Pasca pandemi covid 19 2

Pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020 mengharuskan siswa usia sekolah melakukan pembelajaran daring karena harus membatasi interaksi sosialnya. Kemudian setelah pembelajaran daring berjalan tiga tahun, pembelajaran kembali luring. Peralihan ini menyebabkan perkembangan sosial emosional dan resiliensi anak menjadi terganggu. Selain itu, siswa dapat mengalami tingkat stres yang tinggi karena lingkungan akademis yang kompetitif. Hal ini perlu menjadi perhatian karena kondisi sosial emosional anak yang tidak berkembang akan mempengaruhi Pasca Pandemi Covid-19 kondisi sosial emosionalnya ketika dewasa nanti. Sehingga terdapat urgensi adanya inovasi pembelajaran pada siswa usia sekolah. Horticulture therapy atau terapi kebun merupakan terapi yang menggunakan media tanaman dan aktivitas berkebun.

Menyikapi hal tersebut, tim pengabdian Universitas Aisyiyah Yogyakarta mengadakan pengabdian Masyarakat di SD Negeri Ledoknongko, Turi, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 18 Agustus 2023. Kegiatan diselenggarakan oleh tim dari Program Studi Bioteknologi, Ika Afifah Nugraheni, S.P., M.Biotech, Dinar Mindrati Fardhani, S.P., M.Biotech., Ph.D, dan Heni Setianah, S.Biotek. Selain itu, salah satu tim pengabdian juga dari Program Studi Psikologi, yaitu Zahro Varisna Rohmadani, S.Psi., M.Psi., Psi. Pada kegiatan pengabdian tersebut, tim memberikan edukasi dan pelatihan mengenai sistem aquaponik budikdamber (budidaya ikan dan tanaman sayuran dalam ember). Peserta terdiri dari seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Ledoknongko yang berjumlah 37 siswa. Kegiatan edukasi terdiri dari pengenalan budikdamber kepada siswa, keunggulannya, jenis tanaman dan ikan yang dapat dibudidayakan, serta cara pembuatan budikdamber (Gambar 1). Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan budikdamber di halaman sekolah (Gambar 2). Siswa diberikan kesempatan untuk mempraktekkan langsung dari materi edukasi yang telah disampaikan sebelumnya.

Sistem budikdamber dipilih dalam kegiatan ini karena tidak memerlukan lahan luas dan mudah dalam pemeliharannya. Peserta pengabdian sangat antusias dalam mengikuti seluruh kegiatan (Gambar 3). Eka Fajar Rahmawati, selaku wali kelas 5 SD Ledoknongko menyampaikan bahwa kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengenalkan smart farming kepada siswa, mengingat lokasi SD Negeri Ledoknongko yang berada di Kapanewon Turi dengan keunggulannya di bidang Pertanian. Wali kelas berharap kegiatan ini akan berlanjut dan memberikan pengaruh terhadap kecerdasan emosional dan stress anak pasca pandemi COVID-19.

Unisa jogja pespama 1

Asrama Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar pengukuhan musyrif dan musyrifah, serta pembukaan Pesantren Pemimpin Muda Berkemajuan (PESPAMA) untuk mahasiswa baru tahun ajaran 2023/2024 dengan tema Peningkatan Kompetensi KaderBerakhlak Qurani, Unggul dan Berprestasi di ruang sidang gedung Siti Moendjijah kampus UNISA Jogja, Ahad (15/10).

Acara ini diselenggarakan untuk membekali mahasiswa dengan nilai-nilai kepemimpinan, moralitas, dan pengetahuan yang akan membantu mereka dalam perjalanan pendidikan mereka selama tinggal di asrama.

Dalam sambutannya, Dwi Wahyuning Indah Fajarwati, S.H.I., LL.M selaku Ketua Asrama, mengatakan “Kader itu adalah kita, kader itu adalah pemimpin, maka kader itu adalah pemimpin kita semua.”

Wahyuning juga menegaskan pentingnya peran musyrif dan musyrifah sebagai pemimpin dalam membimbing dan memberikan contoh yang baik kepada mahasiswa yang tinggal di asrama.

Sebanyak 50 calon musyrif dan musyrifah telah melalui seleksi ketat, termasuk tes, wawancara, dan uji keagamaan, sebelum akhirnya hanya dipilih 19 orang untuk memegang peran penting ini. Mereka akan membantu dalam proses pendidikan mahasiswa, baik yang beragama Islam maupun non-Muslim, dengan membawa misi Muhammadiyah dan `Aisyiyah untuk mengenalkan Islam yang berkemajuan.

Wakil Rektor III UNISA Jogja Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc, dalam sambutannya berharap agar musyrif dan musyrifah mampu menetapkan nilai-nilai dari jati diri masing-masing. Mereka diharapkan bisa menjadi teladan dalam beribadah, bekerja, serta bertindak secara jujur, serta mampu menciptakan kreativitas dalam membantu mahasiswa untuk menjadi pembelajar yang baik selama di asrama. “Acara pengukuhan musyrif dan musyrifah ini tidak hanya penting bagi mahasiswa yang akan tinggal di asrama, tetapi juga bagi seluruh akademik universitas. Ini adalah langkah awal untuk membentuk pemimpin muda yang berkemajuan dan bertanggung jawab dalam masyarakat, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang dipegang teguh oleh Muhammadiyah dan `Aisyiyah,” ujar Mufdlilah.

