Nuansa Ramadhan hendaknya selalu menghiasi hari-hari kita semua untuk menjadi manusia yang bertakwa. Tantangan kedepan lebih keras, dalam bulan syawal ini marilah berbenah diri mengeratkan barisan sesuai tugas masing- masing untuk menuju visi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta yaitu menjadi perguruan tinggi kesehatan terbaik di Indonesia 2016. Hal tersebut diungkapkan Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat ketika memberi sambutan pada acara Syawalan, Selasa (28/7) di Auditorium Siti Baroroh Baried, kampus terpadu STIKES ‘Aisyiyah.

Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) STIKES ‘Aisyiyah, Dra. Siti Noordjanah Djohantini, MM., M.Si., menekankan pada bulan Syawal senantiasa meningkatkan ibadah. Komitmen civtas akademika untuk memberikan pengabdian kepada STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, merupakan ibadah. Kerja bapak ibu pegawai STIKES ‘Aisyiyah adalah ibadah sehingga diawali pada bulan syawal ini kinerja harus lebih ditingkatkan. Harapannya SAY berkembang menjadi lebih baik.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh ibu Soimah Kastolani yang tampil sebagai penceramah syawalan. Ia memaparkan tentang menjaga komitmen pegawai dalam menjalankan amal usaha Muhammadiyah & ‘Aisyiyah.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua STIKES ‘Aisyiyah juga memberikan penghargaan berupa umroh kepada lima orang pegawai yang sudah purna tugas ( ibu hikmah, ibu syamsiah, bapak slamet muktamar, bapak purwoto dan bapak subarji).

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) kembali bekerjasama dengan BKKBN DIY dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Implementasinya yaitu dilakukannya kolaborasi penelitian tentang Faktor-faktor penyebab droup out peserta KB di DIY. Penandatangan MOU dilakukan di Kampus Terpadu SAY, Selasa (28/7).

Kepala BKKBN DIY, Dra. Hitima Wardhani, MPH., menjelaskan penelitian ini merupakan suatu upaya BKKBN untuk menjawab permasalahan program kependudukan dan keluarga. Kepesertaan KB di DIY cukup tinggi yaitu 70 %, namun peserta KB yang drop out sekitar 10 %. Hal ini merupakan permasalahan yang perlu di urai akar masalahnya.

Lebih lanjut Hitima menjelaskan Faktor-faktor yang menyebabkan peserta KB drop out antara lain aspek Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), aspek pelayanan, alat kontrasespsi dan sebagainya.

Sementara itu, Ketua STIKES ‘Asiyiyah Yogyakarta, Warsiti., S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, menjelaskan bahwa kerjasama dengan BKKBN DIY sudah terjalin sejak lama. Dahulu di realisasikan dengan pelatihan pasang cabut IUD Implant. Saat ini kerjasama semakin diperluas dengan penelitian.

Harapannya, dengan kerjasama ini membuat nilai positif bagi kedua insitusi yatu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta dan BKKBN DIY.

Sebagai wujud tanggung jawab sosial STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terhadap masyarakat sekitar dan untuk menyambut bulan Ramadhan 1436, Humas STIKES ‘Aisyiyah menggelar bakti sosial dan flea market, Ahad (7/6).

Kegiatan ini meliputi pemeriksaan papsmear untuk para kader posyandu, lomba anak soleh, bazar murah barang pantas pakai, stand penjualan barang dan makanan dan sebagainya. Kegiatan ini melibatkan beberapa pedukuhan di sekitar kampus, ranting aisyiyah di daerah Sleman.

Menurut Kepala Humas STIKES ‘Aisyiyah, Indriani, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin humas dan sebagai sarana untuk berbagi kepada sesama. Dengan diadakannya bakti sosial ini kami berharap dapat meringankan sedikit beban masyarakat sekitar dan membangun rasa kepesulian kepada sesama.

Terima kasih untuk seluruh civitas akademika dan masyarakat yang telah berpartisipasi dalam acara ini sehingga dapat berjalan lancar.

