Futsal unisa yogya 2

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas `Aisyiyah Yogyakarta bekerjasama dengan Asosiasi Futsal Kabupaten (AFK) Sleman menggelar kompetisi Liga Utama bertajuk UNISA Liga Utama AFK Sleman 2022-2023, Sabtu (04/01).

Pembukaan kompetisi Liga Utama bertempat di Planet Futsal ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Sleman Drs. Agung Armawanta, M.T dan juga Ketua AFK Sleman Andi Jatmiko, S.Or serta Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta Wantonoro, Ph.D. Kompetisi yang diikuti oleh 8 tim ini menggunakan sistem kompetisi penuh, diselenggarakan di 2 venue berbeda yakni Planet Futsal dan GOR Pangukan Sleman.

Andi dalam sambutanya mengatakan ini merupakan salah satu program AFK Sleman untuk menghasilkan dan menjaring pemain Futsal berkualitas di Kabupaten Sleman, seperti diketahui bahwa Kabupaten Sleman dalam kompetisi Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun kemarin di Papua berhasil merebut 3 medali emas diajak kompetisi futsal putra maupun putri.

“Kami sangat membutuhkan support dari Pemda maupun dari KONI untuk terus bisa mengembangkan bakat pemain muda yang nantinya bisa melanjutkan prestasi ini, juga tak lupa terimakasih kami kepada Unisa Yogyakarta bisa mensupport kami untuk menggelar kompetisi Liga Utama 2023,” ujar Andi.

Wantonoro berharap dengan adanya kompetisi ini, Unisa Yogyakarta bisa turut andil dalam menemukan pemain bertalenta yang nantinya akan bisa membawa prestasi untuk Kabupaten Sleman. Agung berpesan kepada peserta tim untuk tetap menjunjung tinggi sportivitas dengan tetap bermain penuh semangat untuk meraih hasil terbaik bagi timnya.

Madaris 1

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan acara pelantikan kepada 20 mahasiswa yang menjadi pengurus Mahasiswa Sadar Infaq dan Sodaqoh (MADARIS) Kantor Layanan Lazismu (KLL) Sabtu (06/01) di ruang sidang lantai 2 gedung Siti Moendjijah.

Kepala KLL UNISA Yogyakarta Hilmi Zadah Faidullah, M.Sc mengatakan bahwa MADARIS sendiri memiliki tujuan untuk mengenalkan dan menumbuhkan  nilai- nilai kepedulian sosial khususnya di kalangan mahasiswa. Karena mahasiswa memiliki potensi menjadi penggerak inovasi dakwah di UNISA Yogyakarta.

“MADARIS membangkitkan keterlibatan mahasiswa untuk menggerakkan kegiatan kemanusiaan. merancang strategi dalam berbagai program kegiatan, salah satunya fundrising dengan tagline dari mahasiswa ke mahasiswa. Gerakan dimulai dengan Rp. 1000 per minggu, dan pastinya akan ada program-program lainnya,” ucap Hilmi.

Ketua MADARIS Muhammad Ibnu Hajar Al Haetami  yang merupakan mahasiswa program studi S1 Akuntansi dalam sambutanya menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada UNISA Yogyakarta karena telah memberikanya kesempatan untuk mengemban amanah sebagai ketua MADARIS periode 2022/2023.

“Tentu untuk mengemban amanah ini saya tidaklah sendiri, melainkan bersama 19 teman teman lainnya, dan saya meminta semua untuk bisa dengan tulus ikhlas berproses dan ber-fastabiqul khoirat bersama untuk bisa menjadikan MADARIS sebagai harapan bagi teman-teman mahasiswa UNISA dengan segala program serta kegiatannya yang insya Allah memberikan kebermanfaatan,” ujar Ibnu. Melalui program ini UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang memiliki tagline Profesional Qurani memberikan kesempatan kepada para mahasiswanya untuk aktif beramal jariyah.

Unisa yogyakarta

Tim psikosial Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali membantu pemulihan pasca gempa yang terjadi di kabupaten Cianjur Jawa Barat bekerjasama dengan salah satu bidan di puskesmas setempat. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari 11, 12 dan 18 Januari 2023, dalam proses pelaksanaannya terdapat dua tempat kegiatan yakni di Posyandu Cieundeur dan Posyandu Jambudipa.

Ulya Latifah salah satu tim psikososial UNISA Yogyakarta menuturkan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan lanjutan yang dilakukan timnya, sebelumnya tim psikososial UNISA Yogyakarta telah melakukan kegiatan trauma healing bagi anak-anak terdampak pasca gempa tersebut.

“Selain proses trauma healing untuk anak-anak, tim psikososial UNISA Yogyakarta juga sangat memperhatikan dampak kesehatan yang terjadi pada masyarakat sehingga kami melakukan kolaborasi dengan salah satu tim kesehatan puskesmas setempat,” ungkap Latifah

Bidan setempat, Laelasari, Amd. Keb menanggapi langkah baik yang dilakukan oleh tim psikososial UNISA Yogyakarta. “Kami sudah rutin melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi masyakat terutama ibu dan bayi setiap bulannya dan adanya tim psikososial UNISA Yogyakarta sangat terbantu”, kata Laela. Laelasari menambahkan, terdapat empat anak yang terindakasi mengalami stunting, hal tersebut karena faktor  lingkungan, asupan gizi yang kurang, kesehatan mental ibu saat mengandung, dan pernikahan dini.

