Ners 1

Sebanyak 84 calon perawat profesional dari Program Studi Keperawatan Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mengikuti acara Janji Pra Ners di Hall Baroroh Baried pada Selasa (15/04). Acara ini menjadi penanda kesiapan para siswa untuk memasuki dunia praktek dan penerapan ilmu yang telah mereka peroleh selama masa pendidikan.

Ketua Program Studi Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners FIKes UNISA Yogyakarta, Dr. Sarwinanti, S.Kep,Ners.M.Kep.,Sp.Mat, dalam laporannya menyampaikan bahwa para mahasiswa profesi Ners ini akan segera diterjunkan ke berbagai fasilitas kesehatan, termasuk sejumlah rumah sakit dan juga komunitas, selama kurang lebih sepuluh bulan ke depan. Penempatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam menangani berbagai kasus kesehatan dan berinteraksi dengan pasien serta masyarakat.

“Selama kurang lebih sepuluh bulan, para mahasiswa akan menjalani beberapa tahapan praktik di berbagai tempat pelayanan kesehatan. Ini adalah kesempatan emas bagi mereka untuk mengasah keterampilan klinis, menerapkan ilmu pengetahuan, serta membangun profesionalisme sebagai seorang Ners,” ujar Sarwinanti. Ia juga menekankan pentingnya menjaga nama baik almamater selama menjalankan praktik.

Sementara itu, Dekan FIKes UNISA Yogyakarta, Dr. Dewi Rokhanawati, S.SiT., M.PH, dalam sambutanya memberikan pesan mendalam kepada para calon Ners. Dewi berpesan agar para mahasiswa dapat memanfaatkan ilmu yang telah diperolehnya secara maksimal di lahan praktik. Lebih dari itu, Dewi juga berharap para calon Ners ini dapat membuktikan kualitas pendidikan yang mereka terima di UNISA Yogyakarta.

“Saya menyampaikan pesan kepada seluruh calon Ners, manfaatkanlah ilmu yang telah kalian peroleh ini sebaik mungkin di tempat praktik nanti. Tunjukkan kalian adalah mahasiswa UNISA yang kompeten dan berintegritas,” tegas Dewi.

“Mohon nanti kalian tetap harus menjaga fisik dan psikis selama praktik. Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan pembimbing lahan jika mengatasi kendala atau masalah di lapangan. Kami berharap, melalui komunikasi yang baik, setiap permasalahan dapat segera dicarikan solusi yang tepat,” imbuhnya.

Acara Janji Pra Ners ini merupakan bagian penting dalam rangkaian pendidikan profesi Ners di FIKes UNISA Yogyakarta. Melalui janji ini, diharapkan para calon perawat semakin termotivasi untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh dedikasi dan profesionalisme, serta memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat.

Mahasiswa non muslim 1

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya sebagai institusi pendidikan tinggi yang inklusif, humanis, dan terbuka terhadap keberagaman. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Project Al-Ma’un, mahasiswa Program Studi Profesi Fisioterapis UNISA Yogyakarta, yang merupakan mahasiswa non-Muslim atas nama Mieke Paulina Ivana Dimu, melaksanakan penyuluhan kesehatan di Masjid Jami Muhammadiyah Ar Rahmah, Sumba Barat, Minggu (13/4/2025).

Kegiatan ini mengangkat tema penyuluhan mengenai Nyeri Punggung Bawah, keluhan kesehatan yang kerap dialami masyarakat luas. Warga mendapatkan edukasi seputar penyebab, pencegahan, hingga latihan peregangan sederhana yang dapat dilakukan mandiri. Selain itu, kegiatan juga disertai sesi tanya jawab dan demonstrasi langsung oleh mahasiswa.

Keikutsertaan Mieke, mahasiswa non-Muslim asal Nusa Tenggara Timur, menjadi wujud nyata bahwa UNISA Yogyakarta tidak hanya menerima, tetapi juga memfasilitasi dan mendukung penuh mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, suku, dan budaya. “Saya merasa sangat diterima di UNISA, baik oleh teman-teman maupun dosen. Saya tidak pernah merasa dikucilkan atau berbeda. Justru saya merasa berkembang dan bisa belajar banyak tentang toleransi, empati, dan kolaborasi lintas iman,” ujar Mieke.

