Stunting 1

Untuk lawan stunting, dosen Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, yakni Suryani, S. Kep., Ns. M.Med.Ed, Agil Dhiemitra Aulia Dewi, S.Gz., MPH dan Andhita Dyorita Kh.,S.Psi,M.Psi, Psikolog telah menjalankan Pengabdian Masyarakat Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2024. Tim yang sekaligus pengurus Majelis Kesehatan Aisyiyah ini mengusung Inovasi KISS Pemberdayaan Kelompok Ibu Swabantu Stunting sebagai Penanganan Kasus Stunting pada Kelompok Ibu Aisyiyah Moyudan Sleman Yogyakarta.

Lawan Stunting

Program diawali dengan pelatihan Kelompok Ibu Swabantu Stunting yang digelar Jumat-Sabtu, 13-14 September 2024 di KB Ananda Barepan, Sumber Rahayu, Moyudan Sleman. Pelatihan diikuti oleh 16 Ibu Balita dan 6 Pengurus Makes Moyudan dengan materi penggunaan tikar stunting untuk deteksi pertumbuhan anak, latihan pengelolaan gizi dengan variasi menu pangan lokal, penggunaan diary meal plan untuk perencanaan gizi, dan parenting bahagia dengan manajemen stress. Pelatihan dilengkapi dengan pemberian paket bantuan media deteksi pertumbuhan anak dan pemberian bantuan Gizi untuk Balita.

Program ini merupakan tindak lanjut dari program bantuan Gizi oleh Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah D.I Yogyakarta dengan Lazizmu DIY yang diberikan sejak tahun 2023. Mengelola masalah stunting selain dengan bantuan gizi juga membutuhkan kemampuan Ibu tidak hanya terkait jenis menu tetapi juga cara pengolahan yang benar dan penyajian yang sehat untuk mengoptimalkan penyerapan gizi anak, melatih pola asuh dan manajemen stress sehingga peran dan ketahanan Ibu lebih optimal dan mendukung atmosfir positif untuk tumbuh kembang anak dan orang tua yang bahagia.

Program yang melibatkan mahasiswa dari ketiga prodi ini mengambil sasaran Ibu sebagai faktor lingkungan yang utama yang berperan terhadap tumbuh kembang  anak. Sehingga dalam program ini selain peningkatan kemampuan Ibu dalam mengelola masalah stunting juga pemberdayaan KISS Kelompok Ibu Swabantu Stunting diharapkan menjadi optimalisasi peran Ibu yang telah berhasil dalam menangani masalah stunting sebagai kelompok pendukung/ suport system bagi Ibu yang lain yang saat ini masih mengalami masalah stunting. Hal inilah yang menjadi unggulan Inovasi program KISS Swabantu Stunting ini.

Gebrakan ini disambut antusias oleh Pengurus Majelis Kesehatan Moyudan dan kelompok Ibu binaan. Mereka mengaku memiliki mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru. Selain itu, dengan adanya program KISS, ibu-ibu binaan semakin menyadari bahwa masalah stunting tidak hanya masalah pola makan saja, tapi juga sangat berkaitan dengan pengasuhan, pola komunikasi positif dan juga manajemen emosi yang sehat. Evaluasi program menunjukkan hasil yang positif dengan adanya peningkatan kemampuan ibu serta kesiapan sebagai kelompok pendukung program Stunting.

Kolaborasi antara ilmu Keperawatan, Gizi dan Psikologi dengan sinergi bersama Aisyiyah menjadi pendekatan untuk bisa memaksimalkan Program Kesehatan Nasional dengan memberdayakan kelompok Ibu agar semakin menyadari pentingnya gizi, pola asuh sehat serta manajamen stress dalam lawan stunting.

Bimbingan Teknis 1

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali memperkuat perannya dalam pengembangan pendidikan tinggi dengan menjadi tuan rumah kegiatan Bimbingan Teknis dan Klarifikasi Usul Program Studi. Acara ini diselenggarakan di Gedung Siti Moendjiyah Lantai 2 UNISA Yogyakarta, Jumat (20/9) dalam rangka usulan perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Kegiatan ini diinisiasi oleh Direktorat Kelembagaan Kemendikbud Ristek Dikti bekerjasama dengan Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah.

