Inovasi

PKM Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali memberikan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kali ini, tim pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta fokus pada kesehatan lansia dengan memperkenalkan “Marning”, sebuah matras khusus untuk posisi proning. Posisi proning, yaitu berbaring telungkup, diketahui efektif mengurangi sesak napas, terutama pada pasien dengan gangguan pernapasan.

Inovasi

Posisi proning memang memberikan manfaat yang signifikan, namun seringkali kurang nyaman dan sulit dilakukan oleh pasien, terutama lansia. Melihat hal tersebut, tim dosen Unisa yang terdiri dari Luluk Rosida S.ST.,M.KM, Eny Fitriadi S.ST M.Kes, dan Andry ariyanto M.Fis, mengembangkan matras “Marning” yang dirancang ergonomis dan mudah digunakan.

“Matras ‘Marning’ ini tidak hanya nyaman, tetapi juga aman dan terjangkau. Selain itu, pasien dapat melakukannya secara mandiri di rumah,” ujar Luluk, salah satu peneliti.

Tidak berhenti sampai di situ, tim PKM UNISA juga berkolaborasi dengan tim IT untuk mengembangkan alat pengecekan saturasi oksigen yang terintegrasi dengan aplikasi berbasis mobile. Dengan begitu, pasien dan tenaga kesehatan dapat memantau kadar oksigen secara berkala dan lebih mudah.

“Inovasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi lansia dalam mengelola kondisi pernapasan mereka,” tambah Danur Wijayanto M.Cs., anggota tim IT.

Penerapan inovasi matras “Marning” di Posyandu Lansia Griya `Aisyiyah Baiturahmah Patangpuluhan Yogyakarta disambut antusias oleh para lansia. Mereka merasa lebih nyaman dan yakin dalam melakukan posisi proning.

“Saya merasa lebih lega setelah mencoba matras ini. Sesak napas saya berkurang,” ungkap salah seorang lansia peserta kegiatan.

Penelitian dan pengembangan matras “Marning” ini mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui pendanaan tahun 2024. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat mendukung upaya-upaya inovasi yang berdampak langsung pada masyarakat.

Kolaborasi

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menunjukkan kolaborasi dalam komitmennya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Kali ini, kedua universitas yang masih berada dalam naungan persyarikatan Muhammadiyah ini bekerja sama menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Ketrampilan Teknik Instruksional (Pekerti) bagi dosen Fakultas Kedokteran dan Agama Islam di UNISA, Senin (23/09).

Kolaborasi

Pelatihan yang berlangsung selama satu minggu ini bertujuan untuk membekali para dosen dengan keterampilan yang diperlukan dalam merancang pembelajaran yang efektif, melakukan evaluasi pembelajaran, serta mengimplementasikan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Center Learning).

Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T mengatakan dalam berbagai tekanan pentingnya pengembangan kompetensi pedagogi di tengah perubahan paradigma kurikulum yang begitu cepat.

“Dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai materi akademik, tetapi juga harus mampu menyampaikan materi tersebut dengan menarik dan efektif sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa, ” ujarnya.

Wakil Rektor II UAD Dr. Norma Sari, M.Hum menambahkan bahwa pelatihan Pekerti merupakan salah satu bentuk implementasi dari izin yang telah diperoleh UAD dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai penyelenggara pelatihan pekerti.

“Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para dosen, khususnya dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital, ” imbuhnya.

Rektor UNISA Yogyakarta Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat menyambut baik kerja sama kolaborasi dengan UAD dalam penyelenggaraan pelatihan ini.

“Pelatihan Pekerti ini merupakan langkah awal yang baik bagi dosen kami untuk meningkatkan kompetensinya. Dengan bekal keterampilan baru, kami optimis dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan dunia kerja,” tuturnya.

Pelatihan Pekerti yang diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari 22 dosen Fakultas Kedokteran dan 8 dosen Agama Islam dan Kemuhammadiyahan, menyoroti empat tugas utama dosen, yaitu ranah personal, sosial, profesional, dan pedagogi. Secara khusus, pelatihan ini memberikan perhatian yang besar pada pengembangan kompetensi pedagogi, mengingat pentingnya kemampuan dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa.

