YOGYAKARTA – Hari Raya Idul Adha adalah salah satu hari raya dalam agama islam, hari raya ini juga mengingati kisal dalam Al-Quran tentang kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan Ismail sebagai suatu tindakan ketaatan seorang Nabi Ibrahim kepada Allah SWT. Sebelum ibrahim melakukan pengorbanan, Allah SWT telah menggantinya dengan seekor domba jantan.
Kisah Nabi ibrahim inilah yang menjadi cikal bakal setiap Hari Raya Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban, pada saat hari raya inilah masyarakat banyak yang mengkonsumsi daging baik itu sapi maupun daging kambing.
Tapi, bagaimana ketika masyarakat banyak menerima daging sapi ataupun daging kambing dengan gizi yang terkandung tetap bertahan dan tidak menimbulkan penyakit pada tubuh kita?
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta Muhammad Hafizh Hariawan, S.Gz., MPH menjelaskan ada 2 Metode atau cara ketika kita ingin kandungan gizi pada daging qurban tetap awet dan tidak menimbulkan penyakit.
“Setelah mendapatkan daging qurban, tentukan dulu apakah dagingnya akan langsung diolah atau akan di simpan dalam waktu yang lama. Jika ingin di simpan usahakan sesegera mungkin langsung disimpan, dengan tahapan daging yang sudah diterima tidak usah dicuci terlebih dahulu, ketika daging itu dicuci malah akan menimbulkan peningkatan resiko terkontaminasi silang dari bakteri yang ada di daging dan yang ada di air, hal tersebut akan meningkatkan kemungkinan terkontaminasi kepada peralatan peralatan yang ada di sekitarnya. Selain itu air yang digunakan untuk mencuci daging akan meningkatkan resiko pertumbuhan bakteri dan jamur di dalam daging, hal tersebut akan mempercepat pembusukan daging,” Jelas Hafizh dalam wawancara via WhatsApp, Senin (11/7).
Jika ingin menyimpan daging, Hafizh menambahkan, daging di pindahkan ke tempat tertutup yang bersih lalu disimpan ke freezer yang bersuhu minimal 18 derajat celcius. Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan kandungan gizi didalam daging, serta rasa dan tektur dari daging tersebut.
“Hal yang harus diperhatikan adalah daging yang disimpan dalam kondisi yang baik, sebelum dibekukan kita harus memastikan daging tersebut bebas dari kotoran dan lainnya. Jika hal tersebut kita lakukan ,maka kualitas dari daging dan kandungan gizi di dalamnya dapat dipertahankan”.
Jika daging terlihat kotor, dapat dibersihkan dengan cara direbus dalam air mendidih selama 30 menit, jelas Hafizh “Ketika akan mengonsumsi daging qurban, pastikan daging sudah dimasak sampai matang, jangan lupa selalu mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah mengolah daging, serta pisahkan peralatan yang digunakan untuk mengolah daging mentah dengan peralatan dapur lainnya agar tidak terjadi kontaminasi silang,” pungkasnya.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2022/07/WhatsApp-Image-2022-07-12-at-18.29.01.jpeg4681040biro humas admisihttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngbiro humas admisi2022-07-13 13:33:492022-07-13 13:33:49DOSEN GIZI UNISA YOGYA BERI CARA JITU AGAR DAGING QURBAN BERTAHAN LAMA
Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, menyelenggarakan pemotongan hewan Qurban di kampus terpadu UNISA Yogyakarta, pada Senin (11/7).
Dalam wawancara, Dr. Mufdlilah, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Agama Islam, Kemuhammadiyahan-Keaisyiyahan, menjelaskan pada kesempatan kali ini kita tetap bisa menjalankan qurban bersama di Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta, dalam rangka memberikan sebuah pembelajaran kepada mahasiswa dan juga keikutsertaan kita, kepedulian kita terhadap masyarakat sekeliling dan juga terhadap daerah binaan kita, yang memang menjadi mitra UNISA Yogyakarta, untuk ikut merasakan bersama dalam keluarga besar UNISA Yogyakarta
Kegiatan ini bisa dilaksanakan bersama IMM, BEM dan semua Ormawa yang ada di UNISA Yogyakarta. “Dalam kesempatan ini juga mengucapkan terimakasih kepada BSI dan mahasiswa UNISA Yogyakarta, yang sudah turut andil mensukseskan Qurban tahun ini. Dan saya rasa mahasiswa harus meningkatkan partisipasinya dalam berqurban.” Jelas Mufdlilah. “Harapan saya mahasiswa bisa berpartisipasi bersama, untuk dilatih bagaimana bersyukur, saling memberi dalam pembelajaran qurban, dengan keihlasannya. Jangan dilihat dari nilai uangnya saja, tetapi bagaimana kita mau berqurban dan mau memberikan kepada bersama, dan itulah nilai nilai dari ber qurban” Tutup Mufdilah. (eza)
Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, menyelenggarakan pemotongan hewan Qurban di Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta, pada Senin (11/7).
Dr. Islamiyatur Rokhmah, M.S.I., Ka.LPPI UNISA Yogyakarta menjelaskan bahwa, untuk tahun ini berqurban sejumlah 15 Kambing (11 dari UNISA Yogyakarta, 3 dari Bank Syariah Indonesia, 1 dari gabungan Ormawa UNISA Yogyakarta) dan 1 Sapi. Dari keseluruhan hewan Qurban, 12 ekor Kambing disalurkan ke Desa Binaan dan Padukuhan sekitar Kampus UNISA Yogyakarta.
Padukuhan sekitar kampus terdiri dari Cambahan, Sawahan, Ponowaren, Pundung, Karang Tengah, Mlangi, Nogosaren, dan Ponowaren. Ada juga di Kulonprogo yaitu Galur, Panjatan dan Serangan. Ada pula kerjasama dengan Lazizsmu, Rendang kemasan kaleng atau Rendangmu yang disumbangkan sebanyak 700 kaleng ke daerah terpencil dengan sasaran Guru Taman Kanak-Kanak, Guru Sekolah Dasar dan lainnya. “Harapan saya untuk yang di internal kampus bisa untuk mencakup semua mahasiswa, dan kita belum bisa melaksanakan itu. Tetapi kita sudah ada rencana untuk teman-teman mahasiswa seperti IMM, BEM dan semua Ormawa yang ada di UNISA Yogya, kita akan merencanakan satu tahun sebelumnya atau dari sekarang sampe tahun depan,” jelas Islamiyatur, (eza)
Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, meraih penghargaan dalam pelaksanaan Standar Umum Agama Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) se Indonesia. Pengumuman tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) AIK PTMA. Kegiatan ini digelar di Bumi Surabaya City Resort, Senin-Rabu, 4-6 Juli 2022.
Wakil Rektor 3 Bidang Al Islam Kemuhammadiyahan UNISA Yogyakarta, Dr Mufdlilah, M.Sc., menyampaikan rasa syukur Alhamdulillah atas penghargaan pelaksanaan Standar Umum Agama Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) ini. Perankingan ini dilakukan bedasarkan standarisasi yang telah dirumuskan oleh Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, meliputi kurikulum AIK, sumber daya manusia, organisasi kemahasiswaan, pengamalan/implementasi Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dan lainnya.
Mufdlilah juga menyampaikan bahwa penghargaan ini bisa dicapai atas kerjasama semua pihak, antara lain fakultas, program studi, lembaga/badan/biro serta seluruh civitas akademika UNISA Yogyakarta dalam mengimplementasikan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari dan kampus.
Acara ini diikuti 210 peserta dari 85 PTMA se Indonesia yang terdiri dari Badan Pembina Harian (BPH), Rektor, Wakil Rektor Bidang AIK dan Ketua Lembaga AIK se Indonesia.
Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkolaborasi dengan La Trobe University dan AIDRAN melaksanakan kegiatan pelatihan selama lima minggu (Juni-Juli 2022) tentang hak-hak penyandang disabilitas atas layanan kesehatan sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD) dan Undang-Undang No.8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, serta prinsip-prinsip praktik layanan kesehatan yang aksesibel dan inklusif. Kegiatan ini sepenuhnya didukung oleh Australia-Indonesia Institute (AII), Departemen Perdagangan Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Program ini telah dibuka pada hari Selasa (28/6) oleh Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah, Dra. Susilaningsih Kuntowijoyo, MA dan Chair Board dari AII Professor Greg Fealy secara online di UNISA Yogyakarta.
Pelatihan ini adalah bagian dari kerjasama antara La Trobe University dan UNISA Yogyakarta sejak penandatanganan MOU antara kedua lembaga pendidikan tinggi tersebut pada tahun 2020. Penandatanganan MOU dilakukan setelah kunjungan delegasi Aisyiyah pada Februari 2019 dan diterima oleh La Trobe Asia dan para dosen dan peneliti di La Trobe University. Salah satu fokus kerja sama adalah penguatan bidang penelitian. Diharapkan penelitian akademik dapat memberi pengaruh dalam pembuatan kebijakan dan perbaikan layanan kesehatan kepada perempuan dan penyandang disabilitas.
Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep.,Sp.Mat., menjelaskan kegiatan pelatihan yang berjudul “Fostering inclusive approaches to health equity in Indonesia ini sangat relevan dengan visi UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang berwawasan kesehatan. UNISA Yogyakarta berkomitmen mengembangkan kampus sehat (health promoting university/HPU), yang salah satu tema dari implementasi HPU adalah pembentukan lingkungan hidup sehat, aman dan ramah disabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan yang inklusif.
Warsiti berharap dengan terlaksananya kegiatan ini nantinya akan tercipta agent of change yang akan membawa pada peningkatan kesadaran dan kepekaan atas hak penyandang disabilitas serta layanan yang inklusif dan aksesibel. Sebuah hasil yang dikeluarkan UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang berkomitmen mengembangkan Health Promoting University.
President dari Australia-Indonesia Disability Research dan Advocacy Network (AIDRAN) yang berbasis di Fakultas Hukum La Trobe University mengatakan bahwa La Trobe memiliki track record sangat kuat dalam hal penelitian di bidang kesehatan dan dalam mempromosikan hak-hak kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan. Melalui AIDRAN, La Trobe University berkomitmen untuk menguatkan pemenuhan dan penghormatan hak penyandang disabilitas di dalam mendapatkan akses layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, hukum, dan pekerjaan melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara penyandang disabilitas dan peneliti isu disabilitas di kedua negara.
Dr Dina Afrianty dan Professor Lisa McKenna, Dekan Fakultas Kesehatan dan Kebidanan La Trobe University, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirumuskan sebagai bentuk respon terhadap pandemi COVID19. Pandemi telah membuka sekat-sekat ketidakadilan terhadap kelompok rentan terutama dalam hal pelayanan kesehatan di Indonesia dan juga di Australia. Penyandang disabilitas merupakan kelompok yang hak-hak kesehatannya semakin termarjinalkan selama masa pandemi akibat dari kurangnya informasi terkait COVID-19 dalam bentuk yang aksesibel, kebijakan yang tidak mendukung pemenuhan penyandang disabilitas, hingga sulitnya penyandang disabilitas mendapatkan akses layanan. Sebelum pandemi COVID-19, penyandang disabilitas di banyak negara, terutama di Indonesia, telah menghadapi tantangan serius untuk dapat mengakses informasi dan layanan kesehatan yang memadai, adil dan setara akibat dari kesenjangan struktural berupa kebijakan yang diskriminatif, infrastruktur yang tidak aksesibel sampai dengan stigma sosial terkait disabilitas. Oleh karena itu, Pandemi COVID-19 menjadi alasan dan kesempatan untuk mewujudkan perbaikan sistem kesehatan yang inklusif, responsif dan dapat diakses bagi semua.
Pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Institute (AII) mendukung pelaksanaan program sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan menguatkan hubungan bilateral kedua negara. Program ini juga dipandang memberi kesempatan untuk meningkatkan hubungan people to people atau hubungan antara warga negara Indonesia dengan Australia. Rangkaian program yang dirancang La Trobe University, AIDRAN dan UNISA, memberi kesempatan penyandang disabilitas, tenaga kesehatan, mahasiswa dan peneliti dari kedua negara untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan demi mewujudkan kesetaran hak dan akses kesehatan bagi kelompok marjinal seperti penyandang disabilitas dan perempuan.
Kepala Biro Kerjasama Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, Cesa Septiana Pratiwi, M.Mid., Ph.D., mengatakan bahwa sejumlah tema yang menjadi fokus pelatihan adalah :
1) pengenalan dan penguatan atas pemahakan prinsip-prinsip hak penyandang disabilitas dalam UNCPRD.
2) kerangka hukum penghormatan hak penyandang disabilitas yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.
3) pengalaman hidup penyandang disabilitas selama COVID-19.
4) prinsip-prinsip layanan kesehatan yang inklusif.
5) pemenuhan hak kesehatan bagi penyandang disabilitas mental dan intelektual.
6) pengembangan kurikulum kesehatan yang inklusif.
7) peran lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakatan dalam promosi pemenuhan hak disabilitas.
8) perlindungan terhadap perempuan dan perempuan disabilitas dalam mengakses layanan kesehatan.
9) Universal Design.
10) kampanye pemenuhan hak disabilitas.
Sebanyak 113 peserta telah terpilih untuk mengikuti program pelatihan ini untuk bersama-sama selama lima minggu ke depan mengikuti serangkaian pemaparan dari peneliti Australia dan Indonesia. Peserta akan mendengarkan langsung pengalaman hidup penyandang disabilitas dalam mendapatkan akses layanan kesehatan dan pengalaman tenaga kesehatan dalam berinteraksi dan memberi layanan kepada penyandang disabilitas. Hampir 25% dari total peserta adalah penyandang disabilitas.
Selain pemaparan dari peneliti, pembuat kebijakan dan penyandang disabilitas, sejumlah aktivitas akan dilakukan oleh peserta secara bersama-sama yang diharapkan akan membangun solidaritas dan komitmen untuk berperan mewujudkan hak penyandang disabilitas. Diskusi kelompok besar dan kecil akan dilakukan dan didampingi oleh fasilitator dari AIDRAN, La Trobe University dan UNISA Yogyakarta.
Mengingat pentingnya perluasan pengetahuan akan disabilitas, maka sejumlah webinar akan dapat diakses secara terbuka oleh publik. Webinar akan dapat diikuti oleh siapapun yang tertarik dengan isu kesetaraan dan keadilan bagi penyandang disabilitas, khususnya dalam konteks pelayanan kesehatan. Sedangkan, peserta pengayaan terpilih dari serangkaian proses seleksi yang ketat dan terdiri dari tenaga kesehatan, mahasiswa kesehatan dan penyandang disabilitas dan dilaksanakan selama 5 minggu. Pertukaran pengetahuan antara peneliti, tenaga kesehatan dan ahli serta advokat penyandang disabilitas dari Australia dan Indonesia pada akhirnya diharapkan dapat memiliki kontribusi signifikan pada pemenuhan hak penyandang disabilitas, khususnya dalam sektor kesehatan.
Seluruh rangkaian kegiatan akan dilakukan dengan pendampingan Juru Bahasa Isyarat dan juga penerjemah Bahasa Indonesia dan Inggris.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2022/07/IMG_9621-scaled.jpg17072560biro humas admisihttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngbiro humas admisi2022-07-05 12:14:542022-07-05 12:14:55Berkomitmen Untuk Hak Penyandang Disabilitas, Unisa Gandeng La Trobe dan AIDRAN