Baitul Arqam (BA) bukan saja program dari STIKES ‘Aisyiyah namun merupakan mandat muktamar untuk menjadikan pusat-pusat pergerakan Muhammadiyah/’Aisyiyah dalam konteks mengimplementasikan misi gerakan melalui amal usaha. Hal tersebut di katakan oleh Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra. Noordjanah Djohantini, MM.,M.Si., saat membuka acara Baitul Arqam pimpinan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jumat(9/5).

Lebih lanjut Noordjanah menjelaskan bahwa kegiata BA ini khusus pimpinan karena STIKES ‘Aisyiyah akan membentuk pemimpin yang transformatif. Peran dan tanggung jawabnya tidak bisa dipisahkan dari amal usaha. Sebagai pemimpin harus terus berpikir agar lembaga ini bisa menjadi lebih besar.

Sementara itu Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat mengungkapkan rasa bersyukurnya atas kegiatan ini bisa dilaksanakan karena tujuannya untuk menguatkan diri kita dalam mengelola amal usaha Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah.

Kegiatan ini difasilitasi oleh MPK PPA (Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah). Beberapa materi antara lain Peneguhan Ideologi Muhammadiyah, Revitalisasi Ideologi (Khittah Perjuangan, Kepribadian Muhammadiyah), Paham Islam yang Berkemajuan, Penguatan Tauhid dan Praksis Al-Maun.

Mahasiswa DIV Bidan Pendidik STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Devi Setyowati lolos dalam semifinal Research Paper and Poster Competition sebagai active participant, Indonesia International (bio)Medical Students’ Congress (INAMSC).

(INAMSC) adalah salah satu event terbesar berskala internasional yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Event tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sosial dan publik masalah kesehatan tertentu yang perlu dikelola tidak hanya oleh mahasiswa kedokteran, tetapi juga interdisipliner mahasiswa jurusan kesehatan lainnya. Tahun ini, INAMSC yang diadakan pada tanggal 28 April – 3 Mei 2014 membawa masalah kesehatan mengenai obesitas. INAMSC memiliki sub-program yaitu kompetisi dan non-kompetisi.

Devi bersaing dengan 20 tim lainnya yang dibagi dalam 3 clusters yaitu biomedical research, clinical research dan epidemiology and public health research. Dengan membawa judul penelitian “Factors that influence the occurrence of caesarean section on maternal”, Devi bersaing dengan 5 tim lainnya dalam clinical research cluster. Latar belakang penelitian tersebut didasari fenomena sekarang para ibu-ibu hamil yang akan menghadapi persalinan mulai bergeser dari persalinan normal ke persalinan cesar. Tidak bisa dipungkiri bahwa ada sebagian karena faktor medis dan ada sebagian pula karena faktor non medis dalam pengambilan keputusan tindakan persalinan cesar. Berawal dari fenomena tersebut, devi ingin melihat faktor apa saja yang menjadi pengaruh dilakukan tindakan persalinan cesar.

Dalam INAMSC 2014 tersebut, STIKES ‘Aisyiyah merupakan satu-satunya partisipasi dari jurusan Bidan Pendidik yang bertanding diantara jurusan Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Gigi dan Keperawatan. Event ini juga diikuti tiga passive participant yang mewakili organisasi kampus yaitu Indah Yulianti dari DIII Kebidanan, Adningtyas dan Baik Dysa dari DIV Bidan Pendidik. Selain kompetisi, INAMSC memiliki kegiatan non-kompetisi antara lain panel discussion, workshops, social program, amazing race dan Jakarta Conference.

INAMSC 2014 diikuti oleh participant yang berasal dari Univ. Cendrawasih, Univ. Indonesia, Univ. Gadjah Mada, Univ. Atma Jaya, Univ. Sumatera Utara, Univ. Muhammadiyah Yogyakarta, Univ. Sam Ratulangi, Univ. Jenderal Soedirman, Univ. Padjajaran, Univ. Hasanuddin, Univ. Negeri Jember, Univ. Brawijaya, Univ. Airlangga, Univ. Sebelas Maret, Univ. Tadulako, Univ. Malahayati Lampung, Univ. Udayana, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Medical University Lublin Poland dan Jagiellonian University Cracow Poland.

