Madaris 3

Kantor Layanan LAZISMU Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar acara pelantikan untuk 90 Mahasiswa Sadar Infaq Sodaqoh (Madaris) periode 2024/2025. Acara yang berlangsung di Gedung Siti Walidah Rabu (27/03) ini dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Layanan LAZISMU UNISA, Hilmi Zadah Faidullah, S.St., M.Sc.

Hilmi mengatakan bahwa kehadiran Madaris sebagai bagian dari inovasi sosial LAZISMU UNISA yang bertujuan untuk memberikan semangat kepada civitas akademika UNISA Yogyakarta agar lebih bersemangat untuk berinfaq.

“Dengan dilantiknya 90 mahasiswa sebagai madaris periode 2024/2025, kami berharap mendapatkan dukungan penuh dari seluruh fakultas, program studi, dan seluruh unit yang ada di UNISA. Harapannya, pengelolaan pada periode ini dapat berjalan lebih baik lagi,” ujar Hilmi.

Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc, selaku Wakil Rektor III dalam sambutannya juga ikut menyampaikan tentang tanggung jawab penting yang dimiliki oleh Madaris. Menurutnya, sebagai anggota madaris, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk saling membantu dan menolong sesama mahasiswa serta siap terjun demi misi kemanusiaan.

Acara pelantikan ini menjadi momentum penting bagi LAZISMU UNISA Yogyakarta dalam menggalang semangat kebersamaan dan komitmen dalam berinfaq serta berkontribusi bagi kesejahteraan civitas akademika serta masyarakat. Semoga dengan kehadiran 90 anggota baru ini, kiprah LAZISMU UNISA Yogyakarta semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi lingkungan kampus.

Seni pertamanan islam

Pada kajian Dzuhur Ramadhan di Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta Tika Ainunnisa Fitria, S.T.,., M.T., Ph.D Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta yang menjadi pengisi kultum dan membahas mengenai bagaimana Landscape atau seni pertamanan menjadi bagian wujud kuatnya bangsa Islam, dan bagaimana sebagai tonggak perkembangan keilmuan landscape atau seni pertamanan dunia.

Tika menjelaskan mengenai Landscape yang berasal dari awal abad ketiga belas dan diartikan sebagai wilayah daratan atau lingkungan, yang secara mudahnya dapat dikaitkan dengan seni pertamanan atau berkebun. Namun, implementasi dari ilmu ini telah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu bangsa Arab adalah suku nomaden dan merupakan bangsa pedagang. Perdagangan saat itu dari barat ke timur melalui sungai tigris dan eufrat, menuju teluk persia, sepanjang sungai nil sampai ke laut merah. Bangsa Islam telah  mempengaruhi sistem landscaping atau seni berkebun di wilayah- wilayah yang dikuasainya.

“Pada era ini, landscaping atau seni pertamanan dilakukan dengan membentuk sistem irigasi bagaimana membentuk aliran-aliran air menuju taman-taman, dimana sebagian besar wilayah yang dikuasi Islam memiliki curah hujan yang rendah atau kekeringan. Ataupun dengan sistem mengalirkan cairan salju dari puncak gunung ke bendungan-bendungan yang kemudian diteruskan ke saluran-saluran air menuju taman-taman. Sistem ini membentuk taman Islam yang bentuknya terus berkembang dan semakin baik. Hal ini terlihat pada ilustrasi Garden Carpets, permadani peninggalan bangsa Persia dari abad ke-17,” jelasnya.

