Kali ini artis Oky Setiana Dewi, hadir di tengah-tengah mahasiswa STIKes ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY). Minggu (27/04), Oky Setiana Dewi (OSD) menjadi pembicara dalam acara motivation corner yang bertajuk “Hijab more than just a viel and inspiration for my enterpreneurship”. Acara ini di selenggarakan oleh organisasi IMM STIKes ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Salah satu pemeran utama film Ketika Cinta Bertasbih ini mengungkapkan bahwa “Menjadi soleh itu tidak mudah karena muda mudi adalah puncaknya hawa nafsu. Muda mudi yang taubat itu jauh lebih hebat di banding dengan orang tua yang taubat karena muda mudi itu sedang berada di puncaknya hawa nafsu.” Perempuan santun ini dengan detail mengungkapkan makna jilbab yang sesungguhnya bagi kaum wanita. Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya ialah menjaga kehormatan, membersihkan hati, melahirkan akhlaq yg mulia, tanda kesucian, menjaga rasa malu, mencegah dari keinginan syaithoniah, dan menjaga ghirah.

Wanita yang sejak smp mengenakan jilbab ini mengaku melalui proses panjang dalam mencari ilmu Allah. Salah satu alasan ia berjilbab adalah pada suatu ketika ibunya sedang sakit keras ia berkata “ibu, saya bisa apa untuk membantu ibu?” lalu ibunda beliau menjawab “cukup bantu ibu untuk menjadi anak yang soleha” ujar perempuan yang telah lama mengenakan jilbab ini.

Mengenakan jilbab bukanlah suatu halangan untuk kaum muslimah dalam berkreasi, berinovasi, dan tentunya berprestasi. Buktinya di tahun 2010, Oky Setiana Dewi mendapat penghargaan Indonesia Movie Award 2010 sebagai pendatang baru wanita terbaik dan pendatang baru wanita terfavorit. Dari situ Oky Setiana Dewi membuktikan bahwa wanita berjilbab bisa berprestasi. Perempuan yang menulis buku “Melukis Pelangi” ini berpesan “jangan pernah takut untuk tidak mendapatkan pekerjaan atau rizki bila kita berjilbab, karena Allah itu tidak akan pernah tertukar dalam memberikan rizki kepada setiap hamba-Nya”.(misi_noni)

Bagi segelintir orang, pendidikan masih menjadi sesuatu yang mahal harganya. Keterbatan ekonomi, letak geografis, kurangnya dukungan, dan malas, menjadi faktor penghambatnya. Pendidikan yang layak belum merata di negeri ini. Akibatnya banyak generasi-generasi yang masih dalam usia sekolah meninggalkan bangku pendidikan. Hal itu menjadi bahan pemikiran serius yang berhubungan dengan nasib generasi penerus bangsa. Berbagai upaya dilakukan untuk menyadarkan pentingnya pendidikan sejak tingkat dasar. Tanggung jawab ini menjadi tanggung jawab berbagai elemen untuk turut berkontribusi dalam pendidikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya berbagai elemen saling berinisiasi mengambil peran memajukan pendidikan bersama-sama.

“Kelas Inspirasi” mengambil peran di sini. Konsep itu berawal dari teman-teman Indonesia Mengajar yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia. Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang profesi, secara serentak mengunjungi dan mengajar di Sekolah dasar (SD), yaitu pada Hari Inspirasi. Kamis, 24 April 2014. Kami ditugaskan di SDN Ngempak Sari, Margomulyo, Seyegan Sleman DIY. Para fotografer bertugas mendokumentasikan kegiatan. Apel bersama mengawali kegiatan, sebagai perkenalan relawan dengan guru dan murid. Acara dikemas sedemikian rupa diselingi permainan edukatif untuk menarik minat anak-anak. Tugas kami adalah membangun mimpi anak-anak dengan berbagai metode dan alat peraga. Kami mengenalkan berbagai profesi untuk memotivasi cita-cita mereka. Di sanalah peran kami sebagai inspirator dibuktikan, untuk membangun mimpi anak-anak Indonesia. Melalui berbagai cerita dan pengalaman dari berbagai profesi yang ada, menjadi bibit para siswa bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tinggi pada diri mereka. Tujuan lain diselenggarakannya Kelas Inspirasi adalah terjalinnya relasi yang dapat dilakukan antara pihak relawan dengan pihak sekolahan, untuk bisa andil membangun pendidikan di sekolah tersebut.

Salah satu pengajar, Irkhamiyati (pustakawan), menggunakan buku-buku cerita menarik yang berisi motivasi dalam mengenyam pendidikan. Pengenalan perpustakaan dan upaya menumbuhkan gemar membaca juga diberikan. Karena dia bekerja di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, lembaga yang bertujuan mencetak para profesioanl bidang perawat, bidan, fisioterapi, dan dosen, maka profesi-profesi tersebut juga dikenalkannya. Anak-anak berpraktek sebagai dokter, perawat, dan bidan yang sedang memeriksa pasiennya dengan alat kesehatan. Praktik tersebut sangat menginspirasi akan cita-cita mereka.

