Pelayanan yang diperhatikan di Rumah Sakit antara lain pelayanan yang bermutu, aman, berdasarkan undang-undang dan fokus kepada customer. Hal tersebut dijelaskan oleh Wakil Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Joko Murdiyanto, saat angkat janji co ners mahasiswa profesi ners, Rabu (25/9).

Lebih lanjut Joko menjelaskan bahwa pelayanan yang bermutu adalah penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Pelayanan yang aman sangat penting, mengingat sekarang banyak isu berkembang pelayanan rumah sakit tidak aman seperti salah obat, salah transfusi dan sebagainya. Mengatasi hal tersebut diperlukan tenaga kesehatan yang handal (menguasai skill) dan profesional. Joko mengungkapkan satu fakta bahwa kecelakaan di rumah sakit lebih besar dibandingkan kecelakaan pesawat terbang, cuma tidak terekspos. Pada pesawat ada prosedur pengecekan, di rumah sakit harusnya membudayakan seperti itu, setiap akan melakukan tindakan apapun harus cek identitas.

Pelayanan fokus pada konsumen juga harus dikembangkan karena institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan lainnya adalah perusahaan jasa, dimana konsumen harus mendapatkan pelayanan terbaik.Sifat ramah, skill handal para tenaga kesehatan merupakan salah satu pelayanan prima kepada konsumen.

”Para Co-ners dari STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta harus dapat membuktikan memberikan pelayanan terbaik untuk para konsumen”, tegasnya saat menutup sambutan angkat janji.

 

Indonesia, sering dilanda bencana. Namun  sayangnya, banyak masyarakat yang belum bisa menyikapi saat bencana itu datang. Dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bencana dan kondisi geografi yang bervariasi, maka Stikes Aisyiyah Yogyakarta mengadakan  workshop “Kesiapan Menghadapi Bencana di Yogyakarta”.

Kegiatan yang berupa talkshow dan workshop selama satu hari ini, dilaksanakan pada 24 September 2013, dengan pokok bahasan meliputi ketidaksiapan masyarakat akan bencana, sistem penanggulangan bencana yang mudah untuk masyarakat, dan pelatihan dasar penanggulangan bencana.

Kegiatan yang dilangsungkan di Kampus Terpadu Stikes Aisyiyah Yogyakarta ini, diikuti oleh perwakilan guru dan murid SMA  DI Yogyakarta. Sebagai pembicara yaitu Brotoseno, Ketua SAR DIY; Ruhyana,MAN wakil dari prodi keperawatan; Hilmi Zada, SST., FT., M.Sc dari prodi fisioterapi; dan Farida Kartini, M.Sc, dari prodi kebidanan.

Pada sesi pertama talk show, menjelaskan mengenai sistem penanggulangan bencana dan penanganan korban secara umum. Sesi kedua, menjelaskan seputar kesiapan yang dilakukan pada saat bencana dan penanganan korban secara medis. 

Sebanyak 800 mahasiswa baru STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta mengikuti kuliah perdana yang digelar dalam Opspek di kampus setempat, Senin (9/9). Ketua STIKES ‘Aisyiyah, Warsiti mengatakan, kegiatan ini digelar guna memberi bekal kepada mahasiswa mahasiswa baru megenai wawasan kebangsaan dan ke-Muhammadiyahan. ”Kampus ini sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah yang berfungsi sebagai sekolah kader. Maka dari itu kegiatan pengkaderan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi kader persyarikatan,”kata Warsiti.

Opspek, kata Warsiti, bukan ajang perpeloncoan senior terhadap yunior. Cara-cara kekerasan dalam opspek sudah tidak sesuai dengan zamannya lagi.

Warsiti berpesan agar opspek harus menjadi teladan bagi bagi mahasiswa baru. Budaya keilmuan dan humanisme menjadi salah satu kebiasaan yang harus ditularkan dalam masa orientasi kali ini.

Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjanah Djohantini mengatakan tanggung jawab pendidikan ada pada tiga level kehidupan. Yakni orang tua, lembaga pendidikan dan masyarakat. Sehingga kompone tersebut harus bisa melengkapi kekuarangan satu sama lain.

”Kampus memiliki tanggung jawab untuk melakukan komunikasi dengan orang tua mahasiswa. Sehingga setiap perkembangan selama belajar bisa diketahui orang tua,” jelas Siti.

Pengumuman KBM di Asrama, dapat diunduh pada lampiran dibawah ini.