Bersih Sungai

Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan menggelar kegiatan Sport and Art Everyweek (SAE) bertajuk “FST Down to Earth”. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan tenaga pendidik UNISA Yogyakarta dalam aksi nyata membersihkan sampah di sungai sekitar kampus, Sabtu (23/11).

Tidak hanya membersihkan sungai, kegiatan ini juga dipadukan dengan inovasi teknologi. Tim dari Prodi Teknologi Informasi berhasil mengembangkan sensor TDS (Total Dissolved Solids) yang berfungsi mengukur kualitas air. Sensor canggih ini kemudian dipasang di aliran kali untuk memantau kualitas air secara berkala.

“Sensor TDS ini merupakan hasil karya dari laboratorium prodi Teknologi Informasi kami. Harapannya, dengan adanya sensor ini kita bisa memantau kualitas air secara real time dan mengambil tindakan lebih lanjut jika terjadi perubahan yang signifikan,” ujar Dekan FST UNISA Yogyakarta, Tika Ainnunisa Fitria, S.T., M.T., Ph.D.

Selain itu, untuk melengkapi upaya pelestarian lingkungan, kegiatan dilanjutkan dengan penaburan benih ikan nila. Langkah ini bertujuan untuk menyeimbangkan ekosistem sungai dan menjaga keberlangsungan sumber daya ikan.

“Kegiatan FST Down to Earth ini merupakan kolaborasi yang sangat baik antara ketiga prodi di FST, yaitu Arsitektur, Bioteknologi, dan Teknologi Informasi. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya bermanfaat secara teoritis, tetapi juga dapat memberikan solusi nyata bagi permasalahan lingkungan,” tambah Tika.

Kegiatan SAE FST Down to Earth ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagi kampus lain dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi laboratorium hidup bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari secara langsung.

Mahasiswa 2

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar Public Hearing Bersama Mahasiswa UNISA Yogyakarta dengan tajuk “SUARA” atau Sampaikan Usul, Aspirasi, dan Rekomendasi Anda, di Gedung Siti Moendjijah Kampus UNISA Yogyakarta, Sabtu (23/11/2024). Kegiatan ini sebagai ruang yang demokratis untuk mahasiswa menyampaikan aspirasinya. 

“Hari ini kita (Pihak kampus UNISA Yogyakarta) lebih banyak mendengar dari mahasiswa. Mendengar itu penting, untuk proses pembelajaran lebih baik,” ungkap Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron, M.Fis. 

Imron mengatakan pihak kampus akan berusaha secepat mungkin menindaklanjuti apa yang menjadi saran dan masukan dari mahasiswa. Meski begitu, beberapa hal diakui Imron mungkin saja perlu waktu lebih panjang. 

“Kadang jawaban perlu perenungan. Maka akan secara regular kita adakan (public hearing), sehingga ada tindak lanjut dan evaluasi. Tiga bulan sekali akan kita lakukan kegiatan ini,” ungkap Imron.

Imron mempersilahkan mahasiswa setiap agenda public hearing untuk menyampaikan masukan atau ide, guna meningkatkan proses pembelajaran di UNISA Yogyakarta semakin baik. “Kami akan memfasilitasi teman-teman jadi mahasiswa unggul,” ucap Imron.

Diketahui public hearing internal yang diinisiasi Biro Humas dan Protokol UNISA Yogyakarta dengan tajuk SUARA ini merupakan kali pertama digelar. Sebelumnya, kegiatan public hearing juga diselenggarakan dengan pihak eksternal beberapa waktu lalu bersama awak media.

Dalam public hearing kali ini, mahasiswa mengharapkan adanya sejumlah peningkatan fasilitas di kampus UNISA Yogyakarta. “Harapannya fasilitas bisa dicek kembali, sehingga kami yang kuliah semakin nyaman,” ucap perwakilan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Humaniora (FEISHum) UNISA Yogyakarta, Nurmala Devi Lestari.

