Laboratorium

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Pendidikan Kesehatan. Pelatihan ini diadakan pada 7–8 Agustus 2025 di Ruang Sidang Gedung Siti Moendjijah dengan mengangkat tema “Meningkatkan Kompetensi Laboran dalam Mewujudkan Laboratorium Pendidikan yang Inovatif”.

Acara ini bertujuan untuk membekali para laboran dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dalam mengelola laboratorium pendidikan. Sebanyak 70 laboran dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) dan institusi lainnya di seluruh Indonesia turut hadir dalam kegiatan ini. Para peserta mendapatkan materi langsung dari pakar yang memiliki keahlian di bidang manajemen dan operasional laboratorium.

Kepala UPT Laboratorium UNISA Yogyakarta, Dr. Dhesi Ari Astuti, S.SiT., M.Kes, menjelaskan bahwa pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme para laboran.

“Harapan kami, pelatihan ini dapat diimplementasikan oleh para peserta di institusi masing-masing, dan memberikan dampak nyata dalam mewujudkan kampus berdampak,” ujar Dhesi.

Untuk memastikan adanya manfaat pelatihan, tim penyelenggara akan melakukan evaluasi terhadap para peserta tiga bulan setelah acara. Dhesi juga berharap UPT Laboratorium UNISA Yogyakarta dapat kembali menyelenggarakan pelatihan serupa di tahun mendatang dengan inovasi yang lebih baik.

Pelatihan ini menjadi salah satu upaya UNISA Yogyakarta untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam pengelolaan laboratorium kesehatan yang modern dan inovatif.

Makan bergizi gratis rev

Sejumlah kasus keracunan saat program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi beberapa waktu terakhir, salah satunya di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dosen Program Studi Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Nor Eka Noviani menyebut penyelenggaraan makanan dalam jumlah besar memiliki risiko lebih tinggi.

“Penyelenggaraan makanan dalam jumlah besar tentunya memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadi keracunan seperti diare, mual, muntah, pusing. Kondisi ini merupakan kondisi serius apabila korban dalam jumlah banyak (kejadian luar biasa) dan merupakan salah satu bentuk kegagalan dalam sistem keamanan pangan dan ada indikasi cemaran mikrobiologis yang mungkin terjadi pada salah satu rantai penyelenggaraan makanan,” ujar Nor Eka, Selasa (12/8/2025).

Nor Eka mengatakan keracunan bisa terjadi mulai dari pemilihan bahan makanan, pengolahan hingga distribusi makanannya. “Aspek lain seperti hygiene sanitasi penjamah makanan, persyaratan tempat bangunan, fasilitas sanitasi, peralatan, ketenagaan dan dari faktor makanan itu sendiri,” ucap Nor Eka.

Ia mengatakan kemungkinan kasus keracunan ada pada titik kritis dalam pemasakan dan juga pendistribusian. Pemasakan dalam jumlah besar perlu dibarengi dengan peralatan yang besar dengan proses memasak sekali masak, sehingga makanan tidak terlalu lama menunggu sampai dengan distribusi kepada siswa.

“Durasi holding time yakni lama waktu penyimpanan makanan juga menajdi titik kritis, dimana lama waktu penyimpanan maksimal 4 jam, lebih dari itu sebaiknya dipanaskan ulang. Selain itu, makanan panas yang langsung ditutup pun juga meningkatkan risiko makanan karena adanya uap panas yang terjebak di dalam wadah dan akan terbentuk air embun. Kondisi ini menyebabkan suhu dalam wadah makanan akan turun secara perlahan dan pada suhu berbahaya danger <60OC dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri,” ungkap Nor Eka.

Apa yang perlu dievaluasi

Nor Eka mengatakan beberapa aspek perlu diperhatikan dalam pengawasan mutu makanan program MBG. “Ini perlu dievaluasi, seperti adanya SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam proses pemilihan, produksi, serta distribusi makanan. Perlunya juga pemantauan suhu dan holding time agar makanan tidak terlalu lama di dapur,” kata dia.

Selain itu perlu adanya penerapan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) untuk mencegah, mengandalikan dan meminimalkan risiko bahaya keamanan pangan. Pemeriksaan rutin sampel makanan yang disimpan selama 24-48 jam untuk antisipasi adanya KLB berkaitan dengan cemaran mikrobiologis dan kimia pada makanan, penekanan kebersihan dan hygiene petugas dan dokumentasi monitoring pengolahan makanan, seperti jam memasak, holding time dan distribusi makanan.

Nor Eka juga menekankan pengelolaan makanan pada jasa boga baik pemerintah maupun swasta  harus menerapkan 6 prinsip higiene sanitasi atau cara pengolahan makan yang baik (CPMB) yakni pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi atau masak, pengangkutan makanan dan penyajian makanan. “Potensi kontaminasi makanan bisa terjadi di semua tahap rantai penyelenggaraan makanan mulai dari pemilihan bahan, pengolahan hingga penyajian dan distibusi,” kata dia.

Keseimbangan nilai gizi juga jadi bagian yang tidak bisa ditinggalkan dalam menyajikan MBG. Menyeimbangkan antara nilai gizi dan keamanan makanan dimulai dari perencanaan menu  yang berbasis pada pesan gizi seimbang, pembuatan standar resep, standar bumbu, standar menu yang sesuai dengan spesifikasi bahan makanan yang telah dibuat.

“Pengadaan makanan sudah sesuai dengan spesifikasi bahan makanan yang tertulis juga kepada pemasok yang terpercaya kualitas dan mutunya. Penyimpanan bahan makanan juga sesuai dengan sifat bahan dengan prinsip pada First in First Out (FIFO) dan First expired First Out (FEFO). Pengolahan bahan makanan yang higenis sampai matang (>750C); Distribusi dan penyajian yang aman (<5oC untuk makanan dingin dan >60oC untuk makanan panas). Tak lupa monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menghindari adanya pencemaran makanan. Pengambilan sampel makanan bisa dilakukan untuk antisipasi adanya Kejadian Luar Biasa (KLB),” ungkapnya.

Marketing award

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Dalam ajang Jogja Marketing Festival (JMF) 2025 yang digelar oleh MarkPlus Institute, UNISA Yogyakarta berhasil meraih penghargaan Campus Entrepreneurial Marketing Award.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk rekognisi kepada perguruan tinggi yang dinilai berhasil mengimplementasikan nilai-nilai Entrepreneurial Marketing yakni Creativity, Innovation, Entrepreneurship, dan Leadership (CI-EL), serta mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Penganugerahan dilaksanakan pada Selasa, 12 Agustus 2025 dalam rangkaian Corporate Day JMF 2025 di Royal Ambarrukmo Yogyakarta. UNISA Yogyakarta diwakili oleh Wakil Rektor IV, Dr. Moh. Ali Imron, M.Fis, yang secara langsung menerima penghargaan dari pihak penyelenggara.

Dr. Moh. Ali Imron, M.Fis menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan ini.

“Penghargaan ini menjadi bukti komitmen UNISA Yogyakarta dalam mengembangkan kreativitas, inovasi, dan kepemimpinan yang berdampak bagi masyarakat. Kami akan terus berupaya menghadirkan program dan kegiatan yang selaras dengan semangat entrepreneurial marketing untuk membekali mahasiswa menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.

Jogja Marketing Festival 2025 mengusung tema “Sustainability Marketing in the AI Era” dan menjadi ajang pertemuan para pelaku bisnis, industri, akademisi, serta pemerintah. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 11–13 Agustus 2025, dengan agenda Campus Day, Corporate Day, dan Knowledge Day.

Dengan diraihnya Campus Entrepreneurial Marketing Award, UNISA Yogyakarta semakin meneguhkan posisinya sebagai kampus yang unggul, inovatif, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

Kementerian pekerjaan umum

Kementerian Pekerjaan Umum mendorong percepatan pembangunan Unisa Student Training Center, saat berkunjung ke Kampus Terpadu Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Selasa (12/8/2025). Unisa Student Training Center diharap menunjang kegiatan belajar mahasiswa Unisa Yogyakarta.