Bimbingan Teknis

Acara ini dihadiri oleh 55 peserta yang mengikuti secara luring dan diselenggarakan dalam format hybrid. Dalam sambutannya, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron, S.Sos., M.Fis, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini di UNISA.

“Kami mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta. Setiap upaya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, UNISA berkomitmen untuk terlibat secara aktif. Kami berharap Bimbingan Teknis ini berjalan dengan lancar dan membawa manfaat besar bagi pengembangan perguruan tinggi,” ujarnya.

Beliau juga mengutip Al-Mujadilah ayat 11 yang menyatakan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang berilmu. “Universitas adalah salah satu pilar dalam menciptakan pendidikan yang baik. Hanya melalui pendidikan yang berkualitas, kita mampu mencegah kehancuran suatu peradaban,” tambahnya.

Di akhir sambutannya, M. Ali Imron juga menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kekurangan dalam persiapan acara ini dan berharap kegiatan ini mampu memperkuat relevansi dan peran UNISA di masyarakat.

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno dari Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah turut memberikan arahan. Ia menegaskan pentingnya membangun program studi yang dapat dipercaya oleh masyarakat. “Prodi baru yang mendapat kepercayaan masyarakat ditandai dengan meningkatnya minat untuk memilih prodi tersebut. Menggarap proposal dengan sungguh-sungguh adalah bagian dari usaha mendapatkan rida Allah SWT,” tuturnya.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, UNISA Yogyakarta semakin memperkokoh perannya dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama dalam hal pengembangan program studi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Aimep 2024

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mendapatkan kunjungan dari Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP) 2024. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Siti Moendjijah, Rabu (18/09), dihadiri oleh para tokoh penting dari kedua negara, termasuk perwakilan Kedutaan Besar Australia dan pimpinan UNISA.

AIMEP 2024

AIMEP, program pertukaran yang telah berjalan sejak 2002, bertujuan untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan Australia melalui dialog antaragama dan budaya. Dengan menghadirkan para pemimpin muda dan agen perubahan dari kedua negara, AIMEP berupaya membangun jembatan pemahaman dan menciptakan jaringan yang kuat.

Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat menyambut hangat kedatangan delegasi AIMEP.

“Kami merasa terhormat dipilih sebagai tuan rumah kegiatan ini. Semoga kunjungan ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus mempererat tali silaturahmi dan kerjasama internasional,” ujarnya.

Selama dua pekan ke depan, para peserta AIMEP 2024 akan mengikuti berbagai kegiatan di Indonesia, termasuk mengunjungi sejumlah lembaga pendidikan dan komunitas masyarakat. Diharapkan, melalui program ini, para peserta dapat saling belajar dan berbagi pengalaman, sehingga dapat menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat.

Masa Taaruf 2

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Masa Taaruf (MATAF) untuk mahasiswa baru tahun 2024 yang berlangsung pada 17-21 September 2024 di kampus UNISA Yogyakarta. Acara ini bertujuan memperkenalkan lingkungan kampus, fakultas, dan program studi kepada para mahasiswa baru yang berjumlah 2.350 orang, terpilih dari 6.240 pendaftar.

Masa Taaruf

Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep.Sp.Mat, membuka kegiatan masa taaruf dengan menyampaikan bahwa tema tahun ini adalah “Generasi Muda Berilmu, Memajukan Peradaban Bangsa.” Tema ini diharapkan mampu menginspirasi para mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan menghasilkan ide-ide inovatif yang bermanfaat bagi lingkungan dan sosial.

Warsiti juga menekankan bahwa mahasiswa UNISA harus memiliki keunggulan moral, spiritual, serta kemampuan memimpin, di samping kompetensi intelektual akademis. “Mataf ini akan menjadi bekal bagi mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan mengasah soft skills yang penting dalam kehidupan kampus,” jelasnya.