Sejumlah masukan lain yang disampaikan mahasiswa berkaitan dengan peningkatan kenyamanan di lingkungan sekitar UNISA Yogyakarta, kemudian juga ada masukan berkaitan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Public hearing yang terselenggara kali ini berjalan interaktif. Beberapa keluhan yang disampaikan oleh mahasiswa juga telah mendapat solusi. Selain dihadiri perwakilan mahasiswa, public hearing ini juga dihadiri Pimpinan Universitas, Fakultas, Ketua Program Studi, Kepala Unit Kerja di lingkungan UNISA Yogyakarta.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Agama Islam, Kemuhammadiyahan, UNISA Yogyakarta, Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc., menyambut baik kegiatan public hearing ini. Ia juga menyarankan ke depan agar ada rekomendasi-rekomendasi yang muncul. “Mendorong rekomendasi yang bagus, untuk pencegahan (hal buruk), dan untuk peningkatan (hal baik). Perbaikan kita semua,” ujarnya.

Sdm Unggul 1

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sebagai pusat pendidikan tinggi Islam yang unggul, dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan Leadership Training yang diselenggarakan oleh Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kegiatan yang berlangsung di ruang sidang gedung Siti Moendjijah, Jumat (22/11) diikuti oleh perwakilan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) dari seluruh Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kepemimpinan di lingkungan PTMA, para peserta dibagi menjadi lima rombongan untuk mengunjungi beberapa PTMA Unggul, termasuk UNISA Yogyakarta, UAD, UMY, UMS, dan UNIMMA. Di setiap universitas, peserta berkesempatan untuk berdialog langsung dengan pimpinan kampus dan pimpinan unit terkait, serta mengamati secara langsung sistem kerja unit-unit tertentu.

Wakil Rektor IV UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron, M.Fis, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta. Ia juga mengungkapkan bahwa UNISA berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia yang unggul.

“Kami sangat senang dapat menyambut para peserta Leadership Training di UNISA. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat saling belajar dan bertukar pikiran untuk menciptakan good university governance. Selain itu, kami juga memohon restu doa dari semuanya karena UNISA akan segera membuka program studi S2 Keperawatan, S3 Kebidanan, Profesi Arsitek, dan Profesi Gizi,” ujar Imron.

Ghofar Ismail, S.Ag., M.Ag. dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan yang baik bagi PTMA untuk saling belajar dan berkontribusi dalam pengembangan pendidikan tinggi Islam.

“Kami sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Dikti untuk mengadakan kegiatan ini. Salah satu fokus utama kita adalah program internalisasi nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah. UNISA dengan slogan ‘Unggul, Profesional, dan Qur’ani’ sangat cocok untuk menjadi tuan rumah kegiatan ini,” tutur Ghofar.

Kegiatan Leadership Training ini diikuti oleh perwakilan dari delapan PTMA yang tersebar di seluruh Indonesia. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan di masing-masing perguruan tinggi.

Demokratis

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menorehkan sejarah baru dalam kehidupan demokrasi. Pada hari Minggu kemarin, Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Keluarga Mahasiswa UNISA Yogyakarta resmi dilantik. Pelantikan yang berlangsung di Ruang Sidang Gedung Siti Moendjijah ini menandai dimulainya babak baru dalam Pemilihan Umum Raya Mahasiswa (PEMIRA) yang lebih jujur, transparan, dan berintegritas.

Acara pelantikan yang berlangsung khidmat ini turut mengundang narasumber kompeten, yaitu Bdn. Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes selaku Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UNISA Yogyakarta dan Fajrus Shodiq, S.IP., M.KP. sebagai pengajar Administrasi Publik UNISA Yogyakarta dan juga MPM PP Muhammadiyah. Keduanya memberikan pembekalan kepada KPUM dan Bawaslu dalam stadium umum bertajuk “Mencetak Pemimpin Masa Depan: Pendidikan Politik dan Partisipasi Mahasiswa dalam Demokrasi Kampus”.

Presiden Mahasiswa UNISA Yogyakarta, Esa Jongko Budi Angkoso, dalam perayaannya menyampaikan harapan besar agar pelantikan ini menjadi momentum awal dalam melahirkan generasi pemimpin baru yang berkualitas.

“Mari kita jadikan momentum pelantikan ini sebagai langkah awal dalam menyongsong era demokrasi dan mencetak pemimpin baru,” ujar Esa.

