Panti asuhan muhammadiyah 1

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) dan BEM Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Humaniora Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yoogyakarta mengadakan kegiatan bakti sosial di Panti Asuhan Muhammadiyah Nanggulan Grubug, Jati Sarono, Kec. Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo (9/6). Dalam kegiatan tersebut, BEM FIKes dan BEM FEISHum UNISA Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kulon Progo yang kemudian kegiatannya disebut dengan BEM Sharing Hapiness (BSH) 2024.

Wahyuni Fanlai, selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan program kerja departemen Asosma (Agama, Sosial, dan Masyarakat) BEM FIKes UNISA yang kemudian berkolaborasi dengan BEM FEISHum UNISA Yogyakarta yang mengimplmentasikan aksi peduli manusia.

“Kegiatan ini bertema BEM SHARING HAPPINES yaitu BEM sebagai berbagi kebahagiaan, kami harap kedatangan kami dapat memberi sedikit kebahagiaan bagi teman-teman maupun adik-adik panti sekalian. Lewat ilmu maupun pengetahuan yang di bagikan semoga dapat bermanfaat bagi adik- adik dan  kita semua yang ada di sini. Berjalannya acara pada pagi hari ini tidak lepas dari campur tangan para donatur dari berbagai pihak yang telah memberikan donasi untuk berjalannya acara pada pagi hari ini” Ungkap Wahyuni.

Dalam Sambutannya, Ilham Ramadan selaku Gubernur BEM FIKes UNISA Yogyakarta menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan aksi sosial mahasiswa dalam menerapkan Tri Dharma perguruan tinggi.

“Kegiatan sosial ini merupakan implementasi dalam perguruan tinggi tentang pengabdian masyarakat dan merupakan keperdulian kita terhadap sesama manusia. Kegiatan ini berkolaborasi dengan BEM Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Humaniora, harapannya dengan kegiatan kami ini kedepannya dapat menjadi motivasi untuk mahasiswa-mahasiswa untuk lebih peduli mengenai sosial dan kemanusiaan” Ucap Ilham.

Dalam Sambutannya, Ades Adelia Puspitasari selaku Gubernur BEM FEISHum UNISA Yogyakarta menyampaikan bahwa BSH ini sebagai sarana mahasiswa untuk selalu memberikan manfaat kepada Masyarakat sosial.

“Dengan semangat dalam berkolaborasi ini kami mengangkat tema, Satu Langkah dalam Berbagi, Satu Visi dalam Kebersamaan yang harapannya dapat menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sosial, mempererat rasa kebersamaan dan saling peduli. Melalui kegiatan ini juga semoga menjadi langkah kecil yang dapat memberikan manfaat nyata bagi diri kita maupun lingkungan.” Ucap Ades.

Wakil Dekan FEISHum UNISA, Nurfitri Mutmainah, S.IP., M.PA menambahkan bahwa harapannya dengan terselenggaranya BSH ini dapat memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kebahagiaan bagi anak anak.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh perguruan tinggi sebagai salah satu wujud dan komitmen perguruan tinggi untuk membantu masyarakat dalam hal baik pemberdayaan masyarakat maupun peningkatan pengetahuan kepada masyarakat. Sasaran pada kesempatan kali ini adalah Panti Asuhan Nanggulan yang harapannya melalui kegiatan ini dapat benar-benar bermanfaat bagi adik-adik semua, yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta memberikan kebahagiaan untuk adik-adik yang mana sesuai dengan nama program kita yaitu “Sharing Happiness” maka adik-adik harus bahagia.”

Zamroni, selaku Ketua Panti Asuhan Muhamadiyah Nanggulan menyampaikan bahwa program yang dilaksanakan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi anak-anak di panti Asuhan Muhammadiyah Nanggulan.

“Saya selaku ketua pengurus panti asuhan mengucapkan selamat datang dan terimakasih kepada adik-adik UNISA atas kedatangan dan program yang di laksanakan di panti asuhan ini, semoga dapat mengeratkan tali silaturahmi kita antara UNISA dengan panti Asuhan Muhammadiyah Nanggulan, mudah-mudahan ilmu yang disalurkan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi anak-anak kami di panti Asuhan Muhammadiyah Nanggulan” Tutur Zamroni.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kulon Progo. Dalam sambutan Bapak Rosiman, S.ST selaku perwakilan dari dinas menguapkan bahwa peran serta masyarkat dalam membantu pergerasakan sosial itu sangat penting.