Keilmuan landscape ini mengalami perkembangan, ketika kekuasaan Islam mencapai Asia di India dan Cina pada kisaran 751 Masehi dimana tentara Cina ditaklukan oleh Islam. Taman-taman Islam awal ini mulai mendapat pengaruh dari Cina.  Dimana pada taman Islam era ini, tanaman dibiarkan tumbuh secara alami, adanya susunan air mancur, air terjun alami (cascade), diberikan pahatan batu untuk menciptakan air yang berbusa, penanaman pola pohon yang membentuk bayangan pada musim panas dan meneruskan cahaya matari pada musim hujan serta penanaman ragam buah, kacang-kacangan, dan bunga, serta menempatkan hewan-hewan seperti angsa, merpati, burung. Pada era ini keilmuan pertamanan umat Islam telah meningkat. Namun, sayang peninggalan taman-taman Islam pada era ini tidak lagi bertahan untuk menunjukkan sejarah Seni Berkebun Islam Awal ini.

Tika berharap perkembangan keilmuan landscape atau pertamanan tidak lagi pada substansi elemen dan desain saja, namun lebih pada bagaimana merancang Taman Islam berdasarkan Al Quran dan Hadits; yaitu dengan memegang teguh batasan syariah pada elemennya dan mengedepankan inspirasi islam pada karakternya. Tidak melanggar hal-hal yang diharamkan, seperti elemen yang dilarang (patung, material emas dan perak), karakter yang dilarang (kemewahan, mencampuradukkan kebaikan dan keburukan), dan aktivitas yang melanggar sunatullah.

“Taman Islam harus dapat  sebagai bagian dari muamalah,” tutupnya.

Anak panti asuhan 2

Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan acara buka bersama yang mengundang kebahagiaan bagi 1000 anak dari 24 panti asuhan Muhammadiyah `Aisyiyah se-DIY.

Acara yang diadakan di Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Ahad (25/03) dimulai dengan kajian Ramadhan bersama, yang dipimpin oleh Dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

UNISA Yogyakarta, melalui kegiatan ini, berupaya untuk mempererat ikatan antar sesama persyarikatan, khususnya dengan anak-anak panti. Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, juga turut memberikan 10 beasiswa kepada santri panti asuhan, sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pendidikan bagi mereka.

Menurut Warsiti, acara ini merupakan ungkapan syukur atas pencapaian UNISA Yogyakarta yang telah meraih akreditasi Unggul. Acara buka bersama ini juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Ramadhan serta pengenalan masjid Walidah Dahlan sebagai tempat silaturrahim yang hangat bagi 1000 anak panti asuhan.

Tidak hanya berbagi hidangan berbuka puasa, namun juga momen untuk meningkatkan tali silaturrahim dan rasa syukur. Sebelum menyantap hidangan berbuka, seluruh 1000 anak panti asuhan mengikuti sholat maghrib berjamaah di Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta.

Suasana kebersamaan, kegembiraan, dan rasa syukur mewarnai acara tersebut, mencerminkan esensi dari bulan suci Ramadhan serta nilai-nilai kasih sayang dan kepedulian yang dijunjung tinggi oleh UNISA Yogyakarta.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi anak-anak dari panti, tetapi juga mencerminkan dedikasi UNISA Yogyakarta dalam melayani masyarakat dan membina generasi muda yang berpotensi di kalangan anak-anak yang kurang beruntung.

Memperluas dakwah 1

Pengajian Ramadan Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta pada Sabtu, (23/4), menjadi ajang untuk mengokohkan dan memperluas dakwah kemanusiaan semesta. Dalam sambutannya, Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, M.Kep., Sp.Mat, menekankan bahwa keberadaan UNISA Yogyakarta adalah wujud perjuangan perempuan dan bukti kiprah perempuan Aisyiyah.  Warsiti juga menekankan tanggung jawab untuk terus memajukan UNISA Yogyakarta sebagai penggerak perjuangan persyarikatan Aisyiyah.

Ketua Umum PP Aisyiyah, Dr.Apt., Salmah Orbayinah, M.Kes, menjelaskan bahwa tema pengajian tentang dakwah kemanusiaan semesta tersebut dipilih sebagai penghargaan atas prestasi Muhammadiyah dalam bidang kemanusiaan, yakni penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 yang diterima pada tanggal 5 Februari. Penghargaan ini merupakan pengakuan internasional atas upaya Muhammadiyah dalam aksi kemanusiaan dan perdamaian, menjadi penghargaan pertama yang diterima di Asia.