Semoga para musyrif dan musyrifah yang baru dikukuhkan dapat membawa semangat dan inspirasi dalam memimpin dan membimbing mahasiswa selama tahun ajaran 2023/2024, sehingga dapat menciptakan generasi yang lebih baik dan bertanggung jawab di masa depan.

Dapat 2

Biro Humas dan Protokol Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) telah meraih prestasi membanggakan dengan meraih terbaik kedua pengelolaan website dalam ajang Anugerah Humas Dikti yang diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V. Prestasi tersebut diumumkan saat kegiatan review kehumasan di Hotel Grand Tjokro Yogyakarta, (3/10) lalu.

Acara Anugerah Humas Dikti merupakan sebuah ajang penghargaan yang diselenggarakan setiap tahun oleh LLDIKTI Wilayah V untuk mengakui dan memberikan apresiasi kepada humas universitas-universitas di DIY yang telah berprestasi dalam bidang komunikasi dan pengelolaan website. Acara ini bertujuan untuk mendorong perguruan tinggi untuk lebih aktif dan kreatif dalam berkomunikasi dengan masyarakat melalui berbagai platform, khususnya website.

Kepala Humas dan Protokol UNISA Yogyakarta, Sinta Maharani, M.I.Kom., menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. Penghargaan ini adalah buah kerja keras tim humas dan seluruh pihak internal UNISA Yogyakarta yang selalu berupaya memberikan yang terbaik dalam berkomunikasi dengan stakeholder, termasuk melalui website. ‘’Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan informasi dan komunikasi kepada seluruh pihak terkait.”kata Sinta.

Lebih lanjut Sinta menjelaskan, Anugerah Humas Dikti ini merupakan bukti konkret bahwa UNISA Yogyakarta terus memperkuat komitmen dalam menjaga transparansi, keberlanjutan, dan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Penghargaan ini juga menjadi dorongan bagi UNISA Yogyakarta  untuk terus berinovasi dalam pengelolaan website dan memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa, dosen, calon mahasiswa, dan masyarakat umum. Prestasi ini merupakan langkah awal yang sangat baik bagi UNISA Yogyakarta dalam menjalin komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat melalui media digital. Diharapkan, UNISA akan terus memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan dan memberikan inspirasi bagi universitas-universitas lainnya untuk mengembangkan layanan informasi yang berkualitas.

Unisa jogja joel kuipers 3

Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA Jogja) mengadakan World Class Professor Programme pada Rabu (04/10). Acara ini menghadirkan seorang pakar terkemuka, Prof. Joel C. Kuipers dari The George Washington University dengan membawa tema Medical Ethnography.

Medical Ethnography adalah salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan penelitian kualitatif dalam ilmu kesehatan, yang melibatkan studi mendalam mengenai budaya, nilai, dan praktik dalam konteks perawatan kesehatan. Dalam seminar yang diadakan di Hall Baroroh Barried Gedung Siti Walidah UNISA Jogja ini, Prof. Kuipers membahas beragam aspek yang berkaitan dengan penerapan Medical Ethnography dalam konteks perawatan kesehatan.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron, M.Fis, memberikan pidato pembuka dalam acara tersebut. Ia menyampaikan harapannya bahwa peserta seminar ini akan dapat menerapkan pendekatan multidisiplin dalam memecahkan berbagai masalah dan permasalahan kesehatan. Dekan FIKes M. Ali Imron, M.Fis menekankan bahwa pendekatan linier tidak lagi cukup untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang semakin kompleks. Ia juga berbicara tentang perlunya melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, sosiologi, dan kedokteran untuk memahami secara holistik tantangan dalam bidang kesehatan.

Dalam seminar ini, Prof. Joel C. Kuipers memberikan penjelasan mendalam tentang Medical Ethnography sebagai alat yang sangat berguna dalam mendalami praktik perawatan kesehatan, pemahaman budaya, serta dampak sosial dalam pengambilan keputusan medis. Ia juga menyoroti peran penting etnografi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di bidang kesehatan.

“Medical Ethnography akan menjadi bahan pengajaran yang sangat berguna dalam perkuliahan, karena melibatkan mahasiswa dalam pemahaman yang lebih dalam tentang budaya pasien, etika perawatan kesehatan, dan pemecahan masalah yang lebih baik.” Tutur Kuipers.

Acara ini juga dihadiri 200 peserta yang terdiri para mahasiswa, dosen, dan praktisi kesehatan, yang semuanya mendapatkan wawasan berharga tentang pentingnya Medical Ethnography dalam peningkatan perawatan kesehatan yang lebih efektif dan berkelanjutan. Seminar ini membuktikan bahwa UNISA Jogja terus berkomitmen untuk memajukan ilmu kesehatan dan memberikan wawasan yang mendalam kepada para mahasiswa dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di masa depan.

