Refreshing spiritual via virtual, unisa yogya gelar pengajian ramadhan 1442 h

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar Pengajian Ramadhan 1442 H dengan tema “Agenda Praksis Perempuan Berkemajuan”. Pengajian resmi dibuka oleh Rektor UNISA Yogya, Warsiti,S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., Senin (27/04). Pengajian diikuti oleh dosen dan tenaga kependidikan selama 3 hari, 27-29 April 2021.

Warsiti dalam pembukaan menjelaskan, topik-topik pengajian sangat relevan untuk mewujudkan misi UNISA Yogya, yaitu mengembangkan kajian dan pemberdayaan perempuan dalam kerangka Islam berkemajuan. Isu-isu yang akan dibahas seperti Islam Wasathiyah Berkemajuan di Tengah Paham Lain, Spiritual Beauty, Pandangan Fiqih Perempuan Berkemajuan, Perempuan dan Spiritual Beauty, dan lain sebagainya pada hari selanjutnya.

Hadir pula Dr.Siti Noordjannah Djohantini.,M.M.,M.Si, selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, yang juga memberikan keynote speech tentang Agenda Praksis Perempuan Berkemajuan. “Pengajian Ramadhan ini menjadi kegiatan untuk  bisa merefleksikan bagaimana kehidupan kita di dalam menjalankan amanah di UNISA Yogya yang dibutuhkan komitmen bersama.” Ujar Siti Noordjannah.

Noordjanah mengatakan bahwa, visi yang akan dicapai adalah berkembangnya perempuan berkemajuan di lngkungan umat islam dan bangsa insan pelaku perubahan menuju peradaban utama. Unisa Yogyakarta merupakan amal usaha sebagai pilar strategis bagi Aisyiyah dan pimpinan serta civitas akademika ini sebagai pelaku Gerakan Dakwah Aisyiyah.

‘’Unisa Yogyakarta merupakan amal usaha Aisyiyah yang unggul sehingga harapannya mampu menopang tercapainya perempuan berkemajuan’’, jelas Noordjanah.

Diantara keynote speech dan materi pengajian, UNISA Yogya juga meluncurkan logo Milad UNISA Yogya ke-30 yang mengusung tema “Gerakan Inovatof Kolektif dalam Adaptasi Kebiasaan Baru”. Logo yang melambangkan usia ke-30 dan New Normal ini diresmikan oleh Rektor UNISA Yogyakarta.

 

Muhammadiyah gerakan wasathiyah islam berkemajuan

Wasathiyah Islam Muhammadiyah adalah Gerakan wasathiyah Islam yang berdasarkan kepada ajaran dan nilai-nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Unsur-unsur peradaban seperti keindahan, kebersihan, ketinggian ilmu terkandung dalam ajaran Islam di dalam Alquran maupun di dalam hadis Nabi Muhammad. Hal tersebut di sampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, dalam kegiatan Pengajian Ramadhan 1442 H di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA),  Selasa (27/4).

Mu’ti mengatakan, tujuh nilai Islam Wasatiyah yang tertuang dalam ‘Bogor Message on Wasatiyah Islam’ dapat menjadi prioritas. Bogor Message atau deklarasi Pesan Bogor merupakan hasil kesepakatan para ulama, yang merumuskan tujuh nilai universal yang diterima di seluruh dunia Islam.

Dalam Pesan Bogor tersebut ditekankan tujuh nilai utama dalam Islam Wasatiyah, di antaranya Tawazun  (seimbang dalam meraih hal yang material dan spiritual), I’tidal (berperilaku proporsional dan adil dengan penuh tanggung jawab), Tasamuh(memahami dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan), Shura (bermusyawarah dan berusaha menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan Bersama-sama ), Islah (senantiasa meningkatkan  dan memperbaharui perilaku untuk kebaikan bersama ), Qudwah (menjadi teladan, pelopor dan senantiasa mengambil prakarsa untuk menciptakan kesejahteraan Bersama ), dan Muwathanah  (mengakui eksistensi negara dan menjadi warga negara yang patuh terhadap hukum dan peraturan).

Mu’ti menambahkan, seyogyanya umat muslim memahami posisi mereka sebagai khairu ummah (umat terbaik) dan umat tengahan (wasathiyah) dengan menghadirkan apa yang dirasakan oleh orang lain sebagai bagian dari ciri peradaban. Cirinya antara lain umat terbaik yang keindahan dan kebaikannya teramati secara fisik; berilmu dan bertindak bijaksana dengan ilmunya; mengamalkan ajaran agama secara wajar, sesuai yang diajarkan, tidak berlebih-lebihan; melaksanakan dan menegakkan hukum secara adil; mengambil jalan tengah dalam menyelesaikan masalah; moderat dalam menyikapi perbedaan.

“Maka dengan pengertian ini, Islam yang sempurna itu yang tampilan lahiriahnya indah, menyenangkan, dan mempunyai daya tariknya sendiri karena keindahan itu. Karena Islam wasathiyah harus menampilkan Islam yang membuat orang senang dengan apa yang dilakukan oleh kaum muslimin itu apakah dari perilakunya, atau secara fisik bisa diamati,” jelasnya.

