Unisa yogyakarta

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam hal ini diwakili oleh Biro Tata Pemerintahan Setda DIY mengunjungi Kelompok Bank Sampah Bhumi Nyawiji di Dusun Kriyan, Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul. Kelompok Bank Sampah ini merupakan binaan dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Pada bulan Desember 2022 UNISA Yogyakarta menerjunkan dosen dari Program Studi Administrasi Publik dan Program Studi Arsitektur untuk melaksanakan pengabdian pada kelompok bank sampah tersebut.  Pengabdian ini dalam rangka mendukung Program Kampung Iklim yang sedang digerakkan oleh Pemerintah.

            Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY KPH. Yudhanegara, PhD dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini harus ditularkan kepada 16 dusun lainnya di Kalurahan Trirenggo. “dan untuk memaksimalkan Program Kampung Iklim ini perlu kolaborasi yang baik antara Pemerintah Daerah, Kapanewon, Kalurahan, masyarakat dan juga butuh dukungan perguruan tinggi”, Imbuh KPH.  Yudhanegara.             UNISA Yogyakarta sebagai kampus yang berwawasan kesehatan siap berkolaborasi  dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder lainnya untuk dapat mendukung Program   Kampung Iklim melalui program pemberdayaan masyarakat.

Pakar unisa bicara penculikan anak

Baru-baru ini terjadi kasus penculikan anak di Yogyakarta dan beberapa kota besar di Indonesia. Selama kurun waktu Januari 2023, sudah terjadi 5 kali penculikan anak dengan salah satu korban meninggal dunia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) mencatat, sepanjang tahun 2022, ada 28 kasus penculikan anak. Dimana, angka tersebut mengalami kenaikan, pada tahun 2021.

Dosen Psikologi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta,  Ratna Yunita Setiyani S, M.Psi., Psikolog., turut memberikan tanggapannya.

Menurutnya, maraknya kasus penculikan anak yang masih sering terjadi di Indonesia, dinilai akan memberikan masalah psikologis tersendiri untuk anak, terutama korban penculikan itu sendiri. Hal ini dikarenakan munculnya perasaan terancam, terisolasi dan ketakutan saat berada di lingkungan asing. Sementara korban penculikan akan berada jauh dari lingkungan sekitarnya, bahkan mengalami tindakan fisik dan pelecehan seksual. Hal itulah yang membuat psikologis korban terdampak. Dampak psikologis sangat bergantung pada bagaimana proses penculikan tersebut, apa yang terjadi selama anak diculik, dan setelah penculikan tersebut.

‘’Anak yang mengalami trauma akan tampak berbeda dari segi perilaku yang ditampakkan, seperti lebih banyak diam dan termenung, berada pada kondisi emosi marah, tidak menentu, dan agresif, histeris, suka menyendiri, mimpi buruk, hingga melakukan perilaku menyakiti, baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain’’, kata Ratna ( Selasa, 31/1)

Lebih lanjut Ratna menyampaikan bahwa pemulihan trauma korban penculikan membutuhkan proses dan waktu sesuai dengan tingkat keparahannya. Sedangkan orang tua dan lingkungan sekitar, juga memiliki peran besar dalam memberikan rasa aman pada anak sebagai korban.

Dia menyampaikan beberapa tips yang dapat dijadikan sebagai panduan untuk memberikan kenyamana psikologis pada anak sebagai upaya recovery kondisi mental anak pada kasus penculikan. ‘’Namun sebelum melakukan upaya-upaya ini, ada baiknya jika setelah anak bisa kembali, kita melakukan deteksi dini terhadap kondisi psikologis anak’’, kata dia

Menurutnya deteksi dini yang dilakukan adalah mencermati dalam beberapa hari apakah ada perubahan sikap perilaku dan kebiasaana anak ataukah masih sama dengan sebelum peristiwa penculikan terjadi. Kalau misalnya anak sudah kembali seperti biasa sama sekali tidak ada perubahan, maka kita bisa lebih tenang bahwa anak tidak mengalami trauma. Namun upaya lainnya perlu dilakukan jika kita dapati anak menunjukkan gejala yang tidak biasanya sebelum dan sesudah penculikan terjadi.

Ratna memberikan tips sebagai upaya recovery kondisi mental anak pada kasus penculikan.

Menurutnya hal pertama yang harus dilakukan adalah menjadi pendengar yang baik bagi anak. Meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak tanpa ada judgement apapun. Tidak perlu memaksa anak untuk bercerita secara rinci tentang kejadian penculikan itu. Biarkan anak mengungkapkannya ketika ia ingin cerita.

Kedua, membangun rasa aman dalam kegiatan sehari-hari dan memberi keyakinan bahwa situasi telah baik. Hal ini juga perlu ditanamkan bersama dengan orang-orang sekitar.

Ketiga, memberikan curahan kasih sayang yang ekspresif agar anak merasa disayangi sehingga dapat membantu pemulihan kondisi psikologis anak pasca trauma. Namun, jika ternyata anak memberikan gejala yang lebih serius atas trauma yang dialaminya, maka akan lebih baik jika anak dirujuk ke Psikolog untuk dilakukan konseling dan mendapatkan terapi yang diperlukan sesegera. “Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan fisik bila anak menunjukkan ketidaknyaman secara fisik,” kata Ratna.

Studium general unisa yogya 1

Studium General kali ini digelar oleh Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta dengan mengusung tema Workplace Health and Safety di Hall Baroroh Baried, Sabtu (28/01).

Narasumber dalam studium general yaitu Ririn Rahayu Widiasih, SKp, MSc merupakan Clinical Care Manager, Nurse Next Door di Australia. Peserta dalam kuliah kepakaran merupakan mahasiswa semester 7 yang mana sebentar lagi mereka akan memulai skripsi dan melanjutkan profesi Ners.

Dekan FIKes Unisa Yogyakarta M. Ali Imron, M.Fis mengatakan dalam sambutanya bahwa market agreement yang ada di Indonesia ini sangat jelas karena mempunyai 3000 rumah sakit, akan tetapi baginya masih kurang, problematikanya lulusan perawat terlalu banyak.

“Saya tidak mau Ners hanya dijadikan garda terdepan saja, tetapi berharap ners bisa diberikan apresiasi yang layak seperti di negara lain,” ucap Imron.

Ririn dalam isi kuliahnya mengatakan bahwa perawat dapat memanfaatkan waktu untuk berkomunikasi dengan pasien sebagai upaya support system  untuk kesembuhan pasien. “Kenyamanan dalam berbusana serta fasilitas tempat kerja juga dibutuhkan oleh perawat setelah mereka menangani banyak pasien dengan segala kondisinya bisa mengurangi dampak stress yang biasanya dialami oleh perawat,” ujar Ririn.

Perawat unisa 1

Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta menggelar studium general dengan mendatangkan narasumber dari Jepang, di Hall Baroroh Baried, Selasa (24/01) secara hybrid.

Ayano Kit, B.Sc. Nurs., MPH., RN., Ph.D merupakan lecturer Public Health Nurse Kyoto Koka Womens University, memberikan kuliah umum dengan tema The Japanese Health Care System kepada para mahasiswa prodi perawat semester 3 dan 5.

Wantonoro, S.Kep., Ns. M.Kep.,Sp.KMB., Ph.D selaku Wakil Dekan III Fikes Unisa Yogyakarta dalam sambutanya menyampaikan terimakasih kepada narasumber yang akan memberikan wawasan penting kepada mahasiswa yang hadir secara offline maupun online.

“Semoga ilmu yang dibagi bisa menambah dan memperkaya wawasan kepada mahasiswa, sehingga nanti mereka bisa mengimplementasikanya,” ujar Wantonoro.

Ayano memaparkan dalam materinya tentang informasi medis dan demografi  dasar Jepang yaitu berupa sistem asuransi di Jepang dan Indonesia, serta dukungan publik berupa sistem bantuan umum yang digunakan untuk menjamin taraf hidup minimum serta mendorong swadaya bagi setiap warga negara yang tidak mampu. Materi kedua yang disampaikan Ayano mengenai Maternal and Child  Health System and Services in Japan, yaitu membahas tentang sistem kesehatan ibu dan anak (KIA) di Jepang, mengenai pelayanan perwakilan tentang KIA di tingkat kotya di Jepang dan pengenalan tantangan yang dihadapi kesehatan ibu dan anak di Jepang.

Ti unisa yogya 3

Workshop berjudul “Let’s Guard Our Digital Security” merupakan rangkaian kegiatan Event Information Technology  UNISA (EITS) yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknologi Informasi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Selasa (24/01).

Bertempat di ruang Lab Komputer 1 dan Lab Komputer 2 Gedung Siti Bariyah Unisa Yogyakarta, Workshop “Let’s Guard Our Digital Security” ini mengusung konsep perlindungan data digital, seperti perlindungan dari penyadapan informasi, pencurian, atau kerusakan pada perangkat keras maupun perangkat lunak atau data elektronik pengguna serta dari gangguan penyesatan layanan yang diberikan. Workshop ini ada, dikarenakan keamanan dan kerahasiaan merupakan aspek penting yang dibutuhkan dalam pertukaran informasi, khususnya bagi siswa SMA/SMK/MA yang merupakan ‘generasi gadget’, sehingga diharapkan mereka dapat melakukan langkah preventif terhadap kejahatan digital dan mampu mengamankan data digital secara mandiri dari kejahatan-kejahatan cyber yang tidak diinginkan. Pada workshop ini juga diperkenalkan kompetisi Capture The Flag (CTF) oleh narasumber dengan dibantu dua mahasiswa berprestasi, Pandunanda Primadifani Kafah dan Regina Noviyanti Putri.

Kegiatan workshop yang dimulai pada pukul 8.00 s.d. 15.00 WIB ini diikuti oleh beberapa perwakilan siswa dari SMA-SMA di Yogyakarta dan Jawa Tengah, antara lain SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 4 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah Gombong, SMK Ar-Rahmah Bantul, SMKN 1 Sanden, SMK YPKK 1 Sleman, SMK YPKK 2 Sleman, dan SMK YPKK 3 Sleman, dengan total seluruh peserta mencapai 61 orang. Materi Digital Security disampaikan oleh Arizona Firdonsyah, S.Kom., M.Kom., CSA dan Danur Wijayanto, S.Kom., M.Cs., CSA,  yang merupakan dosen Program Studi Teknologi Informasi dan ahli di bidang Cyber Security. Materi disampaikan secara runtut dan jelas serta disampaikan sesuai dengan pemahaman peserta.

Zahra Arwananing Tyas, S.Kom., M.Cs. selaku Kaprodi TI Unisa Yogyakarta mengatakan bahwa peserta terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan. Antusiasme yang tinggi dapat terlihat dari jumlah peserta kegiatan, keaktifan peserta yang tinggi saat mengikuti quiz dan challenge, serta interaksi siswa dengan narasumber saat narasumber menyampaikan materi yang berkaitan dengan Digital Security.

“Meskipun didapati beberapa peserta yang merasa baru pertama kali mendapatkan materi ini, namun seluruh siswa tetap antusias dan merasa tertantang untuk mendalami keamanan digital baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk menuju ranah profesional dimasa yang akan dating,” ucap Zahra. Diakhir kegiatan, diumumkan kepada peserta pemenang quiz dan challenge reels Instagram dan mendapat merchandise dan voucher diantaranya voucher gratis pendaftaran masuk Prodi TI UNISA serta voucherTop Up e-Wallet. Setelah penutupan acara, seluruh peserta, panitia kegiatan, dan para pemateri melaksanakan foto bersama. Kegiatan ini diharapkan mampu mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu dapat memberikan sosialisasi terhadap keamanan digital sekaligus memperkenalkan Program Studi Teknologi Informasi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta kepada seluruh peserta kegiatan dalam mewujudkan visi dan misi program studi dan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan ketrampilan khususnya dibidang keamanan digital.