Rekor Muri

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan berhasil memecahkan rekor MURI baru di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melalui kegiatan infaq menggunakan QRIS yang berlangsung di masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Sabtu (21/9). Sebanyak 2.115 mahasiswa baru UNISA turut berpartisipasi, menjadikan UNISA sebagai universitas pertama di Indonesia yang mencatat rekor infaq terbanyak dengan metode QRIS.

Rekor MURI

Kegiatan ini berlangsung sebagai bagian dari Masa Taaruf (MATAF) mahasiswa baru UNISA Yogyakarta 2024. Pencapaian ini tak hanya menjadi momen penting dalam pengembangan teknologi finansial untuk tujuan sosial, tetapi juga memperlihatkan bahwa transaksi amal kini dapat dilakukan semudah transaksi sehari-hari.

“Sekarang transaksi dunia itu mudah dengan QRIS, maka transaksi akhirat juga harus mudah dengan QRIS. Mudah-mudahan ini menjadi amal jariyah buat kita semua,” kata Moh. Ali Imron, S.Sos. M.Fis., Wakil Rektor 4 Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional UNISA, dalam sambutannya.

Kepala Biro Kemahasiswaan UNISA Yogyakarta, Yekti Satyandari,M.Keb., menyampaikan selain mencatatkan rekor, dana infaq yang terkumpul akan disalurkan untuk beasiswa mahasiswa yang membutuhkan. Dalam hal ini, UNISA bekerjasama dengan Lazismu untuk proses penyeleksian penerima beasiswa.

“Donasi ini akan digunakan untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan, sebagai bentuk kepedulian dari mahasiswa untuk mahasiswa. Harapannya, ini bisa menjadi langkah berkelanjutan untuk menciptakan lebih banyak kesempatan bagi para mahasiswa di masa depan,” tambah Yekti

Perwakilan MURI, Sri Widayati, mengumumkan bahwa rekor ini resmi tercatat dan memberikan apresiasi atas inovasi UNISA dalam mengintegrasikan teknologi modern dengan nilai-nilai sosial.

“Hari ini, UNISA Yogyakarta secara resmi tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia dengan infaq melalui QRIS oleh mahasiswa baru terbanyak, 2.115 peserta. Ini adalah pencapaian yang luar biasa!” ungkap Sri Widayati.

Wakil Rektor Moh. Ali Imron menambahkan, “UNISA tidak hanya menjadi institusi pendidikan, tetapi juga pelopor dalam memanfaatkan teknologi untuk membangun kesadaran sosial di kalangan mahasiswa, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi mereka dan masyarakat.”

Dengan rekor MURI ini, UNISA Yogyakarta telah membuktikan komitmennya dalam mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial melalui cara yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman.

Stunting 1

Untuk lawan stunting, dosen Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, yakni Suryani, S. Kep., Ns. M.Med.Ed, Agil Dhiemitra Aulia Dewi, S.Gz., MPH dan Andhita Dyorita Kh.,S.Psi,M.Psi, Psikolog telah menjalankan Pengabdian Masyarakat Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2024. Tim yang sekaligus pengurus Majelis Kesehatan Aisyiyah ini mengusung Inovasi KISS Pemberdayaan Kelompok Ibu Swabantu Stunting sebagai Penanganan Kasus Stunting pada Kelompok Ibu Aisyiyah Moyudan Sleman Yogyakarta.

Lawan Stunting

Program diawali dengan pelatihan Kelompok Ibu Swabantu Stunting yang digelar Jumat-Sabtu, 13-14 September 2024 di KB Ananda Barepan, Sumber Rahayu, Moyudan Sleman. Pelatihan diikuti oleh 16 Ibu Balita dan 6 Pengurus Makes Moyudan dengan materi penggunaan tikar stunting untuk deteksi pertumbuhan anak, latihan pengelolaan gizi dengan variasi menu pangan lokal, penggunaan diary meal plan untuk perencanaan gizi, dan parenting bahagia dengan manajemen stress. Pelatihan dilengkapi dengan pemberian paket bantuan media deteksi pertumbuhan anak dan pemberian bantuan Gizi untuk Balita.

