Kampus swasta terbaik

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berhasil menempati peringkat ke-14 Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia dalam pemeringkatan internasional Times Higher Education (THE) Impact Rankings tahun 2025. Peringkat ini menunjukkan kontribusi UNISA Yogyakarta dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

THE Impact Rankings merupakan satu-satunya sistem pemeringkatan global yang menilai universitas berdasarkan kinerja dan kontribusi mereka terhadap 17 SDGs. Berbeda dengan pemeringkatan akademik konvensional, THE Impact Rankings menitikberatkan pada aspek keberlanjutan, keterlibatan sosial, tata kelola institusi, serta kolaborasi multi stakeholder dalam menjawab tantangan global. 

Pada partisipasi perdananya, UNISA mengirimkan data untuk lima SDGs utama, yaitu SDG 2 – Zero Hunger: Peringkat 401–600 dari 995 institusi. SDG 3 – Good Health and Well-Being: Peringkat 601–800 dari 1.788 institusi. SDG 4 – Quality Education: Peringkat 1001–1500 dari 1.975 institusi. SDG 6 – Clean Water and Sanitation: Peringkat 401–600 dari 1.042 institusi. SDG 17 – Partnerships for the Goals (wajib): Peringkat 401–600 dari 2.389 institusi. Secara keseluruhan, UNISA Yogyakarta meraih peringkat dunia 1.001–1.500 dan peringkat 14 terbaik PT Swasta di Indonesia

“Ini merupakan bentuk nyata komitmen Unisa Yogyakarta dalam mendukung dan mengimplementasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” ujar Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, Rabu (18/6/2025).

Warsiti berharap capaian ini menjadi momentum bagi UNISA Yogyakarta untuk terus memperkuat kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Ke depan, UNISA Yogyakarta akan mendorong peningkatan kualitas data, penguatan kolaborasi lintas sektor, serta perluasan cakupan program yang mendukung pencapaian SDGs lainnya. Selain itu, UNISA Yogyakarta berkomitmen untuk menjadikan THE Impact Rankings sebagai instrumen pemantauan tahunan atas kinerja keberlanjutan institusi, sejalan dengan visinya sebagai universitas berwawasan kesehatan, pilihan, dan unggul berdasarkan nilai-nilai Islam Berkemajuan.

Penghargaan 3

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Kampus dibawah persyarikatan ‘Aisyiyah ini sukses meraih penghargaan sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dengan Riset dan Publikasi AIK Terbanyak III. Penghargaan ini diserahkan dalam ajang Muhammadiyah Higher Education Awards 2025 yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Jumat (13/6/2025).

Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta bidang Kemahasiswaan, Alumni, Agama Islam, Kemuhammadiyahan-Ke’Aisyiyahan, Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Si. , mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian ini. “Ini suatu kebanggaan bisa meraih prestasi yang tidak disangka bisa diraih oleh UNISA Yogyakarta,” ujar Mufdlilah.

Ia menambahkan, keberhasilan ini merupakan buah dari upaya kolektif seluruh dosen dan karyawan yang telah gigih meningkatkan pencapaian indeks kinerja utama (IKU) dan tambahan (IKT) dalam bentuk publikasi.

Menurut Mufdlilah, kurikulum yang diterapkan di UNISA Yogyakarta juga sangat berdampak. “Kurikulum kami sangat memberikan solusi dan dampak positif dari hasil penelitian, membantu mahasiswa pada akhirnya berdampak pada masyarakat,” jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa penelitian di UNISA Yogyakarta tidak hanya berhenti di jurnal, melainkan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan sosial.

Mufdlilah berharap prestasi yang diraih ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh civitas akademika UNISA. “Semoga ini menjadi pemicu bagi dosen maupun karyawan untuk lebih berkarya dalam hal Agama Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) serta terus meningkatkan prestasi di masa mendatang,” tutupnya.

Penghargaan ini mengukuhkan posisi UNISA Yogyakarta sebagai salah satu PTMA yang tidak hanya unggul dalam bidang pendidikan, tetapi juga produktif dalam penelitian dan publikasi, khususnya di bidang AIK.

Parenting

Mahasiswa Kebidanan Angkatan 12 Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta tak hanya berkutat dengan teori. Mereka turun langsung ke masyarakat melalui kegiatan pengabdian di wilayah kerja Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Kraton Yogyakarta. Mengusung tema besar “Penguatan Peran Bidan dalam Pemberdayaan Perempuan untuk Deteksi Dini Kesehatan Ibu dan Anak di Komunitas,” kegiatan ini jadi bukti nyata komitmen UNISA dalam mencetak bidan yang tak hanya terampil medis, tapi juga peka sosial.

Kegiatan praktik lapangan ini terstruktur rapi, mulai dari identifikasi dan analisis masalah kesehatan di komunitas, perumusan solusi, perencanaan program, pelaksanaan, hingga evaluasi dan rencana tindak lanjut. Fokus utamanya adalah pemberdayaan perempuan, khususnya dalam konteks kesehatan ibu dan anak. Tujuannya, agar perempuan memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai untuk mengambil keputusan tepat demi kesehatan diri, anak, dan keluarga. Seperti yang ditekankan WHO, pemberdayaan adalah proses meningkatkan kapasitas individu atau kelompok untuk membuat pilihan dan mengubahnya menjadi tindakan nyata.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga menyentuh aspek ketahanan keluarga, yaitu kemampuan keluarga untuk menghadapi, mengelola, dan bangkit dari berbagai tekanan atau krisis. Keluarga yang tangguh akan menciptakan lingkungan aman dan suportif.

Sebagai wujud nyata, mahasiswa menginisiasi agenda edukasi bertajuk “Bangun Kehangatan, Ciptakan Ketahanan.” Rangkaian edukasi ini digelar dalam dua sesi. Pertama, pada Kamis, 12 Juni 2025, di Forum Biro Konsultasi Keluarga Sakinah PCA Kraton yang dihadiri 28 ibu pengurus. Kedua, pada Jumat, 13 Juni 2025, di TK ABA Kadipaten Kulon bersama 17 wali murid.

Dalam forum tersebut, mahasiswa menyampaikan materi pentingnya komunikasi dan kehangatan dalam keluarga, peran ayah dan ibu sebagai agen ketahanan keluarga, serta keterampilan membangun keharmonisan rumah tangga yang resilien dengan pola asuh positif pada anak. Kegiatan dikemas interaktif, dengan diskusi dan simulasi membangun kedekatan emosional sebagai fondasi ketahanan keluarga dan pencegahan masalah kesehatan mental anak sejak dini. Peserta juga dibekali latihan skrining sederhana menggunakan Kuesioner Penilaian Kekuatan dan Kesulitan Anak (SDQ), alat deteksi dini masalah emosional dan perilaku anak usia 4-18 tahun.

Ketua PCA Kraton, Laila Desi Ikawati, menyambut baik kegiatan ini. “Alhamdulillah, materinya bagus dan selaras dengan edukasi yang juga kami jalankan. InsyaAllah ada hal-hal baru yang baru kita pelajari dalam edukasi ketahanan keluarga ini,” ungkapnya.

Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Sekolah TK ABA Kadipaten Kulon dan dosen pembimbing UNISA Yogyakarta. Diharapkan, edukasi ini menjadi bekal berharga bagi para ibu dan perempuan di Kraton untuk membangun keluarga sehat, tangguh, dan harmonis.

Barak militer

Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengirimkan anak nakal ke barak militer menuai perdebatan di tengah masyarakat. Tidak hanya kritik, kebijakan ini juga memunculkan berbagai pandangan berbeda dari para ahli, termasuk dari dosen dan psikolog Universitas ’Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Annisa Warastri., S.Psi, M.Psi, Psikolog.

Menurut Annisa, kebijakan ini bisa menjadi salah satu cara untuk menekan angka kenakalan anak, terutama jika dilihat dari sisi kedisipilinan. Ia menyebut bahwa anak nakal pada umumnya adalah anak yang keluar dari aturan, sehingga pendekatan yang harus dilakukan yaitu mengembalikan mereka pada struktur kedisiplinan.

“Definisi nakal itu keluar dari aturan kan? Bagimana cara dia supaya teratur? Ya masukin lagi ke aturan. Karena menurut saya untuk menangani anak nakal itu harus didisiplinkan, basicnya anak nakal itu kan tidak pernah dikekang oleh aturan,” kata Annisa, di UNISA, Kamis (22/5/2025).

Meskipun demikian, Annisa menegaskan bahwa pengiriman ke barak militer tidak bisa dianggap sebagai satu-satunya solusi untuk mengatasi kenakalan anak. Ia mengingatkan bahwa setiap anak memiliki latar belakang psikologis yang berbeda, sehingga pendekatannya pun tidak bisa disamaratakan.

“Untuk beberapa orang bisa, beberapa orang saja. Karena kalau kita ngomongin psikologis orang dan karakterisktik tiap orang itu beda. Mungkin karena baru sekali ini dan ceritanya barak militer, orang jadi takut, tapi pada dasarnya kuncinya ya harus didisiplinkan. Tapi caranya seperti apa? Ya tidak selalu dengan barak militer, misalnya sesuatu yang dia suka,” ujarnya.

Dalam pandangannya, untuk menyelesaikan permasalahan kenakalan anak, tidak hanya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah saja. Melainkan, harus ada peran orang tua dalam pembentukan karakter anak sejak dini, karena pembinaan yang efektif dimulai dari lingkungan keluarga.

“Karakter itu hasil perkawinan antara pola asuh dengan lingkungan, siapa yang bikin pola asuh? Orang tua kan? Misal anaknya nakal, orang tuanya biasa manjain anaknya tidak? Orang tuanya terbiasa menegur tidak? Nah, itu alasannya kan bisa seperti itu, itu yang harus diberikan edukasi kepada orang tua,” pungkasnya.

Meski kebijakan ini tak luput dari perdebatan, ia tetap memberikan apresiasi terhadap langkah yang telah diambil oleh Dedi Mulyadi. Annisa menilai, perhatian semacam ini merupakan hal yang penting sebagai langkah awal untuk menangani moral generasi muda.

”Saya sangat menghargai upaya dari KDM (Kang Dedi Mulyadi). At least dia berupaya, at least he try. Saya tidak tahu ya, tapi belum ada gubernur semenjak KDM, karena saya orang Jawa Barat, belum ada gubernur yang concernnya terkait dengan kenakalan remaja. Setidaknya dia sudah berusaha, dan we have to appreciate him,” tutup Annisa.

Jurnalistik

Koordinator Komisariat (Korkom) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan jurnalistik di Gedung Siti Walidah, pada Minggu (25/5/2025). Kegiatan ini merupakan upaya dari Korkom IMM UNISA untuk memantik kembali semangat demokrasi di kampus UNISA. 

Ketua Korkom IMM UNISA, Abdul Khalim Mubaroq menyampaikan dalam sambutannya,  bahwa ia berencana ingin membentuk Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) sebagai rencana tindak lanjut dari pelatihan ini.

”Lembaga pers ini selain untuk memberikan ruang aspirasi kepada mahasiswa UNISA, bisa juga menjadi wadah untuk meningkatkan skill menulis. Ini dibutuhkan sekali di dunia akademis, contohnya membuat skripsi, artikel, paper maupun opini,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Pembina Korkom IMM UNISA, Fajrus Shodiq, S.IP., M.KP, turut menyampaikan sambutan dan apresiasinya. Ia menekankan bahwa kegiatan pelatihan jurnalistik ini bisa saja menjadi jalan menuju dunia profesional mendatang.

”Ini bisa menjadi persiapan matang saya rasa, untuk menjadi penguat bagi kapasitas kemahasiswaan UNISA secara keseluruhan dan pengembangan diri pada kesempatan hari ini,” kata Shodiq.

Pada pelatihan ini, Korkom IMM UNISA menghadirkan Aan Ardiyanto, jurnalis senior Media dan Komunikasi (Medkom) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebagai pemateri utama. Dalam paparannya, ia membahas mengenai dasar-dasar jurnalistik, teknik peliputan berita, serta pentingnya menjaga etika jurnalistik dalam menyampaikan informasi.

Suasana pelatihan berlangsung aktif dan interaktif. Peserta tak hanya menyimak materi, tetapi juga diajak praktik langsung menulis berita berbasis simulasi peristiwa. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi yang hidup dan berbagai pertanyaan kritis yang diajukan kepada pemateri.

Salah satu peserta pelatihan, Anggi Vinatasya, mahasiswa Prodi Teknologi Informasi UNISA mengungkapkan antusiasmenya setelah mengikuti kegiatan ini.

”Benefit yang saya rasa dari kelas ini, selain mendapatkan pengetahuan berupa teori, kita juga dapat bagian praktik menulisnya. Jadi itu saling melengkapi, tulisan kita juga bisa dikoreksi langsung, ternyata kita harus nulis seperti ini,” ujarnya.

Melalui pelatihan jurnalistik ini menegaskan peran IMM sebagai organisasi mahasiswa yang tidak hanya bergerak dalam bidang kaderisasi dan advokasi saja, tetapi juga turut andil dalam membangun iklim demokrasi kampus yang sehat, kritis, dan produktif melalui kerja-kerja literasi dan jurnalistik.