Dalam rangkaian kegiatan MATAF, beberapa tokoh nasional turut hadir sebagai narasumber, di antaranya Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, Kapolda DIY yang diwakili Dirlantas Polda DIY, Kombes Pol Alfian Nurrizal, dan Sekretaris Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Prof. H. Ahmad Muttaqin.

Diaz Hendropriyono membawakan tema “Solusi Indonesia untuk Perubahan Iklim”, mengajak mahasiswa baru untuk lebih peduli pada isu lingkungan. “Perubahan iklim akan berdampak pada ketersediaan lahan dan air bersih. Pendidikan terkait perubahan iklim harus diperkuat, termasuk di sektor energi dan pengelolaan sampah,” ujar Diaz.

Sementara itu, Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurrizal menyampaikan tentang situasi keamanan dan lalu lintas di Yogyakarta, yang menjadi perhatian utama mengingat Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan destinasi wisata. Dia juga mengingatkan mahasiswa untuk selalu mematuhi aturan lalu lintas guna mengurangi angka kecelakaan yang signifikan di DIY.

Wakil Rektor IV UNISA Yogyakarta Bidang kerjasama dan urusan internasional M. Ali Imron, S.Sos., M. Fis menambahkan value yang disampaikan pada kegiatan Mataf bahwa persyarikatan Aisyiyah Muhammadiyah  berjuangnya sekarang sudah dalam skala peradaban.

“Jadi nilai ini memang harus diturunkan kepada generasi-generasi baru bahwa apapun kita dari manapun asal kita kita harus membangun peradaban kehidupan, peradaban dunia yang lebih baik. Jadi apapun dia harus harus memiliki nilai-nilai itu jadi tidak lagi bersifat regional, cara fikirnya itu sudah global,” ungkap Ali Imron.

Dia berharap para mahasiswa baru UNISA Yogyakarta, terutama yang dari dari luar Yogyakarta banyak sekali bisa berbudaya di dalam kehidupan di Yogyakarta.

Ali Imron juga menyampaikan, Beasiswa Unisa meliputi beasiswa calon mahasiswa baru antara lain beasiswa ikatan persyarikatan, beasiswa hafidz, beasiswa prestasi, beasiswa kemitraan, beasiswa influencer, beasiswa civitas, beasiswa KIP-K dan beasiswa sleman pintar. Serta Beasiswa on going yang meliputi beasiswa bantuan studi mahasiswa dan beasiswa peningkatan prestasi studi.

“Total penerima beasiswa tahun 2023/2024 sejumlah 658 mahasiswa. Total beasiswa sebesar Rp 8 Milyar,” tandasnya.

Ia berpesan agar mahasiswa baru merasa bahagia menjadi bagian dari Unisa Yogyakarta karena kampus ini menawarkan lingkungan yang menyenangkan dan mendukung.

Selain sesi pengenalan dan diskusi, masa taaruf UNISA Yogyakarta 2024 juga ditutup dengan acara pemecahan Rekor MURI melalui kegiatan infaq terbanyak menggunakan QRIS sebagai bagian dari rangkaian kegiatan.

Kecanduan Gadget

Kecanduan gadget atau disebut juga sebagai gadget addiction merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketergantungan yang berlebihan terhadap penggunaan gadget, seperti smartphone, tablet, laptop, dan perangkat elektronik lainnya. Kondisi ini semakin sering terjadi di era digital ini, dimana teknologi semakin canggih dan memudahkan akses informasi serta interaksi sosial. Kecanduan gadget dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang, serta memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup.

Kecanduan Gadget

Berdasarkan data BPS , jumlah pengguna gadget untuk anak usia dini di Indonesia sebanyak 33,44%, dengan rincian 25,5% pengguna anak berusia 0-4 tahun dan 52,76% anak berusia 5-6 tahun. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat memicu kecanduan gadget pada anak. Kecanduan gadget pada anak menjadi fenomena yang semakin terpengaruh di era digital ini.

Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia, lebih dari 71,3% anak usia sekolah memiliki gadget dan memainkannya dalam porsi yang cukup lama dalam sehari serta sebanyak 79% responden anak boleh memainkan gadget selain untuk belajar.

Namun terkadang hal ini tidak di sadari oleh para orang tua, sehingga banyak sekali anak anak yang mengalami kecanduan gadget hingga membuat anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar sering kali mengalami berbagai masalah, mulai dari gangguan tidur, penurunan prestasi akademik hingga masalah sosial dan emosional.

Oleh karena itu melalui Program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta oleh kelompok 35 Kembang Margosari Kulon Progo, kami melakukan kegiatan penyuluhan tentang bahaya gadget pada anak yang di laksanakan pada tanggal  25 Agustus 2024 dengan sasarannya yaitu ibu PKK berjumlah 30 orang.

Terdapat 9 Mahasiswa yang terlibat dalam acara penyuluhan tersebut yaitu, Anggayudha Al-aziz, Fernanda Rosmayanti, Sri Wulandari, Melda Aura Chintia, Lili Asnawiyah, Nabila Yusriya, Julita Mutiara, Katrin Septia Rini, Panggih Alfarisy.

Adapun beberapa dampak yang di timbulkan dari kecanduan gadget pada anak:

  1. Dampak Fisik
  2. Masalah Penglihatan: Paparan layar yang lama dapat menyebabkan kelelahan mata, sakit kepala, dan kerusakan pada mata anak.
  3. Gangguan Tidur: Penggunaan gadget sebelum tidur dapat mengganggu kualitas dan durasi tidur anak.
  4. Obesitas: Anak yang kecanduan gadget cenderung kurang aktif secara fisik dan mengalami kenaikan berat badan
  5. Dampak Psikologis
  6. Depresi: Anak yang kecanduan gadget berisiko mengalami depresi dan harga diri yang rendah
  7. Kecemasan: Ketergantungan pada gadget dapat menimbulkan kecemasan saat anak tidak dapat mengaksesnya
  8. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Atau Susah Fokus dan Hiperaktif: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu kemampuan anak untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas yang ada.
  9. Dampak Sosial Kecanduan Gadget
  10. Isolasi Sosial: Anak yang kecanduan gadget cenderung menarik diri dari interaksi sosial di lingkungan sekitarnya.
  11. Komunikasi Buruk: Anak mengalami kesulitan dalam menjalin komunikasi yang efektif dengan orang-orang di sekitarnya
  12. Hubungan Buruk: Kecanduan gadget dapat mengganggu hubungan anak dengan keluarga dan teman-teman.

Oleh karena itu penting untuk memberikan pengetahuan tentang dampak kecanduan gadget pada anak dan sebagai orang tua juga harus memperhatikan anak-anak nya dengan memberikan waktu untuk bermain gadget selain itu orang tua juga dapat bermain bersama anak, dan juga dapat memberikan kegiatan kegiatan yang lebih bermanfaat pada anak.

Orang tua juga dapat menggunakan pendekatan positif dengan memberikan penghargaan atau insentif bagi anak yang berhasil mengurangi penggunaan gadget dan melakukan kegiatan alternatif yang lebih sehat. Penghargaan ini bisa berupa pujian, hadiah kecil, atau aktivitas spesial bersama keluarga. Selain itu, orang tua harus menjadi teladan dengan mengatur penggunaan gadget mereka sendiri secara bijak, menunjukkan bahwa waktu bersama keluarga dan aktivitas non-digital sangat berharga.

Dengan pendekatan yang konsisten dan positif, anak-anak akan lebih termotivasi untuk mengadopsi kebiasaan digital yang sehat dan seimbang, membuat rutinitas harian yang menyenangkan dan bebas gadget, seperti membaca buku bersama sebelum tidur atau berjalan-jalan di sore hari juga dapat memperkuat kebiasaan baik ini.

Selain itu lingkungan dan pemerintah juga harus lebih memperhatikan tentang masalah kecanduan gadget ini jika semakin di biarkan maka akan merusak generasi sekarang dan yang akan datang. Harapanya semoga dengan adanya penyuluhan ini khususnya bagi orang tua dapat lebih selektif dan memperhatikan anak-anak nya sehingga dapat mengurangi angka kecanduan gadget pada anak.