Img 8759

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta Kelompok 72 berhasil menyelenggarakan Posyandu Balita di PALA 2 RW 2 Kelurahan Notoprajan, Selasa (19/8/2025). Kegiatan ini menunjukkan sinergi positif antara mahasiswa dan masyarakat, dengan capaian partisipasi 100 persen, di mana seluruh 35 balita yang terdaftar hadir.

“Alhamdulillah, partisipasi balita di posyandu kali ini bisa hadir 100%. Ini bukti semangat masyarakat dalam menjaga kesehatan anak,” ujar Ketua pelaksana KKN, Fiqry Alfarabhi menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme warga.

Fiqry menjelaskan, program ini dilaksanakan secara lintas disiplin ilmu, melibatkan mahasiswa dari prodi Kebidanan, Keperawatan, Gizi, dan Fisioterapi. Kolaborasi ini didukung penuh oleh kader posyandu dan petugas Puskesmas Ngampilan.

Lurah Notoprajan, Diah Nur Astuti, S.H., M.Si., mengapresiasi keberhasilan ini. “Kami berharap Posyandu Balita dapat berjalan optimal dan konsisten mencapai target 100%. Posyandu merupakan salah satu upaya penting untuk memastikan anak-anak kita sehat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan,” ungkap Diah.

Kader posyandu RW 2, Kustanti, juga merasa sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa. “Kami sangat terbantu dengan kehadiran adik-adik mahasiswa UNISA Yogyakarta. Kehadiran mereka memberi semangat baru bagi kader dalam melayani masyarakat,” katanya, seraya mengajak para ibu untuk lebih rajin datang ke posyandu setiap bulan.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bdn. Siti Arifah, S.ST., M.H., menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Menurutnya, melalui posyandu ini, mahasiswa dapat berkontribusi langsung dalam menciptakan generasi bangsa yang sehat, kuat, dan cerdas.

“Program ini tidak hanya ditujukan bagi warga Notoprajan, tetapi juga bisa menjadi contoh baik bagi seluruh masyarakat Yogyakarta,” pungkasnya.

Literasi keuangan 1

Literasi keuangan kini menjadi keterampilan yang esensial, bukan hanya bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Menyadari pentingnya hal ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta Kelompok 47 berinisiatif mengadakan kegiatan edukatif di TK Pertiwi 30, Gedongsari, Wijirejo, Pandak, Bantul. Acara yang berlangsung pada Kamis (21/08/2025) ini bertujuan menanamkan pemahaman keuangan pribadi sejak dini.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bdn. Dwi Ernawati, S.ST., M.Keb., mendampingi para mahasiswa dalam kegiatan bertema “Mendongeng tentang Literasi Keuangan dan Melukis Tabungan”.

Erna mengatakan Pendekatan ini dipilih agar materi yang disampaikan mudah dicerna dan menyenangkan bagi anak-anak.

“Dalam sesi mendongeng, mahasiswa KKN memperkenalkan konsep-konsep dasar, seperti perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Mereka mengajak anak-anak berdiskusi tentang pentingnya mengutamakan belanja untuk kebutuhan, seperti buku pelajaran, dibandingkan keinginan semata, seperti mainan baru,” tutur Erna.

Erna menambahkan selain itu, para mahasiswa juga mengajarkan anak-anak cara mengelola uang saku dengan pendekatan yang edukatif. Mereka mendorong anak-anak untuk membagi uang sakunya ke dalam tiga pos: belanja, tabungan, dan berbagi. Konsep ini diharapkan dapat membentuk kebiasaan mengatur anggaran dan berhemat sejak dini.

Puncak kegiatan ini adalah seni menabung. Setiap anak diedarkan celengan, yang kemudian mereka hias sendiri, dengan memiliki celengan, anak-anak dapat melihat secara langsung pertumbuhan tabungannya, menumbuhkan rasa bangga dan motivasi untuk terus menabung. Program ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa KKN dalam membentuk generasi yang melek finansial dan bertanggung jawab.

Losida

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta Kelompok 43 kembali menunjukkan kontribusinya di tengah masyarakat. Melalui salah satu program kerja unggulannya, gencar mereka mengimplementasikan LOSIDA (Lodong Sisa Dapur) di setiap RT wilayah Padukuhan Gesikan IV, Wijirejo, Pandak, Bantul Jumat (22/08/2025). Program ini dirancang sebagai solusi sederhana dan ramah lingkungan untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah organik rumah tangga.

Kegiatan penanaman LOSIDA dilakukan secara bertahap dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari warga, ketua RT, hingga perwakilan ibu-ibu PKK sebagai penggerak utama. Lodong yang digunakan berupa pipa paralon yang ditanam di dalam tanah, berfungsi sebagai wadah untuk mengurai sisa-sisa dapur menjadi kompos alami.

Ketua KKN Kelompok 43, Muhammad Iqbal, menjelaskan bahwa program ini diharapkan bisa menjadi jawaban atas permasalahan yang menumpuk sampah rumah tangga.

“Selain mengurangi sampah, hasil kompos dari LOSIDA nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menyuburkan tanaman di pekarangan,” ungkap Iqbal.

Antusiasme warga dalam menyambut program ini sangat tinggi, dibuktikan dengan partisipasi aktif mereka dalam proses penanaman dan komitmen untuk merawatnya. Dengan inovasi sederhana ini, KKN UNISA Yogyakarta berharap dapat menumbuhkan budaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan bernilai guna di lingkungan pedesaan. Program ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa KKN dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.

Gathering

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Employee Gathering pada Sabtu (23/8) di Joglo Panglipuran, Magelang. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh unsur pegawai, mulai dari Badan Pembina Harian (BPH), pimpinan rektorat, dosen, hingga tenaga kependidikan.

Employee Gathering digelar sebagai upaya meningkatkan komunikasi dan koordinasi antarpegawai, sekaligus menjadi momentum untuk recharge energi dalam menghadapi program kerja UNISA Yogyakarta tahun 2025–2026.

Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan kebersamaan ini diharapkan dapat mempererat hubungan kerja, membangun sinergi, serta menghadirkan semangat baru dalam menjalankan tugas.

“Employee Gathering ini bukan sekadar kebersamaan, melainkan sebuah momen untuk memperkuat koordinasi dan komunikasi antar seluruh unsur di UNISA. Dengan semangat baru yang kita bangun bersama, saya optimis kita bisa menyukseskan program kerja tahun 2025–2026,” ujar Dr. Warsiti.

Dalam kesempatan tersebut, peserta mengikuti berbagai kegiatan kebersamaan, antara lain outbound yang menekankan kerja sama tim, serta rafting yang menguji kekompakan sekaligus menjadi sarana penyegaran. Suasana penuh semangat dan kekeluargaan mewarnai seluruh rangkaian kegiatan, mempererat kebersamaan antarpegawai di luar rutinitas kerja harian.

Melalui kegiatan ini, UNISA Yogyakarta menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sumber daya manusia sebagai kunci dalam mewujudkan visi kampus berwawasan kesehatan, pilihan dan unggul berdasarkan nilai-nilai islam berkemajuan.

Bem

Yogyakarta, 20 Agustus 2025, Sebanyak 100 mahasiswa dari berbagai ormawa berkumpul di Lapangan Basket UNISA Yogyakarta untuk mengikuti diskusi bertajuk “Kepemimpinan Anak Muda: Revitalisasi Keorganisasian Mahasiswa Modern”. Acara tersebut menghadirkan panelis lintas kampus yakni Tiyo Ardianto (Presma BEM KM UGM), Fatur Djaguna (Koordinator Umum BEM DIY sekaligus Presma Unjaya) , dan Lukmannul Hakim (Presma UNISA Yogyakarta).

Diskusi berjalan dinamis dan sarat nuansa reflektif. Di samping menegaskan pentingnya persaudaraan dan kolaborasi, ketiga pembicara menyoroti akar masalah dan tantangan struktural yang mempengaruhi kehidupan organisasi mahasiswa masa kini.

Tiyo membuka bahasan dengan penekanan kronologis: menurutnya, kemunduran praktik keorganisasian banyak bermula sejak masa pandemi COVID-19. “Pandemi memaksa proses kaderisasi, pertemuan rutin, dan praktik kolektif lainnya tertunda atau berpindah ke ruang maya — dan itu berdampak panjang pada kapasitas organisasi,” ujarnya.

Tiyo menambahkan bahwa kelanjutan kebijakan Merdeka Belajar — Kampus Merdeka (MBKM) juga turut memberi dampak, dengan mobilitas akademik dan pembagian waktu antara kegiatan akademik-eksternal yang mengubah pola keterlibatan mahasiswa dalam ormawa. Ia menggarisbawahi kebutuhan merancang pola kerja ormawa yang fleksibel namun tetap menjaga kontinuitas kaderisasi dan partisipasi.

Fatur Djaguna melanjutkan dengan perspektif historis. Dalam paparan singkatnya, Fatur menelisik perjalanan kepemimpinan dan gerakan mahasiswa di Yogyakarta—mulai dari tradisi dialog publik, solidaritas lintas kampus, hingga transformasi bentuk aksi yang terjadi seiring perubahan sosial-politik. Menurutnya, memahami jejak historis gerakan sangat penting untuk merumuskan strategi revitalisasi yang tidak mengulang kegagalan masa lalu.

“Sejarah gerakan memberi kita pelajaran tentang taktik, etika perjuangan, dan pentingnya institution building,” katanya.

Sementara itu, Lukmannul Hakim menyoroti masalah generasional yang kerap menjadi sumber gesekan internal. Lukman mengemukakan adanya gap antara pola kepemimpinan generasi sebelumnya—yang cenderung hierarkis dan berbasis pengalaman panjang—dengan gaya kepemimpinan anak muda yang lebih eksploratif, digital, dan hasil-berorientasi.

“Kesenjangan ini bukan semata konflik; ia peluang untuk menyintesis pengalaman dan inovasi. Namun tanpa jembatan komunikasi yang baik, gap itu bisa memecah kebersamaan,” tegasnya.

Lukman mengajak ormawa untuk merumuskan mekanisme transfer pengetahuan yang menghargai kedua sisi: penghormatan pada tradisi dan ruang bagi pembaruan.

Diskusi juga mengangkat isu-isu Pendidikan, Ekonomi, Sosial-Politik dan literasi media digital.

Pada sesi akhir ditutup dengan pembacaan tujuh poin pernyataan sikap tentang Kepemimpinan Anak Muda.