Pembimbing Akademik Harus Pahami Mahasiswa Seutuhnya

Program konselor pendamping baik sekali dilakukan di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, karena kuantitas mahasiswa yang banyak dan berasal dari seluruh pelosok tanah air, demikian yang di ungkapkan Dosen Psikologi, Sofia Retnowati saat menjadi narasumber pada workshop Pembimbing Akademik (PA) STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, (2/2).

Lebih lanjut Sofi menjelaskan program ini baik sekali karena mahasiswa dalam hal ini usia remaja rentan masalah dan banyak mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah berasal dari seluruh pelosok tanah air, luar jawa, dan baru pertama kali mandiri. Melihat realita tersebut dosen harus mempunyai pemahaman yang dalam terhadap mahasiswa. Mahasiswa dalam usia remaja memiliki beberapa permasalahan antara lain masalah lingkungan, adaptasi, sosial, hormonal dan sebagainya. Dengan demikian tugas pembimbing akademik antara lain memberikan bimbingan akademik ( memantau studi mahasiswa setiap semester, terutama saat sebelum tahap evaluasi pertama & akhir, mahasiswa yg IPK nya kurang perlu diingatkan & dibimbing ) dan masalah non akademik ( memberikan waktu konsultasi/konseling )

Upaya pembinaan mahasiswa bisa dijadikan program preventif . Program preventif di berikan kepada mahasiswa-mahasiswa normal yng tidak memiliki gejala gangguan psikologis. Bentuknya macam-macam, hrs ada identifikasi sosial dan observasi. Misalnya bentuk pengembangan potensi, pengembangan pribadi dan kompetensi. Pengembangan potensi meliputi potensi essential skills dan potensi soft skills.

Essential skills meliputi kecakapan akademik dan kecakapan vokasional/ kecakapan teknis. Sedangkan Soft Skills adalah kemampuan yang tidak berkaitan langsung dengan jenis keahlian pekerjaan akan tetapi menjadi faktor kesuksesan dalam bekerja. Soft Skills tidak sama dengan technical skills. Sebagai satu contoh pengembangan soft skill yaitu komitmen/disiplin hadir tepat pada waktunya, kerjasama, komunikasi, managing/organishing. Pembimbing akademik yg berperan sebagai konselor pendamping harus memiliki kemampuan antara lain kemampuan hadir dalam percakapan, mendengarkan secara aktif (memahami perilaku/komunikasi klien), kemampuan untuk empati.

Workshop yang diikuti oleh para dosen STIKES ‘Aisyiyah ini harapannya mampu memberikan pencerahan dalam pembimbingan terhadap mahasiswa. Dan mampu mengantarkan mahasiswa menjadi pelayan medis yang profesional dan qur’ani.