Di akhir sesi, semua murid, guru, dan relawan bergabung di halaman. Betapa senangnya mereka menuliskan cita-citanya, dengan bolpen yang dibagikan oleh relawan. Sebagai penutupan Kelas Inspirasi, diterbangkanlah puluhan balon gas ke udara, sebagai lambang untuk menggantungkan mimpi setinggi mungkin dan kelak bisa mewujudkannya. Tak disangka dan tak diduga, sambutan anak-anak SDN Ngemplak Sari akan Kelas Inspirasi ini sangat luar biasa. Dimulai dari beberapa murid kelas enam yang sangat terharu dan senang, lalu yang menangis. Dalam hitungan menit saja, puluhan murid dari berbagai kelas ikut menangis sebagai wujud haru, senang, dan sedih karena harus berpisah dengan guru baru dari Kelas Inspirasi ini. Begitulah serunya Kelas Inspirasi di SDN Ngemplak Sari.

(irkhamiyati/Pustakawan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakart)

Guna meningkatkan pelayanan keuangan kepada mahasiswa, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta mengadakan pertemuan dengan BRI Syariah Cabang Yogyakarta, di kampus terpadu, Jumat (25/4). Dalam pertemuan itu dibahas mengenai evaluasi kerjasama yang terjalin sejak tahun 2010, salah satunya adalah pelayanan pembayaran mahasiswa secara on line. Melalui pertemuan ini diharapkan pelayanan keuangan kepada mahasiswa menjadi lebih baik dan memuaskan.

 Akreditasi menjadi hal penting bagi sebuah perguruan tinggi sebagai wujud legitimasi yang menjadi tolok ukur standar pengelolaan akademik. Ia adalah bentuk kredibilitas institusi pendidikan di mata publik berdasarkan penilaian yuridis pemerintah tentang mutu atau kualitas penyelenggaraan program studi yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogayakarta berkesempatan ditinjau oleh tim Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau BAN PT, tim yang berwenang melakukan visitasi perihal akreditasi perguruan tinggi. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) ini berlangsung di kampus terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogayakarta (21-22/4).

Kunjungan ini diterima oleh Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat dan jajaran pimpinan serta dosen dan tenaga kependidikan. Menurut Warsiti dasar penilaian akreditasi, antara lain tentang visi, misi, kemahasiswaan, dosen, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana, pendanaan, penelitian dan kerjasama. Semuanya dipresentasikan sejak pukul 08.00 bertempat di ruang rapat Meeting 1.

Sebagai perguruan tinggi kesehatan yang memiliki visi menjadi terbaik di Indonesia senantiasa berusaha meningkatkan mutu melalui prestasi-prestasi civitas akademikanya baik di tingkat nasional maupun internasional. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta saat ini memiliki 4 program studi yaitu Program Studi Keperawatan S1, Fisioterapi S1, Bidan Pendidik D4, Kebidanan D3. Jumlah mahasiswanya adalah 2525 orang dari 31 propinsi di Indonesia, serta di dukung tenaga pengajar berkualitas.

Tim asesor yang terdiri dari Prof. Dr. Abdul Salam M Sofro dari Yarsi, Prof. Dr Sekartedjo, M.Sc dari ITS dan Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes dari Unair juga meninjau fasilitas yang dimiliki STIKES ‘Aisyiyah mulai dari ruang perpustakaan, ruang computer base test (CBT), ruang kuliah, laboratorium, klinik fisioterapi dan sebagainya.

Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta mengucapkan terima kasih kepada seluruh civitas akademika atas dukungan, kerjasama dan perjuangannya untuk memberikan yang terbaik untuk STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Dosen menulis artikel ilmiah populer di media massa merupakan salah satu indikator mutu, namun hal tersebut belum banyak dilakukan oleh dosen dan tenaga kependidikan. Selama ini dosen sudah banyak menulis karya tulis ilmiah di jurnal atau majalah khusus kesehatan namun belum terbiasa menulis untuk di media massa yang dibaca semua kalangan. Hal tersebut di ungkapkan oleh ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep., Sp.Mat, saat membuka pelatihan jurnalistik untuk dosen dan tenaga kependidikan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta di kampus STIKES ‘Aisyiyah, Selasa (15/4).

Sementara itu Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Amir Machmud NS mengungkapkan berbagai hal mengenai kiat menulis di media massa. Menurutnya, menulis merupakan salah satu cara menyampaikan ide, gagasan, dan pesan kepada khalayak. Pembicara lain Cocong Priyono menambahkan, menulis sebenarnya mudah, hanya banyak yang belum terbiasa. Dia menyarankan peserta untuk lebih sering menuangkan ggasan dalam bentuk tulisan dan mengesampingkan perasaaan takut dan malu.

Melalui pelatihan ini Warsiti berharap setelah pelatihan, para peserta bisa mempraktikan ilmu baru tentang menulis.