Pon Xxi

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Savitri Mirzaeila, mahasiswi program studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes), berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Pekan Olahraga Nasional PON XXI Aceh – Sumatera Utara 2024. Prestasi gemilang ini diraihnya dalam kategori cabang olahraga menembak 50m rifle 3 positions putri di lapangan tembak Rindam Mata Ie, Aceh Besar, Kamis (19/09).

PON XXI

Keberhasilan Savitri ini tentu menjadi kejutan tersendiri, mengingat ia seorang mahasiswa fisioterapi yang juga aktif di dunia olahraga menembak. Kombinasi antara ketelitian sebagai seorang fisioterapi dan fokus sebagai atlet menembak, berhasil membawanya meraih prestasi membanggakan di tingkat nasional dan menjadi atlet muda berbakat.

Ini merupakan PON kedua yang diikuti oleh Savitri setelah PON Papua 2021, untuk persiapan berlatih sendiri Savitri membutuhkan 3 bulan untuk melakukan pemusatan latihan di Bali dari bulan Juli secara rutin untuk meningkatkan teknik dan kebugaran fisik, juga pelatihan mental, serta mengikuti berbagai kompetisi untuk mendapatkan pengalaman dan suasananya.

Savitri mengungkapkan untuk persiapan dari PON kemarin sendiri  persiapannya dengan program yang intensif, sebelum itu ia mengikuti pra pon, menembak sendiri minimal mendapatkan 1-3 minimum qualification score (MQS) dan Savitri akhirnya mengantongi 4 MQS serta berhasil lolos ke PON XXI Aceh Sumut.

Sebelum itu di tahun tahun sebelumnya ia tetap mengikuti berbagai event untuk menambah jam terbang. Selama di Jogja, walaupun terhalang fasilitas lapangan yang tidak memadai Savitri rutin latihan di kost untuk menjaga kebugaran, walau hanya sekedar mengangkat senjata atau dry firing dan latihan fisik ringan.

“Dukungan dari pelatih, keluarga dan masyarakat juga menjadi faktor penting dalam persiapan, banyak yang memberikan motivasi tambahan untuk meraih prestasi di tingkat ini, ujarnya.

Savitri menambahkan “Untuk PON XXI kali ini saya turun di 3 nomor, yaitu 10m Air Rifle Women dan 50m Rifle 3 Position Women, 10m Rifle Mixed Team, walaupun ini termasuk bukan performa terbaik saya, di PON papua lalu saya berhasil meraih 1 Medali Perak dan 1 Medali Perunggu di nomor tersebut.”

Beberapa kendala yang ada dalam perhelatan PON XXI sempat membuat Savitri kehilangan fokus, akan tetapi itu tidak membuatnya patah semangat, walaupun sempat gagal di nomor 10m air rifle dan 10m Rifle mixed team karena kehilangan fokus dan beban yang di rasakan tetapi ia tetap bersemangat untuk mempersiapkan diri di nomor 50m Rifle 3 Position.

“Pastinya saya sangat bersyukur masih diberi kepercayaan untuk dapat meraih medali perunggu ini di nomor 50m Rifle 3 Positions Women Team, yang bisa termasuk nomor andalan untuk saya,” tutur Savitri.

Kenal Olahraga Menembak Sejak Dini

Savitri mengenal olahraga menembak sejak usia 13 tahun saat ia masuk ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa kali menjadi juara menembak di tingkat Kabupaten, dan akhirnya terpilih untuk mewakili Kabupaten Buleleng di ajang Porprov Bali ke XIII Tahun 2017 di Gianyar.

Langkah awal untuk mewakili Bali diajang kejuaraan Nasional pada kategori youth (under 18th), dan berhasil memperoleh beberapa medali. Pada juli  tahun 2018, karena kebutuhan team, Savitri mulai di turunkan di kelas senior untuk persiapan mengikuti PON Papua 2020 yang terlaksana di tahun 2021.

“Alhamdulillah untuk PON papua sendiri menjadi salah satu sejarah baru untuk team menembak Bali karena berhasil meraih medali di nomor yang saya mainkan setelah beberapa tahun nir gelar. Setelah itu kembali rutin mengikuti beberapa kejuraaan di Provinsi maupun di Nasional untuk memenuhi MQS PON selanjutnya, dan Alhamdulillah di beri kepercayaan lagi untuk mewakili di PON Aceh-Sumut 2024 ini,” ucapnya.

Savitri mempunyai harapan untuk tahun kedepannya bisa lebih baik lagi dari hari ini, dan kesalahan kesalahan kemarin bisa jadi pelajaran dan bisa menjadi motivasi juga buat temen temennya.

Potensi Siswa 1

Dalam upaya mengembangkan potensi siswa, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melalui Program Studi Psikologi dan Keperawatan menginisiasi program inovatif: Pembentukan Unit Kenali Diri (UKD). Program ini diterapkan melalui pengabdian masyarakat di SMK Muhammadiyah 3 Wates.

Potensi Siswa

Masa remaja adalah fase krusial dalam pengembangan diri. Sayangnya, banyak remaja yang masih kesulitan mengenali potensi dan tujuan hidupnya. Menyadari hal ini, UNISA berupaya memberikan solusi melalui program UKD.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa mengenal diri mereka lebih dalam, termasuk potensi, minat, dan bakat yang dimiliki,” ujar Zahro Varisna Rohmadani, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Ketua Pengabdian Masyarakat UNISA Yogyakarta.

Dalam program UKD, siswa mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari asesmen minat dan bakat hingga pelatihan motivasi. “Kami juga memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dan bahaya penyalahgunaan narkoba,” tambah Zahro.

Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah pelatihan membatik dengan teknik ecoprint. Selain melatih kreativitas, kegiatan ini juga mengajarkan siswa untuk menghargai lingkungan.

Hasil dari program UKD sangat menggembirakan. Dwi Sri Handayani, S.Kep., Ns., M.Kep., Dosen Keperawatan UNISA mengungkapkan, “Setelah mengikuti program ini, pengetahuan siswa tentang kesehatan mental dan bahaya narkoba meningkat secara signifikan.”

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Wates, Endro Haryadi, S.T., M.Pdi, sangat mengapresiasi program ini. “Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat potensi siswa yang lebih luas bagi siswa-siswa kami,” ujarnya.

Inovasi

PKM Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali memberikan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kali ini, tim pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta fokus pada kesehatan lansia dengan memperkenalkan “Marning”, sebuah matras khusus untuk posisi proning. Posisi proning, yaitu berbaring telungkup, diketahui efektif mengurangi sesak napas, terutama pada pasien dengan gangguan pernapasan.

Inovasi

Posisi proning memang memberikan manfaat yang signifikan, namun seringkali kurang nyaman dan sulit dilakukan oleh pasien, terutama lansia. Melihat hal tersebut, tim dosen Unisa yang terdiri dari Luluk Rosida S.ST.,M.KM, Eny Fitriadi S.ST M.Kes, dan Andry ariyanto M.Fis, mengembangkan matras “Marning” yang dirancang ergonomis dan mudah digunakan.

“Matras ‘Marning’ ini tidak hanya nyaman, tetapi juga aman dan terjangkau. Selain itu, pasien dapat melakukannya secara mandiri di rumah,” ujar Luluk, salah satu peneliti.

Tidak berhenti sampai di situ, tim PKM UNISA juga berkolaborasi dengan tim IT untuk mengembangkan alat pengecekan saturasi oksigen yang terintegrasi dengan aplikasi berbasis mobile. Dengan begitu, pasien dan tenaga kesehatan dapat memantau kadar oksigen secara berkala dan lebih mudah.

“Inovasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi lansia dalam mengelola kondisi pernapasan mereka,” tambah Danur Wijayanto M.Cs., anggota tim IT.

Penerapan inovasi matras “Marning” di Posyandu Lansia Griya `Aisyiyah Baiturahmah Patangpuluhan Yogyakarta disambut antusias oleh para lansia. Mereka merasa lebih nyaman dan yakin dalam melakukan posisi proning.

“Saya merasa lebih lega setelah mencoba matras ini. Sesak napas saya berkurang,” ungkap salah seorang lansia peserta kegiatan.

Penelitian dan pengembangan matras “Marning” ini mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui pendanaan tahun 2024. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat mendukung upaya-upaya inovasi yang berdampak langsung pada masyarakat.

Kolaborasi

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menunjukkan kolaborasi dalam komitmennya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Kali ini, kedua universitas yang masih berada dalam naungan persyarikatan Muhammadiyah ini bekerja sama menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Ketrampilan Teknik Instruksional (Pekerti) bagi dosen Fakultas Kedokteran dan Agama Islam di UNISA, Senin (23/09).

Kolaborasi

Pelatihan yang berlangsung selama satu minggu ini bertujuan untuk membekali para dosen dengan keterampilan yang diperlukan dalam merancang pembelajaran yang efektif, melakukan evaluasi pembelajaran, serta mengimplementasikan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Center Learning).

Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T mengatakan dalam berbagai tekanan pentingnya pengembangan kompetensi pedagogi di tengah perubahan paradigma kurikulum yang begitu cepat.

“Dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai materi akademik, tetapi juga harus mampu menyampaikan materi tersebut dengan menarik dan efektif sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa, ” ujarnya.

Wakil Rektor II UAD Dr. Norma Sari, M.Hum menambahkan bahwa pelatihan Pekerti merupakan salah satu bentuk implementasi dari izin yang telah diperoleh UAD dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai penyelenggara pelatihan pekerti.

“Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para dosen, khususnya dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital, ” imbuhnya.

Rektor UNISA Yogyakarta Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat menyambut baik kerja sama kolaborasi dengan UAD dalam penyelenggaraan pelatihan ini.

“Pelatihan Pekerti ini merupakan langkah awal yang baik bagi dosen kami untuk meningkatkan kompetensinya. Dengan bekal keterampilan baru, kami optimis dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan dunia kerja,” tuturnya.

Pelatihan Pekerti yang diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari 22 dosen Fakultas Kedokteran dan 8 dosen Agama Islam dan Kemuhammadiyahan, menyoroti empat tugas utama dosen, yaitu ranah personal, sosial, profesional, dan pedagogi. Secara khusus, pelatihan ini memberikan perhatian yang besar pada pengembangan kompetensi pedagogi, mengingat pentingnya kemampuan dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa.

Rekor Muri

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan berhasil memecahkan rekor MURI baru di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melalui kegiatan infaq menggunakan QRIS yang berlangsung di masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Sabtu (21/9). Sebanyak 2.115 mahasiswa baru UNISA turut berpartisipasi, menjadikan UNISA sebagai universitas pertama di Indonesia yang mencatat rekor infaq terbanyak dengan metode QRIS.

Rekor MURI

Kegiatan ini berlangsung sebagai bagian dari Masa Taaruf (MATAF) mahasiswa baru UNISA Yogyakarta 2024. Pencapaian ini tak hanya menjadi momen penting dalam pengembangan teknologi finansial untuk tujuan sosial, tetapi juga memperlihatkan bahwa transaksi amal kini dapat dilakukan semudah transaksi sehari-hari.

“Sekarang transaksi dunia itu mudah dengan QRIS, maka transaksi akhirat juga harus mudah dengan QRIS. Mudah-mudahan ini menjadi amal jariyah buat kita semua,” kata Moh. Ali Imron, S.Sos. M.Fis., Wakil Rektor 4 Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional UNISA, dalam sambutannya.

Kepala Biro Kemahasiswaan UNISA Yogyakarta, Yekti Satyandari,M.Keb., menyampaikan selain mencatatkan rekor, dana infaq yang terkumpul akan disalurkan untuk beasiswa mahasiswa yang membutuhkan. Dalam hal ini, UNISA bekerjasama dengan Lazismu untuk proses penyeleksian penerima beasiswa.

“Donasi ini akan digunakan untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan, sebagai bentuk kepedulian dari mahasiswa untuk mahasiswa. Harapannya, ini bisa menjadi langkah berkelanjutan untuk menciptakan lebih banyak kesempatan bagi para mahasiswa di masa depan,” tambah Yekti

Perwakilan MURI, Sri Widayati, mengumumkan bahwa rekor ini resmi tercatat dan memberikan apresiasi atas inovasi UNISA dalam mengintegrasikan teknologi modern dengan nilai-nilai sosial.

“Hari ini, UNISA Yogyakarta secara resmi tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia dengan infaq melalui QRIS oleh mahasiswa baru terbanyak, 2.115 peserta. Ini adalah pencapaian yang luar biasa!” ungkap Sri Widayati.

Wakil Rektor Moh. Ali Imron menambahkan, “UNISA tidak hanya menjadi institusi pendidikan, tetapi juga pelopor dalam memanfaatkan teknologi untuk membangun kesadaran sosial di kalangan mahasiswa, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi mereka dan masyarakat.”

Dengan rekor MURI ini, UNISA Yogyakarta telah membuktikan komitmennya dalam mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial melalui cara yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman.