Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, S.E., menyatakan kesediaannya untuk hadir dan memberikan keynote speech dalam acara Stakeholders GatheringUniversitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang akan digelar dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan dalam audiensi antara jajaran UNISA Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman di Kantor Wakil Bupati Sleman, Selasa (8/7).
Audiensi tersebut menjadi ruang diskusi antara UNISA Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam memperkuat kolaborasi, khususnya terkait program Sleman Pintar Plus-Plus yang telah berjalan. Program ini bertujuan untuk pengentasan kemiskinan melalui pendidikan tinggi dengan target “satu keluarga, satu sarjana” sekaligus memberikan bekal keterampilan dan kompetensi kerja bagi penerima beasiswa.
Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional UNISA Yogyakarta, Dr. Ali Imron, M. Fis., dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa UNISA Yogyakarta sangat berkomitmen untuk melaksanakan program-program yang relevan dan berdampak langsung bagi masyarakat Sleman. Salah satu wujud nyatanya adalah dengan mendukung program Sleman Pintar Plus-Plus dan mengintegrasikannya ke dalam kegiatan tahunan UNISA, yaitu Stakeholder Gathering, yang rencananya akan menghadirkan lebih dari 100 mitra lembaga dan instansi.
“Melalui acara ini, kami ingin mempertemukan mitra-mitra UNISA Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten Sleman agar bersama-sama dapat menyerap lulusan UNISA Yogyakarta, khususnya para penerima beasiswa Sleman Pintar. Kami sangat berharap kehadiran Pak Wakil Bupati untuk memberikan penguatan melalui keynote speech,” ujar Dr. Ali Imron.
Wakil Bupati Sleman menyambut baik inisiatif UNISA dan menekankan pentingnya pendampingan mahasiswa penerima beasiswa, tidak hanya selama masa kuliah, tetapi juga pasca kelulusan.
“Program ini bukan hanya sekadar menguliahkan, tetapi juga harus mampu menciptakan kemandirian dan membuka akses terhadap dunia kerja. Kami berharap UNISA bisa membantu mengarahkan dan mencarikan peluang kerja bagi para lulusan, terutama yang berasal dari keluarga penerima manfaat,” ungkap Danang Maharsa.
Dalam audiensi tersebut, UNISA Yogyakarta juga memperkenalkan program magang profesional serta U- ACE (Unisa-Abroad Career Empowerment) membina mahasiswa sejak semester tiga untuk siap bersaing di dunia kerja, termasuk peluang kerja ke luar negeri. Unit ini menjadi salah satu bentuk komitmen UNISA dalam menyiapkan lulusan yang berdaya saing tinggi.
UNISA berharap sinergi ini akan terus berlanjut demi terwujudnya masyarakat Sleman yang cerdas, mandiri, dan sejahtera melalui kolaborasi yang berkelanjutan di bidang pendidikan.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta tak hanya berkutat di kampus. Lewat praktik kerja lapangan (PKL) Stase Asuhan Kebidanan Komunitas, angkatan VII berinovasi merintis Posyandu Remaja pertama di Padukuhan Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Peresmian Posyandu yang diberi nama ‘Edelweis’ ini digelar meriah pada Ahad, 6 Juli 2025, di Gedung Serbaguna Padukuhan Ngebel.
Inisiasi ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan kajian door-to-door oleh mahasiswa, dari 189 remaja di Ngebel, banyak yang terdeteksi memiliki masalah kesehatan reproduksi. Mulai dari siklus menstruasi terganggu, dismenore, hingga masalah gizi remaja. Data ini menjadi pemicu utama bagi para calon bidan UNISA untuk turun tangan.
Kegiatan penting ini dihadiri oleh mahasiswa profesi bidan UNISA, Dukuh Ngebel Heri Muryanto S.T., Ketua Karang Taruna, serta dua dosen pembimbing komunitas yang ahli di bidangnya, Dr. Ismarwati, S.K.M., S.ST., MPH. dan Dr. Dhesi Ari Astuti, S.SiT., M.Kes.
Nama “Edelweis” dipilih dengan makna mendalam. Seperti bunga edelweis yang melambangkan keabadian, cinta, ketahanan, dan keberanian, Posyandu ini diharapkan dapat terus eksis dan menaungi remaja-remaja kuat, tangguh, serta bersemangat juang tinggi di Ngebel.
