Pusat Studi Perempuan, Keluarga, dan Bencana (PSPKB) UNISA Yogyakarta bersinergi dengan Tim Penerima Hibah Penelitian KEMENRISTEK DIKTI untuk menggelar workshop bertajuk “Penyusunan Instrumen Penelitian”. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 19 Agustus 2023, berhasil mengumpulkan perhatian dan antusiasme dari kalangan akademisi dan peneliti yang ingin mendalami metode penyusunan instrumen penelitian yang lebih efektif, Sabtu (19/08).

Sebagai bagian dari komitmen PSPKB dalam mendukung peningkatan kualitas riset, workshop ini menghadirkan pandangan inovatif dan pendekatan terbaru dalam pengembangan instrumen penelitian yang sahih dan akurat. Profesor Dr. Sugiyono, seorang ahli riset yang memiliki pengalaman puluhan tahun, hadir sebagai narasumber utama dan membagikan wawasan mendalam mengenai teknik-teknik terkini dalam penyusunan instrumen penelitian yang menghasilkan data berkualitas tinggi.

Dengan jumlah peserta yang mencapai kurang lebih 120 orang, acara yang dimulai pada pukul 09.00 hingga 14.00 WIB ini dipandu oleh Wawan Febri Ramadani, S.Kep.Ns., M.Kep, yang berhasil menciptakan suasana interaktif dan berkesan. Diskusi antara narasumber dan peserta, serta kolaborasi antar peserta, melahirkan pertukaran ide yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas riset di masa depan.

Para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada Profesor Dr. Sugiyono, yang dengan penuh kesabaran memberikan jawaban dan pandangan yang mendalam. Keterlibatan aktif peserta dalam sesi tanya jawab ini menunjukkan tingkat minat yang tinggi terhadap topik yang dibahas.

“Kami mengapresiasi tingginya partisipasi para peserta dalam acara ini. Workshop ini merupakan tonggak awal yang tangguh dalam mendukung peningkatan kualitas riset, dengan fokus pada penyusunan instrumen penelitian yang lebih unggul,” ujar Dr. Ns. Mamnu’ah, M.Kep., Sp. Kep.J., Ketua PSPKB Unisa Yogyakarta. “Semoga pengetahuan yang diperoleh dari workshop ini akan menjadi bekal berharga dalam mengatasi berbagai tantangan riset di masa mendatang.”

Setelah workshop di auditorium Siti Baroroh Baried Gedung Siti Walidah Lantai 4, dilanjutkan diskusi secara detail terkait riset yang sedang dikerjakan oleh Tim Hibah Riset Kemendikbud Ristek di ruang PSPKB.  Workshop ini tak hanya menjadi kesempatan untuk memperdalam pemahaman tentang metode penyusunan instrumen penelitian, tetapi juga membuka peluang untuk membangun jejaring kolaborasi yang berharga. Peserta mendapatkan wawasan baru mengenai pendekatan inovatif dalam penelitian, yang diharapkan akan memberikan dampak positif dalam kemajuan riset di berbagai bidang. Dengan semangat yang berkobar, peserta workshop meninggalkan acara dengan bekal pengetahuan yang lebih mendalam dan wawasan baru tentang metode penyusunan instrumen penelitian yang efektif.

Img 2235

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bekerjasama dengan Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (Makes PPA) dan juga Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menggelar konferensi pers hasil penelitian penggunaan kental manis pada masyarakat marjinal dan dampaknya terhadap status kesehatan balita di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diselenggarakan di ruang rapat gedung Siti Moendjijah UNISA Yogyakarta, Sabtu (19/08).

Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Rektor UNISA Yogyakarta yang sekaligus sebagai Ketua Majelis Kesehatan PP `Aisyiyah mengatakan fenomena yang berkaitan dengan kental manis sudah membudaya di masyarakat dan bukan perilaku sehat.

“Karena sudah lama terjadi, banyak masyarakat salah persepsi. Bagaimana kita mengubah persepsi, memaknai kental manis  itu bukan susu yang dianggap menambah nutrisi bagi balita,” ujar Warsiti.

Warsiti menambahkan UNISA Yogyakarta, Makes PP Aisyiyah dan YAICI bersama-sama menjalankan penelitian terkait konsumsi SKM di 4 wilayah (Gunung Kidul, Sleman, Kulon Progo, dan Bantul). Harapanya  semoga penelitian ini memberikan manfaat.

Tindak lanjut dari penelitian ini, menurut Warsiti perlu edukasi yang terus menerus terutama pada kelompok marjinal. UNISA Yogyakarta dengan  menggandeng kader Aisyiyah terutama edukasi terkait gizi seimbang. Selain itu melalui kegiatan pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta akan membekali para kader Aisyiyah sehingga memperluas dakwahnya terkait resiko penggunaan kental manis ke tingkat ranting dan cabang.

