Lianawati, berhasil meraih gelar putri persahabatan dalam ”Grand Final Pemilihan Dimas Diajeng DIY 2012”, Jumat (28/9) di Grha Sabha Pramana UGM. Dewan Juri sepakat menobatkan Lianawati menjadi putri persahabatan, setelah melakukan beberapa penilaian.

Lianawati yang mewakili Kulonprogo adalah lulusan program studi kebidanan D III STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Perempuan yang berprofesi sebagai bidan ini kerap menjadi Master Ceremony (MC) di berbagai acara.

Pada grand final ini para peserta mendapat beragam pertanyaan dari Juri antara lain mengenai pengembangan pariwisata, desa wisata, ekonomi kreatif, Yogya sebagai City of Tolerance, cagar budaya hingga keistimewaan Yogya.

Dewan juri Grand Final yakni Tazbir, SH., M.Hum (Ka. Dinas Pariwisata DIY), Ir. Condroyono, MSP (pengamat pariwisata), GKR Pembayun (tokoh kepemudaan DIY), Drs. Octo Lampito, MPd (mewakili media)

Dalam rangka kegiatan promosi perguruan tinggi wilayah DIY di Pangkalpinang Bangka Belitung oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga Propinsi DIY (26-30/9), STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta ikut andil dalam acara tersebut.

Kegiatan promosi dilakukan dalam berbagai bentuk antara lain pameran di Bangka Trade Center (BTC) dan promosi di beberapa SMA Negeri maupun Swasta. STIKES ‘Aisyiyah mengunjungi SMAN 1-4 Pangkalpinang, MAN Model Pangkalpinang, SMA Muhammadiyah Pangkalpinang.

Dalam kegiatan presentasi di SMA-SMA tersebut, para siswa menunjukkan antusias tinggi untuk jurusan kesehatan, khususnya di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. Menurut Syaifudin, M.Kes, Wakil Ketua Bidang Umum Keuangan dan Kerjasama, kegiatan ini sangat baik sekali dan banyaknya minat para siswa yang ingin ke STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta maka STIKES ‘Aisyiyah merencanakan untuk mengadakan pendaftaran dan tes mahasiswa baru langsung di Pangkalpinang Bangka Belitung.

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta sebagai salah satu amal usaha kesehatan sekaligus sebagai tulang punggung dakwah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik dan membimbing putra-putri bapak ibu wali mahasiswa baru menjadi generasi yang profesional qur’ani.  Kami mengajak para mahasiswa baru ini nantinya menjadi kader persyarikatan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Badan Pembina Harian sekaligus Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra Siti Noorjanah Djohantini, MM.,M.Si, dalam sambutan pertemuan orang tua/wali mahasiswa baru (7-8/9) di Hall 4 Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Sementara itu, Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat mengucapkan terima kasih kepada para orang tua/wali mahasiswa baru atas kepercayaannya menitipkan pendidikan putra-putrinya di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Warsiti meyakinkan bahwa pilihan ke STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah pilihan tepat karena program studi yang ada sudah terakreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Selain itu senantiasa meningkatkan kualitas dosen, sarana prasarana  dan sebagainya.

Dalam pertemuan wali yang di hadiri 700 orang tersebut dijelaskan mengenai profil STIKES ‘Aisyiyah, informasi mengenai program studi, beasiswa, pertukaran pelajar ke luar negeri dan sebagainya. Harapannya, melalui kegiatan ini mampu menjalin silaturahmi secara berkelanjutan antara para orang tua dan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Selain itu para orang tua menjadi paham mengenai pendidikan putra-putrinya.

 

Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas layanan di Rumah Sakit, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menandatangani kerjasama dengan Rumah Sakit ‘Aisyiyah Muntilan, Jumat (10/8). Kerjasama ini meliputi pelaksanaan kegiatan pendidikan/praktik klinik bagi mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta dan studi lanjut bagi pegawai Rumah Sakit.

Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep.,Sp.Mat dalam sambutannya menjelaskan bahwa RSA Muntilan mengalami perkembangan pesat yaitu mulai dari Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) kemudian menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak dan kini telah menjadi Rumah Sakit ‘Aisyiyah. Hal ini menujukkan bahwa RSA Muntilan merupakan salah satu amal usaha kesehatan yang maju dan mampu mendidik calon tenaga kesehatan khususnya bidan, perawat dan fisioterapis.

Lebih lanjut kerjasama ini bisa dikembangkan pada bidang penelitian. Harapannya kerjasama ini dapat saling menguntungkan dan menciptakan jejaring lebih luas lagi.

 

Lianawati, mahasiswa Kebidanan DIII STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terpilih menjadi Grand Finalis Dimas Diajeng Propinsi DIY 2012. Mewakili Kabupaten Kulonprogo, Liana berhasil mendapatkan gelar Diajeng Intelegence.

Gadis yang memiliki cita-cita  menjadi tenaga kesehatan yang inspiratif ini, berhasil masuk menjadi Grand Finalis melalui persaingan yang ketat. Beberapa tes yang dilalui antara lain psikotes, wawancara meneganai bidang pariwisata, kebudayaan, public speaking, dan membuat makalah dengan tema tertentu.

Makalah dengan judul ”Quo Vadis Yogyakarta Sebagai Kota “MICE” tersebut berhasil mengantarkannya menjadi Grand Finalis Dimas Diajeng Yogyakarta 2012. Dalam makalah ini Liana menjelaskan bahwa Yogyakarta meliliki fasilitas berupa hotel dan gedung pertemuan yang memiliki standar MICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition), dan siap menggelar pertemuan baik regional, nasional maupun internasional. Rekomendasi yang ditawarkan adalah beberapa upaya yang seharusnya dilakukan oleh para pelaku pariwisata untuk meningkatkan potensi wisata MICE di Yogyakarta melalui “share publik” untuk membentuk sinergitas dan kesadaran antar pelaku industri pariwisata dan Pemda sebagai regulator pemegang peran penting dalam rangka mengembangkan Yogyakarta sebagai Kota MICE. Hal ini dapat diwujudkan secara kongkrit melalui pertemuan baik secara rutin maupun seminar/workshop/pelatihan yang diselenggarakan untuk menempuh cara lain mempromosikan Yogyakarta justru kepada pelaku wisata itu sendiri, serta memperoleh kata sepakat untuk memenuhi tuntutan kebutuhan bagi peserta konvensi.

Kini Liana sedang mempersiapkan diri untuk maju ke babak berikutnya, semoga terpilih menjadi Diajeng Yogyakarta 2012.