Sebagai organisasi yang memiliki banyak lembaga pendidikan, ‘Aisyiyah saat ini memiliki kesempatan emas untuk mengembalikan tujuan sebenarnya dari pendidikan. Sebagai sebuah proses untuk melahirkan individu berakhlak islami yang menjaga akal, jiwa, dan kehidupan.

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dato’. Dr. Zaleha Kamarudin dalam seminar internasional yang diadakan di STIKES ‘Aisyiyah, Sabtu (13/06). Menurut Zaleha, selama ini, pendidikan lebih berorientasi materi yang menciptakan generasi tamak. “Jadinya, generasi dicokok dengan pemahaman bagaimana supaya bisa memamerkan kepemilikan harta seperti rumah besar,” ujar Zaleha.

Zaleha menambahkan, salah satu cara mengembalikan tujuan pendidikan adalah melalui keluarga. “Sayangnya, saat ini institusi keluarga tidak mendapat perhatian dari banyak pihak,”kata Zaleha. Selama ini institusi keluarga baru diperhatikan oleh pemerintah.

Senada dengan Zaleha, Hendri Saparini dalam forum yang sama mengatakan nilai keluarga sebagai pilar kemajuan bangsa mulai tergerus. “Ini tugas bersama untuk mengembalikan nilai itu bersama-sama,” Kata Hendri. (aisyiyah.or.id)

Menyambut datangnya bulan suci ramadhan, SAY mengadakan silaturahmi dengan warga sekitar di kampus terpadu maupun kampus 1. Acara pertemuan yang diadakan di kampus terpadu ini dihadiri warga dari Sawahan, Cambahan, Pundung, Ponowaren, dan Mlangi. Dalam pertemuan ini dibahas beberapa agenda yang memang menjadi perhatian bersama terutama aktifitas mahasiswa di kost. Guna mewujudkan visi kampus yang Profesional Qur’ani, penting adanya perhatian dari pihak kampus terhadap etika mahasiswanya ketika berada di kost. Pak Ery Khusnal, selaku kaProdi Keperawatan menyampaikan ” Sekarang ini adalah akhir zaman, membentengi anak-anak sudah tidak segampang 20-30 tahun yang lalu. Untuk itu menjadi perhatian bersama. Merubah perilaku itu memang sulit, untuk itu harus “juweh”. Perilaku itu sudah tertanam sejak kecil, untuk itu membutuhkan kesabaran yang tinggi. Mohon bantuan, untuk bisa membuat aturan diawal sebelum masuk kost.”

“Di masing-masing dukuh di lingkungan kampus, langkah-langkah yang lebih baik, perlu adanya regulasi untuk tercapainya anak didik menjadi perhatian baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan tempat tinggal sementara. Mahasiswa kebanyakan tidak memiliki surat keterangan tinggal sementara. Disarankankan untuk memakai SKTS, sebagai pertanggungjawaban birokrasi. Bila sudah memiliki SKTS, jelas bila memerlukan sesuatu yang berkaitan dengan wilayah, akan lebih mudah.

Aturan seyogyanya bisa diterapkan di masing-masing wilayah. Tolong untuk program yang akan datang, seyogyanya mahasiswa dimohon mengumpulkan form alamat kost yang ditandatangani pemangku wilayah (pemilik kost, rt dan dukuh)”. kata Pak Joko selaku kepala dukuh desa Ponowaren.
Hal ini ditanggapi oleh Ibu Umu Hani selaku wakil ketua III bidang kemasiswaaan.”Masalah etika, punya aturan seperti di asrama sudah diajarkan. Jika setuju, akan kami kirimkan sebagai acuan dalam berperilaku didalam kost.

“Mohon jika ada yang sakit, mohon diberitahukan kepada kami lewat nomor yang sudah kami berikan. Monggo jika akan dilakukan paguyuban, tentunya akan bagus”Pertemuan seperti ini perlu dijalin secara periodik, dan perlu dibuat aturan/tata tertib yang jelas untuk semua kost. “kata Umu Hani.