“Penyelenggaraan kegiatan sosial merupakan bentuk partisipasi masyarkat di dalam membantu pemerintah dalam mensejahterakan sosial, tugas dari pemerintah itu banyak sekali dan  jika tidak ada peran dari masyarkat makan tugas itu tidak dapat terjalan dengan maksimal.

Kami atas nama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kulon Progo, mengucapkan semoga semua kebaikan  yang di lakukan bapak ibu pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Nanggulan dapat menjadi amal. Serta kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) dan BEM Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Humaniora Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang telah mengadakan kegiatan bakti sosial di Panti Asuhan Muhammadiyah Nanggulan Grubug” ujar Bapak Rosiman.

Dalam kegiatan BSH, Pihak panitia menyelenggarakan penyampaian materi tentang jajanan yang sehat terhadap anak anak yang diikuti 40 anak dengan rentang usia maksimal 12 Tahun. Setelah penyampaian materi, panitia memberikan PMT yakni pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk menstimulasi tumbuh kembang pada anak sebelum memasuki usia remaja. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memberikan makan siang yang bergizi dalam kegiatan BSH. Harapannya dengan pemberian makan dengan gizi seimbang, kebutuhan nutrisi pada anak dapat terpenuhi.

Setelah rangkaian acara tersebut berakhir, panitia mengadakan games dengan peserta anak panti untuk stimulasi sensori yang dapat mengasah kemampuan kognitif pada anak. Kegiatan BSH juga mengumpulkan donasi sebanyak Rp. 1.210.00,00 yang kemudian diserahkan ke pengelola Panti Asuhan untuk membantu operasional Panti Asuhan. Harapannya dengan adanya kegiatan BSH, mahasiswa dapat tergerak untuk menginisiasi kegiatan sosial sebagai misi kemanusiaan.

Paritrana award 2

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berhasil meraih penghargaan sebagai peringkat kedua terbaik dalam kategori Bidang Pendidikan pada ajang Paritrana Awards Tahun 2023. Penghargaan ini diserahkan secara simbolis oleh KGPAA Paku Alam X, Wakil Gubernur DIY, kepada Dr. Yuli Isnaeni, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom, Wakil Rektor II UNISA Yogyakarta, dalam acara yang berlangsung di Bangsal Kepatihan Pemerintah DIY, Selasa (25/06).

Paritrana Awards adalah penghargaan yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada pemerintah daerah, pelaku usaha, dan institusi pendidikan yang menunjukkan komitmen tinggi dalam pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan. Penghargaan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kesadaran dan kepatuhan terhadap perlindungan sosial bagi tenaga kerja di Indonesia.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menyampaikan ucapan selamat kepada UNISA Yogyakarta.

“Selamat semoga dengan diraihnya penghargaan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan akan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan,” ujarnya.

Yuli mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas penghargaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kategori Badan Usaha Sektor Pendidikan.

“Penghargaan ini menjadi bukti nyata atas komitmen kami sebagai universitas yang telah terakreditasi unggul, dalam memastikan kesejahteraan dan perlindungan bagi seluruh pegawai Universitas `Aisyiyah Yogyakarta,” tutur Yuli.

Ia juga menambahkan bahwa penghargaan ini mencakup fasilitas jaminan sosial ketenagakerjaan untuk mahasiswa yang menjalankan praktik kerja lapangan atau magang di luar kampus. “Kami berharap seluruh pegawai dan mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek, merasa nyaman dan terlindungi sehingga dapat meningkatkan kinerja dan prestasi. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan bekerja keras untuk mencapai prestasi ini.”

Dengan diraihnya penghargaan ini, UNISA Yogyakarta diharapkan dapat terus meningkatkan kontribusinya dalam menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang aman dan terlindungi, demi kesejahteraan seluruh civitas akademika.

Masa nifas

Masa Nifas ialah sebuah masa sesudah plasenta lahir serta juga berakhir disaat berbagai macam alat kandungan sudah kembali seperti di keadaan sebelum mengalami masaa kehamilan. Tahapan pemulihan kesehatan di era ataupun masa nifas ini membutuhkan asuhan dari seorang bidang yang secara keseluruhan serta merupakan masa yang dimana dilaluinya oleh tiap-tiap dari para wanita sesudah melakukan tindakan melahirkan. Di masa ini bisa terjadi sebuah komplikasi persalinan baik itu dengan cara yang langsung ataupun tidaklah langsung. Masa nifas tersebut juga akan berlangsungnya dari sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggus etelah kelahiran ataupun selama 42 hari sesudah masa kelahiran berlangsung.