Berawal dari ketertarikan dengan issue HIV/AIDS dan kesehatan komplementer dalam asuhan kebidanan, Efi A Safitri berhasil meraih juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Bidan Indonesia (IKAMABI) wilayah III DIY-Jateng, ( 26/3). Mahasiswa Bidan Pendidik STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta ini menulis KTI dengan judul Pendekatan H-Core (Holistic Complementer Care) Sebagai Upaya Nurturing Gentle Mothering. Tema tersebut merupakan upaya promotif dan preventif dalam pelayanan kebidanan. Terapi kesehatan komplementer dapat diberikan dari awal persiapan kehamilan dan persalinan dengan cara nurturing (mengarahkan) agar ibu siap menghadapu persalinan dengan percaya diri ( gentle mothering). Menurut Efi, berdasarkan hasil studi pustaka didapatkan aplikasi penerapan kesehatan komplementer dalam asuhan kebidanan berupa perinatal education, yoga dalam kehamilan, dan hypnobirthing. Intervensi yang diberikan secara dini pada sebelum kehamilan, selama kehamilan dan dalam menghadapi proses persalinan memberikan manfaat yang positif karena telah diarahkan (nurture) agar tubuh, raga, spiritual menyatu dan seimbang sehingga dalam menjalani kehamilan dan persalinan klien akan merasa lebih tenang, rileks dan percaya diri karena klien menyadari bahwa proses kehamilan dan persalinan yang akan dilewati merupakan proses yang alami. Melalui KTI ini diharapkan bidan dapat menerapkan terapi kesehatan komplementer dalam memberikan asuhan kebidanan tanpa meninggalkan standar asuhan kebidanan yang telah ditetapkan.

Kali ini artis Oky Setiana Dewi, hadir di tengah-tengah mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY). Minggu (27/04), Oky Setiana Dewi (OSD) menjadi pembicara dalam acara motivation corner yang bertajuk “Hijab more than just a viel and inspiration for my enterpreneurship”. Acara ini di selenggarakan oleh organisasi IMM STIKes ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Salah satu pemeran utama film Ketika Cinta Bertasbih ini mengungkapkan bahwa “Menjadi soleh itu tidak mudah karena muda mudi adalah puncaknya hawa nafsu. Muda mudi yang taubat itu jauh lebih hebat di banding dengan orang tua yang taubat karena muda mudi itu sedang berada di puncaknya hawa nafsu.” Perempuan santun ini dengan detail mengungkapkan makna jilbab yang sesungguhnya bagi kaum wanita. Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya ialah menjaga kehormatan, membersihkan hati, melahirkan akhlaq yg mulia, tanda kesucian, menjaga rasa malu, mencegah dari keinginan syaithoniah, dan menjaga ghirah.

Wanita yang sejak smp mengenakan jilbab ini mengaku melalui proses panjang dalam mencari ilmu Allah. Salah satu alasan ia berjilbab adalah pada suatu ketika ibunya sedang sakit keras ia berkata “ibu, saya bisa apa untuk membantu ibu?” lalu ibunda beliau menjawab “cukup bantu ibu untuk menjadi anak yang soleha” ujar perempuan yang telah lama mengenakan jilbab ini.

