Bakar sampah

Tim pengabdian masyarakat dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta turun tangan mengatasi masalah sampah di Padukuhan Sembungan, Godean, Sleman. Melalui sosialisasi, warga diajak untuk tidak lagi membuang atau bakar sampah, melainkan mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kembali Bank Sampah Sembungan yang selama ini pengelolaannya belum maksimal. Selama ini, warga hanya mengumpulkan sampah anorganik untuk dijual, sementara sampah organik rumah tangga kerap berakhir dibakar.

Untuk mengubah kebiasaan tersebut, UNISA Yogyakarta menghadirkan praktisi lingkungan, Ida Ayu Fitriyanti. Ia memaparkan berbagai cara mudah mengolah sampah dari rumah.

“Sampah bukan hanya masalah, tetapi juga memiliki nilai ekonomi jika dikelola baik,” ujar Ida Ayu. Ia memperkenalkan teknologi tepat guna seperti Lodong Sisa Dapur (Losida) untuk kompos dan budidaya magot Black Soldier Fly (BSF) yang bisa menjadi pakan ternak bernilai tinggi.

Ketua Tim Pengabdian, Erni Saharuddin, S.Sos., MPA, menjelaskan bahwa program ini adalah langkah awal untuk menggerakkan kembali komitmen warga. Selain memberikan pelatihan teknis, tim juga mendampingi pembentukan kepengurusan bank sampah agar lebih terstruktur.

“Kami berharap warga semakin sadar bahwa sampah dapat menjadi sumber manfaat jika dikelola bersama dengan konsisten,” kata Erni.

Program bertajuk “BISA GUNA” yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini diharapkan dapat menjadikan Padukuhan Sembungan sebagai percontohan pengelolaan sampah berbasis komunitas yang sejalan dengan konsep ekonomi hijau.

Pubertas

Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar kegiatan edukasi pubertas bagi anak-anak di SD Muhammadiyah Mantaran, Sleman, pada Selasa (17/9/2025). Kegiatan bertajuk Optimalisasi Komunikasi Guru untuk Mempersiapkan Siswa Menghadapi Pubertas di SD Muhammadiyah Mantaran Sleman Yogyakarta ini diikuti oleh para guru dan murid kelas IV sekolah tersebut.

Ketua tim pengusul program, Fitnaningsih Endang Cahyawati menjelaskan bahwa penyuluhan ini bertujuan mengenalkan kesehatan reproduksi kepada anak-anak sebelum memasuki masa pubertas. Selain memberikan edukasi, tim juga melakukan skrining kesehatan bagi para siswa.

“Tahun ini baru pertama kali diadakan penyuluhan tentang pubertas di SD Mantaran. Ke depan, kami berharap dapat menjalin kerja sama berkelanjutan agar program ini bermanfaat bagi anak-anak yang mulai memasuki masa pubertas atau baligh,” ujar Fitna.

Dalam penyuluhan tersebut, Fitna memperkenalkan perubahan fisik dan psikologis yang akan dialami saat pubertas. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan diri, melaksanakan ibadah wajib, serta mendorong anak-anak untuk berani berdiskusi mengenai pubertas dengan orang terdekat seperti ayah, ibu, dan guru.

Dosen Kebidanan Unisa Yogyakarta itu turut menekankan pentingnya menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis ketika telah baligh. Ia menambahkan, saat sudah baligh, setiap anak mulai diwajibkan menjalankan syariat, termasuk menutup aurat.

Anak-anak tampak antusias mengikuti penyuluhan ini. Mereka mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang pubertas. “Acaranya luar biasa keren,” ungkap Raka, siswa kelas IV SD Muhammadiyah Mantaran.

Sementara itu, Afifah Ika Rahmawati, guru SD Muhammadiyah Mantaran, mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, penyuluhan ini sangat edukatif dan bermanfaat bagi anak-anak dalam menghadapi masa pubertas.

“Kegiatan ini sangat edukatif dan memperkenalkan ilmu baru tentang pubertas, sehingga sangat membantu anak-anak dalam mempersiapkan diri,” ujar Ika.

Formula rahasia

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menghadirkan Irfan Amalee, Founder PeaceGen Indonesia dan Pesantren Welas Asih, dalam kegiatan Masa Ta’aruf (MATAF) mahasiswa baru 2025 di Convention Hall UNISA Yogyakarta, Sabtu (20/9). Melalui sesi bertajuk “3 Formula Rahasia: Ubah Generasi Rebahan Jadi Generasi Emas”, Irfan mengajak ribuan mahasiswa baru untuk berani bermimpi besar, menemukan misi hidup, dan mengasah mental tangguh agar siap menjadi generasi emas Indonesia.

Dalam pemaparannya, Irfan menekankan tiga formula utama. Pertama, Find Your Life Mission dengan mengenali potensi diri melalui passion, vocation, profession, dan mission yang dirangkum dalam konsep Ikigai. Kedua, Hack and Build Your System, yakni membangun sistem hidup yang sehat, disiplin, dan berpola pikir berkembang (growth mindset). Ketiga, Habiskan Jatah Gagal, dengan cara berani mencoba, belajar dari kegagalan, dan menjadikannya batu loncatan menuju sukses.

Lebih lanjut, Irfan membagikan dua strategi praktis atau hack untuk membangun sistem hidup yang kuat. Hack #1 adalah 10 Tombol Rahasia, yakni cara memahami kebutuhan dasar manusia untuk dihargai otonomi dan kemerdekaannya. “Kita tidak suka dipaksa, karena manusia pada dasarnya ingin merdeka. Jika otonominya dihargai, motivasi akan tumbuh dari dalam,” jelasnya.

Sementara Hack #2 adalah Delay Instant Dopamin. Irfan mengingatkan bahwa generasi muda perlu belajar menunda kesenangan instan demi meraih hasil jangka panjang yang lebih besar. “Godaan rebahan, scrolling media sosial, atau hiburan instan itu menyenangkan sesaat, tapi jika tidak dikendalikan bisa mencuri masa depan kita,” pesannya.

Melalui pendekatan ini, Irfan menegaskan bahwa mahasiswa perlu memiliki disiplin diri dan mental tangguh. Ia juga menekankan pentingnya berpindah dari fixed mindset ke growth mindset, di mana kegagalan dipandang sebagai kesempatan bertumbuh, bukan akhir dari perjalanan.

“Generasi emas adalah mereka yang mampu mengelola dirinya, menemukan misinya, dan konsisten berusaha meski harus gagal berkali-kali. Dari sinilah masa depan bangsa ditentukan,” tutup Irfan yang disambut antusias oleh para mahasiswa baru UNISA Yogyakarta.

Revolusi industri

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menghadirkan Dr. Punang Amaripuja, S.E., S.T., M.IT., dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai pemateri dalam kegiatan Masa Ta’aruf (MATAF) mahasiswa baru 2025, Sabtu (20/9). Dalam pemaparannya yang bertajuk Perguruan Tinggi di Era Digital dan Revolusi Industri, Punang menekankan pentingnya kesiapan generasi muda menghadapi percepatan teknologi, khususnya di era industri 4.0 menuju 5.0.

Menurutnya, perubahan teknologi berlangsung secara eksponensial, bukan linear. Hal ini terlihat dari berbagai disrupsi yang telah terjadi, mulai dari hadirnya komputer, telepon pintar, hingga kecerdasan buatan (AI). “Orang akan dikalahkan bukan oleh mesin, tetapi oleh orang lain yang mampu menggunakan mesin, termasuk AI. Karena itu mahasiswa harus memanfaatkannya dengan bijak,” tegasnya

Punang juga menyoroti perkembangan teknologi terkini, mulai dari drone delivery, bioprinting, hingga agentic AI yang mampu bertindak mandiri. Semua itu, katanya, akan berdampak besar terhadap dunia kerja, di mana banyak jenis pekerjaan akan hilang sekaligus muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Ia menekankan bahwa perguruan tinggi harus mempersiapkan mahasiswa dengan kompetensi abad ke-21: critical thinking, creativity, communication, collaboration (4C), serta literasi data, teknologi, dan kemanusiaan. “Kurikulum ke depan harus mengintegrasikan pemanfaatan AI, karena ujian dan tantangan di dunia kerja akan berbasis teknologi,” ujarnya.

Selain peluang, Punang juga mengingatkan adanya risiko dari penggunaan AI, seperti plagiarisme, informasi palsu, hingga kebocoran data. Karena itu, mahasiswa perlu menjunjung integritas akademik, menggunakan AI sebagai asisten belajar, bukan pengganti berpikir.

Di akhir sesi, ia berpesan agar mahasiswa UNISA Yogyakarta mampu menjadi lulusan berkarakter, adaptif, dan siap berkontribusi di era digital. “Belajarlah dengan teknologi, tapi tetap dengan nilai-nilai integritas, empati, dan kepedulian sosial. Itulah bekal menjadi insan berkemajuan,” tutupnya.

Fun run

Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta akan menggelar Charity Fun Run 2025, Minggu (12/10/2025) mendatang. Sebagai kampus berwawasan kesehatan, Charity Fun Run 2025 ini wujud nyata menanamkan budaya sehat dalam berbagai aspek kehidupan.

“Wawasan kesehatan tidak hanya akademis, tapi perilaku sehari-hari. Seperti meningkatkan kesehatan, dengan aktivitas fisik,” ujar Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Urusan Internasional, Ali Imron, saat konferensi pers, di Unisa Yogyakarta, Sabtu (20/9/2025).

Imron menyebut Unisa Yogyakarta juga mencoba mewujudkan rasa kepedulian sosial kepada sesama melalui kegiatan Charity Fun Run 2025 ini. Disebutnya panitia  sama sekali tidak mencari keuntungan dari kegiatan ini.

“Justru kami menjadikannya bagian dari charity. Kegiatan ini bukan hanya menyehatkan lahir, tetapi juga menyehatkan batin. Kita ingin Unisa dikenal sebagai universitas berwawasan kesehatan yang berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Imron menjelaskan yang membedakan acara Charity Fun Run 2025 adalah charity-nya. “Kita tidak hanya berlari untuk sehat, tetapi juga berbagi. Itu fokus utama dan ciri khas Unisa dibanding event lari lain yang marak di Yogyakarta,” ucapnya.

Imron mengatakan bahwa kegiatan ini bersifat lari santai. Sehingga tidak ada pembagian kelas usia maupun sistem kompetisi ketat. “Konsep fun run lebih menekankan kebersamaan dan partisipasi dibandingkan prestasi,” kata Imron. 

Charity Fun Run 2025 terbagi dalam dua kategori jarak, yakni 2,5 kilometer dengan biaya pendaftaran Rp150.000 dan 5 kilometer dengan biaya Rp200.000. Rute yang diambil berada di sekitar kampus Unisa Yogyakarta.

Setiap peserta akan memperoleh sejumlah fasilitas, antara lain jersey race, medali finisher, BIB number, tote bag, water station dan refreshment, doorprize, hiburan, serta asuransi. 

Panitia menyiapkan hadiah, undian menarik. Mulai dari smartwatch, televisi, kulkas, sepeda, hingga sepeda motor.  “Charity Fun Run ini bagian dari rangkaian Milad ke-34 Unisa Yogyakarta. Ada berbagai kegiatan yang kita gelar,” ucap Ketua Milad Unisa ke-34 Unisa Yogyakarta, Wantonoro.

Selain kegiatan lari, acara ini juga akan dilengkapi dengan sejumlah agenda sosial. Panitia menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis, pengobatan gratis, donor darah, serta senam massal yang akan melibatkan sekitar 2.500 mahasiswa baru bersama warga sekitar kampus. 

“Acara ini tidak hanya menghadirkan manfaat fisik bagi para peserta, tetapi juga memberikan dampak sosial yang lebih luas bagi masyarakat,” ujarnya.