Program Studi Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta ajak 102 mahasiswa semester 2 belajar table manner, di Hotel Grand Rohan Jogja, Sabtu (5/7/2025). Agenda tahunan ini merupakan gong dari mata kuliah Gizi Kuliner, dimana sebelumnya para mahasiswa mempelajari masakan menu Nusantara, Oriental, Timur Tengah dan Kontinental.
Kaprodi Gizi Unisa Yogyakarta, Agung Nugroho, AMG., MPH., menjelaskan bahwa para mahasiswa telah belajar secara teori, harapannya dengan table manner para mahasiswa dalam dunia kerja nanti telah paham terkait tata cara formal skala internasional.
Agung juga memberikan pesan untuk para mahasiswa agar pelajaran table manner dapat menjadi salah satu bekal kedepannya. “Suatu saat kalian akan mempraktikkan hal seperti ini juga dan bisa mengajarkan kepada yang lain. Semoga hari ini bisa menjadikan tambahan pengetahuan bagi kita semua. Jangan pernah mensia-siakan ilmu yang kalian dapat,” tutup Agung.
Aroma butter yang turut menghiasi ballroom menjadi penggugah mahasiswa untuk ikut ambil andil dalam praktik masak salah satu menu yang akan disajikan. “Seru banget bisa masak bareng chef, diajarin banyak hal, chef-nya juga interaktif jadi enggak grogi,” jelas Najwa mahasiswa Prodi Gizi Unisa Yogyakarta.
Yuni mahasiswa Prodi Gizi Unisa Yogyakarta lainnya yang juga peserta table manner, merasa sangat senang. Kegiatan ini dirasa memberikan pengalaman dan ilmu baru baginya.
Kemajuan Artificial Intelligance (AI) telah berlangsung sangat pesat dan berpengaruh di hampir seluruh sendi kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan penggunaan internet sebagai media komunikasi dan searah dengan kemunculan smartphone dengan berbagai fitur canggih yang terupgrade setiap harinya. Seolah dengan menggenggam smartphone seluruh kebutuhan hidup sehari-hari dapat dipenuhi dengan mudah melalui transaksi online. Hal ini mengakibatkan banyak generasi muda yang tidak dapat lepas dari smartphonenya bahkan sebagian telah mengalami nomophobia (ketakutan jika smartphone jauh dari genggamannya).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi penggunaan internet di Indonesia telah mencapai 79,5% dari total populasi penduduk di Indonesia sebesar 278 ribu jiwa lebih. Dimana penggunanya didominasi oleh kaum milenial sebesar 30,62% dan Gen Z sebesar 34,40%. Platform digital yang sering banyak digunakan adalah media sosial, seperti: Facebook, Instagram, Youtube, dan Tiktok. Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh GWI pada awal tahun 2024 diperoleh data bahwa rata-rata orang Indonesia dalam sehari menggunakan internet selama 7 jam 38 menit dan scrolling media sosial selama 3 jam 11 menit. Penggunaan waktu layar yang hampir separuh hari ini telah membawa dampak positif, yaitu AI membuat kehidupan sehari-hari menjadi mudah. Namun demikian, dampak buruk yang ditimbulkan jauh lebih besar, yaitu munculnya fenomena Brain Rot.
Brain Rot
Secara harfiah Brain rot berarti “pembusukan otak”, namun dalam psikologi modern dan neurosains populer, istilah ini digunakan untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif, perhatian, dan emosi akibat konsumsi konten digital dangkal dan berlebihan, terutama dari media sosial dan video pendek seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Reels (Newport, 2019). Doomscrolling (scrolling tanpa henti) bisa menyebabkan atrofi neuroplastik, yaitu penurunan konektivitas saraf dan kemampuan adaptif otak akibat kurangnya stimulasi bermakna (Turner, 2023).
Hal ini juga berdampak pada kesehatan mental para pengguna media sosial secara berlebihan, yaitu: menurunnya fokus dan konsentrasi, gangguan regulasi emosi, kecanduan digital dan dopamine, menurunnya kemampuan berpikir kritis, serta beresiko mengalami kecemasan dan depresi. Tidak sampai disitu saja, efeknya bukan hanya jangka pendek, melainkan juga berdampak pada jangka panjang. Ditinjau dari aspek biologis, paparan layar berlebih di malam hari diketahui mengganggu kualitas tidur, dan gangguan tidur ini menjadi faktor mediasi yang memperburuk gejala kecemasan dan depresi pada remaja (Lee dkk, 2024). Selain itu, konsumsi konten dangkal dan berulang dapat mengaktifkan sistem saraf otonom secara tidak adaptif, membuat individu terjebak dalam mode fight/flight atau freeze, yang bisa menyebabkan kelelahan mental dan gangguan regulasi emosi (Porges, 2007).
