Pelatihan konseling

Kemajuan teknologi dan informasi telah membawa perubahan yang sangat signifikan diseluruh aspek kehidupan, tidak terkecuali pada kehidupan siswa SMA yang notabenenya merupakan Gen Z. Permasalahan kesehatan mental, seperti: kecemasan, over thinking, gangguan mood, FOMO, bullying, fatherless, stress, depresi; merupakan contoh dari sekelumit obrolan pada kaum Gen Z saat ini. Gen Z terindikasi memiliki kerentanan untuk mengalami masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu pola asuh orangtua dan media sosial (Grelle dkk, 2023). Sementara Akbar dkk (2024) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab permasalahan kesehatan mental Gen Z, yaitu: paparan informasi di media sosial yang berlebihan, kelelahan akibat penggunaan media sosial, serta stresor akademis dan masalah sosial yang dihadapi. Keasyikan dalam berselancar di dunia maya, membut Gen Z cenderung lebih tertutup untuk berkeluh kesah dengan orangtua ketika di rumah ataupun guru ketika di sekolah. Mereka cenderung lebih nyaman untuk berbagi rasa dengan teman seusianya atau teman onlinenya.

Berangkat dari fenomena ini, maka tim Psikologi UNISA Yogyakarta yang diketuai oleh Dr.Komarudin, M.Psi.,Psikolog melakukan program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di SMA Muhhamadiyah 1 Bantul dengan tema “Pelatihan Konseling Sebaya Untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Kader Muda SMA Muhammadiyah 1 Bantul”. Pelatihan ini bertujuan membekali siswa untuk menjadi konselor sebaya sebagai agen di kelas masing-masing untuk mendeteksi siswa lainnya yang memiliki permasalahan psikologis, sehingga dapat dilakukan deteksi dini dan pertolongan pertama psikologis (psychological first aid).

Pelatihan yang diselenggarakan pada 30 hingga 31 Juli 2025 ini diikuti oleh 24 siswa yang merupakan perwakilan dari masing-masing kelas. Tampak peserta pelatihan antusias untuk mengikuti kegiatan ini yang terlihat dari kedisiplinan dan keaktifan selama proses kegiatan berlangsung. Selain memperoleh dasar teori dan teknik-teknik tentang konseling sebaya yang dipaparkan oleh pakar psikologis, Ibu Tri Winarsih,M.Psi.,Psikolog, peserta juga dibekali keterampilan untuk melakukan konseling sebaya. Terlihat bahwa para peserta nampak serius melakukan simulasi dan praktik secara berpasangan untuk melakukan praktik konseling. Beberapa peserta mengungkapkan ternyata susah menjadi seorang konselor karena harus bisa menjadi pendengar yang baik, memahami perasaan teman yang sedang bercerita, dan memberikan solusi dalam tempo yang relative singkat. Namun demikian, mereka merasa senang bisa memahami teknik-teknik untuk melakukan konseling dan membantu orang lain. Perpaduan antara teori dan praktik ini juga mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam memahami dan mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh remaja seusianya.

Pengabdian Kepada Masyarakat yang mendapatkan dukungan Hibah Riset Muhammadiyah Bach VII Diktilitbang PP Muhammadiyah ini dirasa guru BK SMA Muhammadiyah 1 Bantul, Ibu Dian Novika, S.Psi memiliki banyak manfaat bagi para siswa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan teman lainnya. Selain itu, program ini merupakan embrio untuk membentuk PIK-R di sekolah karena selama ini sekolah belum memilikinya. Pihak sekolah berharap program dan kerjasama yang sudah terjalin ini dapat dilanjutkan dan memberikan kemanfaatan bagi umat.

Transformasi digital 1

Program Studi Teknologi Informasi (PSTI) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sukses menggelar Seminar Nasional 2025 bertajuk “To Infinity and Beyond” pada Minggu, 27 Juli 2025. Acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Milad ke-8 PSTI UNISA ini berlangsung di Hall Baroroh Barried, Gedung Siti Walidah, dan dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar dan masyarakat umum yang tertarik pada dunia penyedia teknologi dan pengembangan.