Salmah mengatakan bahwa prestasi ini menjadi kebanggaan bagi Muhammadiyah, Aisyiyah, dan juga Indonesia, serta akan mendorong untuk meningkatkan kiprah dalam misi kemanusiaan dan perdamaian di tingkat lokal, nasional, dan global.

Lebih lanjut juga disampaikan bahwa Ramadan bukan hanya bulan untuk berpuasa, tetapi juga untuk menjalankan ibadah-ibadah sunah lainnya. Dengan kemudahan yang diberikan oleh Allah, umat Islam diminta untuk memanfaatkan bulan Ramadan untuk meningkatkan kedekatan kepada-Nya serta meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang, saling menghormati, tolong-menolong, keadilan, kejujuran, dan perdamaian.

Aisyiyah telah lama menjalankan aksi kemanusiaan sebagai bagian dari memperluas dakwah inklusifnya yang didasari oleh Alquran dan hadis. Dakwah kemanusiaan Aisyiyah tidak hanya untuk warga Aisyiyah tetapi juga untuk masyarakat luas, karena Aisyiyah memahami keanekaragaman sebagai aset bangsa yang harus dijaga dan disatukan dalam harmoni keindonesiaan.

Pengajian Ramadan ini menghadirkan para narasumber yang kompeten dibidangnya dibagi tiga sesi dan sub tema yaitu (1)Dakwah Kemanusiaan Semesta; Pendekatan Teologis Ideologis, Historis; (2) Praksis Dakwah Kemanusiaan Semesta; Sebuah Refleksi; (3) Dakwah Kemanusiaan Semesta; Tantangan, Model dan Strategi. Sebanyak 1200 peserta baik offline maupun online  dari seluruh Indonesia mengikuti pengajian Ramadan PP Aisyiyah ini.

Kegiatan ini  menjadi momentum untuk memperkuat komitmen dalam menyebarkan dakwah kemanusiaan semesta serta meneguhkan peran Aisyiyah sebagai garda terdepan dalam misi kemanusiaan dan perdamaian.

Beri bantuan 3

Dalam momentum bulan suci Ramadhan, Lazismu (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah) UNISA Yogyakarta bersama Mahasiswa Sadar Infaq dan Shodaqoh (MADARIS) bergerak untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.

Acara pembagian 200 paket sembako dilaksanakan di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan pada Kamis (21/03). Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc. selaku Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta menyatakan bahwa 200 mahasiswa yang hadir merupakan mahasiswa terpilih yang beruntung mendapatkan bantuan dari Lazismu UNISA Yogyakarta.

Ketua Lazismu UNISA Yogyakarta, Hilmi Zadah Faidullah, S.St., M.Sc., menyatakan bahwa MADARIS Unisa telah berjalan lebih dari dua langkah di depan dibandingkan MADARIS di perguruan tinggi lainnya. Kehadiran MADARIS dan Lazismu UNISA tidak hanya sebatas memberikan bantuan, tetapi juga memberikan dukungan kepada mahasiswa yang mengalami kendala keuangan selama proses perkuliahan.

Menurut Hilmi, sinergi antara MADARIS dan Lazismu UNISA memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan yang lebih efektif kepada mahasiswa yang membutuhkan, terutama dalam konteks bantuan keuangan. Langkah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa mengatasi hambatan finansial yang mungkin mereka hadapi dalam menyelesaikan pendidikan mereka.

Pembagian paket sembako ini merupakan bagian dari upaya Lazismu UNISA Yogyakarta untuk memberikan kontribusi positif kepada civitas kampus, terutama dalam memastikan kebutuhan dasar seperti makanan terpenuhi, terutama di tengah-tengah bulan yang penuh berkah ini. Semoga bantuan ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi para mahasiswa penerima serta menjadi inspirasi bagi mahasiswa di lingkungan kampus.