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UNISA Yogyakarta, Bdn. Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes memberikan apresiasi dan semangat kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pelantikan dan persiapan PEMIRA. Ia juga mengajak seluruh mahasiswa UNISA untuk aktif berpartisipasi dalam pesta demokrasi kampus ini.

“Selamat dan sukses kepada KPUM dan Bawaslu KM UNISA. Mari semua teman-teman mahasiswa UNISA bisa terlibat dan berpartisipasi menyukseskan PEMIRA KM UNISA, karena PEMIRA KM Unisa bukan hanya milik KPUM dan Bawaslu,” tegas Yekti.

Dengan dilantiknya KPUM dan Bawaslu KM UNISA, kini kedua lembaga ini resmi mengemban tugas besar dalam menyelenggarakan PEMIRA yang berkualitas. Semangat kolaborasi, integritas, dan tanggung jawab menjadi bekal utama mereka dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.

Kesehatan Global 1

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melalui Aisyiyah Center dan Pusat Studi Perempuan Keluarga dan Bencana (PSPKB) kembali menjadi tuan rumah diskusi ilmiah bertaraf internasional dengan menggelar Focussed Group Discussion (FGD) bertema ‘Etika Lingkungan dalam Mewujudkan Kesehatan Global: Tantangan dan Solusi’ di ruang meeting Gedung Siti Moendjiyah, Selasa (19/11/2024). Etika lingkungan dinilai menjadi bagian penting dalam kehidupan.

Wakil Rektor II Bidang Umum dan SDM UNISA Yogyakarta, Dr. Yuli Isnaeni, M.Kep., Sp.Kom., yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya penerapan etika lingkungan mulai dari hal-hal sederhana, seperti pengelolaan limbah. “Etika lingkungan adalah fondasi untuk menciptakan kesehatan global yang berkelanjutan. Dengan pendekatan berbasis nilai, kita dapat menghadapi tantangan masa depan dan menemukan solusi terbaik,” ujar Yuli.

Prof. Dr. Dr. h.c. mult. Christoph Stuckelberger, seorang pakar etika dari Fakultas Teologi yang memiliki spesialisasi di bidang etika ekonomi, etika lingkungan, etika politik, dan etika pembangunan, menjelaskan bahwa etika lingkungan tidak hanya berbicara tentang manusia, tetapi juga mencakup hubungan manusia dengan non-manusia, seperti tumbuhan, hewan, udara, dan air. “Etika pada dasarnya adalah tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk, serta standarisasi kehidupan yang baik. Cabangnya meliputi bioetika, etika komunitas, hingga etika lingkungan,” ungkapnya.

Stuckelberger juga menekankan pentingnya air bersih dan udara bersih sebagai dua elemen utama dalam kesehatan global. Menurutnya, air memiliki nilai sakral dalam berbagai agama, termasuk Islam, yang memandang air sebagai sumber utama kesehatan dan keberlanjutan hidup.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai agama dalam pengelolaan lingkungan. Misalnya, menggunakan teknologi modern untuk membersihkan air sekaligus bekerja sama dengan berbagai institusi dan perguruan tinggi. “Kendati dunia menghadapi tantangan besar, kita harus tetap berusaha. Bahkan jika dunia akan berakhir, tanamlah pohon. Nilai ini diangkat dari ajaran Islam yang menanamkan harapan dan tindakan nyata,” tambahnya, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW:

“Kendatipun hari kiamat akan terjadi, sementara di tangan salah seorang di antara kamu masih ada bibit pohon kurma, maka hendaklah ia menanamnya.” (HR Imam Ahmad).

UNISA Yogyakarta diharapkan dapat terus berkontribusi dalam menyebarkan pemahaman dan praktik etika lingkungan, baik di tingkat lokal maupun global. Kolaborasi dengan organisasi seperti Globethics.net, yang telah aktif selama lebih dari 20 tahun dalam mempromosikan etika lintas bidang, menjadi peluang strategis untuk menciptakan perubahan positif. FGD ini menjadi langkah nyata UNISA Yogyakarta dalam memperkuat perannya sebagai kampus Islami yang peduli terhadap isu-isu global, khususnya kesehatan dan lingkungan.