Guna mencetak kader persyarikatan yang tangguh dan kuat dan menjadi tim medis yang siap tampil digaris terdepan dalam penanganan bencana, STIKES ‘Aisyiyah menggelar perkemahan mahasantri di bumi perkemahan Girikerto Turi Sleman, Ahad-Senin (13-14/10).

 

Beberapa materi yang diberikan oleh tim SAR DIY dan Hizbul Wathan Sleman, UMY dan UAD antara lain materi ular, SAR (pencarian dan penyelamatan), manajemen bencana (pencegahan dan penanganan) dan jelajah alam (praktek pencarian dan evakuasi).

 

Menurut Mukhsin, staf kemahasiswaan STIKES ‘Aisyiyah, melalui kegiatan tersebut, mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami dan mempratikan materi Search and Rescue (SAR), latihan mandiri serta bertahan hidup di alam terbuka (survival). Dan pelaksanaanya akan dilakukan rutin setiap bulan bagi mahasiswa baru

Tiga tonggak sejarah penyembelihan hewan qurban. Pertama adalah perintah qurban pertama kali dimulai sejak zaman nabi Adam yakni yang dilaksanakan oleh kedua orang puteranya (Qabil dan Habil). Kedua adalah qurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim -Ismail. Ketiga adalah qurban yang disyareatkan oleh Nabi Muhammad yang telah mencapai bentuknya sempurna.

 

”Qurban yang disyariatkan kepada kita disamping juga ditekankan keikhlasannya, ditentukan pula jenis-jenis hewannya dan siapa yang berhak menerimanya, dengan demikian qurban pada syariat Nabi Muhammad menyentuh pula aspek kemanfaatan kepada masyarakat, keihlasannya jelas untuk Allah semata,” ujar Prof. Dr. Syamsul Hadi, SU., M.A, di hadapan jama’ah shalat Idul Adha yang memadati boulevard STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Selasa, (15/10/2013).

 

Syamsul Hadi melanjutkan, bahwa ajaran Islam tentang zakat, infak, shadaqah dan qurban, serta pemberian kepada orang lain, akan terlihat klasifikasi aghniya (kaya) dan masakin (miskin dan bersahaja). Pembedaan tersebut menekankan kepada tugas masing-masing. Yang mendapatkan kemurahan rizki lebih banyak bertugas memberi, sedangkan yang lain (miskin) lebih banyak bertugas menerima. Pada suatu saat yang sekarang bertugas menerima pemberian mungkin karena ridha Allah bertugas pula untuk memberi.

 

”Ajaran Islam tentang infaq, zakat, shadaqah da qurban tersebut berlaku sepanjang masa dan diharapkan dapat dikembangkan untuk menjembatani perbedaan antara dua kelompok tersebut atau menjembatani kesenjangan soaial,” tegasnya.

 

Pada tahun ini, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta berkurban 20 hewan qurban yang terdiri dari tiga ekor Sapi dan 17 ekor Kambing. 14 hewan qurban didistribusikan berbagai desa binaan dan berbagai lembaga maupun masyarakat sekitar berdasarkan proposal yang diajukan. Dan lainnya di sembelih dilingkungan kampus STIKES ‘Aisyiyah (4 kambing dan 2 sapi).

 

.

.

Ikatan Alumni Sekolah Pendidikan Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta, resmi dibentuk pada Sabtu (28/9). Organisasi alumni tersebut merupakan konversi dari KASPA yang telah terbentuk sejak Sekolah Perawat Kesehatan ‘Aisyiyah.

Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep., Sp.Mat mengatakan bahwa visi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah menjadi Pendidikan kesehatan terbaik di Indonesia tahun 2016. Setelah 2016 harapannya menjadi Universitas ‘Aisyiyah. Untuk itu STIKES ‘Aisyiyah butuh alumni karena alumni juga sebagai promotor visi dan misi.Tahu ini 2400 mahasiswa sekolah di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, dimana angka tersebut adalah 60% mahasiswa kesehatan yang ada di Yogyakarta.

Lebih lanjut Warsiti mengatakan bahwa tujuan temu alumni adalah membentuk kepengurusan baru. Usia 50 tahun ini organisasi alumni harus lebih tertata dengan baik karena sebagai ujung tombak dalam sosialisasi visi dan misi STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Sementara itu agenda temu alumni lainnya yaitu mengadakan malam kenangan diiringi hiburan dan diskusi ”Sura Editor” bekerjasama dengan ADI TV dan Jogja Editor Forum. Diskusi ini mengangkat tema ”Efek BPJS Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Praktek Mandiri”.

Diskusi berlangsung hangat, terlebih dihadiri para alumni dari Bali, Balikpapan, Jakarta, Bandung dan Jawa Tengah yang rata-ratamemiliki balai kesehatan dan pelayanan khusus ibu dan anak.

Dalam acara tersebut, Warsiti mengaku bangga dan terharu dengan berkumpulnya para alumni. ”Apalagi alumni-alumni STIKES ‘Aisyiyah telah menjadi tokoh dan memiliki pengaruh kuat di masyarakat,”tuturnya.