01. new dp logo unisa yogya 2021

Berikut Dokumen Skirining untuk Vaksinasi Covid-19 Dosis ke-2 di UNISA Yogyakarta.

SILAHKAN DOWNLOAD 2 (DUA) FILE DI BAWAH :

Ps unisa

Program Studi Fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) mengirimkan lima belas mahasiswa untuk magang di Akademi Sepakbola Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (ASHW UMY). Selama ini, Unisa telah melalukan kerja sama dengan PSS Sleman untuk fisioterapi.

Lima belas mahasiswa Fisioterapi yang magang akan menjadi bagian dari PSHW UMY dalam menjalani Liga 3 dan Piala Suratin. “Dengan adanya fisioterapis, kami berharap kebugaran pemain akan terus terjaga,” jelas Koco Pramono, pelatih PSHW UMY.

Kerjasama ini sekaligus menunjukan soliditas Muhammadiyah – ‘Aisyiyah dalam pengembangan sepakbola.

Sumber : https://ashw.umy.ac.id/mahasiswa-fisioterapi-unisa-magang-di-ashw-umy/

Klinik fisioterapi unisa yogyakarta dapat kunjungan 5 pemain hwfc

5 Pemain Hizbul Wathan Football Club (HWFC) Jawa Timur yang akan berkompetisi di Liga 2 berkunjung ke Klinik Fisioterapi Universitas `Aisyiyah Yogyakarta untuk melakukan Screening, Rabu (22/09).

Setelah kemenangan telak 8-1 atas PS Satria Adikarta dalam laga persahabatan untuk persiapan perhelatan Liga 2, lima pemain HWFC mengalami sedikit gangguan di lututnya. Presiden HWFC Suli Da`im segera mengintruksikan kelima pemainya untuk melakukan screening ke klinik Fisioterapi Unisa Yogyakarta.

“Bersyukur kita mempunyai banyak jejaring di persyarikatan, salah satunya Unisa Yogyakarta ini yang bisa membantu pemain dalam penanganan cedera,” ucap Suli Da`im.

Mohammad Ali Jafar, S.Ftr.,Ftr. selaku dosen Fisoterapi Unisa Yogya menjelaskan dari 5 pemain yang datang melakukan screening, mengalami gangguan dibagian otot hamstring, akan tetapi tidak begitu parah dan dapat ditangani oleh tim fisioterapi dari Unisa Yogya.

Menurut Wimba Sutan salah satu pemain dari HWFC mengatakan setelah mendapatkan screening dari para fisioterapis Unisa Yogyakarta, merasakan berkurang sakit yang dialami pada otot bagian belakang paha.

“Sudah mendingan daripada tadi sebelum mendapatkan perawatan disini, dan sakitnya sudah agak berkurang,” tuturnya. Jafar berharap bukan kali ini saja HWFC datang ke Unisa Yogyakarta, akan tetapi nantinya akan ada kerjasama yang terjalin antara Unisa Yogyakarta dengan HWFC melalui fisioterapi ini.

Unisa yogyakarta mewisuda 369 mahasiswa secara offline dan online

Universitas `Aisyiyah Yogyakarta kembali menggelar prosesi wisuda Pascasarjana, Sarjana, Diploma secara Offline dan Online di Hall gedung B, Selasa (21/09).

Wisuda yang diikuti 369 wisudawan dan wisudawati dari 3 fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum) dan Fakultas Sains dan Teknologi (FST).

Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Unisa Yogyakarta mengatakan merasa bersukur dapat melaksanakan wisuda periode September 2020/2021 untuk pertama kali secara hybrid terbatas secara online dan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

“Ini merupakan bagian dari upaya kita untuk tetap melakukan pencegahan penyebaran covid-19, serta sekaligus  untuk memulai mengadaptasikan kebiasaan baru pada kegiatan wisuda periode ini,” ucap Warsiti.

Ketua Umum Pimpinan Pusat `Aisyiyah Dr. Hj. Siti Noordjanah Djohantini, M.M., M.Si. yang juga sekaligus ketua pembina harian Unisa Yogya dalam sambutanya menyampaikan berkat ikhtiar dan jerih payah para wisudawan dimasa kondisi pandemi seperti ini, tetap bisa menyelesaikan kewajiban sebagai mahasiswa dan akhirnya dapat merasakan kebahagiaan di hari ini. “Dengan gelar yang sudah didapatkan hari ini, jangan lupa untuk selalu berucap syukur kepada Allah SWT, semoga menjadi bisa bermanfaat bagi diri sendiri juga bagi orang lain,” tutur Noordjanah.

Bedah buku kesehatan di kampus berwawasan kesehatan

Jum’at (17/9), kampus Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menjadi saksi Bedah Buku secara tatap muka pertama kali selama masa Pandemi ini. Bedah Buku “Deteksi Penyakit Sejak Dini”, yang ditulis oleh Dini Nuris Nuraini, S.Si., berhasil terselenggara berkat kerjasama antara DPRD DIY dan Dinas Perpustakaan & Arsip DIY yang menggandeng UNISA Yogyakarta. Menurut Syukron Arif Muttaqin, SE., selaku Anggota DPRD Provinsi DIY, menjelaskan UNISA Yogyakarta selaku Kampus Berwawasan Kesehatan, menjadi lokasi yang representatif untuk bedah buku ini, dimana merupakan kampus yang berbasis kesehatan.

            “Buku ini sebagai upaya pencegahan secara mandiri, serta media untuk sosialisasi kesehatan dan mendorong untuk meningkatkan minat baca buku,” jelas Warsiti,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat., Rektor UNISA Yogyakarta dalam pembukaan bedah buku. Warsiti juga menegaskan untuk tetap bergerak di masa pandemi ini.

            Syukron menjelaskan dengan pola hidup yang luar biasa saat ini, instant, dan kurangnya bergerak atau berolahraga dari beberapa orang saat selama pandemi, maka dengan buku ini dapat memberikan pencerahan. Terlebih penjelasan yang tertulis di dalam buku mudah dipahami oleh masyrakat luas tentang tanda-tanda penyakit.

            dr.Miranti Dewi Pramaningtyas, M.Sc., yang mewakili penulis buku dalam bedah buku, memaparkan yang perlu digarisbawahi dalam buku Deteksi Penyakit Sejak Dini, bahwa buku tersebut bukanlah pengganti dokter, namun untuk deteksi dini. Maka, penulis pun juga menuliskan pada sampulnya jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan terhadap apapun hasilnya, jika ditemukan kejanggalan dari hasil deteksi, segeralah memeriksakan diri ke dokter.

            Dosen dari UNISA Yogyakarta pun ikut ambil andil dalam acara bedah buku, yang diwakilkan oleh dr.Joko Murdiyanto. Joko memaparkan bahwa membuat buku seperti ini tidaklah mudah, ciptaan Allah SWT itu sangat kompleks dan sulit. Dalam buku tersebut juga disebutkan oleh penulis yang mengingatkan bahwa buku tersebut bukanlah pengganti dokter dan memberikan saran untuk segera konsultasi ke dokter jika ada sesuatu, hal tersebut sangat bagus. “Terimakasih kepada Ibu Dini Nuris Nuraini telah menuliskan buku ini,” tutup Joko.

            Setelah sekian lama tidak ada kegiatan offline, acara bedah buku ini pun dihadiri oleh Mahasiswa/i UNISA Yogyakarta  dan masyarakat umum dengan kapasitas maksimal 40 orang. Tentunya, seluruh peserta sangat mematuhi protokol kesehatan dengan tetap mengenakan masker dan menjaga jarak di dalam ruangan acara.