Mengenakan jilbab bukanlah suatu halangan untuk kaum muslimah dalam berkreasi, berinovasi, dan tentunya berprestasi. Buktinya di tahun 2010, Oky Setiana Dewi mendapat penghargaan Indonesia Movie Award 2010 sebagai pendatang baru wanita terbaik dan pendatang baru wanita terfavorit. Dari situ Oky Setiana Dewi membuktikan bahwa wanita berjilbab bisa berprestasi. Perempuan yang menulis buku “Melukis Pelangi” ini berpesan “jangan pernah takut untuk tidak mendapatkan pekerjaan atau rizki bila kita berjilbab, karena Allah itu tidak akan pernah tertukar dalam memberikan rizki kepada setiap hamba-Nya”.(misi_noni)

Bagi segelintir orang, pendidikan masih menjadi sesuatu yang mahal harganya. Keterbatan ekonomi, letak geografis, kurangnya dukungan, dan malas, menjadi faktor penghambatnya. Pendidikan yang layak belum merata di negeri ini. Akibatnya banyak generasi-generasi yang masih dalam usia sekolah meninggalkan bangku pendidikan. Hal itu menjadi bahan pemikiran serius yang berhubungan dengan nasib generasi penerus bangsa. Berbagai upaya dilakukan untuk menyadarkan pentingnya pendidikan sejak tingkat dasar. Tanggung jawab ini menjadi tanggung jawab berbagai elemen untuk turut berkontribusi dalam pendidikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya berbagai elemen saling berinisiasi mengambil peran memajukan pendidikan bersama-sama.

“Kelas Inspirasi” mengambil peran di sini. Konsep itu berawal dari teman-teman Indonesia Mengajar yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia. Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang profesi, secara serentak mengunjungi dan mengajar di Sekolah dasar (SD), yaitu pada Hari Inspirasi. Kamis, 24 April 2014. Kami ditugaskan di SDN Ngempak Sari, Margomulyo, Seyegan Sleman DIY. Para fotografer bertugas mendokumentasikan kegiatan. Apel bersama mengawali kegiatan, sebagai perkenalan relawan dengan guru dan murid. Acara dikemas sedemikian rupa diselingi permainan edukatif untuk menarik minat anak-anak. Tugas kami adalah membangun mimpi anak-anak dengan berbagai metode dan alat peraga. Kami mengenalkan berbagai profesi untuk memotivasi cita-cita mereka. Di sanalah peran kami sebagai inspirator dibuktikan, untuk membangun mimpi anak-anak Indonesia. Melalui berbagai cerita dan pengalaman dari berbagai profesi yang ada, menjadi bibit para siswa bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tinggi pada diri mereka. Tujuan lain diselenggarakannya Kelas Inspirasi adalah terjalinnya relasi yang dapat dilakukan antara pihak relawan dengan pihak sekolahan, untuk bisa andil membangun pendidikan di sekolah tersebut.

Salah satu pengajar, Irkhamiyati (pustakawan), menggunakan buku-buku cerita menarik yang berisi motivasi dalam mengenyam pendidikan. Pengenalan perpustakaan dan upaya menumbuhkan gemar membaca juga diberikan. Karena dia bekerja di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, lembaga yang bertujuan mencetak para profesioanl bidang perawat, bidan, fisioterapi, dan dosen, maka profesi-profesi tersebut juga dikenalkannya. Anak-anak berpraktek sebagai dokter, perawat, dan bidan yang sedang memeriksa pasiennya dengan alat kesehatan. Praktik tersebut sangat menginspirasi akan cita-cita mereka.

Di akhir sesi, semua murid, guru, dan relawan bergabung di halaman. Betapa senangnya mereka menuliskan cita-citanya, dengan bolpen yang dibagikan oleh relawan. Sebagai penutupan Kelas Inspirasi, diterbangkanlah puluhan balon gas ke udara, sebagai lambang untuk menggantungkan mimpi setinggi mungkin dan kelak bisa mewujudkannya. Tak disangka dan tak diduga, sambutan anak-anak SDN Ngemplak Sari akan Kelas Inspirasi ini sangat luar biasa. Dimulai dari beberapa murid kelas enam yang sangat terharu dan senang, lalu yang menangis. Dalam hitungan menit saja, puluhan murid dari berbagai kelas ikut menangis sebagai wujud haru, senang, dan sedih karena harus berpisah dengan guru baru dari Kelas Inspirasi ini. Begitulah serunya Kelas Inspirasi di SDN Ngemplak Sari.

(irkhamiyati/Pustakawan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakart)