Isu terkini

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sukses selenggarakan International Conference on Health and Technology (ICHST) pada 24-25 September 2025. Dengan mengusung isu terkini dengan tema “Bridging Bioscience, Health, Digital Technology, and Society : A Pathway to Economic Growth and Sustainable Well Being” agenda 2 tahunan ini hadirkan pembicara dari Malaysia, Brunei Darussalam, Australia, dan Jepang.

Dalam paparannya, mayoritas narasumber menyoroti isu terkini seputar perkembangan stem cell yang merupakan terobosan penting pada bidang kesehatan. Pembahasan ini memantik antusias para peserta, menilik potensinya yang luas untuk pengobatan berbagai penyakit dan peningkatan kualitas layanan kesehatan kedepannya. Tak berhenti disitu, ICHST juga membahas inovasi dibidang kodokteran dan juga teknologi.

Dalam sambutannya, Dr.Warsiti,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, Rektor UNISA Yogyakarta menjelaskan bahwa konferensi ini tidak sekedar agenda rutin atau sekedar tempat untuk mempublikasikan hasil penelitian. Namun, menjadi wadah penting bagi akademisi, peneliti, praktisi, dan mahasiswa untuk berbagi pengetahuan, riset, serta inovasi.

“Kami berharap acara ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menghadapi tantangan global di bidang kesehatan, teknologi digital, dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Warsiti.

4th ICHST 2025 diikuti oleh 330 peserta baik secara luring maupun daring. Kehadiran para akademisi, peneliti, praktisi kesehatan, dan juga mahasiswa, menjadikan konferensi ini sebagai wadah pengetahuan dan kolaborasi lintas negara.

“Salah satu event tahunan yang mempertemukan banyak peneliti baik dosen dan mahasiswa dan hal ini menjadi kegiatan yang bagus dalam pengembangan riset-riset di UNISA Yogya pada tahun tahun mendatang,” jelas Luluk Rosida,S.ST., MKM., selaku Kepala LPPM UNISA Yogya.

Pada hari kedua, akan dijadwalkan untuk sesi oral presentation oleh para peserta ICHST. Sesi ini menjadi kesempatan para peneliti untuk membagikan ilmu terkini. Tak hanya itu, luaran dari konferensi ini akan dipublikasikan di Prosiding Internasional terindek bereputasi dan jurnal internasional bereputasi, serta jurnal nasional terakreditasi.

Dengan terlaksanakanya 4th ICHST 2025, UNISA Yogya menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan ilmu poengetahuan sekaligus memperkuat perannya di kancah internasional.

muhammadiyah

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar pertemuan penting dengan para Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) se-DIY. Acara silaturahim ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antara kampus dengan induk persyarikatanya.

Pertemuan yang digelar di Kampus Terpadu UNISA, Senin (15/9), dihadiri oleh jajaran rektorat serta PDM dan PDA dari Sleman, Kota Yogyakarta, Kulon Progo, dan Gunungkidul. Bantul sendiri telah melakukan pertemuan serupa sebelumnya.

Wakil Rektor UNISA Yogyakarta memaparkan sejumlah potensi kerja sama strategis. Mulai dari program pengabdian masyarakat, riset bersama, hingga mendorong keterlibatan aktif dosen dan karyawan UNISA dalam kegiatan persyarikatan di wilayah masing-masing.

“Penjaga gawang nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan adalah LPPI (Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam),” ujar Nurdin Zuhdi, Kepala LPPI UNISA, menekankan peran strategis lembaga yang dipimpinnya.

Dalam sesi diskusi, pimpinan PDM dan PDA memberikan tanggapan positif dan usulan program kemitraan. Sebagai penutup, UNISA Yogyakarta menyerahkan daftar nama pegawainya kepada pimpinan daerah untuk dilibatkan dalam kegiatan dakwah sesuai domisili mereka.

Pihak PDM dan PDA juga menyambut gembira data yang menunjukkan bahwa dari 2.508 mahasiswa baru UNISA tahun ini, sebanyak 1.057 berasal dari DIY, membuktikan kontribusi besar UNISA bagi pendidikan di tingkat lokal.

Ramah difabel

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta resmi mendeklarasikan diri sebagai Kampus Ramah Difabel dalam rangkaian Masa Ta’aruf (MATAF) mahasiswa baru 2025. Kegiatan ini berlangsung pada, Sabtu (20/9/2025) di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta dan dipimpin oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Mufdlilah, M.Sc.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Mufdlilah menegaskan bahwa komitmen UNISA Yogyakarta sebagai kampus inklusif bukan hanya sebatas penyediaan fasilitas fisik bagi penyandang disabilitas, tetapi juga mencakup upaya membangun lingkungan nonfisik yang ramah, adil, dan setara. “Realitas yang dilakukan selama MATAF memberikan dampak kepada kaum difabel dan warga sekitar. Ingat selalu nilai-nilai yang ada di UNISA Yogyakarta. Jadilah mahasiswa yang kuat iman, menguatkan jati diri, menjadi bagian dari masyarakat, dan menjadi generasi penerus bangsa,” pesannya kepada 2508 mahasiswa baru.

Deklarasi Kampus Ramah Difabel ini sekaligus menjadi perwujudan nyata bahwa UNISA Yogyakarta berkomitmen menyediakan layanan pendidikan yang aman, nyaman, dan setara bagi seluruh civitas akademika. Universitas juga membuka ruang yang lebih luas bagi penyandang disabilitas, termasuk kesempatan kerja dan beasiswa khusus, sebagai bagian dari dukungan untuk mewujudkan masa depan pendidikan yang inklusif.

Perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Sleman, Sarastomo Ari Saptoto  turut hadir menyampaikan apresiasi atas langkah UNISA Yogyakarta. “Terima kasih kepada Ibu Rektor dan jajaran yang telah melakukan deklarasi ini. UNISA Yogyakarta berkomitmen menjadi kampus inklusif. Ini tidak cukup hanya menyiapkan fasilitas fisik, tetapi juga perjuangan membangun lingkungan nonfisik yang ramah difabel. Adik-adik mahasiswa baru bisa menjadi agen perubahan untuk mewujudkannya,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman telah memiliki peraturan daerah terkait pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Dengan adanya UNISAYogyakarta sebagai salah satu dari 48 perguruan tinggi di Sleman, upaya menciptakan lingkungan yang ramah difabel semakin diperkuat dan diharapkan memberi dampak positif yang luas bagi masyarakat.

Deklarasi ini meneguhkan langkah UNISA Yogyakarta untuk terus bertransformasi sebagai perguruan tinggi yang inklusif, humanis, dan berkeadilan, serta mendorong mahasiswa baru agar tumbuh menjadi agen perubahan yang membawa semangat keberagaman dan kesetaraan di masa depan.

Maulid nabi

Ada yang berbeda dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sekolah Indonesia Mekkah (SIM) tahun ini. Selain diisi kegiatan keagamaan, para siswa dan orang tua juga diajak untuk memeriksa golongan darah secara gratis dalam sebuah program bertema “Kenali Darahmu, Kenali Dirimu”.

Kegiatan yang digelar pada Kamis (11/9/2025) ini merupakan inisiatif dari Nur Muthi’ah, mahasiswi Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang sedang menjalani program KKN Internasional di Arab Saudi. Bekerja sama dengan mahasiswa lainnya, ia membuka layanan cek golongan darah di area sekolah.

Nur Muthi’ah menjelaskan, inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan kesehatan. Menurutnya, mengetahui golongan darah sangat penting untuk kondisi darurat medis, kebutuhan transfusi, atau saat ingin menjadi pendonor.

“Mengetahui golongan darah sangat dibutuhkan dalam keadaan darurat medis. Ini adalah pengetahuan dasar kesehatan yang penting dimiliki sejak dini,” ujar Nur Muthi’ah.

Program ini disambut antusias oleh para siswa dan orang tua. Bahkan, beberapa dari mereka mengaku baru pertama kali mengetahui golongan darahnya melalui kegiatan ini. Pihak sekolah pun mengapresiasi inovasi yang menggabungkan perayaan hari besar Islam dengan layanan kesehatan praktis.

“Program ini sangat bermanfaat. Anak-anak jadi lebih peduli dengan kesehatan, sementara orang tua juga merasa terbantu,” kata Salmah salah seorang guru SIM.

Menstruasi

Mahasiswi dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang tengah menjalani KKN Internasional di Arab Saudi turun tangan memberikan edukasi kesehatan menstruasi. Sasarannya adalah para siswi Sekolah Indonesia Makkah (SIM).

Bekerja sama dengan mahasiswa UIN Jakarta, Nur Muthi’ah dari prodi Kebidanan UNISA Yogyakarta menggelar program “Muslimah Sehat Sejak Dini” pada Minggu (7/9). Kegiatan ini fokus pada pemahaman kesehatan reproduksi dan cara menjaga kebersihan saat menstruasi sesuai tuntunan Islam bagi siswi kelas 3, 4, dan 5 SD.

“Edukasi ini bertujuan membekali siswi sejak dini tentang kesehatan reproduksi serta cara menjaga kebersihan saat menstruasi,” ujar Nur Muthi’ah.

Selain memberikan materi, para mahasiswa juga melakukan deteksi dini kesehatan. Mereka mengukur berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan lingkar lengan atas para siswi. Bagi yang sudah menstruasi, dilakukan pula pencatatan siklus haid.

Para siswi diajarkan praktik kebersihan yang benar, seperti rutin mengganti pembalut dan mencuci tangan. Materi ini diperkuat dengan nilai-nilai Islam, seperti hadis tentang kebersihan yang merupakan sebagian dari iman.

Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini. Salah satu guru menilai program ini sangat bermanfaat karena anak-anak bisa belajar isu penting dengan cara yang menyenangkan dan Islami. Inisiatif mahasiswa ini menjadi bukti nyata kepedulian terhadap kesehatan generasi muda Indonesia di luar negeri.