Mieke juga menambahkan bahwa lingkungan kampus UNISA Yogyakarta sangat nyaman dan mendukung mahasiswa non-Muslim untuk beradaptasi, baik dalam kegiatan akademik maupun sosial kemasyarakatan. Menurutnya, keterlibatannya dalam kegiatan yang berlangsung di masjid ini menjadi bukti bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk melayani dan berkontribusi di tengah masyarakat.

“Saya berharap UNISA Yogyakarta terus memperkuat nilai inklusifitasnya dan menjadi teladan bahwa kampus Islam bisa menjadi rumah belajar yang hangat bagi siapa pun,” ucap Mieke.

Ketua Program Studi Sarjana dan Profesi Fisioterapi UNISA Yogyakarta, Hilmi Zadah Faidullah, M.Sc., PhD (PT) menyatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang praktik keilmuan, tetapi juga ruang pembelajaran karakter dan nilai. “Keterlibatan mahasiswa seperti Mieke menunjukkan bahwa inklusifitas bukan sekadar slogan di UNISA Yogyakarta, tetapi menjadi nilai yang dihidupkan dan diwujudkan dalam setiap aspek pendidikan,” jelasnya.

Masjid Jami Muhammadiyah Ar Rahmah, sebagai lokasi kegiatan, menyambut baik kehadiran mahasiswa. Jamaah dan tokoh masyarakat setempat, menyampaikan apresiasinya. Mereka bangga menjadi bagian dari kegiatan ini. Semangat membantu dan mengedukasi warga tanpa melihat latar belakang keyakinan adalah cerminan nilai-nilai luhur bangsa.

Melalui Project Al-Ma’un, UNISA Yogyakarta tidak hanya menanamkan nilai profesionalisme kepada mahasiswanya, tetapi juga menegaskan peran penting perguruan tinggi dalam membangun jembatan toleransi dan kemanusiaan. Kehadiran mahasiswa dari berbagai latar belakang yang bisa bersatu dalam misi sosial membuktikan bahwa nilai inklusifitas di UNISA Yogyakarta tidak hanya kuat, tapi juga mengakar dan nyata terasa oleh seluruh sivitas akademika.

Logo milad

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menunjukkan komitmennya dalam menjaga mutu dan berkontribusi pada bangsa dengan meluncurkan logo peringatan hari jadinya yang ke-34. Acara peluncuran logo bertema “Merawat Keunggulan, Memberdayakan Bangsa” ini digelar dalam acara syawalan yang dihadiri oleh seluruh jajaran pegawai dan pimpinan UNISA Yogyakarta di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan pada Rabu (9/4).

Logo Milad ke-34 UNISA Yogyakarta ini sarat akan makna filosofis. Setiap elemen dalam logo tersebut merepresentasikan nilai-nilai utama universitas, yakni Keberdayaan, Unggul, Kolaborasi, Kesinambungan, serta Kontribusi nyata bagi masyarakat dan negara.

Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp, M.Kep., Sp.Mat., dalam sambutannya saat meluncurkan logo secara langsung, menyampaikan bahwa logo ini bukan sekadar simbol. Lebih dari itu, logo ini adalah representasi landasan kuat yang akan semakin menyatukan hati seluruh civitas akademika UNISA Yogyakarta dan mempererat kolaborasi di lingkungan kampus.

“Sebagai institusi pendidikan tinggi, UNISA Yogyakarta memiliki tanggung jawab yang besar untuk melahirkan generasi-generasi unggul. Generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual yang mumpuni, tetapi juga berbekal integritas moral yang tinggi serta memiliki kepedulian sosial yang mendalam,” tegas Warsiti.

Acara syawalan sekaligus peluncuran logo ini menjadi momentum penting bagi UNISA Yogyakarta untuk merefleksikan perjalanan panjangnya selama 34 tahun dan memantapkan langkah ke depan dalam mewujudkan visi dan misinya sebagai universitas yang unggul dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Semangat kebersamaan dan optimisme terpancar dari seluruh peserta acara, menandakan komitmen yang kuat untuk terus “Merawat Keunggulan, Memberdayakan Bangsa”.

Studi tiru 1

Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO), Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong memuji lompatan yang dilakukan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta selama ini. UNISA Yogyakarta dinilai tumbuh cepat beberapa waktu terakhir.

“Lompatan-lompatan UNISA Yogyakarta jauh cepat dibanding dengan Perguruan Tinggi yang baru lainnya. Saya itu pertama datang baru ada gedung ini (satu gedung). Kunjungan kedua sudah ramai. Ketiga ini sudah ada masjid yang megah,” ujar Kadim, saat Studi Tiru ke UNISA Yogyakarta, Jumat (11/4/2025).