Upaya Pencegahan
Yousef dkk (2025) dalam risetnya memaparkan strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya Brain Rot. Pertama, mengatur waktu layar, yaitu menetapkan batasan seperti mengurangi waktu layar harian dan menghapus aplikasi yang mengganggu atau tidak berguna. Kedua, mengkurasi umpan media, yaitu selektif memilih sumber informasi karena akan berguna untuk melindungi ruang mental mereka supaya tetap sehat dan positif. Ketiga, melakukan aktivitas non digital, seperti: bermain musik, menulis, berpetualang di luar lingkungan, atau melakukan hobi lainnya akan memberikan istirahat yang sangat dibutuhkan dari layar dan juga berfungsi sebagai pelepas stres bagi pikiran dan emosi. Terakhir, membina dukungan sosial dan terlibat dalam kegiatan masyarakat, karena dengan terlibat dalam jejaring sosial yang positif akan membantu mengurangi perasaan terisolasi dan kesepian.
Merujuk pada gagasan AI pertama kali yang dikemukakan oleh John McCarthy (1956), sudah semestinya AI diciptakan oleh manusia untuk membantu manusia supaya dapat menjadi fully function person bukan untuk melemahkan eksistensi manusia. Penggunaan AI yang tepat dan bijaksana akan membawa manusia pada kesejahteraan digital.
Permasalahan sampah rumah tangga kini menjadi sorotan serius, terutama sejak membludaknya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Tak hanya menimbulkan persoalan lingkungan, sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber penyakit, seperti diare, demam berdarah, infeksi kulit, hingga saluran pernapasan. Dalam konteks ini, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi salah satu pendekatan penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Sebagai bentuk kontribusi nyata, tim pengabdian masyarakat Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), serta bekerja sama dengan Kalurahan Balecatur, dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) menyelenggarakan workshop bertema “Mencapai PHBS melalui Pengelolaan Sampah yang Tepat”. Kegiatan ini digelar di Balai Kalurahan Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman, pada hari Minggu, tanggal 15 Juni 2025 yang diikuti oleh 60 kader perempuan dari PRA dan Tim Penggerak PKK Balecatur.
“Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengelola sampah rumah tangga serta memahami hubungan langsung antara sampah dan ancaman kesehatan keluarga,” ujar Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Unisa Yogyakarta, Indriani, S.KM., M.Sc, Rabu (2/7/2025).
Workshop dibagi ke dalam tiga sesi yaitu sesi pembukaan yang disampaikan oleh ketua PKK Balecatur, Nor Faizah Kaeni, S.S., M.A dan ketua PRA Balecatur, Hj. Suprihatin. Sesi kedua penyampaian materi workshop dan sesi ketiga yaitu praktik pengelolaan sampah. Dalam sesi materi pertama, Indrianimenyampaikan pentingnya penerapanPHBS pada tatanan rumah tangga, khususnya dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan prinsip PHBS, lingkungan rumah yang bersih dan sehat merupakan determinan penting dalam mencegah munculnya berbagai penyakit berbasis lingkungan. “Sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, dan tikus, yang berkontribusi terhadap meningkatnya risiko kejadian diare, demam berdarah dengue (DBD), infeksi kulit, hingga gangguan pernapasan,” kata Indriani.
Lebih lanjut, Indriani menekankan bahwa perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah terutama melalui pemilahan sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya merupakan bagian integral dari strategi promotif dan preventif dalam upaya kesehatan masyarakat. “Melalui pendekatan PHBS, masyarakat diharapkan tidak hanya memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah, tetapi juga memiliki kesadaran dan kemauan untuk menerapkan praktik sehat sebagai bagian dari budaya hidup sehari-hari,” ujarnya.
Sesi berikutnya disampaikan oleh Nor Faizah Kaeni, S.S., M.A., dosen FIKes UNISA Yogyakarta sekaligus Ketua TP PKK Balecatur. Nor Faizah memaparkan berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, mulai dari regulasi nasional seperti Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, hingga kebijakan tingkat lokal. Dalam paparannya, ditekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai wujud pendekatan pentahelix dalam pembangunan, yang melibatkan kader masyarakat, pemerintah kelurahan, organisasi keagamaan, dunia pendidikan, dan masyarakat umum. Sinergi ini dinilai krusial untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi.
Materi dilanjutkan oleh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UMY, Romdzati, S.Kep., Ns., MNS., sekaligus ketua tim pengabdian. Ia menekankan bahwa persoalan sampah sesungguhnya berakar dari perilaku individu di tingkat rumah tangga. Perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah sangat dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap ancaman kesehatan dan manfaat dari tindakan pencegahan. “Oleh karena itu, edukasi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, pengurangan sampah plastik, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang diadaptasi menjadi 3-AH (Cegah, Pilah, Olah) perlu dilakukan secara konsisten dan dimulai dari lingkungan keluarga sebagai agen perubahan utama,” ujar Romdzati.
Sebagai penutup sesi, Yuanita Efhiliana dari komunitas Ayu Jiwa menyampaikan praktik baik pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas. Ia menunjukkan bagaimana ibu-ibu rumah tangga dapat mengolah sampah plastik menjadi ecobrick, dan limbah organik menjadi kompos, sebagai bentuk pengelolaan yang ramah lingkungan sekaligus memiliki nilai ekonomi. Pendekatan ini sejalan dengan konsep community empowerment, di mana masyarakat, khususnya perempuan diberi keterampilan dan akses untuk memanfaatkan limbah menjadi produk yang berguna, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
Lebih dari sekadar solusi lingkungan, pengelolaan sampah rumah tangga juga memiliki potensi ekonomi mikro. Melalui pelatihan ecobrick dan teknik biopori, peserta dibekali keterampilan yang dapat dikembangkan menjadi usaha kecil berbasis lingkungan. “Kader bisa menjadi penggerak bank sampah atau pelatih di lingkungan sekitarnya. Ini bukan hanya perubahan perilaku, tetapi juga pemberdayaan ekonomi,” kata Yuanita.
Sebagai dukungan keberlanjutan, tim UMY turut menghibahkan perangkat biopori kepada seluruh peserta. Dengan alat ini, masing-masing rumah dapat mengolah sampah organik secara mandiri dan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPS. Antusiasme peserta workshop sangat baik, yang didapatkan dari hasil pretest dan posttest serta survei kepuasan peserta. Hasilnya menunjukkan bahwa 92 persen peserta menyatakan sangat puas terhadap pelaksanaan workshop. Romdzati menutup kegiatan dengan harapan besar, “Kita berharap kader bukan hanya menjadi peserta, tapi agen perubahan. Melalui sinergi antara perguruan tinggi dan organisasi masyarakat seperti PRA dan PKK Balecatur, kami berharap terbentuk ekosistem pemberdayaan yang saling menguatkan, sehingga kader dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan produktif,” tutupnya.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/07/pengelolaan-sampah.jpg7761380adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-07-04 11:03:172025-07-04 11:03:22UNISA Yogyakarta dan UMY Kolaborasi Capai PHBS Lingkungan dan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menyerukan perlawanan terhadap maraknya judi online (judol), dengan aksi campaign on the road Ajang Kreativitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa (Antariksa) 2025, di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Rabu (2/7/2025). Judol masih perlu menjadi perhatian serius, karena belum ada langkah progresif untuk memberantasnya.
“Isu judi online telah menggerus perhatian kita beberapa tahun lalu, tapi sampai hari ini kita belum melihat langkah-langkah lebih progresif (untuk memberantas), dari yang seharusnya mengatur ini, siapa pelakunya, dan seterusnya,” ujar Wakil Rektor IV Unisa Yogyakarta, Ali Imron.
Imron mendorong agar pemerintah tidak kendor dalam memberantas judol. Sebagai institusi pendidikan, Imron juga menyebut Unisa Yogyakarta mencoba mengambil peran untuk memberantas judol dan mencegah generasi muda terbelenggu judol.
“Sebagai komunitas pendidikan kita sadar betul bahwa salah satu sasaran utama yang menjadi korban akhirnya adalah generasi muda, yang seusia mahasiswa kita. Saya kira perlu diatasi, karena betul-betul ketika mahasiswa terjebak judol, seluruh proses akademik akan mengalami kehancuran,” ujar Imron.
Imron mengingatkan saat ini orang sangat mudah terjebak judol dengan kemajuan teknologi yang ada. Mereka yang terjerat judol, terkadang karena ketidaktahuan dan ketidaksengajaan. Oleh karena itu, menjadi penting untuk memberikan literasi ke generasi muda.
“Kami juga mendidik mereka (mahasiswa) pentingnya kehati-hatian dalam melakukan ‘klik’ ketika sedang berselancar di internet. Melakukan penyadaran agar jari mereka hati-hati,” ungkap Imron.
Ketua Antariksa 2025, Reza Al-Khifari mengatakan campaign on the road menjadi puncak dari tiga rangkaian kegiatan Antariksa 2025, setelah sebelumnya sukses dilaksanakan Antariksa Goes to School dan Antariksa Sapa Warga. Agenda kali ini untuk mengingatkan kembali tentang bahaya judol kepada masyarakat.
“Mengusung tema Setiap Klik Bisa Merenggut Hidupmu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik akan bahaya judi online, serta mengajak masyarakat turut serta dalam gerakan penolakan melalui penandatanganan petisi dukungan,” ujar Reza.
Dalam aksi kali ini, selain orasi dari Wakil Rektor IV Unisa Yogyakarta, juga ada sesi simbolis penandatanganan petisi, penyebaran sweet card, pertunjukan teatrikal jalanan, dan ditutup dengan flashmob lampu merah sebagai bentuk simbolik bahwa bahaya judi online kini menjadi ancaman serius yang harus dihentikan bersama.
Kampanye ini juga sebagai bagian milad Unisa Yogyakarta ke-34. Kampanye ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, antara lain Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (OJK DIY), Bank Syariah Indonesia (BSI), serta R.A. Yashinta Sekarwangi Mega, selaku Anggota Komite IV DPD RI.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/07/judi-online-2.jpg9001600adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-07-04 08:54:342025-07-04 08:54:36Dari Titik Nol Km Yogyakarta, Mahasiswa Unisa Yogyakarta Suarakan Penolakan Judi Online
Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta melaunching Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) di Hall Baroroh Unisa Yogyakarta, Kamis (3/7/2025). Hadirnya LP3H Unisa Yogyakarta diharap mendukung percepatan sertifikasi produk halal.
Wakil Ketua Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Afriansyah Noor mengapresiasi dilaunchingnyaLP3H Unisa Yogyakarta. Hadirnya LP3H Unisa Yogyakarta diharapkan bisa mendukung target sertifikasi halal.
“Wajib halal yang harus terlaksana untuk makanan, minuman, mikro, kecil ini Oktober 2026 nanti. Makannya LP3H Unisa Yogyakarta ini sangat membantu kami dalam program percepatan pemerintah untuk memberikan sertifikasi halal,” ujarnya.
Lebih lagi diungkapkan Afriansyah saat ini LP3H baru ada sekitar 300. Kemudian untuk Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) baru ada 97. “Masih sangat kurang, ini yang terus kita kembangkan. Untuk pendamping sertifikasi halal baru sekitar 90 ribuan di seluruh Indonesia. Pendamping yang efisien untuk 62 juta produk, itu diperkirakan sekitar 250 ribuan orang,” ungkap Afriansyah.
Afriansyah juga mengharapkan lahir banyak pendamping untuk sertifikasi halal dari LP3H Unisa Yogyakarta. Dirinya juga mendorong pelaku usaha untuk aktif melakukan pendaftaran sertifikasi halal. “Nantinya kami siap memberikan sertifikasi halal sesuai prosedur dan regulasi yang sudah diterapkan,” kata Afriansyah.
Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti mengatakan launching LP3H disertai kuliah umum ini menjadi momentum penting bagi Unisa Yogyakarta. Ia menegaskan sertifikat halal bukan sekadar kewajiban syariat. “Jauh dari itu, jadi tuntutan pasar global,” ujar Warsiti.
Warsiti mengatakan dengan produk halal, berarti juga memberikan jaminan aman kepada konsumen. “LP3H diharapkan menjadi wadah pendampingan yang kredibel, berkualitas untuk pelaku usaha, UMKM binaan, mitra kampus ini,” ucap Warsiti,
Lebih lagi, dikatakan Warsiti di Unisa Yogyakarta memiliki Program Studi Gizi dan Program Studi Bioteknologi yang bisa mendukung aktivitas LP3H. “Saat ini kami punya kelompok pendamping halal, namun masih sebatas dosen. Nantinya (LP3H) tidak hanya dosen, kami juga membawa mahasiswa untuk dilatih untuk melakukan pendampingan halal. Mereka juga bisa mendapat income dengan melakukan pendampingan,” kata Warsiti.
Ketua Halal Center Unisa Yogyakarta, Agil Dhiemitra Aulia Dewi menambahkan LP3H merupakan lembaga yang berada di bawah Halal Center. LP3H untuk mendukung implementasi sertifikasi halal secara menyeluruh dan sesuai standar. “Diharap juga LP3H Unisa Yogyakarta melakukan pendampingan profesional pelaku usaha, khususnya UMKM,” ujarnya.
Diharapkan pula LP3H bisa menjangkau target seluas mungkin. Dimulai dengan pelaku usaha pada bidang makanan dan minuman di sekitar kampus Unisa Yogyakarta. Berbagai persiapan pun telah dilakukan LP3H Unisa Yogyakarta.