Di Indonesia menurut World Health Organizations didasarkan dari data World Health Organitation (WHO) Angka Kematian Ibu (AKI) di negara Indonesia telah mencapai jumlah sebanyak 228/100.000 dari angka kelahiran hidup, angka tersebut masihlah sangat jauh lebih tinggi jika dibanding dengan negara yang mencapai jumlah Vietnam 59/100.000, serta negara China dengan jumlah 37/100.000. perihal demikian menempatkannya negara Indonesia menjadi salah satu daripada negara dengan AKI yang paling tinggi, lalu untuk cakupan Asia, negara Indonesia ada pada peringkat tertinggi nomor 3 serta salah satunya ialah infeksi dengan hjumlah persentase sebanyak 50%. Menurut dari Badan Pusat statistic mengemukakan , bahwasanya angka kematian yang ada di negara Indonesia sudah mencapai di angka 189/100.000 Kelahiran hidup, serta Angka Kelahiran hidup yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki jumlah yang mencapai 58/ 100.000 Kelahiran hidup

Penyebab dari kematiannya ibu terbanyak yakni adannya suatu infeksi puerperium yang asalnya itu dari perlukaan jalan lahir yang adalah lokasi yang baik teruntuk tumbuh kembangnya kuman. ditemukannya masalah luka perineum yang dialaminya oleh sebanyak 75% ibu melahirkan pervaginam di tahun 2013 menemukannya yakni dari total keseluruhan dengan jumlam sebanyak 1951 kelahiran spontan pervaginam, terdapat sebanyak 57% ibu memperoleh jahitan perineum dengan jumlah 28% dikarenakan episiotomi serta 29% lainnya dikarenakan adanya robekan yang secara spontan. Pada perihal demikian bisa disebabkannya dikarenakan daya tahan tubuhnya seorang ibu yang rendah sesudah pasca melahirkan, perawatan serta juga kebersihan perineum yang tidaklah begitu baik.

Pengupayaan yang bisa dilakukannya teruntuk mencegah terjadinya risiko infeksi yakni dengan melakukannya tindakan perawatan luka perineum, perawatan luka ini dilakukannya dengan cara yang baik maka bisa membuat penyembuhan luka jadi perineumserta jadi jauh lebih cepat, peranan dari keluarga di masa penyembuhannya ibu nifas dengan melakukan pemberian dukungan secara psikologi, mengawasinya pola psikologi ibu, asupan makanan, pola istrirahat serta juga juga bisa dari adanya pemenuhan akan Vitamin A, dikarenakan Vitamin A bisa memberikan bantuan untuk proses inflamasi yang terjadinya pada masa-masa penyembuhan.Vitamin A dapat diperolehnya dari jeruk, wortel, kentang, serta juga telur.

Ketidaktahuannya ibu postpartum mengenai perawatan perineum yang baik serta juga benar bisa membuat terjadinya infeksi di area luka perineum, kemungkinannya terjadi infeksi bakal jauh lebih besar kepada para ibu yang mempunyai pengetahuan yang kurang ataupun rendah dikarenakan kesalahan yang ada pada perawatannya luka perineum serta juga apkah ibu postpartum itu sudah menerapkan makanan yang tinggi protein belum dikarenakan pemenuhan akan kebutuhannya protein makin mengalami peningkatan teruntuk memberikan bantuan dalam penyembuhannya luka baik itu yang ada di dinding rahim atau yang ada di luka jalan lahir yang mengalaminya sebuah tindakan jahitan, protein tersebut diperlukan teruntuk dijadikannya sebagai zat pembangun yang melakukan pembentukan jaringan otot tubuh serta melakukan percepatan terkait dengan pemulihan luka yang kembali, serta juga mobilisasi dini apakah di terapkan tidak pada masa ibu postpartum karenajika terapakan dapat membuat berbagai otot perut serta panggul bakal kembali menjadi normalsehingga jadi kuat serta menguranginya rasa sakit, fungsi usus serta kandung kencing lebih baik serta mempercepatkannya berbagai organ tubuh kembali seperti semuadan membuat sirkulasi darah jadi lancar ataupun juga normal.