Program ini merupakan tindak lanjut dari program bantuan Gizi oleh Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah D.I Yogyakarta dengan Lazizmu DIY yang diberikan sejak tahun 2023. Mengelola masalah stunting selain dengan bantuan gizi juga membutuhkan kemampuan Ibu tidak hanya terkait jenis menu tetapi juga cara pengolahan yang benar dan penyajian yang sehat untuk mengoptimalkan penyerapan gizi anak, melatih pola asuh dan manajemen stress sehingga peran dan ketahanan Ibu lebih optimal dan mendukung atmosfir positif untuk tumbuh kembang anak dan orang tua yang bahagia.

Program yang melibatkan mahasiswa dari ketiga prodi ini mengambil sasaran Ibu sebagai faktor lingkungan yang utama yang berperan terhadap tumbuh kembang  anak. Sehingga dalam program ini selain peningkatan kemampuan Ibu dalam mengelola masalah stunting juga pemberdayaan KISS Kelompok Ibu Swabantu Stunting diharapkan menjadi optimalisasi peran Ibu yang telah berhasil dalam menangani masalah stunting sebagai kelompok pendukung/ suport system bagi Ibu yang lain yang saat ini masih mengalami masalah stunting. Hal inilah yang menjadi unggulan Inovasi program KISS Swabantu Stunting ini.

Gebrakan ini disambut antusias oleh Pengurus Majelis Kesehatan Moyudan dan kelompok Ibu binaan. Mereka mengaku memiliki mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru. Selain itu, dengan adanya program KISS, ibu-ibu binaan semakin menyadari bahwa masalah stunting tidak hanya masalah pola makan saja, tapi juga sangat berkaitan dengan pengasuhan, pola komunikasi positif dan juga manajemen emosi yang sehat. Evaluasi program menunjukkan hasil yang positif dengan adanya peningkatan kemampuan ibu serta kesiapan sebagai kelompok pendukung program Stunting.

Kolaborasi antara ilmu Keperawatan, Gizi dan Psikologi dengan sinergi bersama Aisyiyah menjadi pendekatan untuk bisa memaksimalkan Program Kesehatan Nasional dengan memberdayakan kelompok Ibu agar semakin menyadari pentingnya gizi, pola asuh sehat serta manajamen stress dalam lawan stunting.

Bimbingan Teknis 1

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali memperkuat perannya dalam pengembangan pendidikan tinggi dengan menjadi tuan rumah kegiatan Bimbingan Teknis dan Klarifikasi Usul Program Studi. Acara ini diselenggarakan di Gedung Siti Moendjiyah Lantai 2 UNISA Yogyakarta, Jumat (20/9) dalam rangka usulan perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Kegiatan ini diinisiasi oleh Direktorat Kelembagaan Kemendikbud Ristek Dikti bekerjasama dengan Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah.

Bimbingan Teknis

Acara ini dihadiri oleh 55 peserta yang mengikuti secara luring dan diselenggarakan dalam format hybrid. Dalam sambutannya, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron, S.Sos., M.Fis, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini di UNISA.

“Kami mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta. Setiap upaya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, UNISA berkomitmen untuk terlibat secara aktif. Kami berharap Bimbingan Teknis ini berjalan dengan lancar dan membawa manfaat besar bagi pengembangan perguruan tinggi,” ujarnya.

Beliau juga mengutip Al-Mujadilah ayat 11 yang menyatakan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang berilmu. “Universitas adalah salah satu pilar dalam menciptakan pendidikan yang baik. Hanya melalui pendidikan yang berkualitas, kita mampu mencegah kehancuran suatu peradaban,” tambahnya.

Di akhir sambutannya, M. Ali Imron juga menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam persiapan acara ini dan berharap kegiatan ini mampu memperkuat relevansi dan peran UNISA di masyarakat.

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno dari Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah turut memberikan arahan. Ia menegaskan pentingnya membangun program studi yang dapat dipercaya oleh masyarakat. “Prodi baru yang mendapat kepercayaan masyarakat ditandai dengan meningkatnya minat untuk memilih prodi tersebut. Menggarap proposal dengan sungguh-sungguh adalah bagian dari usaha mendapatkan rida Allah SWT,” tuturnya.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, UNISA Yogyakarta semakin memperkokoh perannya dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama dalam hal pengembangan program studi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.