Kenakalan remaja

Remaja merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada periode perkembangan manusia yang berada di antara masa anak-anak dan dewasa. Erik Erikson (1994) , menyampaikan bahw remaja adalah periode “identity crisis” , rentang usia yang memiliki kondisi dalam mencari identitas pribadi mereka dengan dihadapkan pada berbagai pertanyaan tentang siapa mereka, apa yang mereka inginkan dalam hidup, dan bagaimana mereka memandang diri mereka dalam masyarakat dll. American Academy of Pediatrics (2001) memberikan pengertian bahwa remaja adalah individu dengan rentan usia  antara 11 hingga 21 tahun. Mereka menganggap masa remaja sebagai periode khusus dalam perkembangan manusia yang memerlukan perhatian khusus dalam berbagai hal berkaitan dengan  kesehatan, fisik dan perkembangan mental anak. Berbagai permasalahan remaja yang saat ini terjadi dilingkungan kita seperti kasus bullying, kekerasan terhadap teman sebaya yang mana dapat berdampak serius terhadap kehilangan nyawa seseorang, vandalisme, klitih, naskoba maupun berbagai kenakalan remaja lainnya yang melanggar hukum tentu memerlukan perhatian khusus terutama keluarga sebagai lingkungan terdepat tumbuh kembangnya. Kenakalan remaja sering kali merupakan tanda adanya masalah yang lebih dalam, termasuk masalah keluarga, masalah kesehatan mental, tekanan lingkungan keluarga dan sosial, masalah teman sebaya, atau pengaruh lingkungan yang negative berdampak pada perubahan perilaku. Kondisi ini tentu memerlukan  berbagai macam upaya baik  pencegahan dan intervensi yang diperlukan untuk membantu remaja mengatasi perilaku-perilaku negative yang muncul. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penguatan ketahanan keluarga.

Peran keluarga

Ketahanan keluarga merupakan salah satu isu tematik pembangunan Nasional saat ini dimana keluarga memiliki posisi penting untuk penguatan berbagai aspek kehidupan. Ketahanan keluarga dipandang sebagai suatu unit terkecil yang mampu untuk melakukan pengelolaan masalah yang dihadapi oleh anggota keluarganya. Lebih lanjut penguatan ketahanan keluarga juga merupakan salah satu aspek penting bagi terciptanya keluarga yang sejahtera yang diperlihatkan melalui berbagai macam dimensi antara lain : Landasan legalitas dan keutuhan Keluarga, Ketahanan fisik, Ketahanan ekonomi, Ketahanan sosial psikologi dan Ketahanan sosial budaya. Pentingnya posisi keluarga dalam berbagai aspek kehidupan menjadi penting untuk dapat menciptakan ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga yang kuat dapat berperan dalam pencegahan masalah sosial seperti kenakalan remaja. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan penguatan ketahanan keluarga antara lain :

  • Adanya keseimbangan peran masing-masing anggota keluarga. Keseimbangan peran ini penting dilakukan tidak hanya peran orang tua tetapi anggota lain didalam lingkungan keluarga. Peran yang dijalankan akan berbeda sesuai dengan posisi dan kapasitasnya dalam keluarga, tetapi peran yang kemudian diwujudkan harus didasarkan pada kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi potensi masing-masing anggota keluarga.
  • Komunikasi. Membangun komunikasi yang efektif dalam keluarga adalah kunci untuk memahami kebutuhan dan perasaan setiap anggota keluarga. Kemampuan keluarga dalam berkomunikasi akan mampu menjadikan setiap anggota keluarga menyampaikan berbagai hal yang dirasakannya. Dengan berkomunikasi secara terbuka maka permasalahan yang dihadapi anggota keluarga akan lebih dapat diatasi.
  • Pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan keluarga merupakan kegiatan yang mendorong setiap anggota keluarga untuk mengambil inisiatif, mengembangkan keterampilan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan keluarga. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab didalam keluarga.
  • Adanya ruang berkegiatan bersama. Melibatkan keluarga dalam kegiatan bersama akan menguatkan peran masing-masing anggota keluarga serta meningkatkan hubungan kedekatan diantara anggota keluarga.

Perwujudan ketahanan keluarga tidak hanya dapat dilakukan oleh keluarga itu sendiri tetapi penting bagi pemerintah, organisasi sosial, kelompok masyarakat untuk mampu bersinergi dalam mewujudkan penguatan ketahanan keluarga sebagai langkah dalam pencegahan berbagai masalah sosial. Berbagai program juga dapat dilakukan seperti penguatan program pendidikan baik formal maupun informal, dukungan ekonomi melalui pemberdayaan, dukungan konseling, dan dukungan sumber daya lainnya yang membantu keluarga untuk mengatasi tantangan, stabilitas dalam mewujudkan kesejahteraan. Dengan memperkuat ketahanan keluarga juga dapat memperkuat kelompok sosial masyarakat sehingga mampu mengatasi tantangan ekonomi, sosial, dan dinamika lingkungan lainnya.