Bidan sebagai seorang edukator pada praktik yang dilakukannya memberi pendidikan kesehatan pada ibu postpartum serta juga keluarga dengan cara mempergunakan leaflet ataupun media konseling secara langsung. Leaflet dipergunakan dikarenakan mempunyai kelebihan yakni adanya sebuah informasi yang jauh lebih terperinci serta mendetail maupun juga gampang teruntuk dibawa kemana saja. Diharap sesudah diberinya pendidikan kesehatan yang dilakukan denganleaflet serta konseling, pengetahuan dari ibu postpartum serta keluarganya juga bakal mengalami peningkatan. Dengan adanya pengetahuan yang mengalami peningkatan ini diharapkannya untuk bisa memberikan sebuah kontribusi pada pengupayaan dalam pencegahan infeksi ataupun komplikasi teruntuk membuat angka kematian ibu menurun dan juga meningkatkannya derajat kesehatan untuk para keluarga.

Perihal yang perlu diperhatikannya oleh ibu selama masa nifas:

  • Melakukannya tindakan kunjungan maupun kontrol dengan waktu minimal sebanyak 4 kali, yakni pada 6 jam, 6 hari, 2 minggu, serta juga 6 minggu sesudah masa persalinan.

Tujuan dari pentingnya melakukan kontrol / Kunjungan nifas adalah dengan melakukannya kunjungan sampai dengan 40 hari masa ibu nifas, bidan bisa melakukan pemantauan terhadap adanya berbagai macam perubahan yang terjadinya kepada ibu nifas seperti halnya tahapan involusio, memantau banyak tidaknya perdarahan serta juga tahapan laktasi.

  • Memelakukan pemeriksaan terhadap tekanan darah, kondisi perineum, perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, tanda infeksi, temperatur dengan cara yang rutin, serta juga tinggi fundus.
  • Memberikan penilaian terhadap fungsi cerna, fungsi berkemih, sakit kepala, penyembuhan luka.
  • Memastikan kondisi dar psikologis ibu masih dalam keadaan yang baik. Bagaimana suasana dari emosi yang dirinya miliki, pastikan juga memperoleh sebuah dukungan dari keluarga, serta juga dari pasangan. Dikarenakan dukungan psikologis pada ibu nifas bisa mencegah terjadinya depresi serta juga kecemasan kepadanya.
  • Memberikan edukasi tanda bahaya pada ibu nifas seperti kalau terjadinya perdarahan yang secara berlebih, demam, sekret vagina berbau, sesak ataupun kelelahan, nyeri perut berat, bengkak di wajah serta juga pada alat gerak, dan payudara bengkak dan terasa nyeri. Dikarenakan pengetahuan dari keluarga serta juga ibu nifas mengenai berbagai macam tanda bahaya ibu nifas sangat di perlukan supaya ibu nifas serta keluarga bisa dengan segera datang ke fasilitas kesehatan jika sedang mengalaminya tanda bahaya pada masa-masa nifas seperti yang sudah diuraikan tersebut.
  • Memberikan edukasi tentang Vulva hygiene karena pada Masa nifas menimbulkannya suatu komplikasi yang diantaranya yakni membuat adanya infeksi di luka jahitan ataupun pada kulit, sehingga membuat proses penyembuhan luka jahitan menjadi lambat hingga diperlukannya untuk dilakukannya kebersihan terhadap vulva serta juga perineum dikarenakan bisa membuat pencegahan terhadap timbulnya iritasi serta memberi perasaan yang nyaman kepada ibu nifas.
  • Menjaga pola istirahat Pada ibu postpartum yang memerlukan istirahat serta juga tidur yang cukup yang sangat berguna teruntuk membuat ASI menjadi lancar keluarnya, melakukan percepatan terhadap tahapan involusi uterus, dan memulihkannya situasi maupun keadaan sesudah hamil maupun melahirkan supaya bisa menjalani kegiatan sehari-hari dikarenakan kalau kurang istirahat ataupun tidur pada ibu postpartum bakal membuat suplai ASI menjadi berkurang, proses involusi uterus menjadi lambat, serta juga membuat ketidakmampuannya ibu dalam merawat bayi dan merasa depresi.
  • Memberi sebuah edukasi kepada ibu mengenai gizi seimbang terutama dalam hal memperbanyak mengkonsumsi protein. Secara teori gizi seimbang ialah susunan daripada makanan sehari-hari yang memiliki kandungan akan zat gizi pada jenis serta juga jumlah yang disesuaikannya pada kondisi maupun kebutuhan tubuh, gizi seimbang salah satunya yakni teruntuk membuat penyembuhan luka pereium menjadi cepat ialah protein. Protein sangatlah begitu mempengaruhinya tahapan dari penyembuhannya luka perineum dikarenakan protein memiliki kegunaan maupun fungsi yang khas yang tidaklah bisa digantikannya oleh zat gizi yang lainnya, yakni pemeliharaan jaringan tubuh, pertumbuhan, serta juga perbaikannya sebuah jaringan, salah satu daripada contoh protein yakni seperti ikan, ayam , kacang- kacangan, serta juga telur.
  • Edukasi terkait dengan kapan senggama aman dilakukannya setelah melakukan tindakan persalinan serta juga perencanaan kehamilan berikutnya dan penggunaannya  alat kontrasepsi, tujan dari hal tersebut yakni supata organ reproduksi menjadi jauh lebih cepat pulih serta meminimalisir terjadinya risiko infeksi terhadap rahim. Serta juga mengaturkan jarak kelahiran anak, meningkatkannya kesejahteraan dari para keluarga, sekaligusnya juga membuat naik angka harapan hidup bayi serta ibu.
  1. Memberikan edukasi tentang pentingnya Bounding attachment.Bounding attachment yang dilakukan yaitu, tidak memisahkan ibu serta bayi pada masa nifas jadi ibu serta bayi berada di dalam satu ruangan, selalu memperhatikan kelekatan bayi dengan cara ibu selalu merawat bayinya. Manfaat dari Bounding attachment yaitu bayi merasa diperhatikan, dicintai, bayi merasa aman, memperkuat hubungan emosional yang ada diantara orang tua dnegan bayi, membantu orang tua lebih peka terhadap kebutuhan dan sinyal bayi
  2. Memberikan edukasi kepada ibu cara menyusui yang benar. Hal ini bemanfaat dalam mencegah lecet pada putting, mencegah bengkak pada payudara. Secara teori ibu dapat paham tentang pentingnya edukasi menyusui yang benar akan membangun sebuah ikatan emosional yang cukup kuat diantara ibu dengan bayi, dan bayi mendapatkan asupan nutrisinya secara optimal.
  3. Memberikan edukasi tentang pentingnnya mengkonsumsi vitamin dikarenakan pemberian vitamin A pada ibu nifas bertujuan teruntuk meningkatkannya kualitas daripada ASI, lalu meningkatkannya daya tahan tubuh, membantu pemulihan kesehatan pasca bersalin. Pemberian Antinyeri yang diberikan berupa Ibu Profen dengan dosis 200 gram bertujuan untuk untuk membantu mengurangi rasa nyeri penyebab ketidaknyamanan pada pasca bersalin

Dampak dari kurangnya edukasi pada masa nifas adalah infeksi jalan lahir, oedema, sehingga terjadi jahitan luka yang terbuka yang bisa menimbulkan sebuah perdarahan. Teruntuk hal demikian, sangatlah begitu penting dilakukannya sebuah kunjungan masa nifas ataupun edukasi tentang nifas sesuai pada standarisasi maupun anjuran yang telah ditetapkan. Berbagai macam perihal kecil ini bisa berefek besar kalau tidaklah dengan segera dilakukan sebuah penanganan yang baik dan juga tepat.

Oleh : Amelia Puspasari, Rosmita Nuzuliana*
Mahasiswa D3 Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta

Posyandu 3

Angka stunting akibat kekurangan gizi kronis pada masa pertumbuhan, bukan hanya masalah kesehatan semata, tetapi juga ancaman serius bagi generasi masa depan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), prevalensi stunting naik dari 16,4% menjadi 18% menurut data terbaru BKKBN tahun 2024. Ini menunjukkan perlunya langkah konkret, termasuk evaluasi mendalam terhadap metode pengukuran dan keakuratan alat yang digunakan.

BKKBN merespons kenaikan prevalensi dengan mengeluarkan Edaran Kepala BKKBN No. 3 Tahun 2024, menekankan pentingnya intervensi serentak dalam pencegahan stunting di DIY. Program intervensi melibatkan Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dalam pemberdayaan untuk melakukan intervensi yang besar.

Mahasiswa Magister Kebidanan dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta terlibat langsung melalui program praktek pemberdayaan di Puskesmas Umbulharjo I dan II untuk mengevaluasi kendala yang dihadapi kader posyandu dalam pelaksanaan intervensi serentak pencegahan stunting. Kader tidak hanya melakukan penimbangan secara rutin, tetapi juga berkolaborasi dengan puskesmas untuk memberdayakan ibu-ibu dalam memahami pentingnya gizi bagi anak-anak mereka. Melalui pengukuran berat badan dan pemantauan gizi setiap bulan, kader posyandu berperan kunci dalam pemantauan tumbuh kembang balita.

