DSC00052

Sebanyak 500 orang antuasias mengikuti charity fun bike yang di selenggarakan UNISA Yogyakarta, termasuk anak-anak dan orang tua. Charity Fun Bike tahun ini dengan mengangkat tema “Mengayuh Sepeda Untuk Guruku”, Sabtu (20/07) di halaman kampus terpadu UNISA Yogyakarta.

Salah satu peserta Charity Fun Bike Kamto yang berusia 69 tahun, warga asal semarangan sidokarto godean merasakan bahagia saat mengikuti  kegiatan Charity Fun Bike, sebab ia mampu bertemu dengan teman-teman komunitas peseda lain.

Ia mengungkapkan kegiatan yang diselenggarakan sangat meriah dan sukses, semua fasilitas dan pelayanan terpenuhi dengan baik. “Harga tiket 115.000 sangat sesuai dengan fasilitas yang diberikan kepada kami, kami sangat berterimakasih,” Ungkapnya.

Selain itu, ia juga menceritakan bahwa dirinya terbiasa bersepeda dengan jarak 50-60 km seminggu dua kali, sehingga jarak 20 km yang disediakan  penyelenggara dirasa cukup aman.

“Kalau beruntung bisa dapat doorprize, tapi saya lebih suka bersepeda dan bertemu dengan teman-teman yang lain,” Ungkapnya saat di wawancarai.

Sinta selaku kepala Humas dan Protokoler UNISA Yogyakarta mengungkapkan kegiatan ini memiliki tujuan mulia, yaitu menggalang dana dan dukungan moril untuk para guru dan sekolah yang membutuhkan.

“Kami berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Acara ini diharapkan dapat mendorong semangat kebersamaan dan kepedulian sosial serta mempromosikan gaya hidup sehat melalui kegiatan bersepeda,” Ungkapnya.

Kegiatan ini memiliki tujuan mulia, yaitu menggalang dana dan dukungan moril untuk para guru dan sekolah yang membutuhkan, dengan biaya pendaftaran tadi, 50% akan disumbangkan kepada guru TK `Aisyiyah kriteria tertentu yang ada di D.I Yogyakarta.

Pengabmas Anestesi

SD Muhammadiyah Sokonandi Yogyakarta mengambil langkah besar dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan resiliensi terhadap bencana dengan mengikuti pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan mitigasi bencana. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bekerja sama dengan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat dosen Keperawatan Anestesi.

Peserta pelatihan terdiri dari kepala sekolah, Anis Rofiah, SThI., S.Pd., M.Si., Sopyian, S.Si., M.Pd., serta 30 guru lainnya. Mereka mengikuti serangkaian kegiatan yang meliputi pemaparan materi kesiapsiagaan bencana, pertolongan pertama (pembidaian), BHD, dan evakuasi korban bencana di sekolah.

Budi Santoso, fasilitator SPAB dari MDMC, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan resiliensi di tingkat sekolah dasar.

“Guru diajak untuk mengenali risiko bencana yang ada di sekolah dan meningkatkan pengetahuan mereka dalam melaksanakan pertolongan pertama pada korban. Dengan keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan ini, diharapkan guru dapat mengetahui peran, manfaat, serta tugas atau keberfungsian tim emergency di sekolah,” ujar Budi.

Selain meningkatkan keterampilan evakuasi dan pertolongan pertama, guru-guru juga dilatih untuk membuat penilaian risiko bencana sekolah dan menyusun SOP mitigasi bencana serta evakuasi. Hal ini penting agar guru mengetahui tempat-tempat yang berisiko jika terjadi bencana.

Kegiatan ini diadakan sebagai respon terhadap kondisi SD Muhammadiyah Sokonandi yang belum pernah mendapatkan sosialisasi kebencanaan dan belum memiliki alat kesehatan yang lengkap di ruang UKS, seperti tandu dan alat balut bidai. Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung evakuasi saat terjadi bencana juga masih kurang.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sokonandi menyampaikan rasa terima kasihnya dan berharap kegiatan ini dapat berlanjut. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, dan kami sangat berharap dapat dilanjutkan di masa mendatang,” ungkapnya.

Heri Puspito, S.Kep., Ns., MKM, dan Tri Hapsari Listyaningrum, S.ST, MH, dari tim pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta, juga hadir dalam pendampingan pelatihan Bantuan Hidup Dasar di sekolah ini. Mereka bersama Budi Santoso memastikan pelatihan berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi seluruh peserta.

Dengan pelatihan ini, diharapkan SD Muhammadiyah Sukonandi dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam upaya menciptakan Satuan Pendidikan Aman Bencana, sehingga keselamatan dan keamanan siswa dan seluruh warga sekolah dapat terjamin.

Fisioterapi

Study Club Fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali mengadakan Bimbingan Seru (BIMSER) dengan tema “Discuss The Problem Of Injuries In Athletes With Disabilities”, Minggu (14/07).

Acara yang berlangsung di Hall Bararah Barried Gedung A Siti Bariyah Lantai 4 Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman yaitu Shofwal Jamil, Fisioterapis Indonesia Amputee Football yang juga dosen fisioterapi UNISA Yogyakarta, serta Faris Fadhli Dhomily, Atlet NPC Powerlifting.

Study Club merupakan kegiatan pembelajaran di mana mahasiswa diajarkan materi kuliah yang kurang dipahami untuk dibahas atau diajarkan kembali secara detail. Study Club Fisioterapi Sport adalah kelompok belajar yang dibentuk oleh divisi litbang HIMAFI UNISA Yogyakarta sebagai wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan mengasah keterampilan mahasiswa fisioterapi di UNISA yang memiliki minat dan bakat di bidang fisioterapi olahraga.

Andika, ketua pelaksana kegiatan BIMSER, menyatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa, khususnya mahasiswa Fisioterapi, mengenai cedera yang sering terjadi pada atlet disabilitas serta peran penting fisioterapi dalam penanganannya.

“Target yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah terbentuknya fisioterapi olahraga yang memiliki pengetahuan dan pemahaman baik dalam teori maupun praktik, sehingga dapat meningkatkan keterampilan yang dapat digunakan di perkuliahan maupun di lapangan kerja nantinya,” ungkap Andika.

Ia juga berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa yang mengikutinya dan menambah pengetahuan mereka.

Dalam diskusi tersebut, Shofwal Jamil menegaskan bahwa fisioterapi berperan penting dalam pencegahan cedera olahraga pada atlet, terutama Paralympian. “Tugas fisioterapi adalah menjaga dan memelihara usia produktif atlet dalam mencapai prestasi,” ujarnya.

Senada dengan itu, Faris Fadhli Dhomily juga menekankan pentingnya menjadikan latihan sebagai kebutuhan, bukan sekedar kewajiban.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pengurus Study Club Fisioterapi dan mahasiswa S1 Program Studi Fisioterapi UNISA semester 2, 4, dan 6.

Beasiswa sleman

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (PEMDA) Sleman menggelar kegiatan benchmarking program beasiswa Sleman Pintar di Hall Baroroh Baried. Acara ini diadakan pada hari Selasa (16/07) dan bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan program beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga miskin/rentan miskin dan keluarga peserta PKH yang berkuliah di perguruan tinggi mitra Pemkab Sleman, yakni UNISA Yogyakarta dan Universitas Amikom Yogyakarta.

Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, Rektor UNISA Yogyakarta, menyatakan bahwa Pemda Sleman telah mempercayakan UNISA Yogyakarta selama dua tahun terakhir untuk membantu mengembangkan sumber daya manusia di Kabupaten Sleman.

“Alhamdulillah, mahasiswa yang berasal dari program beasiswa Sleman Pintar, tiga di antaranya berhasil lolos hibah PKM dari Kemendikbudristek,” tutur Warsiti dengan bangga.

Lebih lanjut, Warsiti menjelaskan bahwa Kabupaten Sleman lebih maju dalam inovasi penguatan sumber daya manusia dibandingkan daerah lainnya.

“Kerjasama antara UNISA Yogyakarta dengan Pemda Sleman dalam penguatan sumber daya manusia merupakan bentuk tanggung jawab sosial kita bersama untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di Kabupaten Sleman,” tambahnya.

Drs. Susmiarto, M.M, Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, dalam sambutannya menegaskan bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan prioritas utama Pemda Sleman. Salah satu tujuan utama program ini adalah untuk menurunkan angka kemiskinan di Sleman.

“Program Sleman Pintar yang bekerja sama dengan UNISA dan Amikom merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Susmiarto.

Susmiarto juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam program ini. “Kami berharap kolaborasi ini tetap berlangsung dengan baik agar tujuan untuk menguatkan sumber daya manusia di Sleman dapat tercapai dengan optimal,” tutupnya.

Beasiswa Sleman Pintar: Upaya Bersama Mengentaskan Kemiskinan

Program Beasiswa Sleman Pintar merupakan inisiatif bantuan sosial yang dirancang untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Program ini bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti UNISA Yogyakarta dan Universitas Amikom Yogyakarta untuk memastikan bahwa mahasiswa dari keluarga miskin atau peserta PKH dapat melanjutkan pendidikan tinggi mereka.

Keberhasilan tiga mahasiswa dalam program hibah PKM dari Kemendikbudristek menunjukkan dampak positif dari program beasiswa ini. Dengan inovasi dan kolaborasi yang berkelanjutan, diharapkan program ini dapat terus berkontribusi pada penguatan sumber daya manusia di Kabupaten Sleman dan sekitarnya.

UNISA Yogyakarta: Komitmen Terhadap Pengembangan Sumber Daya Manusia

UNISA Yogyakarta terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui berbagai program dan kerjasama dengan pemerintah daerah. Dengan dukungan Pemda Sleman, UNISA Yogyakarta berperan aktif dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan aksesibilitas kepada mahasiswa dari berbagai latar belakang ekonomi.

Melalui program beasiswa Sleman Pintar, UNISA Yogyakarta tidak hanya membantu meringankan beban finansial mahasiswa tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi angka kemiskinan di Sleman. Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan program serupa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Sewindu

Acara bertema “Safe Journey, Healthy Mind” digelar dalam memperingati milad ke-8 atau sewindu prodi Ilmu Komunikasi Unisa Yogya pada 12 Juli 2024. Tema tersebut merupakan ungkapan akan harapan bahwa perjalanan hidup yang aman dan sehat melalui praktik keselamatan berkendara dan untuk mencapai kesejahteraan mental, tema ini diangkat berdasarkan keprihatinan civitas akademika prodi Ilmu Komunikasi terhadap perilaku berlalu lintas yang cenderung abai pada aspek keselamatan.

Pada acara milad akan digelar screening film karya mahasiswa antara lain, Kala, Ganjil, Words, Harsa, Kegondelan dan Seblak Sampur, film-film tersebut merupakan karya para mahasiswa. Ade Putranto P.W.T, S.I.KOM., M.A., mengatakan “Selain screening film di atas akan ditayangkan film Cahaya Kesederhanaan Pak AR Dalam Kenangan, film ini merupakan film dokumenter tentang kehidupan mantan ketua PP Muhammadiyah tahun 1968 -1990. Film dokumenter Cahaya Kesederhanaan Pak AR diproduksi oleh mahasiswa sebagai bentuk tugas akhir di prodi Ilmu Komunikasi Unisa” ujar Ade Putranto, lebih lanjut Ade Putranto menjelaskan prodi Ilmu Komunikasi juga menyelenggarakan berbagai acara yaitu Praktisi mengajar, Wall of fame alumni greeting, Trip to Jakarta (IDN Times, UHAMKA, RS Cempaka Putih Jakarta), Loka karya kurikulum OBE Prodi ilmu komunikasi, ICT sharing session “The journey beyond boundaries and cross-major advent”.

Semua itu sebagai manifestasi mewujudkan visi prodi Ilmu Komunikasi Unisa yaitu Menjadi program studi Ilmu Komunikasi pilihan dan unggul dalam bidang komunikasi sosial dan kesehatan berdasarkan pada nilai-nilai Islam Berkemajuan. Pada puncak acara selain screening film diadakan acara; Guyub rukun komunitas prodi Ilmu Komunikasi tumpengan dan makan bersama sebagai ungkapan syukur prodi telah mencapai usia sewindu dan telah meraih berbagai prestasi.