Unisa yogyakarta

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam hal ini diwakili oleh Biro Tata Pemerintahan Setda DIY mengunjungi Kelompok Bank Sampah Bhumi Nyawiji di Dusun Kriyan, Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul. Kelompok Bank Sampah ini merupakan binaan dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Pada bulan Desember 2022 UNISA Yogyakarta menerjunkan dosen dari Program Studi Administrasi Publik dan Program Studi Arsitektur untuk melaksanakan pengabdian pada kelompok bank sampah tersebut.  Pengabdian ini dalam rangka mendukung Program Kampung Iklim yang sedang digerakkan oleh Pemerintah.

            Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY KPH. Yudhanegara, PhD dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini harus ditularkan kepada 16 dusun lainnya di Kalurahan Trirenggo. “dan untuk memaksimalkan Program Kampung Iklim ini perlu kolaborasi yang baik antara Pemerintah Daerah, Kapanewon, Kalurahan, masyarakat dan juga butuh dukungan perguruan tinggi”, Imbuh KPH.  Yudhanegara.             UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang berwawasan kesehatan siap berkolaborasi  dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder lainnya untuk dapat mendukung Program   Kampung Iklim melalui program pemberdayaan masyarakat.

Pakar unisa bicara penculikan anak

Baru-baru ini terjadi kasus penculikan anak di Yogyakarta dan beberapa kota besar di Indonesia. Selama kurun waktu Januari 2023, sudah terjadi 5 kali penculikan anak dengan salah satu korban meninggal dunia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) mencatat, sepanjang tahun 2022, ada 28 kasus penculikan anak. Dimana, angka tersebut mengalami kenaikan, pada tahun 2021.

Dosen Psikologi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta,  Ratna Yunita Setiyani S, M.Psi., Psikolog., turut memberikan tanggapannya.

Menurutnya, maraknya kasus penculikan anak yang masih sering terjadi di Indonesia, dinilai akan memberikan masalah psikologis tersendiri untuk anak, terutama korban penculikan itu sendiri. Hal ini dikarenakan munculnya perasaan terancam, terisolasi dan ketakutan saat berada di lingkungan asing. Sementara korban penculikan akan berada jauh dari lingkungan sekitarnya, bahkan mengalami tindakan fisik dan pelecehan seksual. Hal itulah yang membuat psikologis korban terdampak. Dampak psikologis sangat bergantung pada bagaimana proses penculikan tersebut, apa yang terjadi selama anak diculik, dan setelah penculikan tersebut.

‘’Anak yang mengalami trauma akan tampak berbeda dari segi perilaku yang ditampakkan, seperti lebih banyak diam dan termenung, berada pada kondisi emosi marah, tidak menentu, dan agresif, histeris, suka menyendiri, mimpi buruk, hingga melakukan perilaku menyakiti, baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain’’, kata Ratna ( Selasa, 31/1)

Lebih lanjut Ratna menyampaikan bahwa pemulihan trauma korban penculikan membutuhkan proses dan waktu sesuai dengan tingkat keparahannya. Sedangkan orang tua dan lingkungan sekitar, juga memiliki peran besar dalam memberikan rasa aman pada anak sebagai korban.

Dia menyampaikan beberapa tips yang dapat dijadikan sebagai panduan untuk memberikan kenyamana psikologis pada anak sebagai upaya recovery kondisi mental anak pada kasus penculikan. ‘’Namun sebelum melakukan upaya-upaya ini, ada baiknya jika setelah anak bisa kembali, kita melakukan deteksi dini terhadap kondisi psikologis anak’’, kata dia

Menurutnya deteksi dini yang dilakukan adalah mencermati dalam beberapa hari apakah ada perubahan sikap perilaku dan kebiasaana anak ataukah masih sama dengan sebelum peristiwa penculikan terjadi. Kalau misalnya anak sudah kembali seperti biasa sama sekali tidak ada perubahan, maka kita bisa lebih tenang bahwa anak tidak mengalami trauma. Namun upaya lainnya perlu dilakukan jika kita dapati anak menunjukkan gejala yang tidak biasanya sebelum dan sesudah penculikan terjadi.

Ratna memberikan tips sebagai upaya recovery kondisi mental anak pada kasus penculikan.

Menurutnya hal pertama yang harus dilakukan adalah menjadi pendengar yang baik bagi anak. Meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak tanpa ada judgement apapun. Tidak perlu memaksa anak untuk bercerita secara rinci tentang kejadian penculikan itu. Biarkan anak mengungkapkannya ketika ia ingin cerita.

Kedua, membangun rasa aman dalam kegiatan sehari-hari dan memberi keyakinan bahwa situasi telah baik. Hal ini juga perlu ditanamkan bersama dengan orang-orang sekitar.

Ketiga, memberikan curahan kasih sayang yang ekspresif agar anak merasa disayangi sehingga dapat membantu pemulihan kondisi psikologis anak pasca trauma. Namun, jika ternyata anak memberikan gejala yang lebih serius atas trauma yang dialaminya, maka akan lebih baik jika anak dirujuk ke Psikolog untuk dilakukan konseling dan mendapatkan terapi yang diperlukan sesegera. “Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan fisik bila anak menunjukkan ketidaknyaman secara fisik,” kata Ratna.