Menurut YAICI Provinsi DIY dijadikan sasaran penelitian karena termasuk dalam provinsi termiskin dengan angka kemiskinan di 11,49%, serta provinsi dengan UMP terendah kedua di Indonesia. Selain itu hasil temuan YAICI dan `Aisyiyah, masih banyak kental manis diberikan kepada anak dan orang tua sebagai minuman susu pada masyarakat, padahal kandungan gula yang terdapat pada kental manis sangat tinggi dan membahayakan kesehatan.

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melakukan penelitian kerjasama dengan mitra Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar yang bertemakan tentang Pemahanan isu Gender Disabilitas dan Sosial inklusi (GEDSI) bagi mahasiswa UNISA Yogyakarta dan UNISMUH Makassar.

Koordinator penelitian ini adalah Dr. Islamiyatur Rokhmah.,S.Ag.,M.S.I dengan anggota tim Dr.Warsiti.,S.Kp.,M.Kep.,SP.Mat dari UNISA Yogyakarta dan Dr. Dahniar, S.ST.,M.Kes dari Prodi Kebidanan FKIK UNISMUH Makassar.

Penelitian ini menghasilkan LoA (Letter Of Agreement) yakni surat kerjasama penelitian. Pada tanggal 7 Agustus 2023 ini dilakukan FGD terhadap beberapa responden dari  mahasiswa UNISA Yogyakarta, sebelumnya sudah dilakukan survey pemahaman GEDSI ke 100 mahasiswa baik di UNISA Yogyakarta maupun UNISMUH Makassar.

Islamiyatur Rokhmah mengatakan penelitian ini sangat penting untuk dilakukan, yakni untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang isu-isu GEDSI, apakah GEDSI sudah masuk dalam kurikulum pembelajaran di perguruan tinggi atau belum, dan apakah GEDSI sudah menjadi teori-teori intersexion dalam melakukan penelitian-penelitian tugas akhir mahasiswa.

“Sebagaimana kita ketahui bersama isu GEDSI sangatlah luas, seperti kekerasan terhadap perempuan, pernikahan anak, kekerasan terhadap penyandang disabilitas, diskriminasi berbasis suku, agama dan RAS, stunting dan masih banyak lagi. Oleh karena ini pemahaman GEDSI perlu ditanamkan kepada mahasiswa sebagai alat analisis dalam melakukan penelitian-penelitian tugas akhir,” tutur Islam. Islam berharap kerjasama penelitian ini tidak berhenti disini saja, namun berlanjut dengan program pengabdian masyarakat, yakni menguatkan pemahaman isu GEDSI dikalangan mahasiswa.

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menjalin Kerjasama dengan Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) Muhammadiyah Jepang dalam program pengabdian masyarakat Training Of Trainer Bimbingan Baca Alqur’an dengan menggunakan metode Al-Yusro, metode Al-Yusro ini adalah metode cara cepat baca Al-Qur’an yang didesain oleh TIM LPPI UNISA Yogyakarta. Ada 10 langkah dalam metode ini untuk mencapai kelancaran dalam membaca Alqur’an dengan ditempuh dalam waktu paling lama 3 bulan peserta diharapkan sudah dapat menguasai baca Al-Qur’an.

Program PKM ini diketuai oleh Dr.Islamiyatur Rokhmah.,S.Ag.,M.S.I dengan anggota Royan Utsany,Lc.,M.H.I. program  PKM ini didanai sepenuhnya oleh LPPM UNISA Yogyakarta. Dalam pelaksanaannya PKM ini dibantu oleh TIM BAQ UNISA Yogyakarta.

Ridwan Wicaksono S.T., M.Eng., Ph.D. selaku ketua PCIM Jepang menyampaikan bahwa Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Jepang bekerja sama dengan komunitas dan

organisasi muslim sudah mendampingi warga Jepang yang masuk islam (Muallaf), sekalipun mereka juga warga asli Indonesia. Kondisi masyarakat di kota Chiba di Jepang yang rutinitas sehari-hari bekerja menjadikan kesulitan untuk membagi waktu dalam menekuni pembelajaran baca Al-Qur’an. Dari sekitar 10 warga muslim yang muallaf, setiap pertemuan pembimbingan kurang lebih hanya dihadiri 2 sampai 4 orang saja, dan kehadirannya pun bergantian tiap diantara ke-10 warga tersebut. Sedangkan pengurus pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Jepang terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara dan bidang-bidang. Bidang keagamaan menjadi bidang unggulan yang diutamakan dalam menggerakkan aktifitas kegiatan di wilayah Chiba Jepang. Kondisi letak geografis tempat tinggal diantara pengurus yang berjauhan mengakibatkan kesulitan pertemuan secara fisik. Kondisi pandemi diuntungkan dengan model pertemuan melalui singkronus yakni bisa memalui zoom atau gmeet untuk mengadakan pertemuan ranting, demikian pula dalam melakukan pendampingan bimbingan baca alqur’an dilakukan secara daring/online. Mellihat kondisi tersebut maka PKM ini diharapkan menjadi solusi bagi UNISA Yogyakarta dan PCIM Jepang untuk mempercepat cara baca Al-Qur’an bagi dampingan PCIM Jepang. Maka yang diutamakan dalam program ini adalah para pengurus PCIM Jepang, agar diharapkan mereka dapat menerapkannya kepada dampingannya yakni baik warga muslim maupun muallaf di wilayah Chiba Jepang.

Responsive feeding (RF) menjadi salah satu intervensi perbaikan gizi balita yang didukung oleh WHO dan UNICEF untuk mengatasi permasalahan gizi pada balita. RF berhubungan dengan ketertarikan anak terhadap makanan yang mempengaruhi asupan dari segi kualitas dan kuantitas pemenuhan makan. Namun, praktik ini ternyata tidak semudah yang dikira. Faktor pengetahuan dan ekonomi, menjadi faktor dominan yang mempengaruhi  pelaksanaan responsive feeding. Oleh karenanya, tim penelitian dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang diketuai oleh Dewi Rokhanawati dan beranggotakan Rosmita Nuzuliana, Ellyda Rizki Wijhati serta mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Fitri Maria Ulfa, tertarik meneliti tentang Pelaksanaan Responsive Feeding Pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Sewon 2.

 Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam pada ibu-ibu yang memiliki anak usia balita. Hasil penelitian menyebutkan tingkat pengetahuan dan praktik RF oleh ibu balita masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban beberapa responden yang menyebutkan bahwa rutinitas makan anak mereka masih tidak terjadwal dengan baik, terutama makan siang. Beberapa kegiatan atau aktifitas anak mengganggu proses pemberian makan seperti, anak minum susu sebelum jadwal makan utama, sehingga anak merasa kenyang dan akibatnya menolak untuk makan. Selain itu, pola tidur anak tidak terjadwal, anak sering melewatkan jam makan karena masih tertidur.  Sebagian kecil responden berhasil menerapkan pola makan yang terjadwal, seperti makan utama 2 kali sehari, dimana untuk pemberian sarapan pada pukul 8-9. 

Masalah lain yang dihadapi adalah  anak tidak fokus pada saat makan. Hal ini dikarenakan aktifitas makan teralihkan oleh bermain  atau menonton TV maupun gadged serta kondisi kesehatan yang kurang fit. Beberapa anak seringkali menyimpan makanan dalam mulut dalam waktu yang lama, atau bahkan anak sama sekali tidak mau makan (Gerakan Tutup Mulut) karena sedang tumbuh gigi, sariawan dan anemia. Selain itu, kurangnya fokus ini diduga juga karena kurangnya ketertarikan anak pada makanan karena kurangnya variasi makan. Dalam memberikan makanan, beberapa ibu lebih memilih untuk membeli bubur organik yang dijual disekitar rumah tanpa penambahan protein hewani. Beberapa ibu yang menyiapkan makanan sendiri untuk anak, jenis makananya berupa nasi, sayur dan lauk (lele, ayam, telur, tempe, bandeng). Beberapa kasus yang dijumpai ibu tidak selalu memberikan protein. Selain makanan utama ibu senantiasa memberikan makanan selingan/ camilan berupa roti, biskuit, ciki. Tidak semua ibu memberikan buah secara rutin pada anaknya..

Hasil penelitian terlihat bahwa mayoritas ibu balita belum   memberikan makan secara responsif. Jika pengetahuan ibu mengenai RF cukup/baik, ibu akan mampu menyiapkan, menerapkan kebiasaan makan yang sehat, menyusun jadwal makan anak, mengetahui respon anak pada saat pemberian makan. Selain itu ibu juga bisa memberikan makan anak dengan menyenangkan dan  tanpa paksaan , tanpa distraksi/ pengalihan perhatian berupa pemberian telepon genggam atau mainan. Dari permasalahan tersebut, langkah yang disiapkan oleh peneliti dan tim adalah menyusun buku “Responsive Feeding untuk Buah Hati”. Buku ini berisi terkait pelaksanaan pemberian makan yang responsif  pada bayi. Buku ini rencananya akan ditujukan pada ibu balita yang sedang atau dalam pemberian makanan pendamping ASI, agar ibu bisa menemukan pola yang baik dalam pemberian makan pada anaknya. Upaya ini diharapkan agar balita bisa terbebas dari gizi buruk sehingga tumbuh kembang optimal.