lembaga internasional seperti Scopus, DOAJ, Thompson Reuter, serta pendaftaran ke database Crossreff untuk mendapatkan DOI.

Kepala LP3M SAY, Sarwinanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat berharap dengan adanya perubahan ini, maka dianggap perlu diadakan sebuah workshop bagi para kontributor (penyumbang naskah/artikel ilmiah) dan bagi penyunting (editor) sehingga seluruh proses penerbitan jurnal dari mulai penerimaan naskah sampai terbitnya jurnal dapat dilakukan di dalam sistem ini. Untuk itu maka LP3M STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta sebagai unit yang mengelola jurnal kebidanan dan keperawatan, mengadakan workshop jurnal elektronik dengan menggunakan OJS (Open Journal System) bagi seluruh dosen baik sebagai kontributor maupun sebagai editor.

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang seluk beluk penulisan karya ilmiah khususnya jurnal yang terindeks Scopus, Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Pengembangan Ilmu (LP3M) STIKES Áisyiyah Yogyakarta menggelar Pelatihan Penulisan Jurnal Internasional, di SAY, Sabtu (27/2).

Menurut narasumber pelatihan ini, Prof. Abdul Rohman, PH.d., M.Si., Apt., suatu hasil penelitian akan bermakna bila dikomersilkan, dipatenkan dan dipublikasikan. Dan jurnal internasional adalah jurnal yang memenuhi kriteria tertentu yaitu karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan; memiliki ISSN; ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Prancis, Rusia, Spanyol dan Tiongkok); memiliki terbitan versi online; dewan redaksi (editorial board) adalah pakar dibidangnya paling sedikit berasal dari 4 negara; artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 terbitan paling sedikit penulisnya berasal dari 4 negara dan terindek oleh database internasional bereputasi: Web of Science, Scopus, Microsoft Academic Search atau laman ssuai dengan pertimbangan Ditjen Dikti.

Sementara itu Kepala Lp3M SAY, Sarwinanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat berharap melalui pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan menulis jurnal berskala internasional di kalangan dosen SAY.

Prodi S1 Fisioterapi memperkenalkan dan mensosialisasikan alat baru mereka kepada para dosen Fisioterapi dan dosen S2 serta D4 Kebidanan, adapun alat yang dimaksud yaitu Electromyogrpahy (EMG) dan Force pressure platform.

Fungsi untuk Myopressure sendiri yaitu merekam aktivitas kontraksi otot real time per microvolts, dan Force power dari tekanan pada tubuh dan otot saat analisa gerak/motion analysis untuk mampu merekam aktifitas kontraksi agar didapatkan evaluasi assessment pada masing- masing pasien secara real.

Tujuan pengenalan dan sosialisasi alat tersebut karena alat ini akan banyak digunakan untuk assessmen dalam clinical dan instrumen research yang berstandar global. Semua penelitian fisioterapi menggunakan alat ini untuk mendeteksi aktifitas kontraksi sehingga mampu dideteksi essential component, dan digunakan juga oleh program studi ilmu keperawatan dan kebidanan (prodi D4 dan S2) untuk research bersama dalam interprofesional education program.

Kedepanya dengan munculnya fasilitas Myopressure ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan prasarana penunjang penilitian sehingga SAY mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun global.

STIKES Áisyiyah Yogyakarta (SAY) mengenalkan alat canggih Fisioterapi EMG di Event Jogja Campus Expo yang digelar di Hartono Mall Yogyakarta, Jumat-Sabtu (26-27/2). Dalam kesempatan tersebut Ketua Kopertis Wilayah V Yogyakarta serta beberapa pejabat DIKPORA DIY berkunjung ke Stand SAY mencoba pemeriksaan EMG.

Menurut Ketua Program Studi Fisioterapi, Moh. Ali Imran, M.Fis alat tersebut adalah Electromyografi (EMG) yang fungsinya untuk mengetahui kekuatan otot dan gangguan gerak serta fungsi tubuh. Alat ini dibeli SAY untuk pembelajaran dan alat bantu penegakan diagnosis otot, saraf serta untuk tindakan fisioterapi.

Selain mengenalkan alat tersebut, pada expo ini SAY yang memiliki 7 program studi yaitu S2 Kebidanan, S1 Fisioterapi, S1 Ilmu Keperawatan, D4 Bidan Pendidik, D4 Analis Kesehatan, D3 Kebidanan dan D3 Teknik Radiodiagnostik Radioterapi juga melayani informasi penerimaan mahasiswa baru, pemeriksaan fisik umum, gula darah, pijat bayi dan konseling kesehatan.

Expo ini diikuti oleh 20 perguruan tinggi yang ada di DIY dan harapannya dapat menjadi rantai informasi tentang pendidikan di tingkat perguruan tinggi, menjadi wadah berbagi informasi mengenai keunggulan masing-masing perguruan tinggi sesuai minat dan bakat calon mahasiswa sehingga pada saat lulus memiliki potensi yang tepat dalam memasuki dunia kerja.