Kadim mengapresiasi perjuangan UNISA Yogyakarta selama ini. Menurutnya capaian ini tidak lepas dari peran Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat., dan seluruh jajarannya.

Kadim juga menjelaskan kunjungannya kali ini selain untuk menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) juga untuk melakukan studi tiru terkait rencana pembukaan prodi baru Teknologi Laboratorium Medis dan Keperawatan Anestesi.

“UNISA Yogyakarta ini Alhamdulillah perkembangan sangat cepat, bagus, sehingga kami mengajak rekan Fikes Universitas Muhammadiyah Gorontalo (studi tiru). Mudah-mudahan kerja sama ini lebih memperkuat juga Universitas Muhammadiyah Gorontalo,” ungkap Kadim.

Dari hasil diskusi dengan Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat. dan jajarannya, Kadim mengaku banyak hal diperoleh. “Alhamdulillah banyak (yang diperoleh dari hasil diskusi). Kami dibantu SDM, kami banyak diskusi terkait dengan pengembangan kampus,” ucapnya.

Warsiti menyambut baik kunjungan dari UMGO. Ia berharap silaturahmi ini akan berkelanjutan dan memberi manfaat. Menurutnya capaian UNISA Yogyakarta saat ini tidak lepas dari peran semua pihak, keluarga besar di UNISA Yogyakarta. “Teman-teman lari luar biasa, saya ikut mendorong. Jumlah mahasiswa saat ini sudah hampir 9.000,” ujar Warsiti.

Warsiti menyebut Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UNISA Yogyakarta memang menjadi salah satu unggulan yang dimiliki. Ia juga menyambut baik studi tiru terutama untuk mengembangkan Fakultas Ilmu Kesehatan di UMGO. “Kita akan mensupport apa yang dibutuhkan, termasuk SDM,” ungkap Warsiti.

Ucap janji 1

Sebanyak 198 mahasiswa Program studi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mengikuti ucap janji magang mahasiswa di Hall Baroroh Baried kampus terpadu UNISA Yogyakarta, Sabtu (12/04/2025). Magang menjadi langkah awal kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UNISA Yogyakarta, Dr. Dewi Rokhanawati, M.PH, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan ucap janji magang ini menjadi langkah awal mahasiswa menyiapkan diri untuk bertemu secara langsung dengan pasien dan lingkungan yang berbeda. “Tentunya kami bersyukur karena seluruh prodi di Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) sudah berakreditasi unggul, termasuk salah satunya prodi TLM,” ungkap Dewi.

Ia juga menegaskan bahwa akreditasi unggul ini bukan semata-mata kata-kata unggul, tentunya harus dibarengi di praktek-praktek di lapangan dan mampu beradaptasi di lingkungan sekitar dengan memberikan manfaat yang baik. “Sehingga mahasiswa TLM ini sendiri juga nanti di dalam rangkaian proses nanti menjalani kegiatan praktik di lapangan juga membawa predikat unggul,” ucapnya.

Selain itu, Dewi juga berpesan keberhasilan mahasiswa menjadi seorang ahli tentunya harus terus berproses dan berkomitmen. “Manfaatkan kesempatan magang nantinya dengan sebaik mungkin, jika tidak tahu lebih baik bertanya dan tidak lupa untuk menikmati proses,” ungkapnya.

Disatu sisi, Ketua DPW (Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI) DIY, Joko Budiono, S.St mengapresiasi UNISA Yogyakarta semakin dipercaya oleh orangtua mahasiswa sebagai tempat belajar dan proses. “Mengucapkan janji yang teman-teman ucapkan harus menjadi komitmen serius saat di lapangan nanti, tentunya kesempatan ini sangat bagus untuk mengimplementasikan ilmu yang sudah diterima selama belajar di kampus,” ungkapnya.

Joko juga menyampaikan bahwa akan ada pengalaman baru yang akan diterima saat dilapangan nanti, mulai dari sistem pelayanan yang berbeda-beda, prosedur kerja. “Saya meyakini mahasiswa TLM UNISA Yogyakarta mampu sebagai ahli yang professional, kompeten, beretika, mampu manajerial dan kepemimpinan, sehingga mampu menjaga nama baik orang tua, kampus dan dosen,” pungkasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh civitas akademika UNISA Yogyakarta, DPW ILMATEKI DIY, Rumah Sakit dan puskesmas yang akan menjadi tempat magang 198 mahasiswa TLM UNISA Yogyakarta.