Unisa Student Training Center yang pada awalnya akan dibangun 6 lantai akan menjadi 8 lantai. Gedung ini nantinya akan dioptimalkan untuk kegiatan belajar mengajar dan asrama mahasiswa Unisa Yogyakarta.

Berbagai kegiatan akan dioptimalkan di Unisa Student Training Center, seperti Pespama yang merupakan program pengembangan karakter dan pelatihan kepemimpinan secara berkelanjutan dimulai sejak mahasiswa masuk sampai mahasiswa tingkat akhir, dengan kegiatan yang dinamai kegiatan pesantren pemimpin muda berkemajuan. Lalu Baitul Arqom, yang merupakan kegiatan pelatihan kepemimpinan Unisa Yogyakarta, tidak hanya transfer of knowledge namun transfer kemampuan profesional yang berdasarkan nilai Islam (Qurani).

Kemudian gedung juga akan dioptimalkan untuk kegiatan workshop, pelatihan berbasis praktik. Workshop relevan dengan kebutuhan industri. Training Center yang modern akan terintegrasi dapat menjadi pusat pembelajaran berbasis praktik yang mendukung mahasiswa dalam meningkatkan daya saing. Selain itu juga akan dioptimalkan untuk kegiatan sertifikasi melalui LSP milik Unisa Yogyakarta.

“Unisa Yogyakarta ini sudah masuk tahap arsitektur. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang bagus. Kita bikin timeline harus hitung mundur naik lelang kapan. Mudah-mudahan dapat segera,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana Strategis Kementerian PU, Essy Asiah.

Essy mengingatkan penting nantinya untuk memastikan fungsi ruang yang ada. Selain itu dirinya juga menekankan kemudahan dan keselamatan. “Struktur pondasi juga diperhatikan, sirkulasi udara, cahaya. Perhatikan fasadnya itu juga penting. Dalam membangun juga pikirkan nanti untuk perawatannya,” ucap Essy.

Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unisa Yogyakarta, Noordjanah menyambut baik kunjungan dan dukungan dari Kementerian PU untuk pembangunan Unisa Student Training Center. “Mohon supportnya, langkah lanjutnya kita kerjakan sama-sama,” ujar Noordjanah.

Senada dengan Noordjanah, Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti menyambut baik dukungan dari Kementerian PU. Dukungan ini baginya menjadi semangat tersendiri untuk mendukung kegiatan Unisa Yogyakarta. “Menjadi penyemangat kami untuk mempersiapkan Student Training Center,” ucap Warsiti.

Kader posyandu

Tim pengabdian masyarakat Universitas `Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta sukses menggelar program edukasi kesehatan di Rumah Belajar Masyarakat (RBM) Pucanganom, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (3/8/2025). Kegiatan yang mendapatkan dana hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) ini berfokus pada pelatihan dan peningkatan kapasitas kader posyandu untuk pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

Tim dosen Unisa Yogyakarta yang terdiri dari Bidan Dita Kristiana, S.ST., MH., Bidan Esitra Herfanda, S.ST., MH., dan Musoli, SE., MM., bersama mahasiswa, melaksanakan berbagai agenda. Selain memberikan pelatihan manajemen program posyandu, tim juga melakukan praktik langsung, seperti penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, cek tekanan darah, dan pengecekan hemoglobin. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari sekretaris desa, bidan Puskesmas, kader kesehatan, hingga perwakilan remaja.

Dita Kristiana, selaku ketua tim pengabdian, menjelaskan pentingnya peran posyandu di masyarakat. “Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat untuk alih informasi dan keterampilan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta keterampilan hidup sehat,” jelas Dita.

Ia menambahkan, posyandu berfungsi sebagai garda terdepan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang mencakup upaya promotif dan preventif. “Pelayanan ini meliputi Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), gizi, aktivitas fisik, dan pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM),” kata Dita.

Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan baru ini, diharapkan para kader posyandu di Pucanganom dapat lebih efektif dalam menjalankan tugas, sehingga kualitas kesehatan masyarakat sekitar dapat meningkat secara signifikan.