Evaluasi terhadap metode pengukuran dan alat yang digunakan di posyandu krusial untuk data yang akurat. Ibu Witriastuti Susani Anggraeni, SE., MM selaku Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting BKKBN menekankan peningkatan kualitas layanan posyandu, pelatihan kader, dan integrasi program gizi sebagai strategi menurunkan stunting. BKKBN DIY juga telah berhasil menginisiasi program melalui pengajuan dana keistimewaan DIY dengan pemberian 2 telur sehari untuk keluarga berisiko stunting sejak tahun 2023 dan dilanjutkan sampai tahun 2024.

“Ibu-ibu kader, meskipun pengangguran, memberikan kontribusi luar biasa. Mereka adalah ujung tombak dan ujung tombok. Tomboknya luar biasa juga,” ujar seorang kader.

Peningkatan kapasitas kader posyandu tentang pengukuran antropometri, pemantauan pertumbuhan, dan makanan balita menjadi fokus utama dalam menurunkan angka stunting. Kader posyandu berfungsi sebagai garda terdepan dalam menimbang dan mengukur balita, indikator utama status stunting anak. Pelatihan kader dalam pengukuran berat dan tinggi badan memungkinkan pengambilan keputusan tepat waktu menghadapi stunting. Peningkatan kapasitas kader posyandu adalah strategi krusial dalam percepatan penurunan stunting di DIY.

Selain pelatihan tentang pengukuran antropometri dan pemantauan pertumbuhan balita, kader posyandu perlu dilatih dalam teknik advokasi. Ini mencakup strategi komunikasi efektif untuk menyampaikan pentingnya penanganan stunting kepada masyarakat, orang tua, dan pemerintah setempat. Pelatihan juga mencakup cara mengakses dan memanfaatkan sumber daya dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk mendukung program pencegahan stunting di posyandu mereka.

Kolaborasi yang baik antara pemerintah, dinas kesehatan, puskesmas, pelaku usaha, perguruan tinggi, tim percepatan penurunan stunting, masyarakat dan media merupakan kunci sukses untuk mencapai target nasional dalam mengurangi stunting menuju tahun 2024.

Menggugah kesehatan 1

Di tengah peningkatan populasi lanjut usia di Indonesia, inovasi pemberdayaan lansia semakin diperhatikan. Menurut Susenas Maret 2023, 11,75% penduduk Indonesia adalah lansia, dengan mayoritas tinggal di perkotaan. Menyikapi tantangan kualitas hidup lansia, Mahasiswa S2 Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dalam rangka Praktik Pemberdayaan dalam Kebidanan meluncurkan sebuah program Inovasi “Sedaya Lansia” (Sehat dan Berdaya Bersama Lansia) untuk menggugah kesehatan dan kemandirian lansia. Pada kegiatan ini Prof. Dr. Mufdillah, S.SiT., M.Sc selaku penanggung jawab praktek pemberdayaan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Program “Sedaya Lansia” dilaksanakan melalui kolaborasi antara mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta  dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Serang. Kegiatan ini dilaksanakan dikediaman Sekretaris Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Serang, program ini menyasar lansia berusia 60 tahun ke atas dengan tujuan mengembalikan semangat hidup mereka dan menjadikan lansia sebagai aset berharga dalam pembangunan berkelanjutan.

Dengan moto “Sehat dan Berdaya Bersama Lansia,” program Sedaya Lansia mencakup berbagai kegiatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental lansia. Dari penyuluhan untuk menggugah kesehatan hingga kegiatan kreatif seperti ecobrick, para lansia diberikan pengetahuan mengenai pola hidup sehat, nutrisi yang baik, dan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.

Selain itu, mereka juga dilatih membuat kreativitas ecobrick, yang tidak hanya mengurangi limbah plastik tetapi juga memberikan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan “Ini pertama kalinya saya mengikuti kegiatan seperti ini. Sangat menyenangkan dan bermanfaat,” ujar seorang peserta program dengan antusiasme. Organisasi Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Serang berharap program ini berkelanjutan dan menginspirasi pemberdayaan lansia di seluruh Indonesia.

“Kami berharap dapat mengembangkan program ini karena sangat bermanfaat,” ujar perwakilan organisasi, demi tercapainya kesehatan dan kemandirian yang lebih baik bagi semua lansia.