Dukuh Ngebel, Heri Muryanto S.T., memberikan dukungan penuh. Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada UNISA Yogyakarta, khususnya mahasiswa profesi bidan, atas inisiasi ini. “Semoga Posyandu Remaja ini dapat terus berkesinambungan dan sesuai harapan bersama,” tuturnya, memotivasi remaja Padukuhan Ngebel.
Senada, Ismarwati, yang mewakili Kaprodi Profesi Bidan UNISA, secara resmi membuka acara. Ia mengungkapkan kebanggaannya, berharap perintisan Posyandu Remaja Edelweis ini membawa kebermanfaatan nyata bagi para remaja Padukuhan Ngebel.
Setelah sambutan, kegiatan berlanjut dengan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan remaja. Langkah promotif preventif ini diharapkan menjadi awal yang baik bagi Posyandu Remaja Padukuhan Ngebel untuk terus terstruktur dan lebih baik ke depannya, demi kesehatan reproduksi remaja yang optimal.
Program Studi Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta ajak 102 mahasiswa semester 2 belajar table manner, di Hotel Grand Rohan Jogja, Sabtu (5/7/2025). Agenda tahunan ini merupakan gong dari mata kuliah Gizi Kuliner, dimana sebelumnya para mahasiswa mempelajari masakan menu Nusantara, Oriental, Timur Tengah dan Kontinental.
Kaprodi Gizi Unisa Yogyakarta, Agung Nugroho, AMG., MPH., menjelaskan bahwa para mahasiswa telah belajar secara teori, harapannya dengan table manner para mahasiswa dalam dunia kerja nanti telah paham terkait tata cara formal skala internasional.
Agung juga memberikan pesan untuk para mahasiswa agar pelajaran table manner dapat menjadi salah satu bekal kedepannya. “Suatu saat kalian akan mempraktikkan hal seperti ini juga dan bisa mengajarkan kepada yang lain. Semoga hari ini bisa menjadikan tambahan pengetahuan bagi kita semua. Jangan pernah mensia-siakan ilmu yang kalian dapat,” tutup Agung.
Aroma butter yang turut menghiasi ballroom menjadi penggugah mahasiswa untuk ikut ambil andil dalam praktik masak salah satu menu yang akan disajikan. “Seru banget bisa masak bareng chef, diajarin banyak hal, chef-nya juga interaktif jadi enggak grogi,” jelas Najwa mahasiswa Prodi Gizi Unisa Yogyakarta.
Yuni mahasiswa Prodi Gizi Unisa Yogyakarta lainnya yang juga peserta table manner, merasa sangat senang. Kegiatan ini dirasa memberikan pengalaman dan ilmu baru baginya.
Kemajuan Artificial Intelligance (AI) telah berlangsung sangat pesat dan berpengaruh di hampir seluruh sendi kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan penggunaan internet sebagai media komunikasi dan searah dengan kemunculan smartphone dengan berbagai fitur canggih yang terupgrade setiap harinya. Seolah dengan menggenggam smartphone seluruh kebutuhan hidup sehari-hari dapat dipenuhi dengan mudah melalui transaksi online. Hal ini mengakibatkan banyak generasi muda yang tidak dapat lepas dari smartphonenya bahkan sebagian telah mengalami nomophobia (ketakutan jika smartphone jauh dari genggamannya).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi penggunaan internet di Indonesia telah mencapai 79,5% dari total populasi penduduk di Indonesia sebesar 278 ribu jiwa lebih. Dimana penggunanya didominasi oleh kaum milenial sebesar 30,62% dan Gen Z sebesar 34,40%. Platform digital yang sering banyak digunakan adalah media sosial, seperti: Facebook, Instagram, Youtube, dan Tiktok. Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh GWI pada awal tahun 2024 diperoleh data bahwa rata-rata orang Indonesia dalam sehari menggunakan internet selama 7 jam 38 menit dan scrolling media sosial selama 3 jam 11 menit. Penggunaan waktu layar yang hampir separuh hari ini telah membawa dampak positif, yaitu AI membuat kehidupan sehari-hari menjadi mudah. Namun demikian, dampak buruk yang ditimbulkan jauh lebih besar, yaitu munculnya fenomena Brain Rot.