Belajar dari kisah sukses nurhayati subakat, perempuan dengan spiritual beauty

Kesuksesan brand Wardah sebagai produk kosmetik tidak lepas dari sosok Nurhayati Subakat. Wanita kelahiran Padang Panjang Sumatera Barat ini juga merupakan salah satu kader organisasi Islam Perempuan Berkemajuan Aisyiyah. Pada momen Pengajian Ramadhan Universitas Aisyiyah Yogyakarta (27/4), Nurhayati Subakat berbagi kisah bagaimana dia membangun bisnisnya.

Nurhayati Subakat menjadi sosok kunci di balik kesuksesan perusahaan besar PT Paragon Technology & Innovation (PTI) yang menghadirkan 3 brand kosmetik lokal seperti Wardah, Emina, dan Make Over.

“Di dalam Islam tidak ada kejadian tanpa seizin Allah, dengan ikhtiar Insha Allah akan ada kemudahan dari Allah. Kuncinya adalah kolaborasi dan inovasi dengan tetap menjalankan 5 nilai utama di dalam paragon. Yaitu Ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan dan inovasi” Ujar Nurhayati Subakat dalam penyampaian materinya.

Nurhayati Subakat menambahkan, tujuannya menjalankan perusahaan bukan hanya sekedar untuk mencari uang. Namun bagaiamna kita bermanfaat untuk orang lain. Yang terpenting adalah kolaborasi dan menghargai perbedaan. Dari Nurhayati Subakat kita bisa belajar bahwa dengan ikhtiat, tekun dan inovasi maka akan dapat mendatangkan hasil yang maksimal.

 

Kecantikan spiritual mendorong hadirnya sifat teladan perempuan berkemajuan

Al-Quran telah menjelaskan bagaimana Kecantikan tidak hanya bersumber dari fisik semata.  Namun kecantikan spiritualitas dapat mendorong hadirnya teladan bagi kaum perempuan. Hal ini disampaikan oleh Muhammad Rofiq, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Amerika Serikat dalam Pengajian Ramadhan UNISA Yogyakarta (27/4).

“Kita dapat membaca beberapa kisah Perempuan dengan Spiritualitas Teladan dalam Al-Quran. Misalnya Maryam yang diberi sifat cantik  bukan karena fisiknya saja, tetapi karena spiritualitasnya” Ujar Rofiq dalam pemaparan materinya.

Muhammad Rofiq menambahkan, jika merujuk pada Al-Qur’an, Kecantikan fisik dalam Al-Quran semuanya mengacu kepada makhluk surga. Namun, kita boleh hanya melihat Al-Quran dengan cara dan sudut pandang yang patriakis.

Al-Quran tidak memberikan sedikitpun sosok figure perempuan dengan perangai yang buruk. Sehingga Al-Qur’an tidak pernah menampilkan cerita buruk tentang. Kisah Perempuan yang ditampilkan hanya tentang kebaikan. Seperti kisah Doa Ratu Bilqis, Doa Maryam, dan Doa Siti Aisyah. Perempuan ditampilkan sebagai sosok mulia dan teladan dalam Al-Quran.

 

1003 paket sembako sehat dibagi dalam ta’awun sosial unisa yogya

5 Perwakilan Kepala Dukuh dan 1 Bank Wakaf Mikro (BWM) hadir di seremonial penyerahan Sembako Sehat dalam agenda Ta’awun Sosial, di Lobi Gedung A Kampus Terpadu UNISA Yogya, Selasa (20/4). Dibuka oleh Wakil Rektor III UNISA Yogya, Dr. Mufdlilah, M.Sc., 1003 paket sembako sehat terbagi untuk Dukuh Sawahan, Dukuh Pundung, Dukuh Ponowaren, Dukuh Nogosaren, Dukuh Karangtengah, dan BWM LKMS.

Selain itu, juga terdistribusi di Binaan Klinik ‘Aisyiyah Sewugalur, Binaan Klinik ‘Aisyiyah Panjatan, dan Serangan. Pemberian sembako dari UNISA Yogya ini selanjutnya akan didistribusikan oleh tokoh masyarakat setempat kepada warga yang membutuhkan, sehingga tidak menimbulkan kerumunan

Mufdlilah menjelaskan, bahwa UNISA Yogya meniatkan hati dalam Ta’awun Sosial ini untuk mencari Ridho Allah dan mensyukuri pada Bulan Ramadhan. Kegiatan ini juga sebagai bentuk kepedulian UNISA Yogya terkait dampak Covid-19 terhadap warga masyarakat yang membutuhkan, yang berada di lingkungan kampus.

Nurcahyo selaku Kepala Dukuh Nogosaren yang mewakili seluruh warga sekitar Kampus Terpadu UNISA Yogya mengucapkan terima kasih dan mendoakan agar UNISA Yogya semakin maju, serta mengucapkan selamat Milad ke-30 tahun.