Seminar ini menjadi ajang berbagi ilmu dan motivasi bagi generasi muda di tengah pesatnya transformasi digital. Dua narasumber utama hadir untuk memberikan wawasan mendalam: Vina Muliana, SP, M.I.Kom., seorang praktisi HR dan content writer ternama, serta Arizona Firdonsyah, S.Kom., M.Kom., dosen sekaligus Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi (BPTSI) UNISA Yogyakarta.

Vina Muliana memaparkan materi berjudul “From Learning to Earning: Transformasi Diri Menuju Karier Impian”. Ia membagikan tips praktis seputar pembuatan CV yang efektif seperti menyesuaikannya dengan yang dilamar dan menonjolkan pencapaian terukur serta posisi strategi menghadapi wawancara kerja dengan penelitian mendalam dan jawaban yang jujur.

Di sisi lain, Arizona membawakan materi “The Tech Playbook: Profesi, Skill, dan Dinamika Dunia IT ”. Ia menjelaskan bahwa kemajuan teknologi membuka beragam peluang karir baru, seperti analis data , desainer UI/UX , hingga spesialis keamanan siber. Arizona menekankan pentingnya penguasaan teknologi terkini, keterampilan adaptif, serta kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif. Ia juga mengajak peserta untuk tidak hanya menjadi pengguna. “Tetapi juga menciptakan solusi berbasis teknologi yang berdampak positif bagi masyarakat,” ujar Arizona.

Seminar Nasional ini menegaskan komitmen PSTI UNISA Yogyakarta dalam mencetak lulusan yang unggul, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan era digital. Di usia ke-8, PSTI UNISA berharap dapat terus menjadi pusat pendidikan teknologi informasi yang inovatif, kolaboratif, dan berdampak positif bagi masyarakat luas.

Cegah penyakit

Tim Pengabdian Masyarakat Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta aktif bergerak dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Kali ini, mereka berkolaborasi dengan Majelis Kesehatan Pimpinan Ranting Aisyiyah Bangunjiwo Barat, Kasihan, Yogyakarta, untuk menyelenggarakan edukasi komprehensif terkait pencegahan penyakit tidak menular (PTM) melalui program CERDIK, Senin (28/07/2025).

Tim pengabdian UNISA Yogyakarta, yang terdiri dari Luluk Rosida, S.ST., M.KM, Intan Mutiara Putri, S.ST., M.Keb, dan Andry Ariyanto, M.Fis, melihat relevansi program ini dalam menghadapi tantangan kesehatan di masyarakat. Penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi kini menjadi ancaman serius yang membutuhkan pendekatan preventif.

Luluk salah satu tim pengabdian menjelaskan kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi beberapa sesi krusial. Pertama, tim memberikan edukasi mendalam mengenai enam pilar program CERDIK. Akronim CERDIK sendiri merujuk pada Cek Kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres.

“Pemaparan tim kami diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya gaya hidup sehat,” tutur Luluk.

Selain edukasi, tim UNISA juga melakukan pemeriksaan kesehatan dasar bagi peserta. Kegiatan ini mencakup pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, serta pengecekan darah sederhana seperti pemeriksaan gula darah dan kolesterol. Tekanan darah juga turut diperiksa untuk mendeteksi potensi risiko PTM sejak dini.

Puncak kegiatan ditutup dengan sesi aktivitas fisik dan olahraga bersama. Warga diperkenalkan dengan beberapa jenis senam yang spesifik, seperti senam Hipertensi, senam Diabetes, dan senam Jantung Sehat. Inisiatif ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membekali masyarakat dengan keterampilan praktis untuk menjaga kesehatan mereka secara mandiri. Kolaborasi UNISA Yogyakarta dan PRA Bangunjiwo Barat ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi perguruan tinggi dan masyarakat dapat menciptakan dampak positif dalam peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.

Anugerah humas

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menorehkan prestasi di bidang kehumasan. Kali ini UNISA Yogyakarta berhasil meraih terbaik 2 kategori pengelolaan website dan terbaik 2 kategori pengelolaan media sosial dalam ajang Anugerah Humas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V. Acara penganugerahan berlangsung pada Rabu, 30 Juli 2025, bersamaan dengan Rapat Koordinasi Humas PTS 2025 yang diselenggarakan di kantor LLDIKTI Wilayah V.

Pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen UNISA Yogyakarta dalam mengelola informasi dan membangun citra positif di era digital. Di tengah persaingan ketat antar-perguruan tinggi, kemampuan mengelola platform komunikasi digital secara efektif menjadi sangat penting.

Kepala Humas dan Protokol UNISA Yogyakarta, Sinta Maharani, M.I.Kom, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diraih. “Prestasi ini menjadi pemantik semangat bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas komunikasi, baik melalui website maupun media sosial,” ujar Sinta.

Ia menambahkan bahwa di tengah dinamika transformasi digital yang kian pesat, kehadiran tim humas yang adaptif sangat krusial untuk memperkuat citra dan reputasi institusi.

Tim Humas UNISA Yogyakarta menegaskan komitmen mereka untuk terus berinovasi. Mereka bertekad mendekatkan institusi dengan masyarakat luas, serta menjadi jembatan informasi yang membangun kepercayaan dan kolaborasi. Penghargaan ini diharapkan dapat memacu UNISA Yogyakarta untuk terus menjadi salah satu universitas terdepan dalam komunikasi publik dan keterbukaan informasi.

Penanganan sinkop

Pingsan atau sinkop merupakan kondisi kehilangan kesadaran mendadak dan bersifat sementara, disebabkan berkurangnya aliran darah serta oksigen ke otak. Kondisi ini sering diawali dengan gejala pusing, pandangan kabur, atau telinga berdenging. Meskipun tampak sepele, sinkop berpotensi menyebabkan cedera pada 28 persen kasus. Oleh karena itu, pengetahuan dan sikap yang tepat dalam memberikan pertolongan pertama pada sinkop menjadi krusial untuk mencegah risiko cedera lebih lanjut.

Di Desa Balecatur, Sleman, penanganan sinkop menjadi isu kesehatan yang signifikan. Banyak warga yang beraktivitas fisik berat di bawah terik matahari, meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Sayangnya, minimnya pengetahuan masyarakat tentang gejala dan tata cara penanganan pingsan yang benar kerap menyebabkan respons yang lambat, berujung pada potensi cedera. Menanggapi permasalahan ini, penyuluhan kesehatan mengenai pertolongan pertama pada kasus sinkop dinilai sebagai solusi efektif untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan warga dalam merespons situasi darurat tersebut.

Nasyiatul Aisyiyah (NA) Balecatur, yang beranggotakan remaja berusia 16-19 tahun, menjadi sasaran utama program edukasi ini. Remaja-remaja NA dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial di desa. Mengedukasi mereka tentang pertolongan pertama memiliki manfaat ganda: pertama, mereka dapat menjadi penggerak dan motivator kesehatan di lingkungan sekitar; kedua, edukasi yang disertai demonstrasi ini diharapkan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memberikan pertolongan pertama pada pasien sinkop.

Endah Tri Wulandari, anggota tim pengabdian masyarakat dan dosen Program Studi Keperawatan Anestesiologi Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, menjelaskan bahwa program edukasi dan demonstrasi “Pertolongan Pertama pada Sinkop (Pentasy)” sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan remaja, Sabtu (26/07/2025).

“Pada tahap awal pelaksanaan, mayoritas remaja belum sepenuhnya memahami bagaimana pertolongan pertama sinkop. Melalui edukasi dan demonstrasi yang diberikan, para remaja mulai memahami pentingnya memberikan pertolongan pertama sebelum pasien dievakuasi ke pelayanan kesehatan oleh petugas berwenang,” ujar Endah.

Pemaparan materi dan demonstrasi ini tidak hanya bertujuan mentransfer informasi, tetapi juga diharapkan mampu mengubah perilaku dan menumbuhkan kesadaran diri para remaja. Edukasi ini juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan remaja dalam berperan aktif menjaga kesehatan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan Balecatur memiliki generasi muda yang tanggap dan sigap dalam situasi darurat kesehatan.