Brain Rot
Secara harfiah Brain rot berarti “pembusukan otak”, namun dalam psikologi modern dan neurosains populer, istilah ini digunakan untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif, perhatian, dan emosi akibat konsumsi konten digital dangkal dan berlebihan, terutama dari media sosial dan video pendek seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Reels (Newport, 2019). Doomscrolling (scrolling tanpa henti) bisa menyebabkan atrofi neuroplastik, yaitu penurunan konektivitas saraf dan kemampuan adaptif otak akibat kurangnya stimulasi bermakna (Turner, 2023).
Hal ini juga berdampak pada kesehatan mental para pengguna media sosial secara berlebihan, yaitu: menurunnya fokus dan konsentrasi, gangguan regulasi emosi, kecanduan digital dan dopamine, menurunnya kemampuan berpikir kritis, serta beresiko mengalami kecemasan dan depresi. Tidak sampai disitu saja, efeknya bukan hanya jangka pendek, melainkan juga berdampak pada jangka panjang. Ditinjau dari aspek biologis, paparan layar berlebih di malam hari diketahui mengganggu kualitas tidur, dan gangguan tidur ini menjadi faktor mediasi yang memperburuk gejala kecemasan dan depresi pada remaja (Lee dkk, 2024). Selain itu, konsumsi konten dangkal dan berulang dapat mengaktifkan sistem saraf otonom secara tidak adaptif, membuat individu terjebak dalam mode fight/flight atau freeze, yang bisa menyebabkan kelelahan mental dan gangguan regulasi emosi (Porges, 2007).
Upaya Pencegahan
Yousef dkk (2025) dalam risetnya memaparkan strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya Brain Rot. Pertama, mengatur waktu layar, yaitu menetapkan batasan seperti mengurangi waktu layar harian dan menghapus aplikasi yang mengganggu atau tidak berguna. Kedua, mengkurasi umpan media, yaitu selektif memilih sumber informasi karena akan berguna untuk melindungi ruang mental mereka supaya tetap sehat dan positif. Ketiga, melakukan aktivitas non digital, seperti: bermain musik, menulis, berpetualang di luar lingkungan, atau melakukan hobi lainnya akan memberikan istirahat yang sangat dibutuhkan dari layar dan juga berfungsi sebagai pelepas stres bagi pikiran dan emosi. Terakhir, membina dukungan sosial dan terlibat dalam kegiatan masyarakat, karena dengan terlibat dalam jejaring sosial yang positif akan membantu mengurangi perasaan terisolasi dan kesepian.
Merujuk pada gagasan AI pertama kali yang dikemukakan oleh John McCarthy (1956), sudah semestinya AI diciptakan oleh manusia untuk membantu manusia supaya dapat menjadi fully function person bukan untuk melemahkan eksistensi manusia. Penggunaan AI yang tepat dan bijaksana akan membawa manusia pada kesejahteraan digital.
Permasalahan sampah rumah tangga kini menjadi sorotan serius, terutama sejak membludaknya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Tak hanya menimbulkan persoalan lingkungan, sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber penyakit, seperti diare, demam berdarah, infeksi kulit, hingga saluran pernapasan. Dalam konteks ini, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi salah satu pendekatan penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
Sebagai bentuk kontribusi nyata, tim pengabdian masyarakat Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), serta bekerja sama dengan Kalurahan Balecatur, dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) menyelenggarakan workshop bertema “Mencapai PHBS melalui Pengelolaan Sampah yang Tepat”. Kegiatan ini digelar di Balai Kalurahan Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman, pada hari Minggu, tanggal 15 Juni 2025 yang diikuti oleh 60 kader perempuan dari PRA dan Tim Penggerak PKK Balecatur.
“Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengelola sampah rumah tangga serta memahami hubungan langsung antara sampah dan ancaman kesehatan keluarga,” ujar Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Unisa Yogyakarta, Indriani, S.KM., M.Sc, Rabu (2/7/2025).
Workshop dibagi ke dalam tiga sesi yaitu sesi pembukaan yang disampaikan oleh ketua PKK Balecatur, Nor Faizah Kaeni, S.S., M.A dan ketua PRA Balecatur, Hj. Suprihatin. Sesi kedua penyampaian materi workshop dan sesi ketiga yaitu praktik pengelolaan sampah. Dalam sesi materi pertama, Indrianimenyampaikan pentingnya penerapanPHBS pada tatanan rumah tangga, khususnya dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan prinsip PHBS, lingkungan rumah yang bersih dan sehat merupakan determinan penting dalam mencegah munculnya berbagai penyakit berbasis lingkungan. “Sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, dan tikus, yang berkontribusi terhadap meningkatnya risiko kejadian diare, demam berdarah dengue (DBD), infeksi kulit, hingga gangguan pernapasan,” kata Indriani.
Lebih lanjut, Indriani menekankan bahwa perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah terutama melalui pemilahan sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya merupakan bagian integral dari strategi promotif dan preventif dalam upaya kesehatan masyarakat. “Melalui pendekatan PHBS, masyarakat diharapkan tidak hanya memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah, tetapi juga memiliki kesadaran dan kemauan untuk menerapkan praktik sehat sebagai bagian dari budaya hidup sehari-hari,” ujarnya.
Sesi berikutnya disampaikan oleh Nor Faizah Kaeni, S.S., M.A., dosen FIKes UNISA Yogyakarta sekaligus Ketua TP PKK Balecatur. Nor Faizah memaparkan berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, mulai dari regulasi nasional seperti Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, hingga kebijakan tingkat lokal. Dalam paparannya, ditekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai wujud pendekatan pentahelix dalam pembangunan, yang melibatkan kader masyarakat, pemerintah kelurahan, organisasi keagamaan, dunia pendidikan, dan masyarakat umum. Sinergi ini dinilai krusial untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi.
Materi dilanjutkan oleh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UMY, Romdzati, S.Kep., Ns., MNS., sekaligus ketua tim pengabdian. Ia menekankan bahwa persoalan sampah sesungguhnya berakar dari perilaku individu di tingkat rumah tangga. Perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah sangat dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap ancaman kesehatan dan manfaat dari tindakan pencegahan. “Oleh karena itu, edukasi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, pengurangan sampah plastik, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang diadaptasi menjadi 3-AH (Cegah, Pilah, Olah) perlu dilakukan secara konsisten dan dimulai dari lingkungan keluarga sebagai agen perubahan utama,” ujar Romdzati.
Sebagai penutup sesi, Yuanita Efhiliana dari komunitas Ayu Jiwa menyampaikan praktik baik pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas. Ia menunjukkan bagaimana ibu-ibu rumah tangga dapat mengolah sampah plastik menjadi ecobrick, dan limbah organik menjadi kompos, sebagai bentuk pengelolaan yang ramah lingkungan sekaligus memiliki nilai ekonomi. Pendekatan ini sejalan dengan konsep community empowerment, di mana masyarakat, khususnya perempuan diberi keterampilan dan akses untuk memanfaatkan limbah menjadi produk yang berguna, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
Lebih dari sekadar solusi lingkungan, pengelolaan sampah rumah tangga juga memiliki potensi ekonomi mikro. Melalui pelatihan ecobrick dan teknik biopori, peserta dibekali keterampilan yang dapat dikembangkan menjadi usaha kecil berbasis lingkungan. “Kader bisa menjadi penggerak bank sampah atau pelatih di lingkungan sekitarnya. Ini bukan hanya perubahan perilaku, tetapi juga pemberdayaan ekonomi,” kata Yuanita.
Sebagai dukungan keberlanjutan, tim UMY turut menghibahkan perangkat biopori kepada seluruh peserta. Dengan alat ini, masing-masing rumah dapat mengolah sampah organik secara mandiri dan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPS. Antusiasme peserta workshop sangat baik, yang didapatkan dari hasil pretest dan posttest serta survei kepuasan peserta. Hasilnya menunjukkan bahwa 92 persen peserta menyatakan sangat puas terhadap pelaksanaan workshop. Romdzati menutup kegiatan dengan harapan besar, “Kita berharap kader bukan hanya menjadi peserta, tapi agen perubahan. Melalui sinergi antara perguruan tinggi dan organisasi masyarakat seperti PRA dan PKK Balecatur, kami berharap terbentuk ekosistem pemberdayaan yang saling menguatkan, sehingga kader dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan produktif,” tutupnya.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/07/pengelolaan-sampah.jpg7761380adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-07-04 11:03:172025-07-04 11:03:22UNISA Yogyakarta dan UMY Kolaborasi Capai PHBS Lingkungan dan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga