‘aisyiyah gelar vaksinasi covid untuk 1221 lansia dan pekerja publik

“Upaya untuk menciptakan kekebalan komunitas harus dilakukan oleh semua pihak, tidak hanya pemerintah maupun dinas kesehatan tetapi seluruh lapisan masyarakat termasuk organisasi masyarakat dapat turut andil dalam upaya membawa Indonesia keluar dari pandemi Covid-19 ini.” Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini terkait Vaksinasi Masal Covid-19 Bagi Lansia dan Pekerja Publik yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah.

Noordjannah menyampaikan bahwa lansia masih menjadi fokus sasaran vaksinasi oleh pemerintah selain itu, pekerja publik juga menjadi kelompok yang harus menjadi perhatian karena berinteraksi dengan orang banyak. Oleh karena itu, ‘Aisyiyah turut berkontribusi dalam upaya pelaksanaan vaksin bagi dua kelompok masyarakat ini. “Kader-kader ‘Aisyiyah mengidentifikasi dan mengajak lansia serta pekerja publik yang belum mendapatkan vaksinasi oleh pemerintah. Kami juga mengupayakan menyediakan transportasi untuk memudahkan lansia menuju lokasi vaksinasi,” jelas Noordjannah.

Noordjannah juga menambahkan bahwa kegiatan vaksinasi ini menjangkau sasaran dari lintas agama. Kondisi pandemi yang akhir-akhir ini semakin meninggi, menurut Noordjannah harus didorong dengan pelaksanaan vaksinasi Covid yang segera dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah menyatakan bahwa ‘Aisyiyah turut prihatin dengan semakin bertambahnya angka Covid-19 di Indonesia. Tercatat pada 24 Juni 2021 ada pertambahan sebanyak 20.574 dengan jumlah total 2.053.995. “Yogyakarta juga mencatat pertambahan kasus baru sebanyak 791 yang merupakan rekor angka pertambahan kasus, inilah mengapa vaksin masih menjadi penting untuk dilakukan oleh semua pihak,” tegas Tri. Tri melanjutkan bahwa untuk kemudahan akses, pelaksanaan vaksinasi oleh ‘Aisyiyah ini tidak sentralistik di satu lokasi akan tetapi desentralisasi di empat titik.

Salmah Orbayinah, PIC kegiatan vaksinasi covid-19 oleh ‘Aisyiyah menyampaikan bahwa kegiatan vaksinasi ini berhasil menjangkau sasaran sejumlah 1221 peserta vaksinasi dengan rincian di Kota Yogya sebanyak 68 orang, Kabupaten Sleman sebanyak 706 orang, Kabupaten Bantul sebanyak 164 orang, Kabupaten Gunung Kidul 112 orang, Kabupaten Kulonprogo 73 orang, serta KTP luar DIY sebanyak 98 orang. “Kegiatan vaksinasi yang dilakukan di empat lokasi berbeda ini dilakukan bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan melalui Dinkes DIY, MPKU PP Muhammadiyah, MCCC, RS PKU Gamping, RS PKU Kota Yogyakarta, RS PKU Gunung Kidul, RS UAD, Klinik ‘Aisyiyah Sewugalur, Klinik ‘Aisyiyah Moyudan, serta Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.”

Salmah menyebutkan, pembukaan kegiatan vaksinasi ini akan dilaksanakan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 26 Juni 2021 pukul 08.00. Sedangkan pelaksanaan vaksinasi di lokasi lain yakni di Klinik ‘Aisyiyah Sewugalur, SMK Muhammadiyah Moyudan, serta PKU Gunung Kidul akan berlangsung pada Senin, 28 Juni 2021 secara serentak pukul 08.00.

Unisa yogyakarta dukung vaksinasi covid 19 untuk 1221 lansia dan pekerja publik

Pimpinan Pusat `Aisyiyah Yogyakarta mengadakan vaksinasi Covid-19 untuk 1221 lansia dan pekerja publik di Universitas `Aisyiyah Yogyakarta, Sabtu (26/06).

Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan beberapa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah se-DIY, `Aisyiyah menggandeng Unisa Yogyakarta sebagai tempat pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

Seperti yang dikatakan oleh Rektor Unisa Yogyakarta Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Melihat situasi dan kondisi seperti sekarang ini, pandemi Covid yang semakin meningkat menjadi keprihatinan tersendiri.

“Kami sebagai kampus berwawasan kesehatan sekaligus dibawah PP `Aisyiyah, sangat mendukung program-program PP `Aisyiyah yang kerjasama dengan Dinkes DIY, MPKU serta RS PKU seluruh DIY untuk menyelenggarakan vaksinasi bagi lansia dan pekerja publik,” tutur Warsiti.

Kepala Dinkes DIY Henny Aprita Rahayuningsih, Apt., Msi dalam sambutanya mengucapkan terimakasih kepada Muhammadiyah dan `Aisyiyah karena telah memberikan kontribusinya dalam pencegahan Covid-19 ini. “Dinkes akan selalu mengupayakan untuk membuat masyarakat sadar akan pentingnya mentaati protokol kesehatan,” ucap Henny.

Whatsapp image 2021 06 28 at 07.44.21

Semakin meningkatnya wabah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah Indonesia ini, membuat seluruh instansi yang ada harus membuat kebijakan protokol kesehatan (prokes) sesuai dengan anjuran pemerintah, apabila ingin tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Universitas `Aisyiyah Yogyakarta sebagai intitusi pendidikan yang sudah memulai menjalankan kegiatan pembelajaran secara Offline juga selalu menerapkan prokes ketat, demi menjamin kenyamanan dalam menjalankan kegiatan bagi seluruh civitas Unisa Yogya, Biro Aset dan Umum bekerjasama dengan satgas Covid-19 Unisa Yogya, melaksanakan general cleanup dalam rangka pencegahan dan memutus rantai penyebaran virus Covid-19 di kampus terpadu Unisa Yogya.

Suprihatin Wijayanti, M.Sc selaku kepala biro aset dan umum Unisa Yogya menjelaskan kegiatan general cleanup yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali ini, berfokus pada pada ruangan- ruangan yang digunakan sehari- hari untuk kegiatan pembelajaran dan perkantoran, sedangkan Dekontaminasi dilakukan setiap ada kerumunan atau setelah kegiatan yang melibatkan banyak orang.

“Kami memiliki 1 tim yang terdiri dari 40 orang tenaga Cleaning Service yang sudah dibekali protap, untuk membersihkan ruangan dengan melakukan penyemprotan di gedung A, B dan C yang dipakai untuk aktivitas kegiatan,” ucap Suprihatin. Selain ruangan dan fasilitas- fasilitas yang ada di Unisa Yogya, Suprihatin menambahkan bahwa aset yang dimiliki Unisa Yogya seperti Mobil dan Bis juga masuk dalam dekontaminasi.

Tim pengabmas dosen unisa yogyakarta bantu memutus rantai penularan covid 19 melalui konsumsi rimpang

Kondisi pandemi sekarang ini menuntut masyarakat untuk mawas diri dan berupaya selalu mematuhi protokol kesehatan. Mendengar dan melihat adanya lonjakan kasus covid-19 dengan varian baru mengharuskan masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi Kesehatan ibu atau wanita sejak mulai dari masa kehamilan sampai lansia.

Upaya Kesehatan ibu hamil, nifas, menyusui sampai dengan lansia adalah upaya kesehatan masyarakat essensial yang wajib diselenggarakan oleh tingkat paling bawah yaitu masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan wanita dan menurunkan angka kejadian kematian dan kesakitan pada sasaran wanita.

Peran Bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu atau wanita, diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Pasal 19 yaitu “pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan sampai lansia”.

Ketua Tim Pengabdian sekaligus dosen Unisa Yogyakarta, Enny Fitriahadi mengatakan untuk  mengatasi persoalan ini, tim pengabmas dosen bidan Unisa Yogyakarta bekerjasama dengan tokoh masyarakat melakukan kegiatan pemutusan rantai penularan Covid-19 melalui konsumsi rimpang-rimpangan atau empon-empon yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan keluarga misalnya tanaman obat keluarga atau toga di PRA Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta dalam bentuk penyuluhan atau penyampaian materi terkait isu terkini kesehatan wanita dalam pencegahan atau memutus rantai penularan Covid-19, Sabtu (19/6).

Untuk mengatasi persoalan yang muncul sekaligus memutus rantai penularan covid -19, tim pengabdi yang terdiri dari Enny Fitriahadi  dan Yekti Satriyandari memberikan solusi melalui pemanfaatan tanaman toga dan mengkonsumsi rimpang-rimpangan seperti jahe, kunir, serai dan tanaman sejenisnya.

“Dengan mengkonsumsi rimpang-rimpangan ini diharapkan dapat meningkatkan antibodi dan daya tahan tubuh menjadi baik sehingga dapat menangkal penularan virus Covid-19 sehingga angka kejadian kasus covid-19 dapat di tekan dan pandemi cepat berlalu sehingga aktifitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah dapat berjalan seperti biasa atau normal,” ucap Enny. Enny menambahkan tim pengabmas Unisa Yogyakarta tak hanya memberikan solusi dalam upaya memutus rantai penularan covid-19 melalui konsumsi rimpang, tetapi juga meluncurkan Buku Panduan atau modul Kesehatan serta video kegiatan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat. Dari hasil evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat ini, masyarakat atau ibu-ibu PRA Nogotirto lebih merasa sehat dan nyaman, keluhan yang biasa di rasakan seperti pusing, pegal-pegal sudah jarang dirasakan sejak mengkonsumsi rimpang.

Melalui pengabmas, dosen unisa bantu putus penularan covid 19 melalui exercise

Dosen Universitas Aisyiyah Yogyakarta melakukan pengabdian masyarakat (Pengabmas) dengan membantu ibu-ibu Pimpinan Ranting `Aisyiyah (PRA) Nogotirto Sleman dalam memutus rantai penularan covid-19 melalui exercise, Jumat (11/6).

Pemutusan rantai penularan Covid-19 merupakan salah satu cara atau upaya untuk menghentikan laju penularan virus Covid-19. Dengan exercise bagian kepala dan penguatan otot gerak bagian bawah merupakan metode atau latihan untuk mengurangi stress dan melancarkan peredaran darah sehingga latihan ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas seseorang.

Namun kendala yang ditemui adalah karena kondisi pandemi seperti ini dan kegiatan di lakukan secara offline sehingga peserta yang hadir tidak sesuai dengan jumlah undangannya. Maka perlu diagendakan untuk kegiatan selanjutnya menggunakan online dan offline.

Enny Fitriahadi selaku ketua pengabmas mengatakan tujuan dari PKM ini adalah memutus rantai penularan covid-19 melalui exercise bagian kepala dan penguatan otot gerak bagian bawah, mitra PKM adalah ibu-ibu pimpinan ranting `Aisyiyah Nogotirto Gamping Sleman, yang merupakan pengurus dari ranting `Aisyiyah yang harapannya dapat menjadi perpanjangan tangan untuk anggota nya di lingkungan masyarakat aisyiyah dan sekitarnya.

“Sosialisasi dan pemberian materi terkait exercise ini untuk memutus rantai penularan Covid-19, dan merupakan hal yang sangat penting di masa pandemi sekarang ini, gerakan atau latihan ini dapat dilakukan secara mandiri dan bisa di lakukan secara teratur di rumah. Gerakan ini sangat simpel dan tidak membutuhkan alat yang banyak cukup dengan minyak zaitun atau baby oil untuk melalukan pemijatan pada daerah kepala,” ucap Enny.

Enny menambahkan bahwa sebelumnya mereka juga sudah melakukan sebuah penelitian terlebih dahulu sebelum pengabmas. serta memutuskan menggunakan latihan ini untuk pengabdian masyarakat.

Tim pengabdi yang terdiri dari 2 dosen Enny Fitriahadi dan Yekti Satriyandari serta 2 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta, Hana dan Hani memberikan latihan ini tidak semata-mata untuk memutus rantai penularan virus Covid-19 tetapi sebagai bentuk upaya kami sebagai bidan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada wanita sejak mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan lansia. Tim Pengabdi Unisa Yogyakarta selain memberikan latihan tersebut, tim  juga meluncurkan buku panduan atau modul kesehatan serta video kegiatan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat. Dari hasil evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat ini, masyarakat atau ibu-ibu PRA Nogotirto bisa melakukan latihan ini secara mandiri di rumah dan merasakan manfaatnya seperti keluhan pusing dan kesemutan mulai berkurang.